You are on page 1of 6

1

Identifikasi Karakteristik Lingkungan


Permukiman Kumuh Berdasarkan Persepsi
Masyarakat Di Kelurahan Tlogopojok
Fachrul Irawan Ali dan Ema Umilia
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi
Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: umilia84@gmail.com

AbstrakPerkembangan pusat kota yang merupakan lingkungan kumuh yang dapat diindikasikan dengan
sentra dari kegiatan ekonomi membawa pengaruh bagi tingginya kemunculan permukiman kumuh (slum). Dengan adanya
arus tenaga kerja, sehingga menjadi daya tarik yang tinggi bagi lingkungan slum di kawasan sekitar, maka diperlukannya cara
masyarakat. Jumlah permukiman yang layak huni tidak untuk mengatasi permasalahan tersebut, agar nantinya dapat
sebanding dengan meningkatnya jumlah penduduk sehingga mengurangi permasalahan lingkungan (Abrams, 1964) [2].
mengakibatkan permasalahan lingkungan khususnya pada
kawasan pusat kota. Dengan adanya pernyataan tersebut
Kelurahan Tlogopojok merupakan salah satu permukiman
merupakan gamabaran yang terjadi di kawasan permukiman kumuh yang terdapat di Kecamatan Gresik, dengan luas
kumuh yang terletak di Kelurahan Tlogopojok (Gresik). Selain wilayah 78 Ha (RDTRK Gresik, 2008) [3]. Penggunaan
itu, berdasarkan syarat Keputusan Bupati Kabupaten Gresik tanah untuk permukiman kumuh 11,70 Ha terdiri dari 6 RW
tahun 2011 tentang penetapan lokasi lingkungan perumahan dan dari beberapa RW yang ada, serta kepadatan penduduk di
permukiman kumuh di Kabupaten Gresik, Kelurahan Kelurahan Tlogopojok mencapai 6.968 jiwa. Ditinjau dari
Tlogopojok merupakan salah satu permukiman kumuh yang aspek sosial ekonominya masyarakat di sekitar Kelurahan
terdapat di Kecamatan Gresik, dengan luas wilayah 78 Ha Tlogopojok dapat dikategorikan sebagai masyarakat
(RDTRK Gresik, 2008). Dengan adanya permasalahan menengah kebawah, dengan sebagian besar bermata
lingkungan permukiman yang teletak di Keluarahan Tlopojok
(Gresik), perlu adanya suatu identifikasi karakteristik
pencaharian sebagai pedagang (Profil Kelurahan Tlogopojok,
lingkungan permukiman kumuh berdasarkan persepsi 2011) [4]. Kelurahan Tlogopojok merupakan kawasan pusat
masyarkat di Kelurahan Tlogopojok. Dalam mencapai tujuan kota dan berdasarkan Rencana Detail Tata Ruang Kota
penelitian dilakukan analisa deskriptif kualitatif, sehingga (RDTRK) Gresik Tahun 2008 kawasan Kelurahan Tlogopojok
nantinya dapat diketahui, karakteristik lingkungan berdasarkan termasuk dalam Satuan Kawasan Pengembangan (SKP) 1
persepsi masyarakat. Dari hasil yang didapatkan dari penelitian dimana fungsi utamanya adalah sebagai pusat perdagangan
ini yaitu diketahui bahwa karakteristik lingkungan permukiman dan jasa. Fungsi kawasan Kelurahan Tlogopojok selain
berdasarkan persepsi masyarakat di Kelurahan Tlogopojok digunakan untuk permukiman serta perdagangan dan jasa juga
menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat yang terdapat digunakan untuk kawasan industri. Penggunaan untuk lahan
di wilayah penelitian adalah masyarakat pendatang. Selain itu,
kurang meratanya penyediaan prasarana lingkungan di wilayah
industri adalah seluas 64,85 Ha (Profil Kelurahan, 2012)
penelitian. [5].
Beberapa permasalahan yang terjadi di Kecamatan Gresik
Kata Kunci, permukiman kumuh, karakteristik khususnya Kelurahan Tlogopojok mengalami permasalahan
lingkungan, persepsi masyarkat. lingkungan permukiman, yang ditandai dengan ciri
perkembangan penduduk yang tinggi, tidak seimbangnya
I. PENDAHULUAN dengan ketersediaan lahan, kurang optimalnya ketersedian
prasarana lingkungan permukiman dan kurang sadarnya
P ERKEMBANGAN pusat kota yang merupakan sentra
dari kegiatan ekonomi, dapat membawa pengaruh bagi
masyarakat di menjaga serta memelihara lingkungan
permukimannya. Sehingga dengan adanya permasalahan
tingginya arus tenaga kerja, sehingga menjadi daya tarik yang
lingkungan yang terjadi di kelurahan Tlogopojok, dapat
tinggi bagi masyarakat. Masalah lingkungan tidak berdiri
teridentifikasinya karakteristik lingkungan permukiman
sendiri, tetapi selalu saling terkait erat. Keterkaitan antara
kumuh berdasarkan persepsi masyarakat.
masalah satu dengan yang lain disebabkan karena sebuah
faktor, yang merupakan sebab berbagai masalah, sebuah faktor
II. URAIAN PENELITIAN
mempunyai pengaruh yang berbeda dan interaksi antar
berbagai masalah dan dampak yang ditimbulkan bersifat Untuk mecapai tujuan penelitian, maka dilakukan
kumulatif (Soedradjad, 1999) [1]. Masalah lingkungan yang dengan pendekatan rasionalistik dan bersifat deskriptif. Teknik
saling terkait erat antara lain adalah populasi manusia yang pengumpulan data pada penelitian ini dapat diperoleh melalui
berlebih, polusi, penurunan jumlah sumberdaya, dan observasi ataupun pengamatan lapangan, dan pengisian
perubahan lingkungan. Hal tersebut menciptakan kawasan dan
2

