Professional Documents
Culture Documents
Menurut Ira M. Lapidus, yang termasuk dalam wilayah Afrika Utara adalah
negara Aljazair, Tunisia, Maroko dan Libya. Mesir tidak dimasukkan dalam wilayah
ini walaupun secara geografis terletak di wilayah tersebut. Ini disebabkan karena
Mesir mempunyai sejarah yang sangat berbeda dengan keempat negara tersebut di
atas. Oleh karena itu, Mesir akan didiskusikan dalam bab tersendiri.
Proses pertumbuhan dan perkembangan peradaban-peradaban baru di Afrika
Utara mempunyai keunikan tersediri. Di sebagian negara, proses itu berlangsung
secara reformis, namun terutama di Libya, proses itu cukup revolusioner. Untuk
membahas proses itu, aspek-aspek tertentu yang dianggap banyak memberikan
kontribusi terhadap pertumbuhan dan perkembangan peradaban baru lainnya akan
dijelaskan.
Situasi sosial-politik awal periode kolonisasi pada tahun 1830, pemerintahan
Charles X (Perancis), didorong oleh kepentingan militer untuk merestorasi prestige
politiknua setelah kekalahannya dalam perang Yunani dan didorong oleh kepentingan
perdagangan Marseille, menginvasi Aljazair. Pemerintahan Charles dapat menduduki
Aljazair dan kota-kota pantai lainnya. Perancis semula enggan melakukan penaklukan
atas daerah-daerah lainnya karena biaya yang akan dikeluarkan cukup besar. Akan
tetapi, dalam masa-masa berikutnya Penguasa Perancis tidak hanya menduduki
tempat-tempat penting, tetapi juga menguasai seluruh wilayah Aljazair.
Gerakan reformasi awal abad ke-20 Abd al-Hamid ibn Badis. Setelah
pemberontakan massal yang dipimpin al-Muqrani dapat dilumpuhkan oleh penguasa
Perancis, semangat penduduk Aljazair untuk menentang sistem kolonial semakin
jelas. Namun demikian, para elite mereka terbagi ke dalam tiga komponen. Mereka
adalah para alumni sekolah-sekolah Perancis-Arab yang berharap penuh terhadap
adanya integrasi dengan masyarakat Perancis dengan tetap menjaga identitas sosial
dan legal mereka sebagai muslim. Komponen yang lain adalah elite yang lebih radikal
dan lebih nasionalis orientasinya. Bila kelompok pertama tidak menuntut
kemerdekaan dari penguasa Perancis, kelompok terakhir ini menuntut sebaliknya.
Komponen terakhir adalah para pemimpin gerakan refomasi islam. Komponen
terakhir memberikan kontribusi tidak sedikit bentuk pertumbuhan dan perkembangan
peradaban di Aljazair. Pemimpin dari kelompok terakhir ini adalah Abd al-Hamid ibn
Badis.