You are on page 1of 13

TINJAUAN EMAS EPITERMAL PADA LlNGKUNGAN VOLKANIK

Oleh:
Eddy Sumardi
Penyelidik Bumi Madya
Kelompok Program Penelitian Bawah Permukaan
Pusat Sumber Daya Geologi

SARI

Endapan emas epitermal dilingkungan batuan vulkanik adalah harnpir selalu berasosiasi dengan batuan
vulkanik calc-alkaline dan batuan intrusi, beberapa memperlihatkan suatu hubungan yang erat dengan
"batuan vulkanik alkali.
Endapan emas epiterrnal bentuknya adalah sangat bervariasi, dari vein-vein kuarsa tipis sampai deposit-
endapan disseminated yang besar, dan terdapat dalam lingkungan geologi yang berbeda, oleh karena
itu rnereka memperlihatkan suatu rentang yang lebar dari signatures geokimia dan geofisika, juga ciri-ciri
tonal pengindraan jauh
Di. Kelian, Indonesia, endapan berasosiasi dengan batuan andesit Oligosen Atas Miosen Bawah,
piroklastik Eosen Atas (?) dan sedikit riolit, dan beberapa basal Plio-Pleistosen. la terletak pada suatu tren
regional utara-tirnur yang juga mengandung mineralisasi epitermal signifikan diG. Muro dan G.
Masuparia. Mineralisasi terjadi di tepi dari suatu tubuh andesit yang mengintrusi satuan batuan
pyrbklastik Eosen, dan batuan andesit yang terkekarkan, batuan tufa, dan bermacam-macam breksi.

Kata Kunci: Endapan emas epitermal, genesa, signature, geokimia, geofisika,


tonal, pengindraanjauh, Kelian.

ABSTRACT

Epithermal gold deposits in volcanic terranes are mostly associated with calc-alkaline volcanic and
intrusive rocks, some show a close association with alkalic volcanics.
Epithermal gold deposits are highly variable in form, ranging from thin quartz veins to large dissemineted
deposits, and are located in a variety of geological environments. Consequently, they exhibit a wide range
of geochemical and geophysical signatures, as well as tonal characteristics of remote sensing.
In Kelian, the deposit is associated with Late Oligocene-Early Miocene andesite, Upper Eocene (?)
pyroclastics and minor rhyolites, and some Plio-Pleistocene basalt. It lies on a north-easterly regional
trend which also contains significant epithermal mineralization at Mt. Muro and Masuparia. Mineralisation
occurs in the margin of andesite intrusive, into the Eocene pyroclastic unit, and hosted by fractured
endesit, and tuff and a variety of breccias.

Keywords: Epithermal gold Deposits, genesis, signatures, qeochemisiry, geophysics,


tonal, remote sensing, Kelian.

Sumber Daya Geologi Volume 4 Nomor 21 23


PENOAHULUAN yang merupakan batuan induk (host) yang po-
tensial untuk mineralisasi logam dasar dan mulia
Endapan mineral epitermal telah rnenerirna
dekat perrnukaan.
banyak perhatian dunia oleh karena dapat
dieksploitasi secara ekonomis, dan tersedia Agar dapat menjelaskan lebih balk tentang
banyak dibandingkan dengan sumber daya emas epitermal maka perlu menerangkan secara
logam mulia lainnya. sing kat mengenai: genesa dari endapan emas
epitermal; emas epitermal di batuan volkanik,
Secara qeoloqi, endapan ini relatif mudah
eksplorasi untuk endapan emas epitermal dan
ditemukan, karena secara genesa endapan
studi kasustentang emas epitermal. .
epitermal ini kadarnya rendah dan secara umum
telah diketahui keberadaannya. Oleh karena GENESA ENOAPAN EMAS EPITERMAL 01
secara genesa dan ekonomis endapan epitermal L1NGKUNGAN VOLKANIK
ini signifikan, tetapi cadangan-nya masih bersatu Penyelidikan terdahulu
dengan cadangan kadartinggi yang telah ada.
Bermacam-macam hipotesa untuk sumber
Secara ekonomi, harga emas-perak naik endapan bijih epitermal yang berhubungan
relatif terhadap ongkos operasi penambangan dengan sumber untuk semua tipe endapan bijih
emas. Hal ini disebabkan karena cadangan emas hipogen kecuali sesuai dengan definisinya
yang kadarnya rendah telah dapat diekploitasi adalah berasal dari sumber yang dangkal
secara komersil dan pengaruhnya adalah dengan kondisinya berasosiasi dengan air
terjadinya revitalisasi cadangan emas yang telah meteorik dan atmosfir.
ada.
Hipotesa-hipotesa tentang asalnya (origin)
Endapan epitermal logam dasar dan mulia endapan epitermal yang secara serious
adalah banyak macamnya, mencerminkan dipertimbangkan oleh Schmitt (1950) adalah
perbedaan tektonik, batuan beku dan kedudukan sebagai berikut: (1) lateral secretion; (2)
strukturnya dimana mereka terbentuk, dan diferensiasi fluida dari suatu magma; (3) keluar
melibatkan banyak proses didalam pembentuk- volkanik dan diserap oleh airtanah dalam; (4)
kannya: Kebanyakan dari endapan epitermal fluida telluric; (5) injeksi dalam bentuk lelehan;
terbentuk dalam suatu level kerak bumi yang dan (6) pengendapan dari fase gas. Lebih lanjut
dangkal, dimana perubahan tiba-tiba dalam lagi Schmitt (1950) menyatakan bahwa dari
kondisi fisik dan kimianya menghasilkan penelitian mata airpanas fumarol menunjukkan
endapan logam dan hadir bersama ubahan bahwa transportasi dari banyak unsur-unsur oleh
hidrotermal (White dan Hedenquist, 1990). air meteorik panas merupakan suatu proses
Reid dan Hedenquist (1984) juga telah yang utama.
menekankan istilah epitermal dengan sing kat Craig dan Vaughan (1981) menyarankan
(Tabel 1) agarsetiap orang menyadari konotasi bahwa emas yang terbentuk oleh pengendapan
genesanya. Sebenarnya, hal ini menceritakan larutan hidrotermal yang mengisi sistem rekahan
tentang lingkungan hidrotermal yang dekat terbuka dan fracture. Ini juga disarankan oleh
permukaan, terutama berasosiasi dengan Worthington dan Kiff (1970) bahwa kebanyakan
vulkanisme kalk-alkalin dekat permukaan dan endapan emas terbentuk pad a tahap waning
sering, tetapi tidak selalu, berasal dari hasil-hasil (melemah) dari vulkanisme disebabkan tidak
vulkanisme dan sedimen yang berkaitan. Zona
hadirnya ubahan parent intrusions dan extrusive
dekat permukaan ini adalah objek yang paling hydrothermal. Dalam kasus endapan-endapan
utama yang menjadi perhatian kita, dimana hal ini
Tersier, mereka telah menyarankan bahwa
adalah fokus dari endapan logam mulia endapan-endapan ini menunjukan suatu sumber
epitermal.
volkanik untuk ore-bearing hidrothermal, walau-
Lindgren (1933) mendefinisikan istilah pun dalam kasus endapan-endapan emas
"epitermal" dari pengamatan mineralogi dan telluride pad a batuan yang lebih tua, baik
tekturnya, dan ia menyimpulkan kondisi volkanik ataupun batuan beku intrusif adalah
temperatur dan tekanannya (kedalamannya) surnber dari fluida hidrotermal tidak begitu
untuk style (bentuk) mineralisasi ini. Walaupun meyakinkan. Selain itu merekajuga menyatakan
penafsiran dari pengamatannya tidak mengubah bahwa komposisi dari fluida hidrotermal ini dan
secara substansial, pernaharnan kita mengenai apakah emas ditransportasi sebagai emas sulfur
lingkungan epitermal yang sekarang telah atau emas klorida adalah juga menjadi
berkembang sebagai hasil dari suatu peng- perdebatan.
amatan dasar yanq semangkin maju.
Sejumlah penyelidik telah mencoba untuk
Penemuan dan studi sejumlah besar dari mendefinisikan himpunan genesa dari endapan
endapan-endapan epitermal diluar kedudukan epitermal. Dengan penekanan pada hubungan
(setting) Amerika Serikat' klasik barat mem- antara distrik epitermal dan batas-batas
perlihat bermacam-macam lingkungan geologi convergent plate, Giles dan Nelson (1982)
. .