kuesioner oleh masyarakat di wilayah studi dan studi literatur


terkait penelitian.
Dalam menentukan responden masyarakat didalam
pengisian kuesioner dapat menggunakan teknik sampling acak
sederhana (simple random sampling). Dari perhitungan
dengan teknik sampling acak sederhana (simple random
sampling), didapatkan sampel responden masyarakat sebanyak
94 responden.
Teknik ataupun alat analisa dalam penelitian ini
dapat menggunakan teknik analisa deskriptif kualitatif.
Sehingga hasil dari analisa deskriptif kaualitatif dapat
diperoleh dari data pengisian kuesioner yang disebarkan
kepada masyarkat di wilyah penelitian, serta dapat
teridentifikasi karakteristik lingkungan permukiman kumuh
berdasarkan persepsi masyarakat di Kelurahan Tlogopojok.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


Gambaran Orientasi Kelurahan tlogopojok (Kabupaten
Gresik)
Kawasan permukiman Kelurahan Tlogopojok
merupakan kawasan permukiman yang berada di wilayah Gambar 1. Peta Orientasi Wilayah Penelitian
administrasi Kecamatan Gresik, Kabupaten Gresik dan Sumber: Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman
terletak pada pusat Kota Gresik. Luas wilyah dari kawasan Prioritas (RPKPP) Kabupaten Gresik, 2012
permukiman Kelurahan Tlogopojok itu sendiri adalah 78 Indentifikasi Karakteristik Lingkumgan Permukiman
Ha (Profil Kelurahan, 2012). Kelurahan Tlogopojok terdiri Kumuh Berdasarkan Persepsi Masyarakat Di Kelurahan
dari 6 RW dan 20 RT. Adapun lokasi wilayah penelitian Tlogopojok
terletak pada RW 1, 2, 3, 4, 5, dan 6, yang mana RW tersebut
merupakan permukiman informal (perumahan Berdasarkan hasil tinjauan teori didapatkan lima
perkampungan), hal ini dikarenakan kawasan tersebut indikator yang dapat dijadikan untuk mengidentifikasi
merupakan kawasan permukiman yang memiliki karakteristik karakteristik lingkungan permukiman kumuh di Keluarahan
kumuh. Adapun batas-batas administrasi kawasan Tlogopojok yaitu karakteristik kependudukan, sosial,
permukiman Kelurahan Tlogopojok adalah sebagai berikut : ekonomi, prasarana dan kondisi fisik permukiman.
Batas Utara : Kelurahan Lumpur dan Selat Madura a. Kependudukan
Batas Barat : Kelurahan Karangturi Pembahasan mengenai karakteristik kependudukan di
Batas Timur : Desa Roomo Kecamtan Manyar permukiman kumuh Kelurahan Tlogopojok, berdasarkan
Batas Selatan : Kelurahan Karangpoh kajian teori dapat di jelasakan berdasarkan variabel asal
Untuk lebih jelasnya, batas kawasan permukiman daerah dan jumlah anggota keluarga.
Kelurahan Tlogopojok dapat dilihat pada Peta 1.1 Asal Daerah
Berdasarkan data karakteristik kependudukan tentang
asal daerah, dari hasil penyeberan kuesioner secara acak, dapat
dilihat pada diagram 1.1 di bawah ini:
Diagram 1.1
Asal Daerah penduduk berdasarkan Rekapitulasi Kuesioner

