You are on page 1of 21

PROF. DR. IR. SULISTIJONO, DEA T.

Material&MetalurgiFTIITS
ssulistijono@mat-eng.its.ac.id

DESAIN SISTEM PROTEKSI KATODIK ARUS PAKSA


(ICCP) UNTUK PIPA AIR DIDALAM TANAH
Tulisan ini akan membahas tentang dasar perencanaan teknis rancang bangun sistem proteksi
katodik arus paksa untuk jaringan pipa air. Jaringan pipa yang hendak diproteksi merupakan pipa tunggal
berdiameter 28 inchi dengan panjang keseluruhan 54.9 km. Sebagian dari panjang pipa tersebut ditanam
dalam tanah sedangkan sisanya ditempatkan di atas permukaan tanah. Sesuai dengan tujuan perencanaan
sistem proteksi katodik, hanya panjang pipa yang ditanam dalam tanah yang hendak dilindungi dari
kerusakan akibat korosi. Berdasarkan gambar perencanaan jaringan pipa, panjang pipa dalam tanah
kurang lebih 29.676 km. Sistem proteksi katodik yang hendak diaplikasikan adalah metode arus paksa
(impressed current cathodic protection).

4.1 Pengumpulan Data


Kriteria desain
Umur desain : 20 tahun
Faktor keamanan untuk arus perlindungan : 25 %
Tingkat proteksi (instant off) terhadap elektrode referens Cu/CuSO4
Limit positif : -950 mV
Limit negatif : -1200 mV

Standar perancangan
Desain sistem proteksi katodik arus paksa mengikuti standar :
a) ISO 15589-1:2003 Petroleum and Natural Gas Industries Cathodic Protection Of Pipeline
Transporatation Systems. Part 1 : On-land Pipelines.
b) NACE Standards :
- NACE Standard RP-0169-2002 Control Of External Corrosion Of Underground or Submerged
Metallic Piping System,
- NACE Standard RP-0572-2001 Design, Installation, Operation, and Maintanance of Impressed
Current Deep Groundbeds,
- NACE Standard RP-0286-97 Electrical Isolation Of Cathodically Protected Pipelines
- A.W. Peabody, Control of Pipeline Corrosion, NACE International The Corrosion Society
c) BS 7361 Part 1 Cathodic Protection. Part 1 : Code Of Practice For Marine and Land Application.

Data Struktur yang akan Diproteksi


Material pipa : Baja karbon rendah
Pipe specification : Spiral pipe welding
API 5L Grade B
Panjang pipa keseluruhan : 54.9 km = 54,000 m
Panjang pipa dalam tanah : 29.676 km = 29,676 m
Diameter luar : 28 inchi = 0.7112 m
Tahanan jenis baja : 2.2 x 10-7 Ohm-m
Tebal dinding : 0.00635 m
Kedalaman pipa dari permukaan tanah : 1.5 m

Tabel 4.1 Komposisi Kimia Baja API 5L Grade B


C Mn P S Ti V Ni
(max) (max) (max) (max) (max) (max) (max)

0.22 % 1.20 % 0.025 % 0.015 % 0.04 % 0.15 % 0.15 %

Sumber : Specification for Line Pipe American Petroleum


Institute, 2004

1
PROF. DR. IR. SULISTIJONO, DEA T.Material&MetalurgiFTIITS
ssulistijono@mat-eng.its.ac.id

Data Lapis Lindung


Material lapis lindung : Densopol 60 HT, Densoclad 50,
coaltar enamel
Coating spesification : Hot-Applied Coating of Coaltar
Enamel
Temperatur kerja : 25C
Tingkat kerusakan : 5 % per tahun

Gambar 4.1 Proses pelapisan coaltar enamel

Metode utama untuk mengurangi korosi pada pipa bawah tanah adalah penggunaan lapis lindung
(coating) dan instalasi sistem proteksi katodik. Kombinasi terbaik antara lapis lindung berkualitas dan
proteksi katodik mengurangi biaya perlindungan pipa.Coaltar enamel merupakan salah satu jenis lapis
lindung anorganik yang digunakan sebagai sarana proteksi terhadap korosi pada bagian luar pipa bawah
tanah serta macam-macam struktur baja dan beton. Lapis lindung ini dihasilkan dari proses pemasakan
batu bara. Pada proses pemanasan hingga temperatur 1100C, batu bara akan terurai menjadi kokas dan
gas. Hasil kondensasi dari gas itulah disebut coaltar, yang memiliki kandungan karbon rendah.
Coaltar memiliki sifat yang keras, tangguh, dan tahan terhadap abrasi sehingga mampu
digunakan selama lebih dari delapan puluh tahun. Selain tahan terhadap cathodic disbondment dan
lingkungan asam juga memiliki adhesi yang baik terhadap baja. Kali pertama diaplikasikan, perlindungan
terbesar diberikan oleh coaltar enamel sedangkan arus proteksi katodik menyediakan perlindungan
terhadap cacat atau kerusakan yang ada pada lapis lindung. Sejalan dengan perkembangan waktu, coaltar
enamel akan mengalami penurunan kualitas secara kimia dan mekanis. Oleh sebab itu terjadi peningkatan
baik jumlah cacat maupun arus yang diperlukan untuk melindungi luasan kecil dari pipa baja yang
terekspos. Tingkat kerusakan tergantung kualitas lapis lindung dan kondisi lingkungan, yang dinyatakan
dalam per sen per tahun. Pipa ini memiliki tingkat kerusakan lapis lindung sebesar lima per sen per tahun,
maka jangka waktu proteksi yang mampu diberikan oleh coaltar enamel paling lama bertahan selama dua
puluh tahun. Setelah melewati ambang waktu tersebut, permukaan pipa merupakan struktur yang
telanjang tanpa lapis lindung. Artinya, sistem proteksi yang terpasang harus memiliki cadangan cukup
untuk meyediakan arus ekstra. Sistem proteksi katodik arus paksa mampu mengakomodasi kebutuhan ini.
Tegangan keluaran dari transformer rectifier dapat dinaikkan untuk menyediakan arus yang diperlukan.
Kelemahan coaltar enamel adalah rentan terhadap sinar ultraviolet sehingga tidak cocok dijadikan
pelindung korosi untuk lingkungan terbuka. Pada pipa ini pengunaannya dikombinasikan dengan
protective wrappers Densopol 60 HT dan Densoclad 50. Disamping itu, proses produksi coaltar enamel
menghasilkan asap dengan berat jenis tinggi yang mengancam kesehatan lingkungan. Oleh karena itu
penggunaannya di masa depan diharapkan tidak meningkat, seiring dengan semakin diterimanya Fusion-
Bonded Epoxy (FBE), extruded polyolefin dan jenis lapis lindung yang lain.
Pada gambar di atas ditunjukkan proses pelapisan coaltar dengan pemanasan awal mencapai
temperatur 175 245C sehingga coaltar bersifat viskos.

