Professional Documents
Culture Documents
Rahmayanti, Henita
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana: Tinjauan Konsep
Pemahaman, Persepsi dan Kesiapan Mitigasi Dalam Perubahan Tata
Ruang/Henita Rahmayanti. --- Jakarta: Universitas Indonesia, Program
Pascasarjana, Program Studi Ilmu Lingkungan, 2014.
157 hal, 23 cm
Bibliografi : xi hal
ISBN 978-602-70112-0-5
1. Pendidikan Lingkungan
2.Tata Ruang
3. Mitigasi Bencana
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
Sejak Tahun 1988 diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dosen
di Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Pada Jurusan
Teknik Sipil. Mata Kuliah yang diampu adalah Plumbing, Teknik
Penyehatan, Rekayasa Lingkungan, Marine Polution, PKLH, AMDAL.
Pengalaman jabatan sebagai Kepala Lab Plumbing 20002003,
sebagai Sekretaris Jurusan Teknik Sipil 20032007 dan sebagai Ketua
Program Studi D3 Transportasi 20072011.
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
KATA SAMBUTAN
ii
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
KATA PENGANTAR
v
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
DAFTAR ISI
1 Pendahuluan .......... 1
1.1. Latar Belakang ....... 1
1.2. Keadaan Rawan Bencana ......... 11
vi
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
vii
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
DAFTAR TABEL
ix
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
DAFTAR GAMBAR
x
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
DAFTAR ISTILAH
xi
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
DAFTAR SINGKATAN
xii
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
1. PENDAHULUAN
1
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
2
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
3
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
4
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
5
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
Keterangan:
RB = rusak berat RS = rusak sedang RR = rusak ringan
6
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
7
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
8
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
9
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
10
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
11
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
12
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
2. MITIGASI BENCANA
13
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
14
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
15
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
16
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
17
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
18
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
19
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
20
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
21
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
22
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
23
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
24
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
25
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
26
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
27
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
28
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
29
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
30
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
31
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
32
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
33
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
34
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
3. PENATAAN RUANG
35
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
36
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
37
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
38
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
1. Definisi
Masalah
8-9 PENGENDALIAN
PEMANFAATAN
RUANG
2. Definisi
9. Re-evaluasi Tujuan
8. Pemantauan
3. Pengumpulan
Data
7.
PEMANFAATA 7. Impelement
N RUANG asi
4. Analisis
6. Evaluasi dan
Seleksi Alternatif
5. Deskrip 1-6
si PERENCANA
Alternati AN TATA
f RUANG
39
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
40
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
41
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
42
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
43
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
44
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
45
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
46
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
47
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
48
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
49
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
50
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
51
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
52
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
53
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
54
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
55
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
56
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
57
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
58
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
59
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
60
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
61
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
62
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
63
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
64
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
65
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
66
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
67
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
68
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
69
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
70
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
71
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
72
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
Klasifikasi
No Kemiringa Keterangan %
n Luas (km2)
1 0 2% Datar sampai Landai 210,36 30,27
Landai sampai
2 3 15% Bergelombang 50,98 7,34
Bergelombang sampai
3 16 40% Berbukit 124,74 17,95
Berbukit sampai
4 >40 % Bergunung 308,88 44,45
Jumlah 694,96 100,00
Sumber : RTRW Kota Padang, Tahun 2007-2013
73
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
74
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
75
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
76
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
77
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
78
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
79
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
Ekonomi
Kota Padang sebagai Ibukota Provinsi Sumatera Barat
memiliki fungsi sebagai pusat aktivitas ekonomi, sebagai
pusat perdagangan regional, industri dan pariwisata
(Perda No. 4/1992). Fungsi tersebut dikembangkan
berdasarkan pada potensi ekonomi yang dimiliki oleh Kota
Padang. Hal ini menunjukan bahwa Kota Padang
mempunyai peran yang signifikan dalam perekonomian
80
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
Struktur Ekonomi
Kota Padang sebagai pusat berbagai aktivitas
memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap
PDRB Provinsi Sumatera Barat. Berdasarkan PDRB Kota
Padang Tahun 2010 atas dasar harga berlaku, sektor
pengangkutan dan komunikasi merupakan sektor yang
memberikan kontribusi terbesar mencapai 24,31%,
kemudian disusul oleh sektor perdagangan, hotel, dan
81
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
82
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
Penggunaan Lahan
Distribusi penggunaan lahan di Kecamatan Padang Barat
pada tahun 2010 dengan penggunaan lahan dominan
adalah pekarangan dengan luas 496 ha dari total
keseluruhan luas lahan Kecamatan Padang Barat. Untuk
lebih jelasnya penggunaan lahan di Kecamatan Padang
Barat.