Sumber: Hasil Analias, 2013


Dengan adanya data hasil rekapitulasi kuesioner
tersebut, dapat disimpulkan bahwa tidak sedikit penghuni
permukiman kumuh di Kelurahan Tlogopojok merupakan
warga pendatang yaitu berdasarkan rekapitulasi kuesioner dari
total keseluruhan sebanyak 60 responden atau 64% responden,
yang mana pendatang yang ada di permukiman kumuh di
wilayah studi masih berasal dari pulau jawa. Sehingga dengan
3

adanya hal tersebut, menunjukkan bahwa jumlah migrasi yang Berdasarkan hasil diagram diatas dapat disimpulkan
masuk ke wilayah penelitian cukup besar dan memberi cukup bahwa jumlah responden terbesar berada pada tingkat
memberi pengaruh pada wilayah penelitian. pendidikan tamat SLTP yaitu sebesar 34 reponden atau 36%
Jumlah Anggota Keluarga dari total kuesioner, sehingga dengan rendahnya taraf tingkat
Berdasarkan data karakteristik kependudukan tentang pendidikan masyarakat yang dimiliki di permukiman kumuh
jumlah anggota keluarga, dari hasil penyeberan kuesioner Kelurahan Tlogopojok., nantinya dapat berpengaruh pada pola
secara acak, dapat dilihat pada diagram 1.2 di bawah ini. pikir mereka terkait kebersihan lingkungan permukiman.
Diagram 1.2 c. Ekonomi
Jumlah Anggota Keluraga Berdasarkan Pembahasan mengenai indikator karakteristik
Rekapitulasi Kuesioner ekonomi di permukiman kumuh Kelurahan Tlogopojok,
berdasarkan kajian teori dapat di jelasakan berdasarkan
variabel jenis pekerjaan dan pendapatan masyarakat.
Jenis Pekerjaan
Berdasarkan data karakteristik ekonomi tentang Jenis
pekerjaan, dari hasil penyeberan kuesioner secara acak, dapat
dilihat pada diagram 1.4 di bawah ini:
Diagram 1.4
Jenis Pekerjaan Masyarakat di Wilayah Penelitian
Berdasarkan Rekapitulasi Kuesioner

