Professional Documents
Culture Documents
NIM : 2011-11-026
Jumlah Bab : V
Jumlah Halaman : 41
Jumlah Gambar : 13
Jumlah Referensi : 52
Gigi tiruan adalah protesa gigi lepasan yang berfungsi untuk menggantikan sebagian atau
seluruh gigi asli yang sudah hilang serta mengembalikan perubahan-perubahan struktur jaringan
yang terjadi akibat hilangnya gigi asli. Menurut Kennedy pembuatan desain gigi tiruan
digolongkan menjadi beberapa klasifikasi berdasarkan daerah yang tidak bergigi yaitu klas I,
klas II, klas III, dan klas IV. Pembuatan gigi tiruan dapat digolongkan menjadi bebebrapa macam
yaitu berdasarkan jumlah gigi yang diganti (partial denture dan full denture), berdasarkan cara
pemasangan gigi tiruan di dalam mulut (removable denture dan gigi tiruan cekat) dan
berdasarkan dukungan yang terima (pradental, gingival, dan kombinasi keduanya). Seseorang
yang kehilangan gigi dan tidak menggunakan gigi tiruan dapat menyebabkan terjadinya
pergeseran gigi, rotasi diastema, gigi anatagonis supraklusi, premature kontak, food impaction,
karies atau penyakit periodontal, resorbsi dari processus alveolaris dan TMJ. Penggunaan gigi
tiruan dapat menyebabkan terjadinya gangguan pada rongga mulut salah satunya halitosis.
Halitosis adalah suatu istilah umum yang digunakan untuk menerangkan adanya bau atau odor
yang tidak disukai sewaktu terhembus udara, tanpa melihat apakah substansi odor berasal dari
oral ataupun berasal dari non-oral. Volatile Sulfur Compounds (VSC) merupakan penyebab
utama terjadinya halitosis. Halitosis pada pengguna gigi tiruan dapat dicegah dengan menjaga
kebersihan gigi dan mulut, konsumsi makanan berserat, konsumsi air putih, hindari rokok dan
alkohol, menggunakan obat kumur serta membersihkan lidah. Sedangkan perawatan yang dapat
dilakukan adalah pemeriksaan rutin ke dokter gigi, penggunaan dentalf floss, menyikat gigi
teratur, konsumsi air putih, menggunakan obat kumur, mengkonsumsi permen karet bebas gula