2
PROF. DR. IR. SULISTIJONO, DEA T.Material&MetalurgiFTIITS
ssulistijono@mat-eng.its.ac.id

4.1.5 Data tanah


Survei tahanan jenis tanah merupakan langkah awal sebelum memasuki tahap rancang bangun
sistem proteksi katodik. Pengukuran yang konvensional dijalankan menggunakan suatu sumber arus,
misalnya baterai, instrumen DC ammeter, dan voltmeter. Akan tetapi, sejak tahun 1981 tersedia instrumen
khusus untuk mempersingkat waktu pengukuran dengan cara yang lebih nyaman. Pada pelaksanaan di
lapangan digunakan soil resistance meter seperti yang ditunjukkan gambar 3.1. Nilai tahanan yang
terukur dalam satuan Ohm, dapat langsung dibaca pada jarum penunjuk di layar. Instrumen ini dapat
mengukur nilai tahanan antara 0.01 Ohm sampai 11 x 105 Ohm tergantung skala pengali yang dipilih.
Prinsip kerja alat ini adalah memberikan suplai arus AC pada pin-pin terluar dan secara simultan
mengukur penurunan tegangan di antara pin-pin bagian dalam akibat timbulnya tahanan pada elektrolit.
Arus bolak-balik (AC) digunakan untuk mengurangi pengaruh arus liar (stray current) serta mengatasi
masalah polarisasi yang timbul pada pin-pin baja (apabila pengukuran menggunakan arus searah).
Survei tahanan jenis tanah dilaksanakan sesuai standar ASTM G 57-78 atau IEEE Standard 81
yang dikenal sebagai Wenner Four-Pins Method pada akhir Desember 2006 di dua lokasi yaitu Unit
Booster Pump, Lamongan (untuk SR 01 dan SR 02) dan lingkungan pabrik PT. Petrokimia Gresik (untuk
SR 03). Dibanding metode Two-Terminals, metode Wenner mampu mengukur sejumlah besar sample
tanah dengan tingkat lapisan tanah makin dalam.
Adapun tujuan pelaksanaan survei resistivitas tanah ini adalah :
a. Menentukan nilai tahanan jenis tanah pada lokasi pemasangan anoda groundbed sehingga dapat
diperoleh total hambatan serendah mungkin,
b. Menentukan besar densitas arus yang diperlukan pada perhitungan total arus proteksi.
Proses pengukuran mensyaratkan lokasi survei berupa tanah datar yang cukup lapang. Pada tiap
lokasi dilakukan tiga kali pengukuran dengan variasi jarak antar pin 5 feet ( 1.5 meter); 10 feet (
3meter); 20 feet ( 6 meter). Jarak lokasi pengukuran satu dengan yang lain minimal terpisah sejauh 50
feet (15.24 meter).

Nilai tahanan jenis dihitung sesuai rumus berikut :


= 2..a.R

dengan:
= tahanan jenis tanah (Ohm-cm)
a = jarak antar pin (cm)
R = hambatan yang terukur (Ohm)
= 3.14159

Hasil pengukuran dipaparkan pada tabel di bawah ini :

Pengukuran Tahanan Jenis Tanah Metode Wenner


Lokasi Jarak Tahanan Tahanan Kondisi
Tes Antar Pin (ohm) Jenis Keadaan
(meter) Tanah Tanah
(ohm-cm)
1.5 0.713 672.125 Tanah liat
SR 01 3 0.242 455.938 Coklat
6 0.062 235.047 Berumput dan
lembab
1.5 0.674 635.700 Tanah liat
SR 02 3 0.219 412.805 Coklat
6 0.068 256.354 Berumput dan
lembab
1.5 0.339 319.909 Tanah liat
SR 03 3 0.104 196.152 Coklat
6 0.035 132.410 kekuningan
Lembab

3
PROF. DR. IR. SULISTIJONO, DEA T.Material&MetalurgiFTIITS
ssulistijono@mat-eng.its.ac.id

Metode analisa di atas kurang sempurna, karena lapisan tanah mempunyai ketebalan yang
berbeda-beda, sehingga total konduktifitas tanah di bawah berbeda dibandingkan dengan konduktifitas
tanah pada permukaan. Hal ini dapat dikoreksi dengan metode Barnes :

Tahanan Jenis Tanah Metode Barnes

Kemudian pada tiap lokasi pengukuran, dihitung harga rata-rata tahanan jenis tanah menggunakan rumus
:

a.SRa + b.SRb + c.SRc


rata-rata = banyak pengukuran

dengan :
rata-rata = tahanan jenis tanah rata-rata (Ohm-cm)
a = faktor empiris pengukuran pertama
b = faktor empiris pengukuran kedua
c = faktor empiris pengukuran ketiga
SRa = tahanan jenis tanah pengukuran pertama (Ohm-cm)
SRb = tahanan jenis tanah pengukuran kedua (Ohm-cm)
SRc = tahanan jenis tanah pengukuran ketiga (Ohm-cm)

Hasil perhitungan di atas ditabulasikan dalam bentuk berikut ini :

Tahanan Jenis Tanah Rata-rata


Lokasi Tes Spasi Pin Faktor Empiris Tahanan Jenis Tanah Tahanan Jenis Tanah
(m) Barnes (Ohm-cm) Rata-rata (Ohm-cm)
1.5 942.5 672.125
SR 01 3 1885 344.641 997.842
6 3769.9 158.569
1.5 942.5 635.700
SR 02 3 1885 304.975 994.952
6 3769.9 186.064
1.5 942.5 319.909
SR 03 3 1885 141.439 501.388
6 3769.9 99.937