Sumber: Hasil Analias, 2013


Berdasarkan hasil rekapitulasi kuesioner dengan
menggunakan metode secara sampel acak sederhana yang
telah disebarkan di wilayah penelitian, menunjukkan bahwa
sebanyak 31 atau sebesar 33% responden memiliki jumlah
anggota keluarga lebih dari enam orang dari total keseluruhan
responden. Sehingga dapat disimpulkan, bahwa jumlah
anggota keluarga per unit rumah dapat dikategorikan banyak
di permukiman kumuh Kelurahan Tlogopojok, dengan adanya
hal tersebut dapat menyebabkan tingkat kepadatan penduduk
yang cukup tinggi di wilayah penelitian.
b. Sosial
Pembahasan mengenai indikator karakteristik sosial di Sumber: Hasil Analisis, 2013
permukiman kumuh Kelurahan Tlogopojok, berdasarkan Berdasarkan hasil diagram diatas menunjukkan,
kajian teori dapat di jelasakan berdasarkan variabel taraf bahwa karakteristik jenis pekerjaan yang paling banyak
pendidikan. dilakukan masayrakat sekitar yaitu pedagan dan jasa. Hal ini
Taraf Pendidikan dapat dilihat pada hasil rekapitulasi kuesioner yang
Berdasarkan data sekunder, taraf pendidikan menunjukkan bahwa dari 94 kuesioner, dengan menggunakan
masyarakat di wilayah studi yang paling banyak, hanya metode sampel acak sederhana (simple random sampling),
menempuh pendidikan hingga taraf SLTP yaitu sebesar 2.021 sebanyak 42 kuesioner atau sebesar 45% responden bermata
jiwa dari total keselurahan penduduk di wilayah penelitian pencaharian sebagai pedagang dan sebanyak 20 kuesioner atau
(Profil Kelurahan Tlogopojok, 2011). Selain itu, hasil sebesar 21% responden bekerja dibidang jasa seperti tukang
penyebaran kuesioner yang dilakukana secara acak/random, becak, bengkel, dan supir angkot. Sisanya sebanyak 32
menunjukkan hasil yang sama dengan data sekunder yang responden atau sebesar 34% bermata pencaharian sebagai
dimiliki peneliti. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada PNS, pertukangan, TNI/Polri, swasta, dan tidak bekerja.
diagram 1.3 Pendapatan Masyarakat
Diagram 1.3 Dengan keadaan mata pencaharian masyarakat yang
Taraf Tingkat Pendidikan Masyarakat di Wilayah Penelitian sebagian besar sebagai pedagang dan juga jasa, pendapatan
Berdasarkan Rekapitulasi Kuesioner masyarakat di kawasan studi juga dapat dikatakan rendah.
hasil kuesioner menunjukkan bahwa sebesar 31 responden
atau sebanyak 33% memiliki pendapatan total rumah tangga
bekisar antara Rp. 1.250.000,- s/d Rp. 1.500.000,- per bulan
dari total kesluruan responden.Untuk lebih jelasnya, dapat
dilihat pada diagram 1.5

