Professional Documents
Culture Documents
1. Mengurangi keterbatasan waktu, jika tidak ada cukup waktu untuk mengajari
seluruh peserta didik di dalam lab hingga mereka paham,
2. Mengurangi hambatan geografis, jika terdapat siswa atau mahasiswa yang
berlokasi jauh dari pusat pembelajaran (kampus),
3. Ekonomis, tidak membutuhkan bangunan lab, alat-alat dan bahan-bahan seperti
pada laboratorium konvensional,
4. Meningkatkan kualitas eksperimen, karena memungkinkan untuk diulang untuk
memperjelas keraguan dalam pengukuran di lab,
5. Meningkatkan efektivitas pembelajaran, karena siswa atau mahasiswa akan
semakin lama menghabiskan waktunya dalam lab virtual tersebut berulang-
ulang,
6. Meningkatkan keamanan dan keselamatan, karena tidak berinteraksi dengan alat
dan bahan kimia yang nyata.
Kelemahan dalam pemanfaatan Laboratorium Virtual online :
Laboratorium bertajuk Virtual Labs Project ini dapat memfasilitasi percobaan dalam
97 bidang di sembilan disiplin sains dan teknik termasuk elektronik dan komunikasi,
teknik sipil, ilmu komputer, teknik rekayasa, bioteknologi, dan rekayasa biomedis.
Virtual laboratory
Media Virtual adalah media yang menggunakan multimedia atau inovasi e-learning. Pembelajaran
berbasis masalah dapat memanfaatkan fasilitas e-learning secara kolaboratif dalam proses
pemecahan masalah. Dengan memanfaatkan masalah sebagai pemicu untuk belajar dan interaktif,
potensi teknologi mungkin dapat dipergunakan secara penuh, namun pada sisi tertentu e-learning
tetap memilki keterbatasan. Beberapa landasan prinsip penggunaan PBM dalam e-learning adalah:
(1) menggunakan kekuatan masalah riil untuk membangkitkan motivasi; (2) mengkondisikan
lingkungan kaitannya dengan informasi global; (3) mendorong proses pemanfaatan dan
pengembangan belajar e-learning; (4) menekankan pada pemecahan masalah dan pembuatan
keputusan daripada bahan belajar; (5) menyediakan sistem dalam kolaborasi; (6) opimis dalam
menggunakan struktur yang fleksibel; dan (7) mengembangkan evaluasi dan kritik terhadap sumber
informasi. Pembelajaran secara virtual adalah pembelajaran yang mengintegrasikan penggunaan
komputer dalam proses pembelajaran. Pengintegrasian komputer ke dalam pembelajaran ini karena
sebagian besar benda-benda bersifat abstrak, sehingga harus mengkonkritkan benda-benda tersebut
dengan bantuan media virtual, misalnya pengintergrasian gambar,video, animasi, simulasi.
Pembelajaran menggunakan media virtual juga melibatkan hands-on experiment on-line yang
membutuhkan waktu lebih pendek dibandingkan jika melakukan eksperimen di dalam kelas biasa.
Pembelajaran berbantuan virtual laboratory ini sangat membantu siswa dalam mengembangkan
keterampilan proses sains. Namun, selain memiliki kelebihan laboratorium virtual juga memiliki
kelemahan. Kelebihan pembelajaran berbantuan virtual laboratory sebagai berikut. a.
Memungkinkan untuk belajar secara nyaman karena alat dan bahan di simulasikan di dalam
komputer dengan virtual sehingga tidak terlalu berbahaya. b. Pembelajar dapat belajar dan
mengembangkan kreatifitas untuk melakukan percobaan dengan mudah. c. Penyajian masalah
dapat disajikan menggunakan virtual di dalam komputer untuk menimbulkan motivasi siswa. d.
Keinginan siswa untuk belajar akan lebih meningkat karena disajikan dengan animasi yang lebih
menarik. e. Laboratorium virtual tidak terlalu membutuhkan waktu yang cukup lama untuk
mempersiapkan dan melaksanakan kegiatan karena sudah disajikan di dalam komputer. f. Dapat
mendorong pembelajar untuk lebih efektif dan aktif di dalam proses belajar. g. Perhitungan hasil
data percobaan lebih valid dan tepat sehingga akan lebih mudah untuk memperoleh konsep yang
disajikan. Kekurangan dari pembelajaran berbantuan virtual laboratory sebagai berikut. a.
Keberhasilan pembelajaran berbantuan virtual laboratory bergantung pada kemandirian siswa untuk
mengikuti proses pembelajaran. b. Akses untuk melaksanakan kegiatan laboratorium virtual
bergantung pada jumlah fasilitas komputer yang disediakan sekolah. c. Pembelajar dapat merasa
jenuh jika kurang memahami tentang penggunaan komputer sehingga dapat menimbulkan respon
yang pasif untuk melaksanakan percobaan virtual. d. Diperlukan panduan dari guru sebelum
pelaksanaan percobaan menggunakan laboratorium virtual agar terlaksana dengan baik.