Hasil survei di atas mengindikasikan terjadinya penurunan tahanan jenis tanah di area Lamongan
dan Gresik terhadap pertambahan jarak antar pin. Dengan demikian, pada lapisan tanah yang semakin
dalam aktifitas korosi semakin meningkat. Korosi merupakan suatu fenomena elektrokimia, maka tahanan

4
PROF. DR. IR. SULISTIJONO, DEA T.Material&MetalurgiFTIITS
ssulistijono@mat-eng.its.ac.id

jenis tanah yang rendah menghasilkan tahanan sirkuit yang rendah pula sehingga sel korosi mampu
menghantarkan aliran arus korosi lebih mudah, akibatnya laju korosi dipercepat.
Akan tetapi, tahanan jenis tanah merupakan faktor kunci dalam menentukan lokasi instalasi
anoda groundbed. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh nilai tahanan total serendah mungkin agar
arus keluaran dari anoda memerlukan sedikit daya. Semakin besar tahanan jenis tanah menunjukkan
bahwa tahanan total yang dihasilkan juga bertambah tinggi, dengan demikian nilai tegangan dorong untuk
mengatasi sel korosi semakin bertambah besar. Meningkatnya kapasitas tegangan dari transformer
rectifier bermakna meningkatnya biaya operasional.
Di seluruh dunia, tahanan jenis tanah bervariasi terhadap perubahan musim tak terkecuali di
Lamongan dan Gresik. Tahanan jenis tanah banyak ditentukan oleh kandungan elektrolitnya, yang terdiri
atas kelembaban, mineral dan garam-garam terlarut, serta temperatur. Oleh karena tahanan jenis tanah
terkait secara langsung dengan kandungan uap air dan temperatur, masuk akal untuk mengasumsikan
terjadinya variasi hambatan sistem pentanahan (grounding) terhadap perubahan musim dalam satu
tahunnya. Agar sistem pentanahan berjalan efektif sepanjang waktu, sebaiknya konstruksi anoda
groundbed dilakukan hingga kedalaman tertentu di bawah permukan tanah, sebab kandungan uap dan
temperatur menjadi lebih stabil pada tanah yang lebih dalam.
Dari data tahanan jenis tanah yang diperoleh pada lokasi pemasangan groundbed, juga dapat
ditentukan nilai densitas arus yang diperlukan untuk melindungi pipa yang terpendam dalam tanah.
Secara umum, range tahanan jenis tanah yang dapat diterima berkisar pada nilai minimal 10 Ohm-cm dan
maksimal 500.000 Ohm-cm.
997.842 +994.952
rata-rata Lamongan = = 996.397 Ohm-cm
2

rata-rata Gresik = 501.388 Ohm-cm

Menurut tabel 2.4 yang bersumber dari British Standard 7361, kedua nilai tahanan jenis tanah di
atas mengindikasikan tipe tanah sangat korosif dengan densitas arus yang diperlukan untuk melindungi
pipa sebesar 20 mA/m2
Pada bab-bab berikutnya dapat diketahui densitas arus merupakan parameter perancangan yang
fundamental terhadap perhitungan selanjutnya, terutama berpengaruh pada jumlah anoda yang
dibutuhkan, panjang dan diameter kolom backfill.

Luas permukaan yang diproteksi


Pada pipa yang terpendam dalam tanah, luas permukaan yang hendak dilindungi adalah luas permukaan
pipa yang kontak langsung dengan tanah. Perhitungan luas permukaan luar dapat diperoleh dengan
melibatkan diameter luar dan keseluruhan panjang pipa yang dipendam yaitu sepanjang 29,676 meter
menggunakan rumus berikut :

SA = x OD x L... (3.1)

Dengan : OD = diameter luar pipa (m)


L = panjang pipa (m)
= 3.14159
SA = luas permukaan yang diproteksi (m)

Luas permukaan yang dilindungi adalah :


SA = x 0.7112 x 29,67
= 66,305.107 m

5
PROF. DR. IR. SULISTIJONO, DEA T.Material&MetalurgiFTIITS
ssulistijono@mat-eng.its.ac.id

Kebutuhan arus proteksi


Arus perlindungan total yang diperlukan untuk melindungi pipa dihitung sesuai rumus berikut:

I = SA x CD x CB x (1 + SF1)
1000 ... (3.2)

Dengan : It = total arus yang diperlukan untuk melindungi pipa


(A)
SA = luas permukaan yang diproteksi (m)
CD = densitas arus pada temperatur kerja (mA/m)
CB = tingkat kerusakan lapis lindung
SF1 = faktor keamanan yang diijinkan untuk arus
perlindungan

66,305.107 x 20x 0.1 x (1+0.25) = 165.763 A


It =
1000

Dalam sistem proteksi katodik arus paksa, densitas arus merupakan fungsi dari nilai tahanan jenis
tanah rata-rata hasil pengukuran. Nilai tersebut disesuaikan dengan tingkat kekorosifan tanah yang dilalui
pipa. Tipe tanah ini selanjutnya menentukan densitas arus yang dibutuhkan untuk mempolarisasikan pipa
pada suatu nilai potensial perlindungan. Nilai ini dapat dilihat pada tabel 2.4 Hubungan Tahanan Jenis
Tanah dengan Korosifitas.
Faktor keamanan turut dilibatkan dalam perhitungan untuk memberikan penyesuaian terhadap
penambahan luas permukaan karena adanya suaian (fitting), lengkungan (bending) dan lain sebagainya.
Dalam perencanaan, lapis lindung diasumsikan mengalami penurunan kualitas selama masa
pakainya. Pada kasus ini, tingkat kerusakannya lima per sen per tahun. Dihitung dua tahun setelah
instalasi sistem proteksi katodik terdahulu, maka nilai kerusakan atau kemunduran kualitas dari lapis
lindung diasumsikan sebesar sepuluh per sen.