24 I
Buletin Sumber Oaya Geologi Volume4 N
mengusulkan suatu hubungan kedalaman yang Endapan Hishikari dapat diklasifikasikan
menerus endapan-endapan . epitermal dari sebagai suatu endapan vein epiterrnal gold-
endapan mata airpanas dekat' permukaan, silver-bearing quartz-adularia. Pad a saat
disseminated replacement deposits, (endapan sekarang, pengembangannya telah berfokus
penempatan diseminasi), dan sistem bonanza diatas sistem vein Hanko. Suatu sistem vein yang
yang lebih dalam. terpisah baru-baru ini telah ditemukan di daerah
Yamada, 1 km dari baratdaya endapan Hanko,
, Heald, dkk (1987) mengusulkan dua tipe
endapan-endapan logam dasar dan logam mulia hosted-nya adalah andesit Hishikari bagian
terutama hosted (berasal) dari batuan volkanik bawah dan terdiri dari beberapa vein-vein utama
Tersier. Oua tipe utama yang .dimaksud adalah dengan sejumlah vein-vein yang sejajar (lzawa
tipe acid-sulfate (goldfield, Nevada) dan tipe dkk.,1990). Oi endapan Hishikari , host (batuan
adularia-sericite (Creede, Colorado; Round induk) yang utama kemineralisasi bonanza yang
Mountain, Nevada). Kedua tipe ini kaya akan lebihdalam adalah serpih dari group Shimanto
emas dan perak. Kandungan logam dasar dalam dibawahnya. Mineralisasi vein terdiri dari suatu
endapan tipe acid-sulfate adalah relatif tinggi deretan vein yang luar biasa pada strike yang
dan relatif kaya akan tembaga; Terdapat suatu panjangnya paling sedikit 1100 m dan mungkin
rentang yang lebar dari kandungan logam dasar ditafsirkan sebagai suatu dilation jog dalam suatu
pada tipe adularia-sericite, walaupun umumnya transcurrent fault system (Henley, 1991).
relatif miskin tembaganya. Endapan tipe Oi Kelian, Indonesia, endapannya ber-
adularia-sericite dianggap lebih banyak dari pada asosiasi dengan batuan andesit Oliqoserr Atas
endapan tipe acid-sulfate. Miosen Bawah, Piroklastik Eosen Atas (?) dan
Evans (1987) juga mengatakan bahwa sedikit riolit, dan beberapa basal Plio-Pleistosen.
masalah utama yang berkaitan dengan genesa Ini terletak pada suatu trend regional utara-timur
epitermal adalah sumber dan larutan yang juga mengandung mineralisasi epitermal
signifikan di G. Muro dan G. Masuparia. Mine-
alamiahnya, sumber dari logam-Iogamnya,
kandungan sulfur dan tenaga pendorong yang ralisasi terjadi di tepi dari suatu set tubuh andesit
memindahkan larutan melahil kerak bumi, cara yang mengintrusi kedalam satuan batuan
transportasi bahan-bahan ini oleh larutan dan pyroklastik Eosen, dan hosted oleh andesit yang
mekanisme pengendaparmya. terkekarkan dan tufa, dan bermacam-macam
breksi yang rentangnya mulai dari piroklastik
Genesa dari endapan emas epitermal pada primer dan intrusi breksi sampai breksi
lingkungan batuan volkanik akan dibahas hidrotermal yang didukung oleh fragmennya
dibagian selanjutnya sebagai berikut. (Van Leeuwen, dkk., 1990).
Sumber dari Emas Henley (1991) telah menyatakan bahwa
Ada dua jalur pendekatan yang biasanya magma-magma level atas adalah surnber emas
diambil dalam mencoba untuk menetapkan di sistem emas epitermal dan juga dikebanyak-
sumber dari logam untuk endapan bijih an kasus adalah sumber dari sulfur yang di-
hidrotermal (Edwards dan Atkinson, 1986). Yang perlukan untuk tranportasi emas. Kemampuan
pertama pengenalan assosiasi yang kuat dari degassing magmas untuk me-nyuplai logam
endapan bijih dari suatu litologi tertentu . Yang terbentunya semangkin kuat. Oengan demikian
kedua anomali pengayaan atau pengurangan endapan alunite-kaolinite-style berhubungan
logam dalam suatu litologi demikian adalah dengan degassing dari magma level atas
biasanya ditafsirkan sebagi indikator yang (contohnya kubah riolit), dengan aliran hidro-
berpotensi sebagai suatu source rock (batuan termal yang kemudian digerakan oleh sistem
induknya). magma yang besar dan dalam. Sistem adularia-
kaolinite-style berkaitan dengan tubuh-tubuh
Endapan epitermal di lingkungan batuan magma yang lebih dalam degassing kedalam
volkanik adalah hampir selalu berasosiasi suatu sistem airtanah dalam diatasnya. Konveksi
dengan batuan volkanik kalk-alkalin dan batuan airtanah dalam berfungsi untuk menyebarkan
intrusi, beberapa memperlihatkan suatu hubung- fluida magma. Oalam sistem perrneabilitas yang
an yang erat dengan batuan volkanik alkali. tinggi, penyebarannya mungkin sangat kuat
Endapan Ladoman dan Cripple Creek Oistrik, sehingga menahan formasi dari suatu endapan
Colorado, adalah contoh-contoh dan mung kin bijih walaupun milyaran gram emas mungkin
dipertanyakan bahwa potensi untuk batuan yang tersebar pad a kadar yang rendah di berapa ratus
seperti itu bertindak sebagai sumber emas meter diatas sistemnya (contohnya Broadlands,
tergantung pada evolusi magmanya, khususnya New Zealand). Pada host rocks yang
dengan mempertimbangkan keadaan jenuh dari permeabilitasnya rendah, struktur utama
sulfidanya (Keays dan Scott, 1976; Wyborn, mengontrol aliran airtanah dalam dan meng-
1988). arahkan fluida-fluida ke suatu tempat peng-
endapan level atas (contohnya, Hishikari,