83
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
Jumlah Penduduk
Berdasarkan sensus penduduk, pada tahun 2010 jumlah
penduduk Kecamatan Padang Barat sebanyak 45.380
jiwa. Jumlah penduduk terbesar adalah Kelurahan Purus
dengan jumlah penduduk sebanyak 6.721 jiwa,
sedangkan jumlah penduduk paling sedikit adalah
Kelurahan Belakang Tangsi sebesar 2.863 jiwa. Untuk
lebih jelasnya jumlah penduduk Kecamatan Padang Barat
dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tahun
No Kelurahan 2009 2010
1 Berok Nipah 6.405 4.791
2 Kampung Pondok 6.366 3.876
3 Belakang Tangsi 4.163 2.863
4 Kampung Jao 6.207 4.153
5 Olo 6.776 5.044
6 Purus 9.556 6.721
7 Padang Pasir 6.277 4.598
8 Ujung Gurun 5.291 4.717
9 Rimbo Kaluang 4.386 3.919
10 Flamboyan Baru 5.983 4.698
Jumlah 62.010 45.980
Sumber: Padang Barat Dalam Angka, 2010
84
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
Kepadatan Penduduk
Pertumbuhan penduduk Kecamatan Padang Barat sejalan
dengan perkembangan wilayahnya. Indikasi tersebut
terlihat pada semakin tingginya tingkat kepadatan
penduduk pada sebagian kelurahan. Untuk lebih jelasnya
kepadatan penduduk dapat dilihat pada Tabel berikut.
Kepadatan Penduduk
Luas Jiwa/Km2
(KM2)
No Kelurahan 2009 2010
1 Berok Nipah 0,31 20.661 15.454
2 Kampung Pondok 0,65 9.747 5.963
3 Belakang Tangsi 0,57 7.303 5.022
4 Kampung Jao 1,63 3.807 2.547
5 Olo 0,89 7.613 5.667
6 Purus 0,68 14.052 9.883
7 Padang Pasir 0,71 8.770 6.476
8 Ujung Gurun 0,71 8.339 6.643
9 Rimbo Kaluang 0,42 10.442 9.330
10 Flamboyan Baru 0,43 13.913 10.925
Jumlah 7,00 96.754 77.910
Sumber: Padang Barat Dalam Angka, 2010
85
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
Sarana
Sarana merupakan salah satu pendukung kegiatan
penduduk sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat
agar tercipta suasana atau lingkungan yang kondusif
dalam menjalankan aktifitas sehari-hari. Sarana yang
dimaksud adalah sarana pendidikan, kesehatan,
peribadatan, dan ekonomi.
a. Sarana Pendidikan
Kelengkapan jenis dan jumlah sarana pendidikan pada
suatu wilayah berpengaruh terhadap mutu pendidikan di
wilayah tersebut. Seperti halnya di Kecamatan Padang
Barat, ketersediaan jenis sarana pendidikan yang ada
sudah lengkap mulai dari sarana. Demikian juga dengan
sebaran atau jumlah sarana tersebut sudah mampu
melayani kebutuhan penduduk Kecamatan Padang Barat
bahkan mampu melayani penduduk di luar Kecamatan
86
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
1 Berok Nipah 2 3 1 1 - 7
2 Kampung Pondok - 3 3 2 1 9
3 Belakang Tangsi 2 9 4 3 2 20
4 Kampung Jao 4 1 2 5 1 13
5 Olo 3 5 1 4 4 17
6 Purus 3 8 1 1 - 13
7 Padang Pasir 6 4 1 3 2 16
8 Ujung Gurun 1 9 1 2 - 13
9 Rimbo Kaluang 1 1 - 2 - 4
10 Flamboyan Baru 1 - - - - 1
Jumlah 23 43 14 23 10 113
Sumber: Padang Barat dalam angka Tahun 2010
87
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
b. Sarana Kesehatan
Pelayanan kesehatan sangat bergantung pada
ketersediaan sarana dan tenaga medisnya. Oleh karena
itu perlu diperhatikan kuantitas dan kualitas sarana
tersebut, karena keberadaannya sangat membantu dalam
meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta dapat
mengendalikan perkembangan dan pertumbuhan
penduduk. Sarana kesehatan Kecamatan Padang Barat
adalah puskesmas, puskesmas pembantu, posyandu,
toko obat dan apotek. Untuk lebih jelasnya sarana
kesehatan di Kecamatan Padang Barat dapat dilihat pada
Tabel berikut.
88
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
89
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
c. Sarana Peribadatan
Sebagai umat beragama, ketersediaan sarana
peribadatan harus menjadi perhatian karena sarana
peribadatan merupakan tempat melaksanakan ibadan dan
meningkatkan hubungan antara manusia dengan Tuhan
sesuai dengan agama dan kepercayaannya. Penduduk
Kecamatan Padang Barat pada umumnya memeluk
agama Islam sehingga keberadaan dan penyebaran
sarana peribadatannya seperti mesjid dan mushalla
merata di setiap kelurahannya. Untuk lebih jelasnya
jumlah dan penyebaran masing-masing sarana
peribadatan dapat dilihat pada Tabel berikut.
