Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
agar mendapatkan konsentrat dengan kadar yang lebih tinggi dari pada hasil dari
proses pencucian. Pada instalasi pengeringan ada beberapa tahap yang dilakukan
hingga mendapatkan hasil yang maksimal. Maka dari itu proses pengolahan bijih
timah pada instalasi pengeringan ini sangat lah penting agar kadar konsentar yang
didapatkan lebih tinggi dan mudah diolah pada tahap selanjutnya.
1.4 Tujuan
Adapun tujuan yang diperoleh adalah dapat memahami proses pengolahan
bijih timah dengan cara pengeringan agar dapat meningkatkan kadar bijih yang
berasal dari penambangan darat untuk mendapatkan produk akhir yang berkualitas
dengan kadar Sn yang tinggi.
1.5 Manfaat
Adapun manfaat yang diperoleh adalah
a. Sebagai bahan pembanding mahasiswa antara teori yang didapat dibangku
kuliah dengan teori yang didapat dilapangan.
b. Mengetahui lebih dalam mengenai proses pengolahan bijih timah dengan
proses kering yang dilakukan pada intalasi pengeringan di TB 1.42 Pemali,
Kabupaten Bangka Induk, Provinsi Bangka Belitung.
3
BAB II
TINJAUAN UMUM DAN LANDASAN TEORI
Tambang Timah Bangka), Belitung (PN Tambang Timah Belitung), dan Singkep
(PN Tambang Timah Singkep). Di tahun 1976 status perusahaan telah berubah
menjadi PT Tambang Timah (Persero), yang merupakan status perusahaan resmi
dimana pemerintah Indonesia sebagai satu-satunya pemegang saham. Perjalanan
panjang PT Timah (Persero) Tbk untuk terus berbenah dan menyehatkan kondisi
perusahaan terus-menerus diupayakan secara maksimal.
Melewati masa-masa sulit saat restrukturisasi digulirkan tahun 1992 telah
membuahkan hasil yang menggermbirakan. PT Timah (Persero) Tbk berhasil
menjadi perusahaan yang sehat kembali dan pada tahun 1995 mampu melakukan
go public dengan mencatatkan penjualan sahamnya di bursa dalam negeri. Pada
tahun 1998 PT Tambang Timah (Persero) Tbk merubah anggaran dasar perseroan
dan merubah menjadi PT Timah Tbk dan juga melakukan diversifikasi usah
dengan membentuk anak anak perusahaan, diantaranya adalah:
1. PT Tambang Timah (Persero) Tbk, bergerak dibidang pertambangan timah
dan mineral ikutan lainnya, serta bidang jasa dan perdagangan.
2. PT Timah industri (Persero), bergerak dalam bidang usaha perdagangan.
perekayasaan, keteknikan industri, dan jasa.
3. PT Timah Eksplomin (Persero), bergerak dalam menyediakan jasa dibidang
penyeledikan tambang, eksplorasi, analisis laboratorium contoh mineral
bahan galian, pembuatan studi kelayakan, penyelidikan geologi teknik, dan
penyelidikan geohidrologi.
4. PT Timah Investasi Mineral (Persero), bergerak dalam bidang jasa investasi
dan konsultasi usaha pertambangan
5. PT Dok dan Perkapalan Air Kantung (Persero), menyediakan jasa
perbengkelan, galangan kapal, serta jasa pelayanan kapal penumpang untuk
karyawan timah.
6. Indo mental London Ltd, bergerak sebagai agen penjualan timah Indonesia
untuk kawasan Eropa dan Amerika Serikat.
Corporation, Pte, Ltd, Singapore kepada Sky Alliance Global Holding, Ltd pada
tahun 2006. Pada tahun tersebut juga, terjadi penghentian pencatatan (listening
cacellation) atas Global Depositary Receipt (GDR) di London Stock Exchange
(LSE) dan sejak itu saham perseroan hanya tercatat di Bursa Efek di Indonesia.
Pada tahun 2009, tepatnya 17 Januari 2009, Peletakan batu pertama pembangunan
pabrik Tin Chemical sebagai salah satu usaha Perseroan dalam pembangunan
produk hilir. Hingga pada tahun 2012, terbentuknya INATIN dimana PT Timah
Tbk dan anak perusahaan menjadi anggotanya.