Buletin Sumber Oaya Geologi Volume 4 Nomor 21 25


Japan). Breksiasi yang ektensif, yang disebab- berbeda dan lingkungan iklim disajikan dalam
kan proses magmatik dalam beberapa hal Tabel2.
berasosiasi dengan struktur-struktur regional
Pad a level survey regional, pengambilan
utama, nampaknya memberikan suatu
contoh untuk eksplorasi emas tidak memerlukan
lingkungan yang optimal (Kelian, Indonesia, dan
prosedur yang unik atau tidak biasa, khususnya
Ladoman, Papua New Guinea adalah sebaqai.
jika stream sediments di ambil. Contoh-contoh
contoh).
yang demikian umumnya adalah disiapkan
EKSPORASI ENDAPAN EMAS EPITERMAL dengan cara pengeringan dan pengayakan.
Seperti juga pada unsur-unsur lainnya, pecahan
Endapan-endapan ernas epitermal bentuk-
yang halus umumnya diambil untuk dianalisis.
nya adalah sangat bervariasi, berkisar dari vein-
vein kuarsa tipis sampai endapan-endapan Dalam banyak contoh-contoh, praktek yang
urnurn dalam eksplorasi emas melibatkan
diseminasi yang besar, dan terletak dalam suatu
pengumpulan contoh sebangak 500 gr dan
lingkungan geologi yang bermacam-macam,
recoverynya dengan pengayakan ukuran -80
oleh sebab itu, mereka memperlihatkan suatu
rentang yang lebar dari nilai-nilai geokimia dan mesh 177lJm) (Zegers dan Leduc, 1991).
geofisika, juga ciri-ciri rona penqindraan jauhnya. Dalam situasi dimana pengambilan contoh
tanah diperlukan, contohnya pada tahap regional
Eksplorasi Geokimia
pada terrain yang reliefnya rendah atau untuk
Ada suatu kelompok unsur-unsur yang survey lanjutan, pilihlah media pengambilan
menonjol yang biasanya berasosiasi dengan contoh yang paling memadai mung kin akan lebih
mineralisasi emas epitermal. Asosiasi yang sulit, khususnya pad a pelapukan yang dalam,
paling klasik adalah emas, perak, arsen, lingkungan laterit. Disana, emas atau unsur-
antimon, air raksa, thallium dan sulfur (Reid dan unsur pandu (pathfinder) mung kin bersatu dalam
Hedenquist, 1984). fase mineral yang khusus, berkaitan dengan
Dalam endapan yang batuan induknya material yang berbeda ukuran butirannya. Jika,
karbonat (carbonate-hosted) , arsen dan sulfur contohnya, OksidaFe dianggap mengandung
adalah unsur-unsur utama yang berasosiasi emas atau unsur-unsur lain, pengambilan contoh
dengan emas dan perak (Berger, 1983), harus difokuskan pada kedua-duanya yaitu pada
bersama-sama dengan sejumlah kecil tungsten, ferruginous cuirasse sendiri atau derived product
molibdenum, air raksa, thallium, antimon dan seperti pisolith atau lag.
telurium, fluorin dan barium. Saprolit adalah umumnya diambil contohnya
Endapan yang batuan induknya volkanik pada tahap eksplorasi rinci, dan dapat dianggap
(volcanic-hosted) mengandung arsen, antimon, sebagai suatu alternatif pad a lithogeochemistry
air raksa dan thallium diperkaya dengan logam dalam terrain pelapukan yang dalam (Zeegers
mulia didaerah conduit (Ieher) fluida utama ,juga dan Leduc, 1991). Lebih jauh lagi, Taylor dkk.
beasosiasi dengan zona-zona ubahan mineral (1989) telah dapat mendelineasi pola-pola
lempung. . ubahan dan membedakan ciri-ciri yang subtle
(yang kurang jelas) seperti kandungan Fe dari
Kebanyakan sistem epitermal yang besar tourmalin dari analisis multi-unsurdari saprolit.
dicirikan oleh intensif dan extensif alteration
haloes disebabkan oleh terse bar luasnya dari Ketertarikan yang besar dalam eksplorasi
reaksi penghacuran mineral feldspar dan emas dalam beberapa dekade yang lalu telah
ferromagnesian, silifikasi, dan piritisasi. Ciri menghasilkan dalam pengembangan metode
lainnya dari sistem epitermal adalah pen- analisis untuk menentukan kandugan emas dari
transferan potash (K) kedalam beberapa ratus material-material yang ada dipermukaan. Hall
meter diatas sistemnya, dan disebabkan oleh dan Bonhan-Carter (1988) telah mendiskusikan
adanya pengu'rangan sulfur (Henley, 1991). prosedur dekomposisi contoh yang berbeda
untuk material-material padat dan teknik analisis
Pengambilan contoh geokimia untuk utama yang dipakai untuk menentukan emas
eksplorasi emas adalah sama dengan eksplorasi (Table 3).
untuk tipe-tipe lainnya dari endapan bijih. Akan
tetapi, contoh-contoh anomali mungkin mem- Seperti yang telah didiskusikan oleh Zeeger
punyai kandungan emas agak rendah (umumnya dan Leduc (1991) teknik ini dirancang untuk
kurang dari 0,2 ppm), dengan hasil penting dari menditeksi konsentrasi rendah dari emas
jumlah contoh yang dianalisis agar supaya (rentang ppb), dalam kebanyakan material-
minimum bersatu partikel-partikel emasnya material geologi, dan the classical fire assay
(Zegers dan Leduc, 1991). Media pengambilan dengan estimasi gravimetric dari kandungan
contoh dan iflterval, dan prosedur preparasi emas sekarang disimpan untuk menentukan
contoh yang digunakan oleh beberapa penulis kadar-bijih disebabkan batas sensitivitasnya
dan berhubungan terhadap topografi yang (rentang ppm). Metoda baru dari eksplorasi emas