Diposting oleh hendrik siswono di 09.22
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label: e-learning, media virtual, virtual lab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Laboratorium virtual adalah laboratorium komputasi yang dirancang agar siswa mampu
melakukan praktikum walau tidak secara langsung. Penggunaan ini dimaksudkan untuk meminimalisir
kesalahan dalam laboratorium dalam hal penggunaan bahan kimia yang berasal dari hasil praktikum
maupun penelitian. Hal ini juga mampu menghemat bahan ketika praktikum dengan meminimalisir
percobaan yang dilakukan. Hal ini berdasarkan fakta bahwa salah satu penyumbang limbah
laboratorium terbesar adalah sekolah-sekolah tingkat menengah.
Laboratorium virtual merupakan salah satu learning content yang berwujud piranti lunak
komputer yang dirancang agar seseorang dapat melakukan aktifitas-aktifitas eksperimen seperti halnya
mereka melakukan eksperimen di laboratorium sebenarnya. Ada 2 komponen penting
dalam Laboratorium virtual, yaitu: simulasi dan animasi. Simulasi bertujuan menggambarkan
lingkungan nyata dalam suatu sistem. Melalui simulasi peserta dapat melakukan percobaan dengan cara
penggantian nilai parameter-parameter, sehingga menimbulkan perilaku berbeda terhadap percobaan
yang dilakukan. Perilaku-perilaku berbeda tersebut kemudian ditampilkan melalui animasi. Hasil-hasil
percobaan juga secara otomatis dapat direkam oleh sistem dan pada akhirnya dapat diambil sebagai
pelaporan.
Kemampuan sumber daya guru dalam membuat laboratorium virtual belum terlalu banyak,
sehingga bisa saja memanfaatkan keberadaan laboratorium virtual yang bisa diakses secara online. Hal
ini dapat terjadi bila sekolah tersebut memiliki jumlah komputer yang memadai dan koneksi internet
yang memiliki bandwith yang besar. Selain itu, faktor lain yang perlu diperhatikan adalah kemampuan
guru dalam mengoperasikan bahan ajar yang ada, membimbing, dan mengarahkan siswa sangat
diperlukan sehingga pembelajaran dengan menggunakan laboratorium virtual bisa berjalan dengan
baik.
Pemanfaatan simulasi laboratorium interaktif ini juga ditujukan sebagai alternatif pemecahan
masalah-masalah dalam pelaksanaan praktikum konvensional yang sering dihadapi oleh guru, siswa
dan lingkungan sekolah. Kelebihan simulasi laboratorium virtual interaktif sebagai alternatif praktikum
kimia, dapat dilihat dari kemampuannya untuk mengatasi kendala-kendala pelaksanaan praktikum yang
ada, yaitu kendala tempat, kendala biaya, dan kendala operator (laboran dan teknisi). Selain itu, simulasi
laboratorium virtual interaktif memiliki kemampuan untuk membuat pembelajaran menjadi menarik
dan memotivasi siswa untuk menyenangi pembelajaran yang dilaksanakan. Dengan adanya penggunaan
animasi dan simulasi dalam courseware tersebut, kegiatan pembelajaran dapat dilaksanakan dengan
variasi aktivitas dan tidak monoton dalam penyajiannya. Disamping itu, literasi terhadap penggunaan
dan pemanfaatan komputer dalam pembelajaran semakin meluas, utamanya di kalangan siswa dan guru,
sehingga terciptanya korelasi antar ilmu pengetahuan dengan teknologi secara sinergi dan terarah secara
positif.
Ada tiga keuntungan yang dapat diperoleh dengan menggunakan laboratorium virtual dalam
pembelajaran kimia, antara lain 1) Laboratorium virtual menjamin ketercapaian green chemistry; 2)
Laboratorium virtual dapat mengakomodasi tiga level representasi kimia, yaitu level makroskopik, level
mikroskopik dan level simbolik; 3) Laboratorium virtual dapat meningkatkan penguasaan konsep,
keterampilan generik sains dan keterampilan berpikir kritis.
Meski memiliki kelebihan simulasi laboratorium interaktif ini juga tetap memiliki kekurangan
yang masih perlu dicarikan solusi pemecahan masalahnya, yaitu adanya keterbatasan kemampuan
komputer dalam hal mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh siswa secara individual dalam proses
pembelajaran. Hal lainnya, program komputer tidak dapat menjangkau aspek psikomotorik dari ranah
pembelajaran sehingga penguasaan keterampilan praktis siswa perlu diarahkan tersendiri selama
pembelajaran berlangsung. Namun demikian, jika mencermati dari esensi praktikum kimia secara garis
besar sebenarnya representasi praktikum melalui simulasi laboratorium interaktif ini, telah cukup
terwakili. Hal ini dikarenakan oleh adanya beberapa keterampilan pragmatis seperti keterampilan
mengamati dan menganalisis data yang merupakan salah satu bagian terpenting yang dapat diperoleh
dari simulasi laboratorium interaktif tersebut.