4.2.3 Pengecekan kebutuhan arus


Pada aplikasi proteksi katodik, pengaruh potensial pipa terhadap tanah yang paling besar dapat
dijumpai pada drainage point. Pengaruh ini akan semakin menurun atau melemah apabila terjadi
pertambahan jarak dari drainage point. Dengan demikian potensial pipa dari tempat pemasangan rectifier
menuju titik tengah pipa akan semakin membesar. Konstanta attenuasi digunakan untuk menentukan
panjang maksimal pipa yang dapat dilindungi akibat posisi penempatan transformer rectifier.

tahanan jenis baja S


RL = luas penampang pipa = x t x (OD-t). (3.3)

Dengan : RL = tahanan bujur pipa (Ohms/m)


S = tahanan jenis baja (Ohm-m)
t = tebal pipa minimal besarnya 0.00635 m
OD = diameter luar pipa (m)

2.2 x 10-7
RL =
x 0.00635 x (0.7112-0.00635)
= 1.57 x 10-5 Ohms/m

resistansi lapis lindung Rc


RT = luas permukaan pipa per unit panjang = A

Dengan : RT = tahanan lintang pipa (Ohms/m)


Rc = resistansi lapis lindung, diasumsikan setelah 20 tahun nilainya 30 kOhm.m

6
PROF. DR. IR. SULISTIJONO, DEA T.Material&MetalurgiFTIITS
ssulistijono@mat-eng.its.ac.id

A = luas permukaan pipa per unit panjang (m/m)


= x OD x L = x 0.7112 = 2.23 m/m
L
30.000
RT = = 13,427.02 Ohms/m
2.23

Konstanta attenuasi = (RL / RT) 0.5.(3.5)


= (1.57 x 10-5/13,427.02) 0.5
= 3.41 x 10-5

Ex = EMIN - ENAT. (3.6)

Dengan : EMIN = batas bawah potensial yang memenuhi kriteria


proteksi (-0.95 V)
ENAT = potensial alamiah (korosi) baja dalam tanah
(-0.5 V)
Ex = pergeseran potensial pada ujung pipa

Ex = -0.95 (-0.5) = -0.45 V

Ed = Ed ENAT... (3.7)

Dengan : Ed = potensial geser negatif pada drainage point


Ed = potensial geser pada drainage point akibat
aplikasi arus proteksi

Ed = -1.2 (-0.5) = -0.7 V

Cosh ( x Lm) = Ed / Ex. (3.8)


= 29,634.66 meter

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, arus perlindungan akan mencapai kedua ujung pipa baik
yang ada di Babat maupun Gresik sejauh 29,634.66 meter tanpa menyebabkan terjadinya potensial
berlebih pada drainage point yang dapat menyebabkan kerusakan pada lapis lindung.

4.3 Anoda Impressed Current


Pada sistem proteksi ini, tipe penanaman anoda groundbed yang digunakan adalah point deep
well, dengan kedalaman total empat puluh meter. Bagian-bagian berikut menggambarkan secara detail
anoda impressed current yang digunakan.

4.3.1 Tipe anoda


Sejak awal proses perencanaan telah ditetapkan bahwa anoda yang digunakan berbentuk seperti
pipa (tubular) jenis Mixed Metal Oxide Titanium Substrate dengan spesifikasi sebagai berikut :

Material : Mixed Metal Oxide (MMO)


coated Titanium

Substrat : Titanium (ASTM B338 Grade I


/ Grade II)
Tipe : SAP Linear Distributed
Anodes
Aplikasi : untuk tanah

7
PROF. DR. IR. SULISTIJONO, DEA T.Material&MetalurgiFTIITS
ssulistijono@mat-eng.its.ac.id

Bentuk : tubular
Dimensi : panjang = 1 m
diameter luar = 0.0254 m
tebal = 0.001 m
Berat : 0.30 kg/m ( 0.070 kg/m tanpa
kabel)
Masa pakai : 30 tahun
Tahanan jenis listrik : 6 x 10-5 Ohm-cm
Laju konsumsi : 1 mg/ampere-tahun
Tebal lapis lindung : 14 gram/m2

Selain anoda MMO, anoda grafit dan anoda besi silikon tinggi (14-18% Si) dapat digunakan pada
proteksi katodik metode arus paksa untuk struktur yang terpendam dalam tanah. Dalam kesempatan ini
anoda yang digunakan berupa pipa (tube) titanium yang diberi lapisan mixed metal oxide. Mixed metal
oxide merupakan pelapis dari kristalin yang mampu menghantarkan listrik secara sempurna dan berperan
sebagai penggerak titanium agar menjalankan fungsinya sebagai anoda.
Mixed metal oxide memiliki laju konsumsi yang sangat rendah, yang terukur dalam satuan
milligram per ampere-tahun. Dengan laju konsumsi yang sangat rendah, dimensinya hampir tetap konstan
selama masa pakainya. Bahkan apabila tidak melebihi kapasitas keluaran arus maksimalnya, dapat
digolongkan sebagai anoda inert. Selain itu secara konsisten mampu menyediakan tahanan yang rendah.
Baik saat beroperasi di tanah, air tawar, lumpur maupun air laut, lapisan mixed metal oxide
menunjukkan kestabilan yang sangat tinggi terhadap zat kimia bahkan tahan pada lingkungan dengan pH
sangat rendah. Tidak seperti anoda impressed current lainnya, lapisan mixed metal oxide tidak rusak
akibat terbentuknya klorin.
Pada metode arus paksa, anoda tidak dipilih dari logam dengan potensial elektrode (emf) lebih
negatif dari logam yang dilindungi, tetapi justru dipilih dari logam mulia. Meskipun potensial elektrode
titanium lebih besar daripada pipa baja, elektron tetap mengalir dari anoda menuju pipa karena dipaksa
oleh arus searah (DC) yang diperoleh dari transformer rectifier. Dengan demikian suatu struktur yang
memiliki luasan besar dapat dilindungi oleh sebuah anoda tunggal dan karena tegangan dorong yang
dimiliki tinggi, anoda dapat ditempatkan jauh dari struktur.

