Professional Documents
Culture Documents
MAKALAH
Disusun oleh :
Rachmawati,dr., SpOG (K) & Tim selaku dosen pembimbing mata kuliah
Obstetri Fisiologi yang telah memberikan bimbingan dan arahan sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini, serta kedua orang tua, keluarga besar penulis, dan
penulis.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar
Akhir kata penulis berharap kerangka acuan skripsi ini dapat memberikan
wawasan dan pengetahuan kepada para pembaca pada umumnya dan pada penulis
pada khusunya.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 2 ISI
2.1 ...............................................................................................................
2.2 ...............................................................................................................
2.3 ...............................................................................................................
2.4 ...............................................................................................................
2.5 ...............................................................................................................
BAB 3 PENUTUP
PENDAHULUAN
Susu manusia adalah makanan ideal bagi neonatus. Seperti dikaji oleh American
College Of Obsetricians dan ginecologis (2000), ASI mengandung nutrien
spesifik spesies dan spesifik usia, faktor imunologis dan sifat antibakteria serta
faktor-faktor yang berfungsi sinyal biologis untuk meningkatkan pertumbuhan
dan difesiensi sel.
ASI (Air Susu Ibu) merupakan cairan putih yang dihasilkan oleh kelenjar
payudara wanita melalui proses laktasi. ASI terdiri dari berbagai komponen gizi
dan non gizi. Komposisi ASI tidak sama selama periode menyusui, pada akhir
menyusui kadar lemak 4-5 kali dan kadar protein 1,5 kali lebih tinggi daripada
awal menyusui. Juga terjadi variasi dari hari ke hari selama periode laktasi.
Keberhasilan laktasi dipengaruhi oleh kondisi sebelum dan saat kehamilan.
Kondisi sebelum kehamilan ditentukan oleh perkembangan payudara saat lahir
dan saat pubertas. Pada saat kehamilan yaitu trimester II payudara mengalami
pembesaran karena pertumbuhan dan difrensiasi dari lobuloalveolar dan sel epitel
payudara. Pada saat pembesaran payudara ini hormon prolaktin dan laktogen
placenta aktif bekerja yang berperan dalam produksi ASI (Suharyono, 1990).
Sekresi ASI diatur oleh hormon prolaktin dan oksitosin. Prolaktin menghasilkan
ASI dalam alveolar dan bekerjanya prolaktin ini dipengaruhi oleh lama dan
frekuensi pengisapan ( suckling). Hormon oksitosin disekresi oleh kelenjar
pituitary sebagai respon adanya suckling yang akan menstimulasi sel-sel
mioepitel untuk mengeluarkan ( ejection) ASI. Hal ini dikenal dengan milk
ejection reflex atau let down reflex yaitu mengalirnya
ASI dari simpanan alveoli ke lacteal sinuses sehingga dapat dihisap bayi melalui
puting susu.
Terdapat tiga bentuk ASI dengan karakteristik dan komposisi berbeda yaitu
kolostrum, ASI transisi, dan ASI matang (mature). Kolostrum adalah cairan yang
dihasilkan oleh kelenjar payudara setelah melahirkan (4-7 hari) yang berbeda
karakteristik fisik dan komposisinya dengan ASI matang dengan volume 150
300 ml/hari. ASI transisi adalah ASI yang dihasilkan setelah kolostrum (8-20
hari)dimana kadar lemak dan laktosa lebih tinggi dan kadar protein, mineral lebih
rendah.
ASI matang adalah ASI yang dihasilkan 21 hari setelah melahirkan dengan
volume bervariasi yaitu 300 850 ml/hari tergantung pada besarnya stimulasi
saat laktasi. Volume ASI pada tahun pertama adalah 400 700 ml/24 jam, tahun
kedua 200 400 ml/24 jam, dan sesudahnya 200 ml/24 jam. Dinegara industri
rata-rata volume ASI pada bayi dibawah usia 6 bulan adalah 750 gr/hari dengan
kisaran 450 1200 gr/hari (ACC/SCN, 1991). Pada studi Nasution.A (2003)
volume ASI bayi usia 4 bulan adalah 500 800 gr/hari, bayi usia 5 bulan adalah
400 600 gr/hari, dan bayi usia 6 bulan adalah 350 500 gr/hari.
Pemberian makanan yang optimal pada bayi dan anak merupakan intervensi yang
paling efektif untuk memperbaiki kesehatan anak. Air susu ibu (ASI) merupakan
makanan yang kaya akan gizi dan sangat penting untuk pertumbuhan anak.