26 I
Buletin Sumber Daya Geologi Volume 4
(hydro dan biochemistry) memerlukan teknik - Penyelidikan Regional
analisis dengan sensltivitas yang sangat rendah
Penyelidikan regional adalah secara biasa
(0,1 ppb pada tanaman dengan INAA; 1ppt pada
yang telah direncanakan untuk melokalisasi
contoh air dengan NAA dan GF-AAS), juqa
lingkungan-lingkungan yang bersekala regional.
dengan teknik preparasi contoh yang khusus.
seperti: jalur-jalur greenstone, intracratonic basin
Eksplorasi Geofisika margin, zona-zona rift, plate boundaries dan
pola-pola sesar regional (Paterson dan Hallof,
Disebabkan karena tubuh-tubuh epitermal
1991 ).
secara alamiah bentuknya sangat bermacam-
macam host rocks (batuan induknya) dan Magnetik dan penyelidikan gaya berat udara
structure settings-nya (kedudukan strukturnya), (airborne) adalah yang paling membantu pad a
hal ini tidak memungkinkan untuk membuat tahap ini. Data yang demikian tersedia pad a
prediksi secara umum mengenai ciri-ciri secara daerah yang luas atau lingkungan yang belum
geofisika. Akan tetapi, pengenalan yang baik dari terpetakan., atau dapat diperoleh dengan harga
geologi regional dan lokal, pengertian yang jelas yang pantas jika diperlukan. Program-program
dari objektifnya survey, dan penafsiran yang hati- yang khusus yang dernikian adalah penyelidikan
hati dari data adalah sangat diperlukan untuk magnetik udara jalur-jalur grenstone di Australia
penggunaan yang bermanfaat dari geofisika Barat oleh Australian Bureau of Mineral
dalam eksplorasi emas epitermal. Resources (Edward danAtkinson, 1986).
Seperti yang telah didiskusikan oleh Irvine Penyelidikan regional sering dilaksanakan
dan Smith (1990) pengaruh dari ubahan dengan kombinasi penyelidikan magnetik dan
hidrotermal yang berasosiasi dengan endapan EM, dengan dua objektifitas yaitu langsung
emas epitermal berbeda dari satu prospek ke melokalisir tubuh-tubuh sulfida masif dan
prospek yanf lainnya, tergantung dari faktor- memetakan struktur geologi dan litologinya.
faktor seperti umur geologi, tipe batuan, asal dari Palacky (1989) telah rnendernoristrasikan
fluida hidrotermal dan tingkat erosinya. Dalam peranan airborne EM dalam mengidentifikasi
kebanyakan kasus ada perubahan yang litologi dengan kualitas yang baik (virtue) dari
signifikan dalam parameter fisiknya yang dapat signatures konduktivitas yang dihasilkan oleh
terditeksi oleh teknik-teknik geofisika. pelapukan dipermukaan. Paterson dan Hallof
(1991) telah menunjukan bahwa sistem EM yang
Teknik-teknik geofisika adalah sangat
mempunyai band-lebar, baik yang Fixed-Wing
berharga pad a tahap pendahuluan, regional dan
maupun yang dipasang di helikopter, sekarang
rinci dalam eksplorasi endapan emas. Objektif-
digunakan secara rutin untuk rnelokallsasi
nya mung kin bervariasi dan termasuk dalam
aspef-aspek berikut: kenampakan-kenampakan yang konduktif
seperti zona-zona shear utama dan zona-zona
- Penyelidikan Pendahuluan ubahan argilik. Penemuan dari endapan emas
Bila eksplorasi untuk emas dimulai di suatu epitermal Hishikari yang kaya adalah dikarena-
fisiografi, metalogenik atau lingkungan tektonik kan penggunaan teknik ini yang berhasil.
yang baru, mungkin terlalu dini untuk memulai Selanjutnya, Paterson dan Hallof (1991)
suatu penyelidikan yang sistimatik, akan tetapi telah menyarankan penggunaan kombinasi
penyelidikan dalam scope regional, tanpa penyelidikan magnetik udara dan VLF-EM pada
memperoleh beberapa pengetahuan dasar dari tahap awal dalam melokalisir target-target emas,
respon geofifika didaerah ini. Seperti yang karena mereka dapat dilaksanakan pad a skala
dinyatakan oleh Paterson dan Hallof (1991) fase regional atau rinci, biasanya pad a jarak lintasan
ini disebut "orientasi" dan akan termasuk yang kecil dari 100 m. Selain dari itu juga bahwa
penentuan nilai-nilai (signatures) geofisikanya dengan menggunakan pendekatan ini ongkos-
dari satuan litostratigrafi yang signifikan dan nya relatif rendah, hal ini yang menyebabkan
struktur daerahnya dan sifat-sifat fisiknya digunakannya metoda VLF ini secara luas di
(contohnya suceptibilitas magnetik, densitas, daerah-daerah dimana respon VLF tidak
konduktivitas listrik dari litologi-litologi yang terselimuti oleh konduktivitas permukaan yang
mewakilinya dan bila tersedia bijihnya. Orientasi tinggi.
airborne dan/atau penyelidikan darat harus
- Penyelidikan Rinci
diikuti oleh pengamatan singkapan lapangan
yang lebih dekat disekitar anomali-anomali yang Eksplorasi rinci berbeda dari regional
dipilih dan mewakili. Prosedure ini dinamakan . terutama dalam skala penelitian, program-
oleh Paterson dan Hallof (1991) sebagai "ground program yang khusus yang berada pada kualitas
truth". Berdasarkan pengetahuan ini, suatu ukurannya (beberapa km2 sampai beberapa
program geofisika yang masuk akal dapat puluh km2). Seperti juga yang disarankan oleh
direncanakan. Paterson dan Hallof (1991) penyelidikan
rnunqkin airborne (udara) atau darat tergantung