Gambar 4.2 Anoda mixed metal oxide tubular

4.3.2 Jumlah Anoda Yang Diperlukan


Kuantitas anoda yang diperlukan dapat dihitung berdasarkan arus keluaran maksimal anoda (Io)
sesuai rumus berikut :
Io = SA x ID
Dengan : ID = densitas arus anoda (A/m)
SA = luas permukaan anoda (m)

log Y = 3.3 log ID.... (3.9)


dengan :
Y = umur proteksi yang direncanakan (tahun)
ID = densitas arus anoda (A/m)
Maka dengan umur perencanaan selama dua puluh tahun, densitas arus maksimal dari anoda yang
diperbolehkan sebesar :

8
PROF. DR. IR. SULISTIJONO, DEA T.Material&MetalurgiFTIITS
ssulistijono@mat-eng.its.ac.id

log 20 = 3.3 log ID


ID = 10 (3.3 log 20)
ID = 99.763 A/ m
Dengan demikian arus keluaran maksimal dari satu buah anoda sebesar :

Io = SA x ID . (3.10)
= (0.314 x 0.0254 x 1) x 99.763
= 7.961 A

Jumlah minimal anoda yang diperlukan (Qmin) dihitung dengan mempertimbangkan arus keluaran
maksimal anoda dengan umur perencanaan selama dua puluh tahun.

It
Qmin = Io ........................(3.11)

Dengan :
It = total arus yang diperlukan untuk melindungi pipa (A)
Io = arus keluaran dari masing-masing anoda (A)

165.763
Qmin = = 20.823 21 buah
7.961

Dengan tingkat kerusakan lapis lindung sebesar lima per sen per tahun, maka jumlah anoda yang
digunakan adalah :

Q = Qmin x (1 + SF2).. (3.12)


= 10.411 x (1+ 0.15) = 23.946 24 buah

SF2 = 15 % umumnya digunakan pada perhitungan jumlah anoda untuk mengantisipasi terjadinya
perubahan tahanan karena tahanan jenis tanah pada lokasi anoda groundbed juga mengalami perubahan
karena pergantian musim.
Anoda-anoda tersebut akan ditanam secara vertikal dalam tiga deep well groundbed dengan
jumlah yang sama. Jadi, pada Unit Booster Pump di Lamongan terdapat dua buah deep well groundbed
dimana masing-masing mengandung delapan buah anoda di dalamnya. Sedangkan, sebuah anoda
groundbed lagi diusulkan untuk diletakkan di area Gresik pada lingkungan pabrik.
Adanya tiga lokasi penanaman anoda groundbed menyebabkan arus perlindungan yang
dibutuhkan dibagi pada masing-masing lokasi penanaman anoda. Dengan demikian harga arus
perlindungan dari masing-masing transformer rectifier (TR) adalah :
Pada lokasi TR 01 (di Lamongan)
I1 = x 165.763 A = 110.509 A

Pada lokasi TR 02 (di Gresik)


I2 = x 165.763 A = 55.254 A

4.3.3 Perencanaan lokasi anoda groundbed


Dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang telah disebutkan di atas, maka perencanaan lokasi
anoda groundbed memerlukan pemetaan lokasi yang lengkap mengenai rute yang dilalui pipa sekaligus
keterangan tentang kondisi di sekelilingnya. Berdasarkan pemikiran yang masak, maka anoda groundbed
ditempatkan pada Unit Booster Pump, Lamongan dengan pertimbangan :
a. Tersedianya suplai energi listrik yang stabil dan memadai dari Unit Booster Pump.
b. Lokasi penempatan yang strategis karena berada di pertengahan antara Babat dan Gresik, aman
(dijaga oleh petugas keamanan) sekaligus dekat dengan jalan raya.
c. Tidak perlu menempatkan anoda groundbed terlalu jauh dari struktur yang dilindungi sehingga range
perubahan potensial yang terjadi tidak terlalu besar.

9
PROF. DR. IR. SULISTIJONO, DEA T.Material&MetalurgiFTIITS
ssulistijono@mat-eng.its.ac.id

d. Meskipun tahanan jenis tanah pada kawasan unit booster pump belum tentu yang paling rendah anoda
groundbed tetap dipasang pada lokasi tersebut berdasarkan pertimbangan ekonomi bahwa
pemasangan pada lokasi yang lain akan membebani PT. Petrokimia untuk melakukan pembebasan
lahan sekaligus membangun fasilitas yang diperlukan. Apabila hal ini dilaksanakan biaya yang
dihabiskan jauh lebih mahal.

Sedangkan pemilihan penempatan groundbed di area Gresik, didasarkan pada faktor-faktor berikut ini :
a. Sebagian besar panjang pipa yang terpendam dalam tanah berada di sebelah timur Lamongan atau
kawasan yang padat penduduk. Dengan demikian tahanan jenis tanah di kawasan tersebut dapat
dipastikan sangat korosif, bahkan melebihi tanah yang berada di kawasan unit booster pump. Oleh
sebab itu untuk lebih menjamin distribusi arus proteksi, perlu ditempatkan sebuah anoda groundbed
sekaligus transformer rectifier di lingkungan pabrik.
b. Ketersediaan pasokan energi listrik dan pengawasan keamanan di lingkungan pabrik terhadap
komponen anoda groundbed dan transformer rectifier tidak perlu diragukan.

4.3.4 Pengecekan jumlah anoda


Pengecekan dapat dilakukan dengan cara membandingkan suplai arus per unit anoda terhadap arus
keluaran maksimal anoda yang diijinkan, yang telah diperoleh dari hasil perhitungan pada sub bab
sebelumnya.

It 165.763
J= Q
= 24 = 6.922 A/anoda

Pengecekan dilakukan dengan cara membandingkan luas aktif permukaan anoda yang menyentuh tanah
dengan luasan anoda minimal yang diperbolehkan pada jangka waktu proteksi.
J
SAmin = ID(3.14)

Dengan : SAmin = luas permukaan anoda minimal (m)


J = suplai arus per unit anoda (A/anoda)
ID = densitas arus anoda (A/m)

6.922
SAmin = 99.763
= 0.069 m

Luasan aktif anoda = x La x da .... (3.13)


= x 1 x 0.0254 = 0.079 m

Kedua hasil di atas dibandingkan SA : SAmin


0.079 > 0.069

Hasil perbandingan menunjukkan luas permukaan anoda yang diperbolehkan lebih kecil terhadap luasan
aktif anoda yang menyentuh tanah. Dapat disimpulkan tipe dan ukuran anoda MMO tubular dari
pabrikan SAP memadai dalam menyuplai arus yang dibutuhkan untuk memproteksi pipa dari ancaman
korosi.