Dengan memberikan ASI saja sejak lahir maka terganggunya pertumbuhan anak
yang diawali dengan kekurangan gizi dapat diatasi. Menyusui memberikan
manfaat jangka pendek dan jangka panjang baik bagi bayi maupun ibu, antara lain
membantu melindungi anak dari beragam kelainan akut dan kronik. Berbagai
studi dari negara berkembang menunjukkan bahwa bayi yang tidak diberi ASI
memiliki kecenderungan 6 hingga 10 kali lebih besar kemungkinannya meninggal
pada bulan pertama kehidupan dibandingkan bayi yang diberi ASI. Diare dan
pneumonia lebih umum terjadi dan lebih berat pada anak yang tidak diberi ASI,
bahkan pada keadaan higien yang adekuat. Infeksi akut lainnya, seperti otitis
media, meningitis Haemophilus influenzae, dan infeksi saluran kemih lebih jarang
dan ringan pada bayi yang diberi ASI.2
sebagai berikut :
pengetahuan tentang sasaran pelayanan dan lahan praktik kebidanan bagi para
PEMBAHASAN
Selama kehamilan hormon prolaktin dari plasenta meningkat tetapi ASI belum
keluar karena pengaruh hormon estrogen yang masih tinggi.
Kadar estrogen dan progesteron akan menurun pada saat hari kedua atau ketiga
pasca persalinan, sehingga terjadi sekresi ASI. Pada proses laktasi terdapat dua
reflek yang berperan, yaitu refleks prolaktin dan refleks aliran yang timbul akibat
perangsangan puting susu dikarenakan isapan bayi.
1. Refleks prolaktin
2. Refleks aliran (let down reflek)
1. Refleks Prolaktin
Akhir kehamilan hormon prolaktin memegang peranan untuk membuat
kolostrum, tetapi jumlah kolostrum terbatas
dikarenakan aktivitas prolaktin dihambat oleh estrogen dan progesteron yang
masih tinggi. Pasca persalinan, yaitu saat lepasnya plasenta dan berkurangnya
fungsi korpus luteum maka estrogen dan progesteron juga berkurang. Hisapan
bayi akan merangsang puting susu dan kalang payudara, karena ujung-ujung saraf
sensoris yang berfungsi sebagai reseptor mekanik.
Rangsangan ini dilanjutkan ke hipotalamus melalui medulla
spinalis hipotalamus dan akan menekan pengeluaran faktor penghambat
sekresi prolaktin dan sebaliknya merangsangpengeluaran faktor pemacu
sekresi prolaktin.
Pada ibu nifas yang tidak menyusui, kadar prolaktin akan menjadi normal pada
minggu ke 2 3. Sedangkan pada ibu menyusui prolaktin akan meningkat dalam
keadaan seperti: stress atau pengaruh psikis, anastesi, operasi dan
rangsangan puting susu
Faktor-faktor yang menghambat reflek let down adalah stress, seperti: keadaan
bingung/ pikirankacau, takut dan cemas.
Refleks yang penting dalam mekanisme hisapan bayi
1. Refleks menangkap (rooting refleks)
2. Refleks menghisap
3. Refleks menelan
Sel-sel pembuat susu sesungguhnya tidak langsung bekerja ketika bayi menyusu.
Sebagian besar hormon Prolaktin berada dalam darah selama kurang lebih 30
menit, setelah proses menyusui. Jadi setelah proses menyusu selesai, barulah
sebagian besar hormon Prolaktin sampai di payudara dan merangsang sel-sel
pembuat susu untuk bekerja. Jadi, hormon Prolaktin bekerja untuk produksi susu
berikutnya. Susu yang disedot/dihisap bayi saat ini, sudah tersedia dalam
payudara, pada muara saluran ASI.
Sederhananya, mekanisme produksi susu dalam payudara prinsipnya mirip
dengan tanaman teh atau tanaman kembang kertas. Jika kita memetik pucuk teh
atau kembang kertas, maka akan tumbuh dari bawah ketiak daun, dua buah
cabang baru. Jadi semakin sering dipetik, semakin banyak pucuk mudanya. Jika
tidak dipetik, tidak akan ada cabang baru.
Begitu pula dengan ASI, semakin sering disedot bayi, semakin banyak ASI yang
diproduksi. Semakin jarang bayi menyusu, semakin sedikit ASI yang diproduksi.
Jika bayi berhenti menyusu, maka payudara juga akan berhenti memproduksi ASI.
d. Hormon Oksitosin
Oxytocin berfungsi untuk pengeluaran air susu. Oxytocinmenyebabkan kontraksi
sel-sel myoepithel pada alveolus untuk mengosongkan lumen alveolar. Selain itu,
oxytocin juga menyebabkankontraksi pada myometrium. Hal inilah yang menjadi
salah satu penyebab cram di daerah perut pada saat menyusui . Setelah menerima
rangsangan dari payudara, otak juga mengeluarkan hormon Oksitosin selain
hormon Prolaktin. Hormon Oksitosin diproduksi lebih cepat daripada Prolaktin.