Sumber Daya Geologi Volume 4 Nomor 21 27


pada teknik yang digunakari, lingkungannya, dan nunjukan pada metode baru dalam eksplorasi.
targetnya. Program-program penyelidikan udara Misalnya, Krohn menentukan bahwa the visible
yang khusus adalah kombinasi magnetik udara near-infrared (0,4 IJm -2,5 IJm) dan mid-infrared
helikopter, penyelidikan EM dan VLF dari 300- (2,5 IJm - 25 IJm) spectra batuan disekitar lima
1000 line km didarat, penyelidikan IP, gaya berat endapan emas disseminated dan endapan perak
dan CSAMT dengan order 200-200 line km di Nevada dan Idaho mempunyai pola-pola yang
adalah umum. Fase terakhir dari semua dapat dipetakan. Tanda-tanda yang dapat
program-program ini adalah hampir tidak dikenali dari spectra ini dengan pengecekan
berubah berupa suatu penyelidikan geofisika contoh didarat dari bermacam-macam endapan
darat yang rinci, diikuti oleh trenching termasuk: (1) Sedimen karbonat sebagai batuan
(pembuatan parit) atau pengeboran. induk, (2) hadirnya organic matter didalam
Dikarenakan seringnya emas berasosiasi batuan induknya, (3) ubahan hidroterrnal oleh
silifikasi dengan beberapa argilitisasi, (4) a
dengan sulfida, metode IP dan tahanan jenis
telah rnendukunqnya dibanyak lingkungan spatial association dengan suatu intrusi batuan
beku, (5) adanya retas-retas yang salinq
(Reed, 1989). Akan tetapi, beberapa keterdapat-
an emas tidak mempunyai suatu hubungan memotong, (6) asosiasi dengan sesar yang
dippingnya sangat curam, (7) a spatial
dengan sulfida dan hanya dapat dilokalisir oleh
association dengan endapan-endapan mata
hubungannya dengan struktur dan/atau ubahan
airpanas, dan (8) ubahan pada beberapa kasus
hidrotermal (Paterson dan Hallof, 1991).
terhadap kalk-silika.
Irvine dan Smith (1990) juga telah menunjuk-
Di Australia Barat seperti telah dibahas oleh
an bahwa sejumlah metode geolistrik dan EM
yang berbeda telah digunakan pada eksplorasi Edwards dan Atkinson (1986), esplorasi
pendahuluan langsung diarahkan kearah
emas epitermal, termasuk tahanan jenis, IP,
pemetaan basal, gabro, dan formasi besi dalam
CSAMT, tahanan jenis VLF, frekuensi dan
transient electromagnetics (FEM dan TEM). jalur-jalur greenstone, 'karena litologi-litologi ini
Targetnya mung kin zona ubahan hidrotermal umumnya merupakan hostnya mineralisasi
yang konduktif yang menyelimuti endapannya, emas. Penafsiran foto udara digunakan untuk
membantu keefektifan dari pernetaan geologi
atau menutupi diatasnya seperti yang di Hishikari
(lzawa, dkk., 1990), atau mungkin vein-vein yang kadang-kadang terhambat oleh buruknya
singkapan. False colour photografi memberikan
kuarsa yang resistif tinggi mereka sendiri, atau
zona-zona silifikasi yang berkaitan. Modriniak perbedaan lateritic terrain dan dapat mem-
bedakan batuan ultrabasik dan batuan felsic
dan Marsden (1938) telah melihat bahwa zona-
dengan menggunakan perbedaan karakteristik
zona ubahan propilik yang intensif (berisi vein-
tonai.
vein pembawa em as yang terkenal) di Waihi
New. Zealand adalah dapat dideteksi oleh STUDIKASUS
geolistrik.
Sejumlah endapan-endapan epitermal telah
IP telah digunakan dalam eks-plorasi untuk dipelajari secara intensif dan dilaporkan dalam
endapan epitermal tipe sulfur yang tinggi, dan literatur. Salah satu penemuan dari endapan
banyak endapan tipe sulfur yang rendah epitermal akan didiskusikan untuk menggambar-
(Bonhan, 1988) juga mengandung sulfida yang kan endapan emas epitermal di Indonesia yaitu:
cukup untuk membuat mereka menjadi target IP. endapan emas Kelian di Kalimantan, Indonesia.
CSAMT memberikan kontribusi didalam Kelian, Kalimantan, Indonesia
penemuan bodi bijih di Hishikari di Jepang
Kelian adalah salah satu dari sejumlah
(Kawasaki, dkk., 1986), dan telah digunakan
endapan-endapan emas yang terdapat pada
secara meningkat pada tahun terakhir ini di New
batuan induk volkanik Tersier yang telah
Zealand dan Jepang untuk eksplorasi emas
diketemukan pada suatu jalur yang panjanqnya
epitermal (Austpac, 1988).
400 km dengan strukturnya berarah timurlaut
Pengindraan Jauh dipedalarnanKalirnantan. Endapan ini terdiri dari
Teknik pengindraanjauh semangkin canggih, dua tubuh bijih, yaitu Prampus Barat dan Timur,
aplikasinya terhadap eksplorasi mineral juga dan empat zona mineralisasi kecil, dan
semangkin meningkat. Foto geologi altitude mempunyai suatu potensi sumber daya
rendah dan tinggi membantu memetakan (cadangan) gabungan +75 Mt pad a kadar Au 1,8
g/t. menjadikan Kelian sebagai endapan emas
struktur dan tipe batuan, juga tipe ubahan (Nash,
dkk., 1981). terbesar yang diketahui di Indonesia (Van
Leeuwen, dkk., 1990).
Seperti yang telah didiskusikan oleh Reid dan
Hedenquist (1984) dalam Krohn's work pada Endapan emas ini diketemukan pada tahun
tahun 1984 dalam spectra batuan, dan 1976 pada saat melanjutkan pekerjaan
pengaruhnya terhadap mineral ubahan, me- pencarian emas aluvial di Sungai Kelian, dengan