2.1.2 Tambang Besar (TB) 1.42 Pemali
Open pit Pemali merupakan satu-satunya tambang primer di bangka
sesudah PD-II. Sebelumnya terdapat tambang Sambunggiri dan Merawang.
Sebagaimana umumnya penemuan cadangan primer, maka tambang Pemali pada
awalnya adalah tambang kolong yang bekerja di sungai limpur yang berhulu di
Bukit Pemali ( 48 m). Mengingat cebakan timah primer didapatkan dalam
kondisi lapuk, maka tambang ini dibuka dengan sistem open pit (Sujitno,2007).
2.1.3 Iklim dan Curah Hujan
Menurut data meteorologi Pangkalpinang pada tahun 2008-2011, iklim di
Kabupaten Bangka adalah iklim tropis A dengan curah hujan 49,6-430,7 mm per
bulan. Dengan musim hujan yang rata-rata terjadi pada bulan Oktober sampai
April. Musim penghujan dan kemarau di Kabupaten Bangka juga dipengaruhi
oleh dua musim angin, yaitu Muson Barat dan Muson Tenggara. Angin Muson
Barat yang basah pada bulan November, Desember dan Januari banyak
mempengaruhi bagian Utara Pulau Bangka. Sedangkan Angin Muson Tenggara
yang datang dari Laut Jawa mempengaruhi cuaca di bagian Selatan Sedangkan
rata-rata curah hujan per bulan pada tahun 2011 berkisar antara 228,5 mm-356,2
mm.
2.1.4 Keadaan Geologi Pulau Bangka
Pulau Bangka termasuk ke dalam Sunda Land dan merupakan bagian
terangkat dari peneplain Sunda. Bila ditinjau dari sudut geologi, penyebaran bijih
timah di Indonesia masih merupakan kelanjutan dari Granite Belt yang berumur
Yura Kapur yang membentang mulai dari Birma, Muangthai, Malasyia,
Kepulauan Riau (Pulau Singkep, Pulau Karimun dan Pulau Kundur), pulau
6
Bangka dan Pulau Belitung hingga Pulau Karimata. Granite Belt sendiri
merupakan deretan formasi batuan granite kaya akan mineral cassiterite yang
kemudian dikenal dengan sebutan The Tin Belt.
Pulau-pulau dari The Tin Belt diinterpretasikan merupakan sisa bagian
resisten dari gunung yang muncul pada masa terbentuknya Sunda Shelf. Pupili
(1973) menyatakan bahwa Malaysia, Kepulauan Riau dan Bangka berada dalam
kelompok elemen tektonik yang sama. Evolusi tektonik di wilayah ini telah
dimulai sejak Paleozoikum Bawah dimana berdasarakan Teori Tektonik Lempeng
bahwa daerah penunjaman (subduction zone) berada di bagian timur Malysia dan
pada Mesozoikum Bawah tengah menghasilkan busur gunung api (magmatic
arc) dalam bentuk deretan Pulau Kundur, Pulau Singkep, Pulau Bangka, Pulau
Belitung dan sebagian dari Kalimantan Barat.
2.1.5 Struktur Geologi
Katili (1968), mengatakan bahwa pada batuan metamorf dan sedimen di
Bangka Induk terdapat adanya perlipatan silang akibat dua deformasi perbadaan.
Deformasi pertama mengakibatkan lipatan dengan arah barat laut-tenggara,
umurnya sulit ditentukan dengan pasti. Struktur lipatan berarah timur laut-barat
daya (orogen II) disebabkan oleh deformasi pada Yura atas. Orogen yang kedua
ini menghilangkan jejak orogen yang lebih tua.
Sukendar Asikin dan Rubini Surya Atmaja (1972), berdasarkan penelitian
dan analisa kedudukan rekahan-rekahan, urat-urat, dan korok-korok di daerah
sambung giri dan pemali menyimpulkan bahwa gerak-gerak orogen sebelum Yura
atas mengakibatkan terjadinya deformasi yang menyebabkan perlipatan pada
batuan sedimen yang berumur karbon-trias. Deformasi ini selain membentuk
lipatan NW-SE juga menyebabkan terjadinya rekahan-rekahan (Shear dan
Tension fracture).
