You are on page 1of 19

MAKALAH BIOLOGI

KESEIMBANGAN LINGKUNGAN YANG DINAMIS

Disusun Oleh:
1. Annisa Hasyidah (05)
2. Girindra Rahman B (11)
3. Ilham Penita Sari (15)
4. Laras Nur Janah (22)
5. Winarti Tri U (31)
Kelas : X MIA 5

SMA NEGERI 2 SRAGEN


TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat
dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan Makalah Biologi tentang
Keseimbangan Lingkungan Yang Dinamis Laporan ini disusun sebagai salah
satu tugas mata pelajaran Biologi.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada seluruh
pihak yang membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari
sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya
dari guru mata pelajaran guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami
untuk lebih baik di masa yang akan datang.

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
KATA PENGANTAR....................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan....................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 3
A. Keseimbangan Lingkungan....................................................... 3
B. Dampak Eksploitasi Berlebihan Terhadap Ekosistem.............. 6
C. Eksploitasi Berlebihan Pada Ekosistem Darat Dan Akuatik..... 7
D. Upaya Menjaga Keseimbangan Lingkungan............................ 8
BAB III PENUTUP........................................................................................ 10
A. Kesimpulan............................................................................... 10
B. Saran.......................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kerusakan lingkungan hidup terjadi akibat populasi manusia dan
perkembangan zaman. Populasi manusia mempengaruhi keadaan alam.
Semakin banyak manusia tinggal di suatu daerah maka kebutuhan hidup juga
bertambah. Dengan bertambahnya manusia yang berperan sebagai konsumen,
para produsen memproduksi produk mereka agar memenuhi kebutuhan
konsumen mereka. Sedangkan semakin banyak produk yang dikeluarkan oleh
industri mengeluarkan limbah yang dibuang ke lingkungan. Limbah inilah
yang mengakibatkan kerusakan alam khususnya pada lingkungan hidup.
Pada umumnya manusia bergantung pada keadaan lingkungan
disekitarnya yaitu berupa sumber daya alam yang dapat menunjang kehidupan
sehari-hari. Sumber daya alam yang utama bagi manusia adalah tanah, air, dan
udara. Tanah merupakan tempat manusia untuk melakukan berbagai kegiatan.
Air sangat diperlukan oleh manusia sebagai komponen terbesar dari tubuh
manusia. Untuk menjaga keseimbangan, air sangat dibutuhkan dengan jumlah
yang cukup banyak dan memiliki kualitas yang baik. Selain itu, udara
merupakan sumber oksigen yang alami bagi pernafasan manusia. Lingkungan
yang sehat akan terwujud apabila manusia dan lingkungannya dalam kondisi
yang baik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu keseimbangan lingkungan?
2. Bagaimana dampak eksploitasi berlebihan terhadap ekosistem?
3. Bagaimana eksploitasi berlebihan pada ekosistem darat dan akuatik?
4. Bagaimana upaya menjaga keseimbangan lingkungan?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi keseimbangan lingkungan
2. Untuk mengetahui dampak eksploitasi berlebihan terhadap ekosistem
3. Untuk mengetahui eksploitasi berlebihan pada ekosistem darat dan akuatik
4. Untuk mengetahui upaya menjaga keseimbangan lingkungan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Keseimbangan Lingkungan
Lingkungan dikatakan seimbang (equilibrium) apabila memiliki ciri-
ciri antara lain :
1. Lingkungan yang didalamnya terdapat pola-pola interaksi, meliputi : arus
energi, daur materi, rantai makanan, jaring-jaring makanan, piramida
ekologi, daur biogeokimia, dan produktivitas. Melalui pola-pola interaksi
tersebut, pertumbuhan dan perkembangan organisme berlangsung secara
alami, sehingga tidak ada organisme yang mendominasi terhadap
organisme lainnya.
2. Lingkungan yang homeostatis, yaitu lingkungan yang mampu
mempertahankan terhadap gangguan alam, baik gangguan secara alami
maupun buatan.
3. Lingkungan yang memiliki daya dukung lingkungan, yaitu lingkungan
yang mampu mendukung semua kehidupan organisme, karena dalam
lingkungan terdapat berbagai sumber daya alam (hayati dan non hayati).
4. Terbentuknya lingkungan yang klimaks, yaitu lingkungan yang banyak
ditumbuhi pohon-pohon (terbentuknya hutan).
Suatu lingkungan sebenarnya bersifat dinamis dan memiliki
kemampuan untuk mendukung kelangsungan hidup makhluk hidup di
dalamnya yang disebut daya dukung lingkungan. Lingkungan juga memiliki
kemampuan untuk mengembalikan kondisi lingkungan ke keadaan seimbang
ketika lingkungan mendapat gangguan atau kerusakan sampai batas tertentu
yang disebut daya lenting lingkungan. Sebagai contohnya adalah keadaan
sekitar Gunung Krakatau yang semula menjadi tempat hidup banyak
organism, namun setelah terjadi letusan pada tahun 1883, keadaan sekitar
menjadi rusak dan hamper seluruh organisme mati. Namun setelah sekitar 125
tahun kemudian, tempat itu kembali pulih seperti dulu lagi.