28 I
Buletin Sumber Daya Geologi Volume 4 N
menggunakan teknik yang tradisional yaitu dan karbonat memberikan suhu sekitar 270-
stream sediment, pan concentrate, rock float dan 3100C dan umumnya salinitasnya rendah, mulai
outcrop sampling. Selanjutnya penyelidikan rinci dari 0,5 sampai 4,2 wt. % ekivalen NaCI.
meliputi, pengambilan contoh tanah, trenching,
Seperti yang disarankan oleh Van Leeuwen
pengeboran auger dalam, penyelidikan magnetik
. (1990) bahwa Kelian mempunyai afinitas
darat, IP dan 60.000 meter pengeboran diamond mineralisasi berupa (styles) porpiri dan
Secara geologi endapan ini terdiri dari epitermal, dan rnunqkin mewakili suatu tipe
sederetan endapan piroklastik silisik yang endapan transisi.
gradasinya mengkasar keatas ke suatu Iapisan
KESIMPULAN
sedimen berumur Eosen Atas. Lapisan sedimen
ini telah mengalami perlipatkan dan persesarkan Endapan ernas epitermal adalah hasil dari
di sepanjang arah utara dan arah tirnurlaut dan sistem hidrotermal yang berskala besar di
diintrusi oleh sejumlah tubuh-tubuh andesit lingkungan volkanik. Dalam suatu sumber panas
subvolkanik dan trachy-andesitik pada Miosen magmatik, suatu sumber airtanah dalam, metal
Bawah. Selanjutnya, setelah penempatan dan penurunan sulfur, dan zona-zona rekahan
(emplacement) andesit, terbentuklah suatu yang regas di kerak bumi bagian atas adalah
sistem hidrotermal dan mengakibatkan material-material yang paling penting. Karena
terjadinya ubahan yang intensif, mineralisasi dan material-material ini tersedia sepanjang sejarah
breksiasi hidrotermal. Bagian yang terawetkan kerak bumi, dengan demikian tidak ada
dari sistem ini seluas 1 km2, dan mempunyai pembatasan dalam umurnya. Pencampuran dari
pelamparan vertikal paling sedikit 600 m. Dari material-material ini menyebabkan terbentuknya
data pengukuran umur radiometri umurnya dapat endapan-endapan emas epitermal.
diketahui sekitar 20 Ma untuk batuan ubahan- Dari bukti-bukti tubuh-tubuh batuan dilapang-
nya. Gambar 1 memperlihatkan geologi dari an dan data geokimia bahwa magma-magma
endapan emas epitermal Kelian. Termasuk juga Idibagian atas adalah sumber emas dari sistem
didalamnya mineralisasi epitermal yang emas epitermal, juga sebagai sumber dari sulfur
signifikan di G. Muro dan G. Masuparia. yang diperlukan untuk men-trasportasi emas.
Pad a skala peta endapan emas di daerah ini , Perbedaan antara wujud (styles) endapan
mineralisasinya terjadi pada tepi tubuh andesit rnungkin berkaitan dengan kedalaman dari
yang mengintrusi satuan endapan piroklastik intrusinya. Maka wujud (style) endapan alunit-
Eosen. Mineralisasi terdapat pada batuan kaolinit adalah berasal dari degassing magma-
andesit, tufa yang terkekarkan dan pad a magma level atas, derigan aliran hidroterrnal
bermacam macam breksi mulai dari breksi yang kemudian didorong oleh sistem magma
volkanik dan breksi intrusi sampai breksi-breksi yang dalam dan besar. Sedangkan, bentuk
hidrotermal yang didukung oleh fragmen- sistem adularia-sericite adalah aslinya berasal
fragmen. Ubahannya sangat intensif. Kumpulan dari tubuh magma yang dalam kemudian
Klorit-karbonat-serisit terawetkan dalarn tubuh- degassing kedalam sistern airtanah dalam
~buh andesrt yang besa~ Sedangkab pada diatasnya. Konveksi airtanah dalarn berfungsi
zona-zona bijih Pram pus Timur dan Barat, untuk menyebarkan fluida magma. Pada sistem
ubahan terjadi dalam tahapan berikut: serisit - yang permeabilitasnya tinggi seperti ti
pirit, kuarsa serisit adularia - pirit, karbonat - Broadlands, New Zealand, endapan emas
pirit- logam dasar. Ubahan ini ditutupi oleh diseminasi kadar rendah terjadi karena
lapisan kaolin + Fe Mn karbona! yang tersebar penyebaran yang sangat kuat. Sedangkan pada
luas. Adularianya diketahui umurnya 20,2 +/- 0,3 batuan induk yang permeabilitasnya rendah, hal
Ma (Henley, 1991). ini disebabkan oleh kontrol struktur utamanya,
aliran airtanah dalam dan lokasi fluida terhadap
Mineralisasinya berasosiasi erat dengan pirit,
tempat pengendapannya pada level yang tinggi
yang menghasilkan beberapa persen bijih, dan
(Contohnya Hishikari, Jepang). Breksiasi yang
hadir sebagai suatu diseminasi atau stockwork
ektensif sebagai suatu hasil dari proses
yang halus diseluruh tubuh bijihnya. Sulfida
magmatik, dalam beberapa hal berasosiasi
lainnya termasuk sphalerit, galena dan sejumlah
dengan stuktur-struktur regional yang utama,
kecil kalkopirit, tenantit-tetrahedrit, cinabar dan
dengan demikian nampaknya memberikan suatu
arsenopirit. Secara umum emasnya telah lingkungan yang optimal (contohnya di Kelian
dianalisis secara mikrokopis dari sayatan
Indonesia).
polesnya dan urnumnya berasosiasi dengan
kumpulan karbonat-Iogam dasar sulfida sebagai Dalam beberapa kasus, program eksplorasi
inklusi atau pembatas butiran. Akan tetapi, yang modern telah dilaksanakan diberbagai
kebanyakan emasnya adalah submikroskopis, macam lingkungan epitermal, secara regional
kemungkinan ber-asosiasi dengan pirit (Henley, maupun rinci. Pengindraan jauh, geokimia,
1991). Fluid inklusi darimineral kuarsa, sphalerit geologi dan geofisika adalah metode-metode

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 4 Nomor 21 29


yang paling utama yang digunakan dalam UCAPAN TERIMA KASIH
eksplorasi endapan emas epitermal. Peng-
Tinjauan ini tidak akan dapat diselesaikan
gunaan dari metode-metode ini menyebab-kan tanpa dorongan dan entusiasi dari kepala Pusat
pad a penemuan endapan emas yang terkenal Sumber Daya Geologi dan Ketua KPP Bawah
seperti Hishikari, di Jepang ; Kelian, di Indonesia Permukaan.
dsb.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih
Akan tetapi lingkungan epitermal karakternya kepada Dr. Ir. Hadiyanto M.Sc dan Drs. Harapan
adalah sangat beragam, karena bermacam- Marpaung M.Sc yang telah memberikan tasilitas
macam proses fisika dan kimia terjadi didalam dan kesempatan dalam penerbitan tinjauan ini.
suatu komplek dan lingkungan geologinya. Oleh
karena itu, kenampakan yang teramati, dan Penulis juga mengucapkan banyak terima
hubungan ruangnya, bervariasi sangat luas. kasih kepada Team editor Buletin Sumber Daya
Tetapi tema intinya yang mencirikan semua Geologi atas kesabaran, bimbingan, keyakinan,
endapan epitermal adalah proses-proses yang dan perbaikannya dalam persiapan awal dari
terjadi dalam pembentukkannya. Oleh karena itu, tinjauan ini.
perbedaan dari kenampakan yang ada dan Kepada semua rekan sejawat yang secara
signifikannya dalam eksplorasi, hanya dapat terus menerus memberikan dorongan dan
dimengerti dengan bantuan konsep yang sangat kontribusi dalam penulisan tinjauan ini.
dimengerti dalam proses-proses yang terjadi
pada sistem hidrotermal. '