Struktur sesar, kekar, ditemukan dalam arah yang bervariasi, tetapi
kecenderungannya mempunyai arah utara selatan (Katili, 1967). Ukoko (1983),
mengatakan di P.Bangka terdapat beberapa sesar yang umurnnya berarah timur
laut-barat daya sampai utara-selatan. Sesar utama berarah N 30 E memotong
granit klabat ke selatan sepanjang 3 km. Sesar utama ini dalam foto udara tampak
sebagai kelurusan sepanjang 50 km.
7
Endapan timah colluvial adalah endapan bijih timah yang terjadi akibat
peluncuran hasil pelapukan endapan bijih timah primer pada suatu lereng dan
terhenti pada suatu gradien yang agak mendatar diikuti dengan pemilahan.
Ciri-ciri endapan timah colluvial adalah sebagai berikut :
a. Butiran agak besar dengan sudul runcing
b. Biasanya terletak pada lereng suatu lembah.
2. Endapan Timah Elluvial
Endapan timah elluvial adalah cadapan bijih timah yang terjadi akibat
pelapukan secara intensif. Proses ini diikuti dengan disintegrasi batuan samping
dan perpindahan mineral cassiterite (SnO2) secara vertikal sehingga terjadi
konsentrasi residual.
Ciri-ciri endapan timah eiluvial adalah sebagai berikut :
a. Terdapat dekar sekali dengan sumbernya
b. Tersebar pada batuan sedimen atau batuan granit yang telah lapuk
c. Ukuran butir agak besar dan angular
3. Endapan Timal Alluvial
Endapan timah alluvial adalah endapan bijih timah yang terjadi akibat proses
transportasi sungai, dimana mineral berat dengan ukuran butiran yang lebih besar
diendapkan dekat dengan sumbernya. Sedangkan mineral-mineral yang berukuran
lebih kecil diendapkan jauh dari sumbemya.
Ciri-ciri endapan timah alluvial adalah sebagai berikut :
a. Terdapat di dacah lembah
b. Mempunyai bentuk buliran yang membundar
4. Endapan Timah Miencan
Endapan timah miecncan adalah endapan bijih timah yang teriadi akibat
pengendapan yang selektif secara berulang-ulang pada lapisan tertentu.
Ciri-ciri endapan timah miencan adalah sebagai berikut :
a. Endapan berbentuk lensa-lensa
b. Bentuk butiran halus dan bundar
5. Endapan Timah Dissiminated
Endapan timah dissiminated adalah endapan bijih timah yang terjadi akibat
transportasi oleh air hujan. Jarak transportasi sangat jauh sehingga menyebabkan
11
Keuntungan yang bisa diperoleh dari proses pengohan mineral tersebut antara lain
adalah :
1. Secara Ekonomis
a. Mengurangi Ongkos angkut.
b. Mengurangi ongkos peleburan.
c. Mengurangi kehilangan (losses) logam berharga pada saat peleburan.
d. Proses pemisahan (pengolahan ) secara fisik jauh lebih sederhana dan
menguntungkan dari pada proses emisahan secara kimia.
2. Secara Teknis
a. Pengolahan bahan galian akan menghasilkan konsentrat yang mempunyai
kadar mieneral berharga relatif tinggi, sehingga lebih memudahkan untuk
mengambil metalnya.
b. Ada kemungkinan konsentratnya mengandung lebih dari satu mineral
berharga, maka ada kemungkinan dapat diambi logam yang lain sebagai
hasil simpanan.
Pengolahan bahan galian yang dapat juga disebut sebagai Mineral Procesing
Tecnology dapat dibagi dalam tiga macam, yaitu :
a. Mineral Dressing yaitu proses pengolahan bahan galian atau mineral untuk
memisahkan mineral berharga dari mineral pengotornya yang kurang
berharga dengan memanfaatkan perbedaan sifat sifat fisik dari mineral
tersebut tanpa mengubah identitas kimia dan fisik pada produknya.
b. Extractive Metallurgy merupakan proses pengolahan bahan galian mineral
dimana dalam prosesnya memanfaatkan reaksi kimia untuk memisahkan
mineral berharga berupa logam dari mineral tidak berharga sehingga terjadi
perubahan dalam sifat sifat fisik kimia dari mineral mineral produknya.
c. Fuel Technology yaitu proses pengolahan bahan galian atau mineral organik
dengan memanfaatkan reaksi kimia untuk memisahkan fraksi fraksinya
sehingga terjadi perubahan dalam sifat sifat fisik dan kimia dari mineral
mineral tersebut.