Sumber: Hasil Analias, 2013


4

Diagram 1.5 Berdasarkan hasil diagram diatas, menunjukkan bahwa


Pendapatan Masyarakat per bulan di Wilayah Penelitian dari ketiga alternatif ini masyarakat di kawasan studi lebih
Berdasarkan Rekapitulasi Kuesioner banyak mengunakan sumur pompa, sehingga terdapat
masyarakat yang sudah memliki jaringan air PDAM, maupun
hipam, mereka masih menggunakan alternatif jaringan air
tersebut.
Prasarana Persampahan
Sebagian warga di wilayah studi memiliki tong sampah
pribadi untuk pembuangan sampah sehari-hari, akan tetapi
terdapat warga masyarakat yang belum memiliki tong sampah
pribadi (survei primer, 2013). Selain itu dapat dilihat
Sumber: Hasil Analias, 2013 berdasarkan hasil rekapitulasi kuesioner, sebanyak 53
Berdasarkan hasil rekapitulasi kuesioner diatas dapat responden atau sebesar 56% tidak memiliki tong sampah
disimpulkan, bahwa sebagian besar masyarkat di permukiman pribadi dan sisanya sebanyak 41 responden atau sebanyak
kumuh Keluraha Tlogopojok, memiliki tingkat pendapatan 44% menyatakan memiliki tong sampah pribadi dari total
yang tergolong rendah, sehinnga mempengaruhi kualitas hidup kesluruan responden. Untuk lebih jelasnya, dapat diliat pada
masyarakat di wilayah penelitian. diagram 1.7
d. Prasarana Diagram 1.7
Pembahasan mengenai karakteristik prasarana dari Prasarana Persampahan di Wilayah Penelitian Berdasarkan
permukiman kumuh di Kelurahan Tlogopojok, berdasarkan Rekapitulasi Kuesioner
kajian teori dapat dilihat melalui beberapa variabel yaitu
kondisi prasarana seperti prasarana jaringan air, persampahan,
drainase, sanitasi dan aksesbilitas (jalan).
Prasarana Jaringan Air
Terdapat beberapa prasarana jaringan air di
kawasan Kelurahan Tlogopojok, seperti jaringan air bersih
PDAM, dan Hipam. Akan tetapi, tidak semua jaringan air
yang berada di kawasan studi ini baik dan layak digunakan.
hal tersebut dikarenakan Jaringan PDAM di kawasan studi
tergolong buruk, dikarenakan jaringan air PDAM dan Hipam
Sumber: Hasil Analias, 2013
yang terdapat di wilayah penelitian tidak terlayani secara
Hasil rekapitulasi kuesioner, dapat disimpulkan
menyeluruh di setiap permukiman dan diperparah dengan
bahwa terdapat permasalahan lingkungan di dalam penyediaan
kurang lancarnya jaringan PDAM tersebut (survei primer,
prasarana persampahan, dikarenakan sebagian besar warga
2013). Selain itu, buruknya ataupun kurangnya jaringan air
tidak memiliki tong sampah pribadi. Selain itu bedasarkan
bersih berupa PDAM dan hipam, dikarenakan ketersediaan air
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 14 /PRT/M/2010
bersih tersebut hanya dapat memenuhi kebutuhan pokok air
Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum
bersih hanya mencapai kurang dari (<) 60 liter/hari. Sehingga
Dan Penataan Ruang, prasarana persampahan dapat dikatakan
hal tersebut yang menyebabkan kurangnya pasokan air bersih
baik yang terdapat di kawasan prmukiman apabila tersedianya
berupa PDAM maupun hipam yang terdapat di wilayah
tong/ bak sampah dan tersedianya fasilitas pengurangan
penelitian.
sampah yang dapat memenuhi kebutuhan persampahan
Dengan kurangnya penyediaan air bersih yang
tersebut.
terdapat di wilayah penelitian terdapat alternatif masyarkat di
Prasarana Saluran Drainase
dalam untuk memenuhi kebutuhan air bersih di kawasan studi
Saluran drainase pada kawasan studi terdiri dari kali
adalah dengan menggunakan jirigen beli, sumur timba, dan
dan selokan lingkungan, sebagian besar kali di wilayah studi
sumur pompa.Untuk lebih jelasnya, data terkait karakteristik
terletak di depan rumah warga dengan ukuran yang cukup
prasarana alternatif jaringan air dari hasil penyeberan
kecil. Selain itu, selokan di kawasan Kelurahan Tlogopojok
kuesioner secara acak, dapat dilihat pada diagram 1.6 di
juga kurang baik dengan ukuran selokan yang kecil. Selain itu
bawah ini:
berdasarkan hasil rekapitulasi kuesioner, menunjukkan bahwa
Diagram 1.6
dari 94 responden masyarakat, sebanyak 47 responden atau
Alternatif Penggunaan Jaringan Air di Wilayah Penelitian
sebesar 50% menyatakan bahwa saluran drainase di kawasan
Berdasarkan Rekapitulasi Kuesioner
studi berkondisi buruk, 41 responden atau sebesar 44%
menyatakan kurang baik dan hanya 6 responden atau sebesar
6% menyatakan baik. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada
diagram 1.8