ACUAN
Auspec Gold N.L., 1988. Annual report for 1988. Auspac gold N.L., GPO Box 5297, Sydney, NSW 2001,
Aust. 49 p.
Berger, B.R, dan Eimon, P.I., 1983. Conceptual models of epithermal precious metal endapans. Di dalam:
Shanks, W.C., (ed.). Cameron volume on unconventional mineral endapans, pp. 191-205. Am Inst.
Mining Metal Petroleum Engineers, New york.
Bonham, H.P., 1988. Model for volcanic-hosted epithermal precious metal endapans. Di dalam : Scater,
RW., Cooper, J.J., dan Vikre, P.G., (eds.) Bulk mineable Precious Metal Endapans of the Western
United States, Symp. Proc. Reno, Nevada Geol. Soc. Nevada, 259-271.
Craig, J.R, dan Vaughan, D.J., 1981. Ore Microscopy and Ore Petrography. John Wiley & Sons, New
York, 406 p.
Edwards, R, dan Atkinson, K., 1986. Ore Endapan Geology: and its influence on mineral exploration.
Chapman and Hall Ltd., London, 143-173.
Evan, A.M., 1987. An Introduction to Ore Geology. A Geoscience Text, 2nd edition, Blackwell Scientific
Publication, Melbourne, 358 p.
Giles, D.L., dan Nelson, C.E., 1984. Principal features of Epithermal Lode Gold Endapans of the Circum
Pacific Rim. Circum Pacific Energy and Mineral Resources Cont., 3rd, Honolulu, Hawaii, August 22-
28,1982, Trans., 273-278.
Hall, G.E.M., dan Bonham-Carter, G.F., 1988. Review of methods to determine gold, platinum and
palladium in production-oriented geochemical laboratories; with application of a statistical procedure
to testforbias. J. Geochem. Explor., 30,1-27.
Heald, P., Foley, N.K., dan Hayba, D.O., 1987. Comparative anatomy of volcanic-hosted epithermal
endapans: Acid-sulfate and adularia-sericite types. Econ. Geol., 82, 1-27.
Henley, RW., 1991. Epithermal gold endapans in volcanic terranes. Di dalam: Foster, RP., (ed.). Gold
Metallogeny and Exploration. pp.133-164. Blackie, Glasgow and London.
Irvine, RJ., dan Smith, M.J., 1990. Geophysical exploration for epithermal gold endapans. J. Geochem.
Explor., 36, 375-412.
Izawa, E., Urashima, Y, Ibaraki, K., Suzuki, R, Yokoyama, T., Kawasaki, K., Koga, A., dan Taguchi, S.,
1990. The Hishikari gold endapan: high-grade epithermal veins in Quarternary volcanic soputhern
Kyushu, Japan. J. Geochem. Explor., 36,1-56.

30 IBuletin Sumber Daya Geologi Volume 4


Kawasaki, K., Okada, K., dan Kubota, R, 1986. Geophysical Survey in the Hishikari area. Min. Geol., 36,
131-147.
Keays, RR, dan Scott, RB., 1976. Precious metal in ocean ridge basalt: Implication for basalt as source
rocks for gold mineralisation. Econ. Geol., 71,705-720.
Lindgren, w., 1933. Mineral Endapans. McGraw-Hili Book Company, 4th Ed., 930 p.
Modriniak, N., dan Marsden, E., 1938. Experiment in geophysical survey in New Zealand. Geol. Mem. 4,
Dep. Sci.lnd. Res., Wellington, New Zealand, pp. 67-72.
Nash, G.T., Granger, H.C., dan Adam, S.S., 1981. Geologi and concepts of genesis of important types of
uranium endapans. Econ. Geol. 75 thAnniv. Vol., 63-116.
Palacky, G.J., 1988. Resistivity characteristics of geological targets: Electromagnetic methods. Di dalam:
Habighian, M.N., (ed.).Applied Geophysics, Soc. Explor. Geoph. Tualsa, 29-91.
Paterson, N.R., dan Hallof, P.G., 1991. Geophysical exploration for gold. Di dalam: Foster, RP., (ed.),
Gold Metallogeny and Exploration, 350-359. Blackie and Sons Ltd., Glasgow.
Reed, L.E., 1989. Geophysics in gold exploration. Di dalam: Garland, GoO., (ed.). Proc. Explor. , 87,
Ontario Geol. Surv., Spec., 3,473-485.
Reid, F., and Hedenquist, J.w., 1984. Epithermal Gold: Models for exploration. The earth resources
foundation, Sydny Univ., 222 p.
Schmitt, H., 1950. Origin of the "epithermal" mineral endapans. Econ. Geol., 45,191-201.
Taylor, G.H., Coste, B., Lambert, A., dan Zeegers, H., 1989. Geochemical signature (bedrock and
saprollite) of gold mineralization and associated by hydrothermal alteration at Dorlin, French Guyana
(extended abstract). J. Geochem. Explor., 32,59-60.
Van Leeuwen, T.M., Leach, T., Hwke, A. A. , dan Hawke, M.M., 1990. The Kelian disseminated gold
endapan, east Kalimantan, Indonesia: An example of deeply eroded epithermal System. Di dalam:
Hedenquist, J.w., White, N.C., and Siddeley, G., (eds.). Epithermal Gold Endapans of Circum-Pacific.
Geology, Geochemistry, Origin and Exploration, I. J. Geochem. Explor., 35,1-61.
White, D.E., dan Hedenquist, J.W., 1990. Epithermal environments and styles of mineralization:
variations and their causes, and guidelines for exploration. J. Geochem. Explor., 36, 445-474.
Worthington, J.E., dan Kiff, l.L, 1970. A suggested volcanogenic origin for certain gold endapans in the
slate belt of the North Carolina Piedmont. Econ. Geol., 65, 529-537.
Wyborn, D., 1988. Ordovician magmatism, gold mineralization and an integrated tectonic model for the
Ordovician and Silurian history of the Lachlan Foldbelt in New South Wales. Bureau of Mineral
Resources, Canbera,Aust., Res. Newletter, 8,13-14.
Zeegers, H., dan Leduc, C., 1991. Geochemical exploration for gold
in temperate, arid, semi-arid, and rain forest terrains. Di dalam: Foster, R,P., (ed.). Gold Metallogeny and
Exploration, pp. 309-331. Blackie and Son Ltd., Glasgow

Buletin Sumber Oaya Geologi Volume 4 Nomor 21 31


Tabel1.
Karakteristik umum dari endapan-endapan epitermal
(Setelah Lindgren, 1933). Dari Evans, 1987.

label I. Karak1eristik umum dari depos~ ep~rmal (Setelah lindgren, 1933). Dari Evan, 1987

Depth of formation N ear surface to 1500 m


Temperature of formation
Occurrence In sedimentary or igneous rocks, especially in or associated with
extrusive or near surface intrusive rocks, usually in
post-Precambrian rocks not deeply eroded since are formation.
Often occupy normal fault systems, joints, etc.
Nature of ore zones Simple veins-some irregular with development of ore
chambers-also commonly in pipes and stockworks. Rarely formed
along bedding surfaces. Little replacement phenomena
Ores of Pb, Zn, Au, Ag, Hg, Sb, Cu, Sc, Bi, U
Ore minerals Native Au now often Ag-rich, native Ag, Cu, Bi. Pyrite, marcasite,
sphalerite, galena, chalcopyrite, cinnabar, jamesonitc, stibnue,
realgar, o,.pimem, ruby silvers, argentite, selenides, tellurides
Gangue minerals Si02 as chert, chalcedony or crystalline quartz-often amethystine,
(sericite), low Fe chlorite, epidote, carbonates, fluorite, baryte,
andularta, alunite, dickite, rhodochrosite, zeolites

Wall rock alteration Often lacking, otherwise chertification, kaolinization, pyritization,


dolomitization, chloritization
Textures and structures Crustification (banding) very common, often with development of
fine banding, cockade arc, vugs and brecciation of veins. Grain size
very variable
Zoning Type of mineralization may vary abruptly with depth, often having
only a small vertical range (telescoping) mostly bottom at
300-900 m. Grade variable with occurrence of bonanzas within
low grade ore
Examples Au of Cripple Creek, Colorado; Comstock, Nevada; Keweenawan
Coppers; Sb of China .