2.3.2 Penggolongan Bahan Galian
Dilihat dari segi pemanfaatannya, mineral (bahan galian) dapat dibagi
menjadi 3 golongan, yaitu :
13
pengolahan baha galian sangat tergantung pada kelengkapan dan ketelitian dalam
menentukan data atau nformasi mineral atau kualitas bahan galian tersebut.
Beberapa sifat fisik bahan galian yang umumnya digunakan dalam proses
pengolahan, antara lain :
a. Kekerasan (hardness)
Sifat fisik mineral ini pada umunya sudah dikenal oleh masyarakat dalam
kehidupan sehari sehari, terutama yang erat kaitanna dengan keperluan
hidupnya. Misalnya untuk memecah batuan, penduduk menggunakan yang
lebih keras dari batu itu, seperti pahat dan palu.
b. Berat jenis (specifik gravity)
Setiap mineral mempunyai berat jenis yang berbeda beda. Berat jenis
menieral ini sangat penting untuk menentukan proses yang akan
digunakan dalam pengolhan bahan galian, terutama dalam proses
konsentrasi gravitasi.
c. Kemagnitan (magnetic seseptibility)
Ada beberapa mineral dapat dipengaruhi oleh medan magnit. Sifat
kemagnitan suatu mineral sangat berguna dlam proses pemisahan mineral
bersifat magnit dan mineral yang bersifat non magnit. Perbedaan ini
disebabkan oleh perbedaan dalam komposisi mineral yang dikandungnya.
d. Kelistrikan (electric conductivity)
Proses konsentrasi mineral juga dapat dilakukan dengan memanfaatkan
sifat konduktivitas listrik dari suatu mineral. Pada umumnya mineral
sulfida metalnya mempunyai konduktivitas yang baik, gangguan mineral
pada umumnya mempunyai konduktivitas yang jelek.
2.3.4 Proses Pengolahan Bahan Galian
Pada umumnya mineral tersebut terbentuknya dialam secara bersamaan
dengan batuan induknya, sehingga mineral berharga dan mineral tidak berharga
sebagai pengotor terdapat bersama sama. Keberadaan mieral yang terdapat
dialam yang selalu bersama / berasosiasi dengan mieral lain, membuat mineral
mineral tersebut tidak dapat langsung dipakai dalam industri. Untuk itu diperlukan
suatu proses untuk memisahkan mineral yang diinginkan dari mineral lainnya agar
15
kualitas mineral tersebut dapat memnuhi persyaratan sebagai bahan baku untuk
industri, sebagai bahan baku untuk prses ekstrasi logam selanjutnya.
Proses Pengolahan bahan galian tediri dari beberapa langkah operasi yaitu :
1. Comminution
Adalah proses pengecilan ukuran, dilakukan dengan cara memcah bongkah
batuan besar yang dperoleh dari tambang menjadi butiran butiran yang lebih
kecil sehingga terjadi pelepasan (liberasi) dari mineral mineral yang berbeda
atau yang diperoleh ukuran butiran yang digunakan. Hal ini dapat dilakukan
dengan crushing atau grinding. Grinding digunakan unutk prses basah dan
kering, sedangkan crushing digunakan untuk proses kering aja.
2. Sizing
Adalah proses pemisahan butiran mineral mineral menjadi bagian bagian
(fraksi) yang berbeda dalam ukurannya, sehingga setiap fraksi dari buturan
butiran yang hampir sama ukurannya. Dalam pengelompokan mineral ini dapat
dilakuakn dengan caa :
a. Screening ialah pemisahan besar butir mineral berdasarkan lubang ayakan,
sehingga hasilnya seragam.
b. Classifying ialah oemsiahan butir mienral yang berdasarkan kecepatan
jatuh material dalam suatu media (air, udara), sehingga hasilnya tidak
seragam. Proses ini mengahasilkan Over Flow dan Under Flow.
