Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
meningkatkan peluang seseorang terkena stres. Menurut Patel dalam (Abdul Nasir &
Abdul Muhith, 2011) stres dapat berasal dari beberapa sumber, baik dari kondisi fisik,
psikologis, maupun sosial dan juga muncul pada situasi kerja, di rumah, dalam
kehidupan sosial dan lingkungan luar lainnya. Dampak dari stres diantaranya sakit
jantung, tekanan darah tinggi, sakit kepala, depresi, ketergantungan obat , fobia dan
Data survei Self- reported Work- related Illness (SWI) dalam European Agency For
dengan pekerjaan sangat tinggi. Pekerja di Eropa 25% mengatakan bahwa mereka
mengalami stres terkait kerja, beban pekerjaan berat berkonstribusi terhadap stres
yang paling banyak diakibatkan oleh stres adalah penyakit kardiovaskular diantaranya
akibat komplikasi hipertensi yaitu sekitar 9,4 juta tiap tahun di seluruh dunia.
Sedangkan Menurut American Heart Association (AHA), penduduk Amerika yang
berusia diatas 20 tahun menderita hipertensi telah mencapai angka hingga 74,5 juta
jiwa, namun hampir sekitar 90-95% kasus tidak diketahui penyebabnya. Menurut
Riskesdas (2013) , hipertensi di Indonesia pada tahun 2013 yang tercatat sekitar
pasien hipertensi tentang riwayat minum obat pada tahun 2007 sebesar 9,7%, tahun
2013 mencapai angka 10,7% kasus. Sedangkan hasil yang terdiagnosis tenaga
kesehatan tahun 2007 sebesar 9,2% pada tahun 2013 didapatkan 10,6% yang
Berdasarkan informasi data yang didapat dari salah satu pegawai puskesmas
2016 sampai dengan Maret 2016 dari 2.898 jumlah penduduk dan 920 pekerja kelapa
sawit terdapat 42 orang yang mengalami hipertensi, informasi data yang didapat dari
salah satu ketua kelompok kerja kelapa sawit di Kecamatan Kotawaringin Lama yang
Kecamatan Kotawaringin Lama, dalam satu kelompok kerja berjumlah 20 orang dan
banyak mengalami masalah terkait pekerjaan yang dilakukan seperti merasa jantung
persendian terasa ngilu, otot kaku setelah berkerja, nyeri punggung dan nyeri
pinggang.
Permasalahan ini menunjukan bahwa responden mengalami stres kerja yang
disebabkan oleh penambahan waktu jam kerja , terbatasnya waktu istirahat, deadline
penyelesaian pekerjaan, akses menuju tempat kerja yang jauh dari tempat tinggal dan
infrastruktur jalan yang tidak memadai sehingga pekerja mengalami kelelahan kerja.
Informasi yang diberikan oleh pekerja kelapa sawit tersebut responden juga
mengatakan rata-rata 2 kali dalam 1 bulan mengalami pusing, mudah marah, rasa
berat leher, mata berkunang-kunang hal ini merupakan manifestasi klinis terjadi
kekambuhan hipertensi.
Stres adalah reaksi dari tubuh terhadap lingkungan yang dapat memproteksi
diri kita dan juga merupakan bagian dari sistem pertahanan tubuh yang membuat kita
tetap hidup. Stres merupakan kondisi yang tidak menyenangkan dimana manusia
melihat adanya tuntutan dalam suatu situasi sebagai beban atau di luar batasan
kemampuan untuk memenuhi tuntutan tersebut. Ada dua jenis stres yaitu stres eustres
dan distres. Stres eustres adalah stres yang positif, dikatakan berdampak baik apabila
seseorang mencoba untuk memenuhi tuntutan untuk menjadikan orang lain maupun
dirinya sendiri mendapatkan sesuatu yang baik dan berharga sedangkan stres yang
bersifat negatif dihasilkan dari suatu proses yang memaknai suatu yang buruk, dimana
respon yang digunakan selalu negatif dan ada indikasi menggangu integritas diri
sehingga bisa diartikan sebagai sebuah ancaman (Abdul Nasir & Abdul Muhith,
2011).
Faktor yang mempengaruhi terjadinya stres pada kerja adalah beban kerja dan
jam kerja yang berlebihan. Jam kerja rata-rata menurut Undang-undang No.13 tahun
2003 tentang ketenagakerjaan yaitu 7-8 jam perhari. Sedangkan jam kerja pada
pekerja kelapa sawit di Kecamatan Kotawaringin Lama rata-rata jam kerja 7-8 jam
namun adanya penambahan jam kerja (sistem lembur) jam kerja bisa mencapai 10
jam perhari. Penambahan jam kerja yang melebihi batas waktu kerja normal (7-8 jam
mental, fisik, dan waktu kerja (Sinubu, RB dkk, 2015). Beberapa faktor presipitasi
yang dianggap sebagai pemicu timbulnya stres antara lain faktor fisik dan biologis
seperti genetik, riwayat penyakit dimasa lalu, pengalaman hidup, pola makan, pola
tidur, dan penyakit yang diderita saat ini. Faktor lainnya yang dapat menimbulkan
stres adalah faktor psikologis dan lingkungan baik yang bersifat fisik , biotik, dan
simpatis yang dapat meningkatkan tekanan darah secara bertahap. Apabila stres
menjadi berkepanjangan dapat berakibat tekanan darah menjadi tetap tinggi dan akan
mudah muncul pada orang yang sering stres (Sutaryo, 2011). Sistem kardiovaskular
banyak dipengaruhi oleh serabut saraf otonom Secara fisiologi, situasi stres
neuroendokrin, yaitu sistem simpatis dan sistem korteks adrenal. Serabut Sistem saraf
impuls saraf dari hipotalamus dengan mengaktivasi berbagai organ dan otot polos
negara 35 diantaranya melaporkan bahwa ada hubungan yang kuat antara stres
mungkin menjadi hal lebih mencolok dalam kehidupan seseorang, secara tidak
penyakit atau memperburuk kondisi yang sudah ada (Sufeng Yin at al, 2015).