Sumber: Hasil Analisis, 2013


5

Diagram 1.8 Prasarana Aksebilitas


Kondisi Prasarana Saluran Drainase Kondisi jalan di kawasan Kelurahan Tlogopojok terdiri
Berdasarkan Rekapitulasi Kuesioner dari paving dan aspal, dimana jalan dengan perkerasan aspal
hanya terletak pada jalan raya, sedangkan untuk
perkampungan menggunakan perkerasan paving. Selain itu
dari total responden sebanyak 94, sebanyak 80 responden
atau sebesar 85% menyatakan bahwa kondisi jalan di wilayah
studi baik dan sisanya sebanyak 14 responden atau sebesar
15% menyatakan bahwa kondisi jalan kurang baik
dikarenakan masyarakat berpendapat, bahwa masih terdapat
jalan yang berlubang dan perlu adanya perbaikan. Untuk lebih
jelasnya, dapat dilihat pada diagram 1.10
Sumber: Hasil Analisa, 2013 Diagram 1.10..Kondisi Prasarana Aksebilitas (Jalan)
Hasil rekapitulasi kuesioner pada prasarana saluran Berdasarkan Rekapitulasi Kuesioner
drainase, masyarakat yang berpendapat kurangnya atau
buruknya prasarana saluran drainase, dikarenakan saluran
drainase sering mengalami genangan air lebih dari (<) 30 cm,
dan volume prasarana saluran drainase sangat kecil serta
diperparah dengan adanya kebiasaan masayarakat sekitar,
yang masih membuang sisa kotoran rumah tangganya di
saluran drainase. Sehingga, sering kali sampah dari
masyarakat sekitar di buang di saluran drainase, seperti kali
dan selokan lingkungan. Hal tersebut, akan terjadi
penyumbatan saluran drainase dan menyebabkan banjir pada Sumber: Hasil Analisis, 2013
saat hujan. d. Kondisi Fisik (Bangunan Permukiman)
Prasarana Sanitasi Pembahasan mengenai indikator karakteristik kondisi
Berdasarkan survei primer yang telah dilakukan, setiap fisik dari permukiman kumuh di Kelurahan Tlogopojok dapat
rumah di wilayah studi sudah memiliki WC pribadi, dan dilihat melalui beberapa variabel yaitu kondisi bangunan
terdapat WC umum di kawasan Kelurahan Tlogopojok, permukiman dan kepadatan bangunan.
dimana WC umum tersebut memiliki kondisi yang kurang Kondisi Bangunan
layak ataupun kurang sehat. Hasil rekapitulasi kuesioner Kondisi bangunan di Kelurahan Tlogopojok Terdapat dua
menunjukkan bahwa sebanyak 94 kuesioner menyatakan jenis bangunan yaitu bangunan permanen dan semi permanen.
memiliki WC pribadi, dengan kondisi sebanyak 82 responden Selain itu hasil rekapitulasi kuesioner yang
atau sebesar 87% menyatakan berkondisi baik dan 12 menunjukkan bahwa dari 94 responden berdasarkan metode
responden atau sebesar 13% menyatakan berkondisi kurang sampel acak sederhana (simple random sampling) sebanyak 11
baik. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada diagram 1.9 responden atau sebesar 12% memiliki rumah semi permanen
Diagram 1.9 dan sebanyak 83 responden atau sebesar 88% memiliki rumah
Kondisi Prasarana Sanitasi permanen Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada diagram
Berdasarkan Rekapitulasi Kuesioner 1.11
Diagram 1.11
Jenis Bangunan Rumah Berdasarkan Rekapitulasi Kuesioner

Sumber : Hasil Analisa, 2013


Berdasarkan hasil rekapitulasi kuesioner, masyarakat
Sumber: Hasil Analisis, 2013
yang beperndapat buruknya ataupun kurangnya prasarana
Kepadatan Bangunan
saluran sanitasi, dikarenakan kurangnya penyediaan prasarana
Berdasarkan hasil survei sekunder dan survei primer
sanitasi komunal seperti toilet/ MCK maupun septik tank dan
menunjukkan bahwa kepadatan bangunan di kawasan studi
masih terdapat kualitas WC pribadi dan WC umum yang
cukup tinggi dengan keadaan hampir tidak ada jarak antara
terdapat di kawasan studi kurang baik ataupun kurang sehat,
bangunan satu dengan bangunan yang lainnya. Hasil
untuk digunakan untuk kebutuhan MCK sehari-hari yang
rekapitulasi kuesioner tersebut menunjukkan bahwa daya tarik
terdapat di wilayah penelitian.
masyarakat untuk memilih bermukim di wilayah studi yaitu,
dikarenakan dekat dengan lokasi pekerjaan, mengingat bahwa
6