4.4 Tahanan Sirkuit DC


Hambatan total sirkuit DC pada sistem proteksi katodik merupakan jumlah dari ketiga komponen berikut
:
Tahanan anoda terhadap backfill
Tahanan backfill (groundbed) dengan anoda (groundbed) terhadap tanah
Tahanan kabel DC

10
PROF. DR. IR. SULISTIJONO, DEA T.Material&MetalurgiFTIITS
ssulistijono@mat-eng.its.ac.id

Bagian-bagian berikut akan menunjukkan perhitungan dari masing-masing nilai resistansi di atas.

4.4.1. Tahanan anoda relatif terhadap backfill


Vertical deep well groundbed digunakan apabila tahanan jenis tanah pada permukaan sangat
tinggi. Pada tipe ini digunakan casing dari baja untuk mencegah runtuhnya tanah galian. Sejumlah anoda
diikatkan pada pipa PVC dan ditempatkan di dalam casing. Spasi yang tersisa antar anoda diisi dengan
backfill, dalam hal ini digunakan calcined petroleum cokebreeze. Casing baja akan terkonsumsi apabila
groundbed bekeja. Pipa yang mulai terserang korosi menjadikan anoda dan backfill aktif. Walaupun deep
well groundbed mampu mendistribusikan arus dengan baik, akan tetapi biaya konstruksinya mahal karena
perlu dilakukan pengeboran. Diperlukan perencanan yang hati-hati sebab kegagalan pada anoda tidak
mudah diperbaiki. Biasanya diperlukan pengangkatan dan penggantian anoda dengan yang baru.
Lubang diameter deep well groundbed minimal 8 inchi (20 cm). Penggunaan diameter yang lebih
besar direkomendasikan untuk arus yang lebih tinggi. Meskipun diameter yang lebih kecil bisa
digunakan, akan tetapi praktek perancangan dan pemasangannya memerlukan pengawasan yang ketat.
Panjang kolom backfill merupakan variabel yang sensitif terhadap tahanan groundbed.

Tabel 4.5 Parameter Vertical Deep well Groundbed


Parameter Dimensi
Diameter groundbed 8.625 inchi = 0.219 m
Inactive length 12 m
Total active length 28 m
Panjang keseluruhan groundbed 40 m

Active length merupakan bagian dari panjang groundbed yang diisi dengan backfill dimana juga terdapat
delapan buah anoda pada masing-masing groundbed dengan jarak tertentu antar anoda yang seragam.

Adapun spesifikasi dari backfill adalah sebagai berikut :


Tipe : SAP calcined petroleum coke-breeze
Aplikasi : untuk tanah
Tahanan jenis : 10 Ohm-cm
Ukuran butir : 0.25 1 mm
Berat : 35 kg / kantong
Komposisi kimia : % ash = 0.2
% volatile = 0.3
% fixed carbon = 99.2
Silikon = 170 ppm
Besi = 85 ppm

Rumus Dwight digunakan untuk memperkirakan nilai hambatan dari sebuah anoda tubular relatif
terhadap backfill.
b 8La
Ra = ln -1
2 La . (3.15)
da

dengan : Ra = tahanan anoda relatif terhadap backfill (Ohm)


b = tahanan jenis backfill, 0.1 Ohm-m
La = panjang anoda (m)
da = diameter anoda (m)

0.1 8x1 -1
Ra = ln = 0.092 ohm
2xx1 0.0254

11
PROF. DR. IR. SULISTIJONO, DEA T.Material&MetalurgiFTIITS
ssulistijono@mat-eng.its.ac.id

Karena pada groundbed terdapat lebih dari satu anoda yang terhubung secara paralel maka faktor
interferensi (koefisien interaksi antar anoda) dapat dihitung dengan rumus berikut :
2 La
ln (0.656 Na)
Sa
fa = 1 + (3.16)
8La
ln -1
da

Dengan : fa = faktor interferensi antar anoda dalam deep well groundbed


La = panjang anoda (m)
da = diameter anoda (m)
Sa = jarak dari ujung ke ujung antara dua anoda yang berurutan (m)
Na = jumlah anoda dalam deep well groundbed

2x1
ln (0.656 x 8)
2.74
fa = 1 + = 1.210
8x1
ln -1
0.0254

4.4.2 Tahanan backfill relatif terhadap tanah

Pada sistem proteksi katodik ini, backfill yang ditempatkan di sekitar anoda adalah coal coke breeze.
Sebagaimana fungsi yang melekat pada backfill, terjadi perpindahan arus dari anode melalui tanah.
Adapun spesifikasi dari backfill adalah sebagai berikut :

Tahanan backfill dapat dihitung sesuai rumus Dwight berikut ini :


s 8Lb
Rb = ln -1
2 Lb db (3.17)

Dengan : Rb = tahanan backfill relatif terhadap tanah (Ohm)


s = tahanan jenis tanah (Ohm-m)
Lb = panjang kolom backfill (active length dari
deepwell groundbed)
db = diameter kolom backfill (m)

Tahanan kolom backfill relatif terhadap tanah :


9.964 8 x 28 -1
Rb = ln = 0.394
2 x 28 0.219
Untuk area Gresik

5 8 x 28 -1
Rb = ln = 0.197
2 x 28 0.219

12
PROF. DR. IR. SULISTIJONO, DEA T.Material&MetalurgiFTIITS
ssulistijono@mat-eng.its.ac.id

Tahanan keseluruhan dari deep well groundbed tunggal :


Ra
Rgb =...
f a + R(3.18)
b
Na

Dengan : Ra = tahanan anoda relatif terhadap backfill (Ohm)


fa = faktor interferensi antar anoda
Rb = tahanan kolom backfill relatif terhadap tanah
(Ohm)
Na = jumlah anoda dalam kolom backfill
Rgb = tahanan menyeluruh dari deep well
groundbed tunggal terhadap tanah