3
Keseimbangan lingkungan merupakan kemampuan lingkungan untuk
mengatasi tekanan dari alam maupun dari aktivitas manusia, serta kemampuan
lingkungan dalam menjaga kestabilan kehidupan di dalamnya. Keseimbangan
lingkungan akan tercapai bila ada interaksi organisme dangan faktor
lingkungan dan interaksi antarkomponen dalam suatu lingkungan dapat
berjalan dengan proporsional.
1. Interaksi Antarkomponen
Ekosistem dalam Menjaga Keseimbangan Lingkungan
Ekosistem disusun oleh komponen biotik dan abiotik. Kedua komponen
ini saling berinteraksi dalam menjaga keseimbangan lingkungan dan
kestabilan ekosistem. Interaksi antarkomponen biotik dalam menjaga
keseimbangan lingkungan dapat kita lihat pada peristiwa rantai makanan
dan jaring-jaring makanan. Adanya interaksi yang saling membutuhkan
antarkomponen biotik di rantai makanan dan jaring-jaring makanan,
menyebabkan tidak akan ada satupun komponen biotik yang populasinya
akan bertambah terlalu cepat atau menurun drastis. Pada lingkungan yang
seimbang, tidak akan terjadi peningkatan atau penurunan populasi
komponen biotic tertentu secara mencolok.
Selain interaksi antarkomponen biotik, terdapat juga interaksi
antara komponen biotik dengan komponen abiotik. Keseimbangan
lingkungan akan tercipta bila interaksi antarkomponen biotik dan abiotik
berjalan dengan sesuai dan berkesinambungan. Faktor-faktor lingkungan
seperti suhu, air, intensitas cahaya, kelembapan, salinitas, dan perubahan
kondisi lingkungan juga dapat mengancam keseimbangan lingkungan.
2. Suksesi
Ketika gangguan yang masuk ke dalam suatu lingkungan berada di
luar ambang batas toleransi maka keseimbangan lingkungan akan
terganggu. Gangguan yang masuk ke lingkungan dapat berasal dari
lingkungan alam atau akibat campur tangan manusia. Gangguan alam yang
sangat merusak, seperti kebakaran, sempa bumi, badai, tornado, dan
letusan gunung api dapat menghancurkan komunitas biologis. Setelah

4
terjadi gangguan alam, lingkungan akan mengalami proses pemulihan.
Struktur komunitas akan mengalami suatu perubahan yang disebut suksesi,
yaitu proses perubahan komposisi spesies dalam suatu komunitas biologi
akibat adanya gangguan pada komunitas itu. Terdapat 2 macam sussesi,
yaitu suksesi primer dan suksesi sekunder.
a. Suksesi primer
Suksesi primer yaitu proses perubahan komposisi komunitas
yang terjadi pada suatu kawasan yang pada mulanya hampir tidak ada
kehidupan. Biasanya terjadi pada pulau vulkanis baru atau area yang
awalnya tertutup glasier atau lapisan es. Contoh organism yang
berperan pada suksesi primer yaitu lumut dan Lichenes. Organisme
yang mampu tumbuh pertama kali dan kemudian membentuk suatu
ekosistem disebut organism pionir atau spesies pionir.
b. Suksesi sekunder
Suksesi sekunder yaitu proses perubahan komposisi komunitas
yang terjadi pada area yang mulanya ada kehidupan tetapi kemudian
mengalami beberapa gangguan yang menyebabkan hilangnya
komunitas yang ada di area itu dan hanya meninggalkan tanah yang
tetap utuh. Tetapi pada umumya area itu akan pulih kembali. Contoh :
hutan yang mengalami penebangan
c. Komunitas klimaks
Komunitas klimaks adalah komunitas yang dihasilkan dari
proses suksesi. Didominasi organisme yang memiliki umur panjang,
seperti pohon-pohon besar dan hewan yang memiliki siklus hidup
yang panjang.