Hormon ini juga masuk ke dalam aliran darah menuju payudara. Di payudara,
hormon Oksitosin ini merangsang sel-sel otot untuk berkontraksi. Kontraksi ini
menyebabkan ASI hasil produksi sel-sel pembuat susu terdorong mengalir melalui
pembuluh menuju muara saluran ASI. Kadang-kadang, bahkan ASI mengalir
hingga keluar payudara ketika bayi sedang tidak menyusu. Mengalirnya ASI ini
disebut refleks pelepasan ASI.
Jika refleks pelepasan ASI ibu tidak bekerja dengan baik, maka bayi akan
mengalami kesulitan memperoleh ASI karena harus mengandalkan hanya pada
kekuatan sedotan menyusunya. Akibatnya, bayi akan kelelahan dan memperoleh
sedikit ASI. Kadang-kadang hal ini membuatnya frustasi, dan kemudian
menangis. Peristiwa ini kelihatannya seperti seolah-olah payudara berhenti
memproduksi ASI, padahal tidak. Payudara tetap memproduksi ASI, tetapi ASI
tidak mengalir keluar. Jadi perkara refleks pelepasan ASI ini sangat penting bagi
bayi.
1. Refleks Prolaktin.
Kadar prolaktin pada ibu menyusui akan menjadi normal 3 bulan setelah
melahirkan sampai penyapihan anak dan pada saat tersebut tidak akan ada
peningkatan prolaktin walau ada isapan bayi, namun pengeluaran air susu tetap
berlangsung.
Pada ibu yang melahirkan anak tetapi tidak menyusui, kadar prolaktin akan
menjadi normal pada minggu ke 2 - 3. pada ibu yang menyusui prolaktin akan
meningkat dalam keadaan seperti :
o Anastesi
o Operasi
2. Reflek Letdown
- Melihat bayi
- Mencium bayi
Faktor - faktor yang menghambat reflek let down adalah stress, seperti:
- Takut
- Cemas
Untuk menstimulasi puting dan mengeluarkan susu dari dada ibu, dan untuk
memastikan pemberian yang adekuat dan aliran susu yang baik,bayi harus
menempel dengan baik. Kesulitan bisa terjadi karena bayi tidak memasukkan
dada secara baik. Ketika bayi menghisap, aliran dari lidah dari depan ke belakang,
menekan dada dengan palatum ,sehingga menekan susu untuk keluar dari sinus ke
mulut bayi lalu ditelan. Jika bayi menempel dengan baik, mulut dan lidahnya
tidak melukai kulit ibu.(Gambar 1)
Bayi bisa menyusui dalam berbagai posisi: sepanjang dada dan perut ibu, di
bawah tangan ibu, atau seiring badan ibu. Apapun posisi ibu dan bayi, ada 4 hal
penting dalam posisi pemberian ASI, yaitu:
a. Badan bayi harus lurus, tidak ditekuk. Kepala bayi bisa ekstensi sedikit untuk
membantu dagunya mendekati payudara ibu
b. Bayi harus menghadap ke payudara. Puting susu biasanya mengarah ke
bawah, sehingga bayi tidak terlentang pada dada atau perut ibu, tetapi sedikit
mengarah ke dalam.
c. Badan bayi harus dekat ke ibu sehingga bayi bisa mendekati payudara ibu dan
minum dengan mulut penuh
d. Tubuh bayi harus disokong, bisa dengan tempat tidur atau bantal, atau tangan
ibu, sehingga bukan hanya kepala bayi yang disokong.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Seorang bayi sangat membutuhkan ASI sebagai asupan makanannya. ASI sangat
bermanfaat terhadap kesehatan dan daya tahan tubuh bayi . seperti pengeluarana
air susu pertama pada ASI adalah kolostrum . kolostrum itu bermanfaat bagi daya
tahan bayi. Didalam prosesnya terdapat banyak hormon yang berperan seperti
hormon prolaktin, hormon oksitosin.
3.2 Saran
Seoarng ibu harus memberikan ASI kepada bayi karena makanan utama bayi
adalah ASI yang sangat berperan penting dalam proses pertumbuhan bayi.
DAFTAR PUSTAKA
http://books.google.co.id/books?id=t46O5s5O-
bYC&pg=PA55&dq=mekanisme+laktasi&hl=id&sa=X&ei=P2GmT5q0DM2mrAfy5cz7Ag&v
ed=0CC4Q6AEwAA#v=onepage&q=mekanisme%20laktasi&f=false
http://www.lusa.web.id/fisiologi-laktasi/