You are on page 1of 7

LAPORAN PRAKTIKUM

EKOLOGI HEWAN
DOMESTIKASI MUSANG PANDAN

Oleh
Kelompok 2
Widyantari Anggraini 131810401009
Muhtar Gunawan W. 131810401021
Ahmad Alfan Abdullah 131810401031
Mazaya Dzati Hulwani 131810401050
Firna Putri Mandasari 131810401054

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2016
A. HASIL

Abiotik Pencuplikan ke-

Plot 1
I II III
Suhu 27C 27C 27C
Kecepatan 0,46 m / s 0,33 m / s 0,34 m / s
Angin
Intensitas 0% 0% 0%
cahaya
Jenis tanah Geluhan liat

Jenis infauna Jumlah


Pencuplikan ke I - -
Pencuplikan ke II Semut 3
Kelabang 1
Pencuplikan ke III Semut 5

Plot 2

Abiotik Pencuplikan ke-


I II III
Suhu 26C 26C 26C
Kecepatan 0,68 m / s 0,26 m / s 0,56 m / s
Angin
Intensitas 0% 0% 0%
cahaya
Jenis tanah Geluhan liat

Jenis infauna Jumlah


Pencuplikan ke I Spesies 1 1
Pencuplikan ke II Semut 2
Pencuplikan ke III Semut 1

Plot 3

Abiotik Pencuplikan ke-


I II III
Suhu 26C 26C 26C
Kecepatan 0,73 m / s 0,3 m / s 0,4 m / s
Angin
Intensitas 0% 0% 0%
cahaya
Jenis tanah Geluhan liat

Jenis infauna Jumlah


Pencuplikan ke I Semut 5
Pencuplikan ke II Semut 2
Pencuplikan ke III Semut 2

B. PEMBAHASAN

Praktikum ekologi hewan kali ini dilakukan pengamatan terhadap aliran


energi infauna pada ekosistem tepi sungai. Lokasi pengamatan terletak di daerah
kelurahan Sumber Pinang, Pakusari.
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan
timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa
dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap
unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi. Pada ekosistem terdapat
satuan makhluk hidup dalam ekosistem diantaranya individu, populasi,
komunitas, ekosistem, bioma, biosfer. Komponen ekosistem meliputi
kmponen biotik dan abiotik. Komponen biotik diantaranya: produsen, konsumen,
pengurai. Serta komponen abiotik diantaranya: air, udara, tanah, suhu,
kelembapan. Saling ketergantungan antara komponen biotik menimbulkan
adanya suatu rantai makanan dan jaring jaring makanan (Soemarwoto, 1983).
Pengambilan data lapangan dilakukan dengan membuat plot pada
ekosistem tepi sungai seluas 1 x 1 2 sebanyak tiga plot dengan jarak antar plot
10 meter. Pada setiap plot diamati data lingkungan seperti jenis tanah, suhu,
cahaya dan kecepatan angin. Sedangkan faktor biotik yang diamati yaitu hewan
yang ada dibawah permukaan tanah dilakukan pencuplikan sedalam 10 cm.
Setiap pengamatan terhadap faktor biotik maupun abiotik dilakukan sebanyak
tiga kali untuk mendapatkan keakuratan dari data yang diperoleh.
Faktor abiotik seperti jenis tanah, suhu, intensitas cahaya dan kecepatan
angin sangat mempengaruhi kehidupan organisme yang ada pada suatu
ekosistem. Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena
tanahmendukungkehidupan tumbuhan dengan menyediakan haradan air sekaligus
sebagai penopang akar. Struktur tanah yang berongga-rongga juga menjadi
tempat yang baik bagi akar untuk bernapas dan tumbuh. Tanah juga
menjadi habitat hidup berbagai mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan
darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak.Berdasarkan hasil
pengamatan bahwa jenis tanah pada ekosistem tepi sungai yaitu geluhan liat,
yaitu pada saat dilakukan remasan tanah kering terpecah menjadi gumpalan-
gumpalan sedangkan pada remasan tanah basah membentuk pita tipis yang
mudah putus(Tim Dosen, 2015).
Suhu berpengaruh terhadap ekosistem karena suhu merupakan syarat yang
diperlukan organisme untuk hidup. Ada jenis-jenis organisme yang hanya dapat
hidup pada kisaran suhu tertentu. Makhluk hidup memiliki suhu optimum untuk
kelangsungan hidupnya. Hal ini disebabkan karena reaksi kimia dalam tubuh
organisme dipengaruhi oleh kualitas suhu lingkungan. Pada umumnya organisme
senang hidup di tempat yang suhunya antara 00-400C sebab pada suhu di atas
400C kebanyakan protein akan terurai dan rusak. Adapun factor-faktor yang
mempengaruhi suhu adalah lamanya penyinaran, kedudukan matahari tehadap
bumi, dan cuaca. Berdasarkan pengamatan bahwa suhu di lokasi pengamatan
berkisar 26-27C suhu ini diketahui normal, sehingga kehidupan organisme di
area plot berlangsung dengan baik(Odum, 1994).
Intensitas cahaya atau kandungan energi merupakan aspek
cahaya terpenting sebagai faktor lingkungan, karena berperan sebagai tenaga
pengendali utama dari ekosistem. Cahaya matahari merupakan sumber energi
utama semua makhluk hidup. Cahaya matahari merupakan unsur vital yang
dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai produsen untuk berfotosintesis. Jika
tumbuhan tidak mendapatkan sinar matahari maka tumbuhan tidak dapat
melakukan proses fotosintesis. Namun tidak semua spektrum sinar matahari
berguna untuk fotosintesis, hanya spektrum merah, nila, dan biru yang
dibutuhkan dalam fotosintesis. Berdasarkan pengamatan bahwa intensitas cahaya
0 % hal ini dikarenakan cuaca mendung sehingga area pengamatan tidak terpapar
sinar matahari, namun jika kondisi normal intensitas cahaya bisa mencapai 100 %
karena pada lokasi pengamatan tidak terdapat naungan pepohonan(Odum, 1994).
Kecepatan Angin berperan dalam menentukan kelembapan, akan
mempengaruhi cara hidup organisme. Organisme akan beradaptasi atau
meyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan. Berdasarkan pengamatan terhadap
kecepatan yang diamati bahwa kecepatan angin pada ekosistem tepi sungai
tergolong rendah, selain disebabkan karena kondisi cuaca yang mendung dan
gerimis. Namun jika pada kondisi normal maka akan di dapatkan data kecepatan
angin yang tinggi karena lokasi tepi sungai dekat dengan ekosistem sawah.
Berdasarkan pengamatan pada plot 1 infauna yang ditemukan

Berdasarkan pengamatan pada plot 2 infauna yang ditemukan

Berdasarkan pengamatan pada plot 2 infauna yang ditemukan

Infauna(kaitkan sama faktor abiotik di pembhasan atas, point akhir tiap paragrap)

Dg demikian terdapat aliran energi berupa rantai dan jaring2 makanan.


Soemarwoto. 1983. Lingkungan Hidup dan Kelestariannya. Jakarta: Bumi

Odum, E. P., 1994., Dasar-Dasar Ekologi, Yogjakarta : UGM Press

Tim Dosen. 2015. Petunjuk Praktikum Ekologi Terestrial.Jember: FMIPA UNEJ.

You might also like