5
B. Dampak Eksploitasi Berlebihan Terhadap Ekosistem
Beberapa dampak negatif terhadap ekosistem akibat eksploitasi
berlebihan manusia :
1. Fragmentasi dan Degradasi Habitat
Kawasan hutan yang pepohonannya banyak ditebang untuk memenuhi
kesejahteraan manusia atau pembangunan jalan yang melintasi hutan
merupakan contoh fragmentasi habitat. Fragmentasi dan degradasi habitat
menyebabkan munculnya berbagai masalah, antaralain seperti kematian
organisme karena hilangnya sumber makanan dan tempat tinggal dan
menurunnya keanekaragaman spesies pada habitat tersebut.
2. Terganggunya Aliran Energi di Dalam ekosistem
Ketika proses penebangan dan pembakaran hutan selesai, maka kawasan
itu kemudian akan ditanami satu jenis tumbuhan (sistem monokultur),
contoh : padi. Hal itu menyebabkan aliran energi yang semula kompleks,
yaitu antara beberapa jenis produsen, konsumen, dan detritivoria menjadi
aliran energi yang lebih sederhana, yaitu satu jenis produsen, beberapa
konsumen, dan detritivoria.
3. Resistensi Beberapa Spesies Merugikan
Penggunaan pestisida dan antibiotika yang berlebihan untuk membunuh
populasi organism yang merugikan dapat menyebabkan munculnya
populasi organisme yang kebal terhadap pestisida dan antibiotik tersebut.
4. Hilangnya Spesies Penting di Dalam Ekosistem
Hilangnya satu organisme dapat memberikan dampak yang cukup besar di
dalam ekosistem.
5. Introduksi Spesies Asing
Introduksi spesies asing dapat merugikan dalam suatu ekosistem karena
spesies tersebut tidak memiliki predator alami.. contohnya ledakan
populasi tanaman enceng gondok, dikarenakan tidak terdapatnya predator
alami (Neochetine eichhorniae) yang mengontrol pertumbuhan populasi
tanaman tersebut.

6
6. Berkurangnya Sumber Daya Alam Terbaharui
Semua sumber daya alam yang dapat diperbaharui seperti kayu, tanduk,
dan gading jika digunakan dan dieksploitasi secara berlebihan akan
menurunkan jumlah dan kualitas sumber daya alam tersebut.
7. Terganggunya Daur Materi di Dalam Ekosistem
Meningkatnya aktivitas manusia di dunia berpengaruh terhadap daur
biogeokimia. Contohnya daur karbon yang terganggu akibat semakin
banyaknya penggunaan bahan bakar. Melimpahnya CO2 yang dihasilkan
dari proses pembakarandapat memberikan efek buruk, salah satunya
adalah pemanasan global.

C. Eksploitasi Berlebihan Pada Ekosistem Darat Dan Akuatik


1. Ekosistem Darat
Ekosistem darat mencakup seluruh bioma yang terdapat di daratan,
meliputi hutan, padang rumput, gurun, dan sebagainya. Eksploitasi
berlebihan pada ekosistem darat sebagian besar terjadi pada ekosistem
hutan. Semakin banyaknya manfaat yang dihasilkan dari ekosistem hutan,
maka semakin banyak pula manusia yang menggunakan sumber daya
hutan untuk kesejahteraan hidupnya secara berlebihan tanpa
memperhatikan keseimbangan ekonomi.
Hutan, terutama hutan hujan tropis, merupakan pengkonsumsi
karbon dioksida terbesar karna vegetasinya memerlukan CO2 untuk
fotosintesis. Namun, adanya CO2 yang berlebih yang menyebabkan
pemanasan global. Salah satu efek pemanasan global adalah mencairnya es
di kutub. Bila es mencair, maka permukaan air laut akan naik yang dapat
mempengaruhi keseimbangan ekologis di seluruh bumi. Kebakaran hutan
dan penebangan pohon dalam jumlah besar juga menyebabkan hilangnya
habitat makhluk hidup yang tinggal di dalamnya.
2. Ekosistem Akuatik
Ekosistem akuatik yang meliputi laut, sungai, danau, dan perairan
lainnya dapat mengalami eksploitasi pula. Eksploitasi sumber daya akuatik

7
dapat berupa penangkapan organisme laut secara berlebihan. Rusaknya
atau pengambilan terumbu karang dapat menyebabkan hilangnya tempat
tinggal bagi organisme yang ada pada ekosistem terumbu karang.
Ancaman lain yang dapat mengganggu ekosistem perairan adalah
penggunaan ekosistem perairan sebagai daerah wisata. Penetapan daerah
wisata perairan dapat dikatakan sebagai eksploitasi apabila daerah wisata
tersebut tidak dikelola dengan baik. Misalnya pantai yang telah tercemar
oleh sampah yang dibuang pengunjung tempat wisata tersebut. Hal itu
akan mengganggu keberadaan organisme yang ada di ekosistem tersebut.