32 IBuletin Sumber Oaya Geologi Volume 4


" Tabel 2. Eksplorasi geokimia untuk emas: ringkasan dari bermacam media sampling dan
'interval, ukuran pecahan diambil untuk anal isis, respon geokimia Au yang diperoleh, dan
unsur-unsur pandu yang signifikan, dalam hubungannya dengan bermacam lingkungan iklim
dan morfologi (Oari Zeegers dan Leduc, 1991).

GEOCHEMICAL EXPLORATION FOR GOLD,

Table 10.3 Geochemical exploration fo7 gold: summary of different sampling media and
intervals, size fractions retained for analysix, Au geochemical responses obtained. and significant
'pathfinder elements, in relation to various climatic and morphological environments
.. ...- ~~--------~----
_Ref. Climate Relief Stage of Sampling Sampling Size
. exploration media - ",Interval '.I" fraction

(1) Temperate Low REGIO SS 2-3/km~" <125 urn None (+)As,


.~:
~i;:
Li,B,
( 1) Temperate Low REGIO HC I/krn Good
( 1) Temperate Low DeTAIL SO 50xlOO rn , 5125 urn, Good (+) As.
SOx200 m, .. ' , Pb, Sb,
W '
(I) Temperate Low PRE-D WR,RO 5, 1O,20-m Total Good
(2), Temperate Moderate, DETAfL SO IOOx25 m <125 urn. .Good (+)As,
Li, B
(3) Temperate Moderate REGTO HC l/km~ Good
(3) Temperate Moderate DE1;AJ L SO <;63 11m QQod (+)As,
Hg,
(4) Temperate :Moderate_ DETAIL SO 10m (+ )As,
Ag,
'Hg,Sb,
W
(-lea,
,t>1g
(5) Arid Low REGIO SS 2/km2 <80 urn Good
(5) Arid Low DETAIL SO 50,100 m <80 urn Good
(6) Arid Low REGIO PL 1/km2 Total Good (+)As,
Bi, Sb,
Mo.
Ag, Sn,
Ge,W
Se
(7) Savanna Low REGIO SO, S5 1600xSOO III < 125 11m Good (+)B
(8) Savanna Low REGIO' - SO 300x500 m Total Good (+)Cu,
Zn,Mo
(9) Rainforest Moderate REGIO S5 LS/km2 <125fU!l Good
(9) Rainforest 'Moderate REGIO HC 0.5/km2 I
, " Good
(10) Rainforest Moderate DETAIL SO lOOx200 m >125 urn Poor
(IO) Rainforest Moderare PRE-D SA 10m Total Good
(11) Rainforest Moderate P~E-D SA 5,10 In Total Good (+)Ag,
Mo,
Pb, Si
(-)Fe,
Ti. Sr
, (1,2) Rainforest Moderate PRE-D SA 10,20m Total, - Good (+)As.
B, ss,
Cu, K,
Mg
, '

xploratioJ1 stage: REGIa. regional; DETAIL. derailed; PRE-D, pre-drilling,

Sampling media: SS, stream-sediments: He, heavy concentrates (with determination, ,of visible gold); SO, soils;
PL, pisolitic laterite; SA, saprolite: W8, weathered bedrock; Rq, bedrock,'

Pathfinder elements: (+) enriched: (-) depleted.

Reference: (1) Vasquez-Lopez et al, (1987); (2) Braux et ai, (1989); (3) Janatka and Moravek (1987); (4)
Chaffee and Hill (19R9); (5) Salpetcur and Sabi r (19l'9); (6) Smith et (II. (1989): (7) Dommanget ('I al. (I 9R7):
."(8) Oucdraogu (1988);(9) B!l~[heleTY er al . (L987): (10) Colin and Lecomte (1988); ([ 1) Zecgcrs (l987); (12)

Buleti" Sumber Daya Geolo!)lolume 4 Nomor 2- 20091 33


Tabel3.
Metode yang umum digunakan untukmenentukan emas dalam material-material geologi. (Dari
Zeegers dan Leduc, 1991)

Table ,10,4, Methods in common use to determine goldin geological materials

Decomposition Analysis Detection limit Mass,


(ppb) I (g).

Pb-FA F-AAS, 5 10-30


DCP- orICP-ES 1 20
NAA 1 20
ICP-MS 1 10
ICP"':AFS 2 20

Ni.S-FA NAA 25
ICP-:-MS 25

AR or ~Br-Bri GF-AAS 1 10
INAA 5 1()....30 ...

Explanation: r~FA, lead fire assay: NiS-FA, nickel sulphide fire assay; AR, aqua regia; F-ASS, flame atomic
absorptionspectrometry; FG-AAS, graphite furnace atomic absorption spectrometry; )CP, inductively coupled:
plasma; DCP, direct current plasma; ES. emission spectrometry: MS, mass spectrometry; AFS, .atomic
I fluorescence spectrometr)';NAA~ neutron activation analysis; H~AA, instrumental neutron activatIon analY'sls~"
(From Hall and Bonham-Carter, J988.)

34 I
BUletin Sumber Oaya Geologi Volume 4
GOLD METALLOGENY AND EXPLORATION

--
l. (GEND,

+
-~ 'o'v,iternary ~imenfS

Plio "::Plelslocene Cr eto.ceoos unstable


ttooc b0100Its.. shelf se'dimenf'S

Neogene marine Cretaceous - Eocene


[]I] sediments. Subduct ion come lel
I
o 200
PI:] Poreocene conflnentn!-,
marine ~edimenr$.
Pre- Tertiary boscmen1 and
Cretaceous qronite s Zvclccnics . KM

E - W SECT ION 10,000 N


LEGEND:
As Figure

t-tyd rorner rnot


Breccio .

_ i<
LEGEND:
f:i(;:,,':J Super~oe cloy
Ic~ Chlorite-carbo
, ,

L __ ncre-senc.re
l~ 01 Sericue-qoor rz
r~~tutI!odoloflo.

Weak
MooerOle

Strong
., WES-r PRA.MPUS
r LEGEND-
-i ooo .__ORE ZONE.. _
-A-.._
I
Lirmt of main
___
/ v" ,-- or'e zones -

'''''' __ / 6ASEOr Hrgh groOe zone


J OXIDAnON ()4g/t Au)
!.

'f
\ //
\ 7/

Gambar 1. Endapan Kelian, Kalimantan, Indonesia. (a) geologi dan lokasi dari zona-zona bijih,
Kalimantan. (b) Penarnpanq memperlihatkan geologi, mineralisasi dan alterasi di endapan Kelian. (Dari
Van Leeuwen dkk., 1990).

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 4 Nomor 2 - 20091 35

You might also like