Alat untuk melakukan screening disebut screen dan alat untuk melakukan
classifying disebut classifier.
3. Concentration
Adalah proses untuk memisahakan butiran butiran mineral berharga dari
mineral pengotornya yang kurang berharga, yang terdapat bersama sama. Proses
ini dilakukan untuk peningkatan kadar sehingga bisa menguntungkan. Pemisahan
ada beberapa cara yang mendasar atas sifat fisik mineral, diantaranya adalah:
a. Warna, kilap dan bentuk kristal.
Konsentrasi yang dilakukan dengan tangan biasa (hand picking).
b. Specific gravity (gravity concentration).
Adalah konsentrasi berdasarkan berat jenisnya. Dalam hal ini gravity
concentrasion ada tiga macam yakni :
16
memabantua mengalirkan air kedalam mesin lobi . Pada begian dalam mesin
lobi memiliki lubang yang beruuran 0,2 mm yang dimana lubang tersebut
berfungsi sebagai tempat keluarnya air yang menyembur ke atas sehingga
mineral pengotor yang berada pada bijih timah terangkat dan mengalir ke
tempat penampungan tailing dari mesin lobi tersebut.
Taling yang sudah terkumpul agak banyak akan segera dibersihkan dan
dimasukkan dalam karung. Pengendapan tailiang yang berada dalam
penampungan tersebut menghambat laju dari air sehingga harus dibersihkan.
Proses pencucian lobi ini cenderung manual karena melihat dari kinerja
dilapangan mesin lobi ini masih sangat sederhana sehingga prosesnya
dilakuakan secara manual.
Keuntungan dari mesin lobi ini adalah:
a. Biaya alat relatif murah
b. Perawatan alat sangatlah mudah
c. Dapat menghilangkan material pengotor bijih timah
Kerugian dari mesin lobi adalah :
1. Proses pengerjaan masih dilakuakan secara manual atau tidak secara
otomatis
2. Mempunyai kapasitas sedikit karena proses pencuciannya dilakukan
secara perlaham lahan tidak langsung sekaligus.
3. Tingkat efisiensi waktu yang rendah karena pengerjaannya membutuhkan
waktu yang lumayan lama.
b. Rotary Dryer
Rotary dryer bekerja menggunakan aliran panas yang mengalir dimana
terjadi kontak dengan bahan yang akan dikeringkan. Pengering rotary dryer
digunakan untuk mengeringkan bijih timah yang mempunyai kadar air
sehingga hasil yang didapatkan dari pengeringan ini mempunyai kadar air 0%.
Pengeringan pada rotary dryer dilakukan pemutaran berkali kali sehingga
tidak hanya permukaan, namun juga pada seluruh bagian yaitu atas dan bawah
secara bergantian, sehingga pengeringan menggunakan alat ini lebih merta dan
lebih banyak mengalami penyusutan.
19
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
dilapangan (data primer) atau data penunjang (data sekunder) yang diperoleh
dari literatur ataupun hasil pengamatan sebelumnya. Adapaun data yang
diperlukan sebagai berikut :
1. Data Primer
Data Primer adalah data yang didapatkan langsung dari lapangan
berdasarkan hasil pengamatan dan pengukuran langsung yang dilakukan,
data tersebut adalah sebagai berikut :
a. Proses pengeringan bijih timah.
b. Dimensi alat yang terdapat pada instalasi pengeringan.
c. Data putaran dan suhu pada rotary dryer.
d. Data putaran belconveyor pada Magneticsaparator.
e. Kadar Sn yang diperoleh setelah diproses pada instalasi pengeringan.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data penunjang dalam proses
pengeringan bijih timah. Data sekunder antara lain sebagai berikut
a. Data hasil produksi bijih timah pada instalasi pengeringan.
b. Data Spesifikasi alat pada instlasi pengeringan.
Mulai
Studi Literatur
Identifikasi masalah
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
dari mesin lobi ini mengandung timah yang dengan kadar yang lebih tinggi
dibandingkan pada saat belum dicuci dengan mesin lobi ini.
Untuk tailing yang dihasilkan dimasukkan didalam karung dan ditampung
didalam tempat penyimpanan tailing. Timah yang selesai dikumpulkan dalam
wadah penampunngan akan diangkut dengan Forklift.
