- Pragmatisme adalah Pendatang baru dan filsafat bergaya Amerika produk abad XX. yang dicetus oleh: Charles Eksistensialisme sangat S. Peirce (1839-1914)), memperhatikan emosi William James (1842- manusia dari pada 1910), dan John Dewey memperhatikan secara (1859-1952). serius terhadapa intelek. - Kebenaran terletak pada Eksistensialisme tidak kegunaan (utility) dalam sama dengan aliran filsafat perbuatan nyata lain, dia lebih kepada (pragma). pemborantakan yang - Realita sebagai suatu melawan filsafat proses dalam waktu, yg tradicional. berarti orang yang Ada tiga intidasar mengetahui mempunyai eksistensialisme: peranan utk menciptakan - Penolakan untuk atau mengembangkan hal- dimasukkan ke hal yang diketahui dalamaliran pemikiran - Mazhab ini menentang apapun semua yang absolut dan - Penyangkalan akan terikat. memadainya sistema- - Pengetahuan diperoleh sistem kefilsafatan dan melalui pengalaman rangkain kepercayaan langsung (immediate - Ketidakpuasa yang experience). Pegalaman membekas terhadap murni terikat dgn tempat filsafat tradicional dan waktu (relative) sebagai hal yang dimana intelektual akademis, dan jauh dari manusia sangat berperan kehiduapn. Individualisme adalah pilar utama eksistensialisme. Tujuannya adalah hanya manusia selaku individu yang memilikia tujuan. Tidak mencari hal-halyang lain. Tokohnya: Soren Kierkegard (1813-1855) dan Friedrich Nietzsche. Keduanya menentang impersonalisme dan formalisme ajaran kristen gerejawi dan filsafat spekulatif Hegel. Realitas sebagai eksistensi Eksistensi individu adalah titik bidik pandangan eksistensialisme tentang realitas. Fokus realitas verada pada diri (the self) person manusia individual. Mengada (existing) adalah titik bidik utamafilsafat eksistensialisme
2. Kebenaran sebagai apa 2. Kebenaran sebagai
yang berguna dan berfungsi pilihan Proses berpikir reflektif ada Manusia adalah inti lima tahapan: otoritas epistemologis - Manusia selama ia dalam eksistensialisme. menjalani hidupnya secara Makna dan kebenaran aktifmenjumpai suatu tidak lekat dan menyatu persoalan atau keadaan dalam alam. Manusialah menganggu yang untuk yang memberi makna sementara waktu terhadap sesuatu sebagai kemajuannya. Keadaan ini alam. memberi sebuah momen Semua pengetahuan keraguan, yang pada verada dalam kedirian waktu proses pemikiran individu dan kedirian muncul, akalpikir mulai inilah yang membuat memfokuskan putusan akhir seabagi padapersoalan yang ada. seatu yang benar. - Intelektualisasi dari apa Kebenaran verada pada yang mula-mula otoritas individual. merupakan sebuah respon Eksistensi religius lebih emocional terhadap percaya pada ersepsi aktivitasyang terhalang. mereka tentang Langkah-langkah diambil perjumpaan personal oleh seseorang untuk dengan keilahian dari pada mendiagnosis keadaan dan terhadap wahyu yang untuk menguasai hakikat otoritatif. persoalan yang sebenarnya. - Inventarisasi solusi-solusi yang mungkin. Seseorang membiarkan akal pikirnya secara bebas mengusulkan setiap solusi yang mungkin dapat diterima bagi persoalan tadi. Solusi-solusi yang mungkin berfungsi sebagai gagasan-gagasan pemandu atau hiptesis- hipotesis. - Upaya penalaran setelah solusi-solusi yang mungkin daritahap ketiga tadi diperkirakan konsekuensi- konsekuensinya jika dilakukan. Akal pikit bertindak merenung dalam alur pemikiran yang berjalan dari sebab ke akibat sebagai usaha memperkecilpilihan- pilihan dari berbagai hiptesis yang nsntinys sksn berhasil untuk mengatasi kesulitan yang ada. - Berkaitan dengan pengujian hiptesis yang paling bisa diterima akal dengan tindakan (aplikasi) untuk melihat konsekuensi-konsekuensi yang diperkirakan nyata akan terjadi. Jika hiptesis atau jawaban yang diajukan berguna ketika diterapkan ke dalam dunia pengalaman, maka ia adalah benar, benaran adalah apa yang berguna. Jika salah, maka setidak- tidaknya harus kembali ketahap keempat. Dan mencari kebenaran dalam hiptesis pengganti.
3. Nilai-nilai dari masyarakat 3. Nilai-nilai dariindividu
Nilai bersifat relatif dan Fokuls filsafat tidak ada prinsip-prinsip eksistensialisme adalah absolut. Sebagaimana pada dunia aksiologis, budaya berubah begitu filsafat tradicional pada juga nilai berubah. Tidak metafisika, pragmatis pada ada aturan aksiologis yang epistemologi dapat dianggap sebagai Nilai tidak ada yang hal yang mengikat secara absolut dan tidak universal. seseorang pun yang bisa Sesuatu yang baik adalah menguraikan secara rinci menurut penilaian hakikat perilkau yang masyarakat dan berguna baik. Manusia adalah atau berfungsi bebas.
4. Pragmatisme dan 4. Eksistensialisme dan
pendidikan pendidikan - Pelajar adalah subyek Guru sebagai seorang yang meiliki yang berkemauan pengalaman. Sebagai membantu para subyek indiviu yang mengalami didik mengekplorasi sehingga ia dapat jawaban-jawaban yang memecahkan persoalan- mungkin. Dan persoalan dengan memperhatikan keunikan menggunakan individualitas masing- kecerdasan. masing subyek didik. - Guru sebagai Kurikulum terbuka bagi pendamping dan perubahan karena pemandu subyek didik konsepnya tentang dalam pengalaman kebenarana adalah selalu pendidikan karena berkembang dan berubah. aktivitas kelas setiap hari Metodologi memiliki akan menghadapi dunia jumlah kemungkinan yang yang berubah. takterbatas. - Kurikulum dibangun atas Materi, kurikulum, dan dasar unit-unit yang pengajaran harus ada alamiah (wajar) yang banyak pilihan-pilihan tidak menimbulkan yang terbuka bagi subyek persoalan dan didik yang berkeinginan pengalaman yang untuk belajar. menekan para subyek didik. Materi pengajaran tradisinal ex. Seni, ilmu pasti dll dapat dianyam ke dalam sebuah teknik pemecahan masalah (problem solving). - Metodolgi berorientasi pada pemberian kebebasan yang besar untuk memilih kepada subyek didik dalam mencari-cari situasi- situasi pengalaman belajar yang akan menjadi halyang pali berguna bagi mereka. Metode proyek adalah metode unggulan mereka.