Faktor interferensi yang timbul antara dua groundbed yang terhubung secara paralel dihitung dengan cara
berikut :

2 Lb
ln (0.656 Ngb)
Sgb
fgb = 1 + (3.19)
8Lb
ln -1
db

Dengan : fgb = faktor interferensi dari deep well groundbed


Lb = panjang kolom backfill (m)
da = diameter kolom backfill (m)
Sa = jarak dari ujung ke ujung antara dua anoda
yang berurutan (m)
Ngb = jumlah deep well groundbed

Tahanan total dari kedua deep well groundbed adalah :


R gb
Rgbt = gb x f
..
N (3.20)
gb

Dengan : Rgb = tahanan menyeluruh dari deepwell groundbed


tunggal relatif terhadap tanah
fgb = faktor interferensi dari deepwell groundbed
Ngb = jumlah deepwell groundbed
Rgbt = tahanan total dari deepwell groundbed relatif
terhadap tanah

13
PROF. DR. IR. SULISTIJONO, DEA T.Material&MetalurgiFTIITS
ssulistijono@mat-eng.its.ac.id

Dengan demikian tahanan tunggal dari deep well groundbed relatif terhadap tanah adalah :

0.092
Rgb = X 1.210 + 0.394 = 0.408 Ohm
8
2 x 28
ln (0.656 x 2)
126.67
fgb = 1 + = 1.017
8 x 28
ln -1
0.219

Maka total tahanan kolom backfill relatif terhadap tanah dari dua buah deep well groundbed yang ada di
Lamongan adalah :

0.408
Rgbt = x 1.017 = 0.207 ohm
2
Sedangkan untuk area Gresik yang hanya terdiri atas sebuah deep well groundbed, tahanan total
groundbed terhadap tanah tidak terpengaruh oleh faktor interferensi

0.092
Rgb = X 1.210 + 0.197 = 0.211 Ohm
8
Rgbt = 0.211
= 0.211 ohm
1

4.4.3 Tahanan Kabel DC


Kabel DC dengan insulasi NYFGbY digunakan baik sebagai kabel positif dan negatif. Susunan
kabel terdiri atas sehelai konduktor tembaga yang diisolasi PVC dengan pelindung baja galvanis. Bagian
paling luar kabel ditutup dengan PVC. Ukuran kabel adalah 2c x 16 mm.
Kabel positif digunakan untuk menghubungkan transformer rectifier terhadap positive junction
box. Di lapangan, positive junction box dapat dengan mudah ditemukan tepat di samping anoda
groundbed. Masing-masing groundbed memiliki satu buah unit positive junction box. Sebaliknya kabel
negatif dipakai untuk menghubungkan transformer rectifier menuju pipa yang hendak dilindungi.
Jenis kabel lain berukuran 1c x 50 mm dengan isolasi XLPE/PVC. Salah satu ujung anoda akan
tersambung dengan kabel ini. Kabel dari tiap-tiap anoda dipasang secara langsung pada positive junction
box, fungsinya mempermudah pengecekan arus keluaran anoda secara individual dari masing-masing
groundbed. Oleh karena itu, pada sisi dalam unit positive junction box terdapat delapan deret kabel dari
tiap-tiap anoda yang ditanam secara vertikal dalam groundbed.

Tabel 4.6 Parameter Kabel


No. Tipe Kabel Ukuran Current Hambatan Kabel
Kabel Rating pada
(Amp) Temperatur
90C
(Ohm/meter)
1. NYY 1c x 50 145 *0.000493
mm
2. NYFGbY 2c x 16 115 *0.001466
mm (masing-masing
inti)

14
PROF. DR. IR. SULISTIJONO, DEA T.Material&MetalurgiFTIITS
ssulistijono@mat-eng.its.ac.id

* Keterangan lebih lanjut dapat dilihat pada lampiran E dan H

Lc x Re
Rc = Nxc (3.21)

Dengan : Rcable = tahanan kabel (Ohm)


Lc = panjang kabel (m)
N = jumlah kabel yang diparalel
Re = tahanan spesifik kabel (Ohm/m)
C = jumlah inti kabel

4.4.4 Tahanan Kabel Anoda


Maksimal panjang kabel anoda yang menuju positive junction box sebesar 218.8 meter.
Rincian dari masing-masing panjang kabel dapat dilihat pada lampiran. Maka, tahanan total kabel anoda
dari masing-masing groundbed adalah :

218.8 x 0.000493
Rtail = 8x1
= 0.014 Ohm

4.4.5 Tahanan Kabel dari PJB Menuju TR


Kabel dari masing-masing positive junction box (PJB) menuju transformer rectifier (TR)
diperkirakan sepanjang dua ratus meter. Akan tetapi, panjang sebenarnya baru dapat ditentukan setelah
dilaksanakan survei tahap akhir.

150 x 0.001466 = 0.110 Ohm


R PJB-TR = 2x2

Untuk area Gresik


100 x 0.001466 = 0.147 Ohm
R PJB-TR = 1x2

Tahanan dari sirkuit kabel positif merupakan jumlah dari tahanan kabel anoda dan tahanan kabel dari
PJB menuju TR. Karena terdapat dua unit PJB yang terpasang secara paralel, maka tahanan total dari
kabel positif pada area Lamongan adalah :

Rtail + RPJB-TR 0.013 + 0.110


R kabel, pos = 2
= 2
= 0.062 Ohm

Sedangkan untuk area Gresik yang hanya memiliki sebuah PJB :

Rtail + RPJB-TR 0.013 + 0.147


R kabel, pos = 1
= 1
= 0.160 Ohm

Tahanan total sirkuit positif

R pos = Rgbt + R kabel, pos .....(3.23)


= 0.207 + 0.062 = 0.269 Ohm

Untuk area Gresik


R pos = 0.211 + 0.160 = 0.371 Ohm

15
PROF. DR. IR. SULISTIJONO, DEA T.Material&MetalurgiFTIITS
ssulistijono@mat-eng.its.ac.id

4.4.6 Tahanan Total Sirkuit DC


Tahanan total (tahanan loop) sirkuit keluaran DC harus dihitung agar dapat dipastikan besar
tegangan keluaran DC yang diperlukan dari rectifier. Tahanan total merupakan jumlah tahanan sirkuit
positif dan tahanan sirkuit negatif.