Salah satu pencegahan hipertensi yang baik dan aman pada penderita
hipertensi agar tidak mengalami kekambuhan adalah melakukan terapi diet. Terapi
yang cocok untuk penderita hipertensi adalah diet rendah garam dan diet DASH
(Dietary Approaches to Stop Hypertension), yang terutama berisi komponen gizi berserat
tinggi (sayur dan buah). tujuan dari diet ini adalah untuk membantu menurunkan
tekanan darah tinggi serta membantu menghilangkan penimbunan garam atau air
dalam jaringan tubuh. Cukup mudah untuk menjalani diet ini, cukup menyesuaikan
dengan penyakit yang diderita, membatasi konsumsi kalori, protein serta mineral,
serta menyesuaikan garam natrium yang dibutuhkan tubuh (M. Najdjib Bustan,
2015).
Kemampuan untuk megelola diri merupakan suatu proses
perilaku atau kebiasaan sehingga pada akhirnya kita mejadi orang yang efektif.
Kemampuan mengelola waktu dan stres bisa di artikan sebagai self management.
Mengelola stres adalah mengatur hal yang telah menjadi tanggung jawab kita dengan
menyesuaikan pada situasi yang terjadi pada kehidupan sehari-hari. Mengurangi stres
dapat dilakukan dengan berbagai macam cara seperti identifikasi penyebab stres,
manajemen waktu yang baik, melalukan relaksasi dengan tekhnik yang sederhana,
mengatasi rasa takut akan kegagalan, makanan yang sehat dan berolahraga yang
meneliti hubungan stres kerja dengan kekambuhan hipertensi pada pekerja kelapa
sawit. Peneliti memilih melakukan penelitian pada pekerja kelapa sawit di kecamatan
Kotawaringin Lama dengan alasan karena pada dasarnya pekerjaan ini memiliki
tingkat stres kerja yang lebih tinggi dilihat dari tugas pokok pekerjaan tersebut
1.3 Tujuan
kotawaringin lama ?
Secara praktis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan
untuk masyarakat yang bekerja, khusus nya pekerja kelapa sawit dalam mengelola
Penelitian ini akan bermanfaat bagi peneliti yaitu menjadi sebuah pengalaman
yang berharga dan menjadi sebuah kebanggaan dan kepuasan tersendiri ketika
mampu memberikan suatu hal yang berarti bagi masyarakat pekerja dan
adapun penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini pernah dilakukan oleh :
1.5.1 Penelitian yang dilakuakn oleh Dian Prawesti dan Hesty Titis Prasetyorini
pada pasien hipertensi. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah
cross sectional, yaitu jenis penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran
atau observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali.
Tehnik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah accidental sampling,
dengan jumlah sampel sebanyak 29 responden . Hasil penelitian ini lebih dari
50% responden mengalami stres dan Lebih dari 50% responden mengalami
yang berarti bahwa ada hubungan antara stres dengan kejadian komplikasi
hipertensi pada pasien hipertensi di Ruang Rawat Inap Dewasa Rumah Sakit
akan penulis lakukan yaitu untuk mengetahui hubungan stres akibat kerja
1.5.2 Penelitian yang dilakukan oleh Bo Hu & Xiaoyu Liu et al (2015) dengan judul
Cross Sectional Study. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Cross Sectional. Teknik sampling yang digunakan adalah cluster sampling dengan
jumlah sampel 5,976 responden. Hasil dari penelitian ini stres psikologis
faktor risiko lain, wanita menunjukkan risiko yang lebih besar terkena
kerja maupun saat di rumah. Penelitian ini meneliti tentang stres psikologi
1.5.3 Penelitian yang dilakukan oleh Muawanah, (2012) dengan judul hubungan
pada penderita hipertensi. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah
cross sectional, yaitu jenis penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran
atau observasi variabel independen dan dependen hanya satu kali. Tehnik
mencari hubungan dua variabel dalam penelitian ini menggunakan uji Rank
Spearman dan di olah menggunakan progam SPSS 15,00. Hasil analisis uji
yang membedakan dengan penelitian yang akan dilakukan penulis yaitu untuk