sebagian besar masyarakat di Kelurahan Tlogopojok adalah - Kondisi prasarana sanitasi berupa toilet/ MCK
pendatang. Keadaan tersebut membuat semakin sempitnya komunal ataupun milik sendiri, masih terdapat
ruang gerak masyarakat, karena dengan bertambahnya kurang sehat untuk digunakan.
masyarakat membuat semakin banyaknya bangunan rumah.
Hal tersebut, mengakibatkan kepadatan bangunan yang hampir
tidak ada jarak antara bangunan satu dengan bangunan yang DAFTAR PUSTAKA
lainnya. [1] Soedradjad, R. (1999). Lingkungan hidup: suatu
pengantar. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi,
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
[2] Abrams, C. (1964). Housing In The Modern World.
IV. KESIMPULAN/RINGKASAN London: Faber and. Faber
Berdasarkan penelitian ini, Kesimpulan yang dapat [3] Dinas Cipta Karya. (2008). Rencana Retail Tata Ruang
diambil dalam indentifikasi karakteristik lingkungan Kawasan Gresik (RDTRK). Gresik: Dinas Cipta Karya
permukiman kumuh berdasarkan persepsi masyarakat di [4] Kelurahan Tlogopojok. (2011). Profil Kelurahan
Kelurahan Tlogopojok adalah sebagai berikut: Tlogopojok. Kabupatan Gresik
a. Diketahui bahwa karakteristik penduduk yang terdapat di [5] Kelurahan Tlogopojok. (2012). Profil Kelurahan
area kawasan permukiman kumuh Klurahan Tlogopojok Tlogopojok. Kabupatan Gresik
cukup banyak mayarakat pemdatang. Dilihat dari taraf
jenjang penndidikan yang dimiliki masyarakat sekitar
tergolong rendah, dikarenakan tingkat pendidikan
masyarakat sekitar hanya sebatas tamat SLTP. Serta
berdasarkan jenis pekerjaannya , sebagian besar
masyarkat di wilayah penelitian bermata pencaharian
sebagai pedagang dan jasa, Hal tersebut dikarenakan
Kelurahan Tlogopojok yang terletak di pusat Kota
Gresik, Sehingga dengan adanya hal tersebut banyak
sekali aktifitas kegiatan komersial seperti pasar,
pedagang kaki lima, jasa bengkel, lembaga keuangan dan
kegiatan industri yang dilakukan oleh masyarakat sekitar.
b. Berdasarkan hasil analisa ataupun rekapitulasi kuesioner
yang disebarkan kepada masyarakat setempat, diketahui
bahwa karakteristik lingkungan pada aspek prasarana
lingkungan permukiman kumuh di Kelurahan
Tlogopojok mengalami permasalahan. Hal tersebut
dikarenakan kurang optimalnya pemeliharaan serta
penyediaan prasarana lingkungan permukiman di
wilayah penelitian, antara lain:
- Kurangnya ketersediaan jaringan air bersih seperti
PDAM dan hipam, hal tersbut dikarenakan pasokan
jaringan air tersebut hanya dapat memenuhi
kebutuhan pokok air bersih masyarakat sekitar,
hanya mencapai kurang dari (<) 60 liter/hari.
Sehingga hal tersebut yang menyebabkan kurangnya
pasokan air bersih berupa PDAM maupun hipam
yang terdapat di wilayah penelitian.
- Kurangnya penyediaan prasarana persampahan,
dikarenakan sebagian besar warga tidak memiliki
tong sampah pribadi.
- Terjadi permasalahan pada kondisi prasarana saluran
drainase. Masyarakat yang berpendapat kurangnya
atau buruknya prasarana saluran drainase,
dikarenakan saluran drainase sering mengalami
genangan air lebih dari (<) 30 cm, dan volume
prasarana saluran drainase seperti selokan lingkungan
sangat kecil. Degan adanya hal tersebut, sering terjadi
penyumbatan saluran drainase dan menyebabkan
banjir pada saat hujan di area permukiman kumuh
Kelurahan Tlogopojok.

You might also like