90
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
Perekonomian
Dijelaskan bahwa perkembangan ekonomi Kota Padang
dalam tiga tahun terakhir ini (2007-2010) cenderung
mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat dari laju
pertumbuhan ekonomi yang merupakan persentase
peningkatan PDRB. Sektor pertanian adalah yang paling
dominan dalam mendukung perekonomian Kota Padang
91
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
92
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
93
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
94
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
95
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
96
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
97
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
98
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
99
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
100
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
101
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
102
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
a. Nilai
Kesejahteraan:
Masyarakat Padang Barat bisa hidup sejahtera, kok
padi manjadi, kok jaguang maupiah (bertanam padi
menghasilkan, bertanam jagung buahnya bagus)
artinya kehidupan rakyat makmur.
Ketaqwaan:
Keimanan dan kesyukuran pada Allah
Kemandirian:
Bisa berdiri (membangun) dengan potensi yang ada.
Kesetaraan:
Duduak samo randah, tagak samo tinggi (duduk
sama rendah berdiri sama tinggi). Segala sesuatu
antara lembaga yang ada sama-sama berhak untuk
menyampaikan pendapat.
Kebersamaan:
Sama-sama memberi kok tatungkuik makan tanah,
tatalantang makan ambun (kalau tertelungkup sama-
103
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
Demokrasi:
Demokrasi dan beradat, maksudnya demokrasi yang
berdasarkan adat (bersendikan Islam/ Kitabullah)
b. Falsafah
Tungku tigo sajarangan, Tali tigo sapilin (ini falsafah di
Minangkabau termasuk di Agam). Perangkat nagari (Wali
Nagari, BPRN, Ninik Mamak, cerdik pandai dan alim
ulama) memerintah berdasarkan adat dan syara Bekerja
keras, sesuai pepatah kok duduk mambuek ranjau, kok
tagak memandang jarak (Kalau duduk membuat ranjau,
kalau berdiri memandang jarak) artinya tidak ada waktu
terluang, semua mempunyai pekerjaan.
c. Visi
Mencapai/menciptakan masyarakat Padang Barat yang
sejahtera, bekerja keras, ulet beriman dan beradat.
d. Misi
Meningkatkan sumber daya manusia di Nagari Padang
Barat Lembaga-Lembaga (KAN/LAN, MUI, Bundo
104
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
105
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
106
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
107
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
108
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
109
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
110
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
111
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
112
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
113
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
114
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
115
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
116
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
117
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
118
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
119
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
120
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
121
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
122
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
123
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
124
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
Aspek Fisik
125
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
Aspek Sosial
Aspek Ekonomi
126
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
Aspek Budaya
127
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
Aspek Persepsi
Aspek Mitigasi
No. Item Pertanyaan Mayoritas Jawaban
1 Pemahaman Sebagian besar menyatakan
bangunan tahan setuju bahwa mengetahui
gempa standar bangunan tahan
gempa yang dikeluarkan
pemerintah
2 Ketersediaan jalur Sebagian besar menyatakan
tidak setuju bahwa sudah
128
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
Aspek Adaptasi
No. Item Pertanyaan Mayoritas Jawaban
1 Tetap tinggal di Sebagian besar menyatakan
kota rawan setuju bahwa perlu
bencana pengetahuan dan kesiapan
mitigasi untuk tetap tinggal di
kota rawan bencana
2 Perlu penyesuaian Sebagian besar menyatakan
pasca bencana setuju bahwa perlu
penyesuaian dengan
lingkungan di kota rawan
bencana.
3 Upaya Sebagian besar menyatakan
pencagahan dan setuju bahwa perlu dilakukan
meminimalisir upaya pencegahan untuk
dampak meminimalisir dampak
bencana.
129
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
130
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
131
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
132
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
133
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
134
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
dilaksanakan.
135
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
136
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
137
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
138
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
139
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
140
Adaptasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
141
Adapatasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
5. KESIMPULAN
142
Adapatasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
143
Adapatasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
144
Adapatasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
145
Adapatasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
146
Adapatasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
147
Adapatasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
148
Adapatasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
149
Adapatasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
150
Adapatasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
151
Adapatasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
152
Adapatasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
153
Adapatasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
DAFTAR PUSTAKA
154
Adapatasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
155
Adapatasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
156
Adapatasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
157
Adapatasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
158
Adapatasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
159
Adapatasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
160
Adapatasi Masyarakat Kota Rawan Bencana
161