Rt = Rpos + Rneg ..(3.24)

Sambungan kabel negatif menuju pipa menggunakan las thermit (cadweld) yang diletakkan
dalam ruangan unit booster pump di Lamongan, dekat dengan lokasi rectifier. Panjang kabel negatif dari
TR menuju pipa dapat diabaikan apabila dibandingkan terhadap panjang kabel positif.
Oleh karena itu, tahanan total sirkuit DC adalah :

Untuk area Lamongan


Rt = Rpos = 0.269 Ohm

Untuk area Gresik


Rt = Rpos = 0.371 Ohm

4.5 Nilai Tegangan DC Transformer Rectifier


Nilai tegangan DC total dari sumber tenaga untuk mencapai arus keluaran DC yang diperlukan
pada sistem proteksi dihitung berdasar persamaan berikut :

VDC = [ (It x Rt) x (1+SF3) ] + Bemf ...(3.25)


Dengan : VDC = tegangan keluaran DC yang diperlukan (volt)
It = arus total yang diperlukan (Ampere)
Rt = tahanan total DC (Ohm)
N = TR total yang digunakan
Bemf = tegangan balik 2 V
SF3 = faktor keamanan yang diijinkan pada rectifier,
20 %

Untuk area Lamongan


VDC = [ (110.509 x 0.269) x (1+0.2) ] + 2 = 37.686 V
48 V

Untuk area Gresik


VDC = [ (55.254 x 0.371) x (1+0.2) ] + 2 = 26.590 V
48 V

Dengan mempertimbangkan kemungkinan terjadinya penurunan tegangan dan penambahan


tahanan sirkuit di masa depan, maka transformer rectifier yang digunakan memiliki spesifikasi sebagai
berikut:

Untuk area Lamongan


Tegangan keluaran DC : 48 Volt
Arus keluaran DC : 120 Ampere

Untuk area Gresik


Tegangan keluaran DC : 48 Volt
Arus keluaran DC : 100 Ampere

16
PROF. DR. IR. SULISTIJONO, DEA T.Material&MetalurgiFTIITS
ssulistijono@mat-eng.its.ac.id

4.6 Daya AC Yang Diperlukan Untuk Transformer Rectifier


Perhitungan di bawah ini digunakan untuk memperkirakan masukan suplai daya arus AC yang
diperlukan oleh satu buah unit transformer rectifier 220 VAC, single phase, 50 Hz

IDC x VDC
IAC = VAC x eff x 3 .(3.26)

Dengan : IAC = arus input AC


VAC = tegangan input AC
IDC = arus keluaran DC
VDC = tegangan keluaran DC
eff = efisiensi transformer rectifier

Masukan arus AC maksimal


(120 x 48)
IAC = (220 x 80 % x 3) = 18.895 Ampere
19 Ampere
Kapasitas transformer rectifier pada sistem proteksi katodik ini adalah:
PAC = IAC x EAC x 3 ...(3.27)
= 17.714 x 220 x 3 = 7.2 kVA

Untuk area Gresik


(100 x 48)
IAC = (220 x 80 % x 3) = 15.746 Ampere
16 Ampere
PAC = IAC x EAC x 3 = 6.594 x 220 x 3 = 6 kVA

4.7 Transformer rectifier

Gambar 4.3 Transformer rectifier

Pada perancangan ulang diperlukan dua buah transformer rectifier yang ditempatkan pada lokasi
booster pump, Lamongan dan area pabrik di Gresik. Rectifier ini menggunakan elemen penyearah dari
silikon (silicon controlled rectifier) berpendingin minyak (oil cooled) yang dipasang di atas alas beton.
Transformer rectifier dilengkapi dengan sensor over temperature device yang akan memutus
masukan arus AC dalam kabinet rectifier apabila temperaturnya mencapai nilai yang tidak aman. Kabinet
rectifier terbuat dari baja galvanis yang dicat bubuk epoxy.

17
PROF. DR. IR. SULISTIJONO, DEA T.Material&MetalurgiFTIITS
ssulistijono@mat-eng.its.ac.id

4.8 Positive junction box


Positive junction box atau anode distribution box akan ditempatkan di luar ruangan pada daerah
yang tidak berisiko di sekitar lubang beton deepwell groundbed. Penutup positive junction box terbuat
dari GRP Composite dengan tebal enam milimeter. Dimensi panjang, lebar, dan tinggi dari positive
junction box kurang lebih 350 mm x 350 mm x 200 mm dan dilengkapi sebuah bus bar tembaga.

Gambar 4.4 Bagian dalam positive junction box

Peralatan ini digunakan untuk mengakhiri masing-masing ujung kabel anoda agar dapat disatukan
menjadi satu kabel sebelum dihubungkan dengan kutub positif transformer rectifier. Pada gambar di atas
terdapat enam terminal kabel dari masing-masing anoda dengan luas penampang kabel 50 mm2. Tujuan
penggunaan dari kotak ini adalah menyediakan fasilitas untuk memeriksa arus keluaran dari masing-
masing anoda menggunakan ammeter clamp, sehingga dapat dideteksi apabila ada salah satu anoda yang
tidak bekerja.

Gambar 4.5 Pemeriksaan arus keluaran dari anoda


Positive junction box akan dipasang pada suatu penyangga baja. Penyangga ini ditempelkan pada
alas beton supaya tidak mudah roboh di dekat (biasanya persis di sebelah) lubang beton anoda
groundbed.

Positive
junction Positive
box Junction
Box
Anoda
Ground
bed

Gambar 4.6 Positive junction box dan deepwell groundbed

18
PROF. DR. IR. SULISTIJONO, DEA T.Material&MetalurgiFTIITS
ssulistijono@mat-eng.its.ac.id

4.9 Test point

Gambar 4.7 Test point

19
PROF. DR. IR. SULISTIJONO, DEA T.Material&MetalurgiFTIITS
ssulistijono@mat-eng.its.ac.id

20
PROF. DR. IR. SULISTIJONO, DEA T.Material&MetalurgiFTIITS
ssulistijono@mat-eng.its.ac.id

21

You might also like