Gambar 8. Forklift
kontak dengan bahan. Didalam drum yang berputar terjadi gerakan pengangkatan
bahan dan menjatuhkan dari atas kebawah sehingga kumpulan bahan basah yang
menempel tersebut terpisah dan proses pengeringan bisa berjalan lebih efektif.
Bijih timah yang dikeringkan kemudian keluar melalui suatu lubang yang berada
pada bagian belakang pengering drum. Sumber panas yang didapatkan dari gas
yang diubah menjadi uap panas dengan cara pembakaran. Aliran panas berasal
dari sempubaran api pembakaran Liquidied Petrolium Gas (LPG) yang
menghasilkan suhu sebesar 230o C.
Kontak yang terjadi antara padatan dan gas pada alat pengeringan Rotary
Dryer dilengkapi dengan flight, yang diletakkan di sepanjang silinder Rotary
Dryer. Volume material yang ditransport oleh flight antara 10 sampai 15 % dari
total volume material bijih timah yang terdapat didalam rotary dryer.
Mekanismenya sebagai berikut, pada saat silinder pengering berputar,
padatan diambil keatas oleh flights, terangkat pada jarak tertentu kemudian
terhaburkan melalui udara. Hasil dari pengeringan rotary dryer akan mengurangi
10 % berat dari konsentrat timah sehingga lebih mudah dalam proses
pengangkutan. 10% berat yang hilang tersebut adalah kandungan air.
Gambar 10. Feed Rotary Dryer Gambar 11. Suhu Rotary Dryer
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Pada tahap pengeringan mempunyai 3 tahapan yaitu proses peningkatan
kadar , proses pengeringan dan proses pemisahan bijih timah.
2. Alat yang digunakan pada tahap pengeringan adalah mesin lobi, rotary
dryer dan magnetic separator.
3. Perputaran mesin Rotary Dryer dipengaruhi oleh seberapa banyak feed
yang dimasukkan kedalam tabung. Kapasitas yang dimilki tabung Rotary
Dryer berkisar 300 sampai dengan 600 kg. Semakin banyak bijih timah
yang dimasukkan maka perputaran tabung akan melambat.
4. Proses pengeringan bijih timah dilakukan dalam 2 shift yaitu pada pagi
hari dan malam hari (selepas magrib).
5. Hasil dari Proses pengeringan mempunyai grade Sn rata rata >65 %.
6. Proses pengeringan merupakan proses yang paling akhir dari
pengolahan bijih timah di TB 1.42 Pemali.
5.2 Saran
Adapun saran yang ingin disampaikan adalah sebagai berikut :
a. Pada instalasi pengeringan ini sebaiknya dilakukan pengecekan alat rutin
seminggu sekali agar dapat memperpanjang umur alat serta menjaga
kinerja alat agar tetap stabil.
b. Sebaiknya pada alat magnetik saparator digunakan tempat penampungan
mineral yang terbuang yang mengandung magnet agar tidak berserakan
dibawah alat magnetic saparator.
35
DAFTAR PUSTAKA
IR.Irwan.2009.PengolahanBahanGalian.
LAMPIRAN 1
Spesifikasi Alat Lobi
LAMPIRAN 2
Spesifikasi Alat Rotary Dryer
Panjang : 407 cm
Diameter : 118 cm
Kemiringan : 30 Derajat
Kapasitas alat : 500 Kg s/d 700 Kg
Suhu : 300o C
Speed Range : 50 rpm
Lebar Feed : 60 x 80 cm
38
LAMPIRAN 3
Spesifikasi Alat Magnetic Saparator
Panjang : 332 cm
Kemiringan : 30o
Diameter magnet : 50 cm
Kapasitas Alat : 2 s/d 3 Kg
Banyak putaran /menit : 17 putaran
Jumlah Jalur Magnet : satu
39
LAMPIRAN 4
Diagram Alir
Proses Pengeringan Bijih Timah di TB 1.42 Pemali
Proses Peningkatan
Kadar Bijih
(Mesin Lobi )
Proses Pemanasan
(Rotary Dry)
Proses Pemisahan
(Magnetic Separator)
40
LAMPIRAN 5
PETA SITUASI TAMBANG
41
LAMPIRAN 6
PETA RENCANA KERJA
42