D. Upaya Menjaga Keseimbangan Lingkungan


Beberapa contoh upaya untuk menjaga keseimbangan lingkungan,
yaitu :
1. Mengurangi penggunaan kertas dan mendaur ulangnya
2. Mengurangi penggunaan bahan-bahan kimia dalam rumah tangga karena
dapat mencemari lingkungan
3. Tidak boros dalam penggunaan air dan membangun daerah resapan air di
halaman rumah
4. Mengurangi produksi sampah, memisahkan sampah, dan mendaur
ulangnya
5. Menghemat penggunaan bahan bakar
6. Menghentikan jual-beli berbagai spesies hewan langka
7. Tidak membakar hutan untuk membuka lahan
8. Menerapkan sistem bercocok tanam yang memperhatikan lingkungan,
yaitu dengan mengendalikan hama secara alami dengan metode biological
control (menggunakan musuh alami dari hama). Upaya ini untuk
mencegah munculnya populasi hama yang resisten terhadap pestisida.
Pengawasan ketat oleh pemerintah terhadap berbagai produk impor. Upaya
ini untuk mencegah masuknya spesies asing ke dalam negeri
Hal terpenting yang perlu dilakukan dalam rangka menjaga
keseimbangan lingkungan adalah upaya pelestarian hutan dengan cara

8
reboisasi, tidak melakukan penebangan hutan secara acak, dan menghentikan
penebangan hutan secara liar. Penegakan hukum yang tegas dan adil juga
perlu dilakukan terhadap perambah dan penebang hutan liar

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kerusakan lingkungan hidup banyak diakibatkan oleh manusia.
Diantaranya kebakaran hutan, penebangan liar yang mengakibatkan hutan
gundul. Majunya teknologi seperti mobil, pabrik, dan sepeda motor membuat
udara tercemar dan lapisan ozon berlubang karena asap kendaraan. Lapisan
ozon yang berlubang membuat sinar matahari langsung ke bumi yang
menyebabkan suhu di bumi naik. Karena suhu di bumi naik es di kutub utara
mulai mencair. Hal tersebut membuat permukaan air laut meningkat. Oleh
karena itu, manusia harus segera menanggulangi kerusakan ini sebelum
kerusakan semakin meluas. Selain menanggulangi manusia harus sadar dan
mengintrospeksi diri mereka agar tidak mengulangi kesalahan yang sama
seperti merusak lingkungan.

B. Saran
Adapun saran saran yang ingin penulis sampaikan adalah Seharusnya
pemerintah lebih memperhatikan kelestarian lingkungan hidup. Karena pada
saat ini pemerintah masih berpangku tangan atas apa yang terjadi dengan
lingkungan. Pemerintah harus tegas dalam menentukan tindakan untuk
menanggulangi kerusakan lebih lanjut seperti kerusakan hutan, kebakaran,
asap pabrik yang membuat lapisan ozon berlubang dan banyak kerusakan lain
yang disebabkan oleh manusia dengan cara reboisasi, penyuluhan tentang
pentingnya lingkungan hidup bagi kehidupan manusia.

10
DAFTAR PUSTAKA

Dr.H. Totok Gunawan, M.S.,dkk. 2004. Fakta dan Konsep Geografi. Jakarta:
Ganeca Exact..

Pratomo, Suko dan Saefulrohman, Asep dan Nurjahnih, Mimin. 2007. Pendidikan
Lingkungan di SD.Bandung: UPI PRESS.

Pratomo, Suko dan Barlia, Lili. 2006. Basic Pendidikan Lingkungan. Bandung:
UPI PRESS.

http://id.wikipedia.org/wiki/Pemanasan_global

http://www.tipsmu-tipsku.com/2012/02/penyebab-dan-dampak-global-
warming.html

http://ekologi-hutan.blogspot.com/2010/11/kerusakan-ekosistem.html

11
Lampiran

12
13
14
15
16

You might also like