You are on page 1of 21

Mekanisme Laktasi

MAKALAH

diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Obstetri Fisiologi

yang diampu oleh Anita Rachmawati,dr., SpOG (K) & Tim

Disusun oleh :

1. Rinny Dwi Astriany (130103110047)


2. Novita Sari Dewi (130103110049)
3. Sindi Rizky Zullisa (130103110060)
4. Melinda Sagala (130103110062)
5. Dina Andiani (130103110077)

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2012
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji bagi Allah SWT Tuhan YME

segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan makalah dengan judul Mekanisme laktasi .

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis memperoleh banyak bantuan dari

berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Anita

Rachmawati,dr., SpOG (K) & Tim selaku dosen pembimbing mata kuliah

Obstetri Fisiologi yang telah memberikan bimbingan dan arahan sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini, serta kedua orang tua, keluarga besar penulis, dan

rekan-rekan mahasiswi Program Studi D3 Kebidanan Fakultas Kedokteran

Universitas Padjadjaran yang selalu berdoa dan memberikan motivasi kepada

penulis.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kekurangan.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar

makalah ini dapat lebih baik lagi.

Akhir kata penulis berharap kerangka acuan skripsi ini dapat memberikan

wawasan dan pengetahuan kepada para pembaca pada umumnya dan pada penulis

pada khusunya.

Jatinangor, 5 Mei 2012

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 1

1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................... 2

1.4 Manfaat Penulisan ................................................................................. 2

1.5 Metode Penulisan................................................................................... 2

BAB 2 ISI

2.1 ...............................................................................................................

2.2 ...............................................................................................................

2.3 ...............................................................................................................

2.4 ...............................................................................................................

2.5 ...............................................................................................................

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan ............................................................................................

3.2 Saran ......................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Susu manusia adalah makanan ideal bagi neonatus. Seperti dikaji oleh American
College Of Obsetricians dan ginecologis (2000), ASI mengandung nutrien
spesifik spesies dan spesifik usia, faktor imunologis dan sifat antibakteria serta
faktor-faktor yang berfungsi sinyal biologis untuk meningkatkan pertumbuhan
dan difesiensi sel.

ASI (Air Susu Ibu) merupakan cairan putih yang dihasilkan oleh kelenjar
payudara wanita melalui proses laktasi. ASI terdiri dari berbagai komponen gizi
dan non gizi. Komposisi ASI tidak sama selama periode menyusui, pada akhir
menyusui kadar lemak 4-5 kali dan kadar protein 1,5 kali lebih tinggi daripada
awal menyusui. Juga terjadi variasi dari hari ke hari selama periode laktasi.
Keberhasilan laktasi dipengaruhi oleh kondisi sebelum dan saat kehamilan.
Kondisi sebelum kehamilan ditentukan oleh perkembangan payudara saat lahir
dan saat pubertas. Pada saat kehamilan yaitu trimester II payudara mengalami
pembesaran karena pertumbuhan dan difrensiasi dari lobuloalveolar dan sel epitel
payudara. Pada saat pembesaran payudara ini hormon prolaktin dan laktogen
placenta aktif bekerja yang berperan dalam produksi ASI (Suharyono, 1990).

Sekresi ASI diatur oleh hormon prolaktin dan oksitosin. Prolaktin menghasilkan
ASI dalam alveolar dan bekerjanya prolaktin ini dipengaruhi oleh lama dan
frekuensi pengisapan ( suckling). Hormon oksitosin disekresi oleh kelenjar
pituitary sebagai respon adanya suckling yang akan menstimulasi sel-sel
mioepitel untuk mengeluarkan ( ejection) ASI. Hal ini dikenal dengan milk
ejection reflex atau let down reflex yaitu mengalirnya
ASI dari simpanan alveoli ke lacteal sinuses sehingga dapat dihisap bayi melalui
puting susu.
Terdapat tiga bentuk ASI dengan karakteristik dan komposisi berbeda yaitu
kolostrum, ASI transisi, dan ASI matang (mature). Kolostrum adalah cairan yang
dihasilkan oleh kelenjar payudara setelah melahirkan (4-7 hari) yang berbeda
karakteristik fisik dan komposisinya dengan ASI matang dengan volume 150
300 ml/hari. ASI transisi adalah ASI yang dihasilkan setelah kolostrum (8-20
hari)dimana kadar lemak dan laktosa lebih tinggi dan kadar protein, mineral lebih
rendah.

ASI matang adalah ASI yang dihasilkan 21 hari setelah melahirkan dengan
volume bervariasi yaitu 300 850 ml/hari tergantung pada besarnya stimulasi
saat laktasi. Volume ASI pada tahun pertama adalah 400 700 ml/24 jam, tahun
kedua 200 400 ml/24 jam, dan sesudahnya 200 ml/24 jam. Dinegara industri
rata-rata volume ASI pada bayi dibawah usia 6 bulan adalah 750 gr/hari dengan
kisaran 450 1200 gr/hari (ACC/SCN, 1991). Pada studi Nasution.A (2003)
volume ASI bayi usia 4 bulan adalah 500 800 gr/hari, bayi usia 5 bulan adalah
400 600 gr/hari, dan bayi usia 6 bulan adalah 350 500 gr/hari.

Pemberian makanan yang optimal pada bayi dan anak merupakan intervensi yang
paling efektif untuk memperbaiki kesehatan anak. Air susu ibu (ASI) merupakan
makanan yang kaya akan gizi dan sangat penting untuk pertumbuhan anak.
Dengan memberikan ASI saja sejak lahir maka terganggunya pertumbuhan anak
yang diawali dengan kekurangan gizi dapat diatasi. Menyusui memberikan
manfaat jangka pendek dan jangka panjang baik bagi bayi maupun ibu, antara lain
membantu melindungi anak dari beragam kelainan akut dan kronik. Berbagai
studi dari negara berkembang menunjukkan bahwa bayi yang tidak diberi ASI
memiliki kecenderungan 6 hingga 10 kali lebih besar kemungkinannya meninggal
pada bulan pertama kehidupan dibandingkan bayi yang diberi ASI. Diare dan
pneumonia lebih umum terjadi dan lebih berat pada anak yang tidak diberi ASI,
bahkan pada keadaan higien yang adekuat. Infeksi akut lainnya, seperti otitis
media, meningitis Haemophilus influenzae, dan infeksi saluran kemih lebih jarang
dan ringan pada bayi yang diberi ASI.2

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat disimpulkan rumusan masalah

sebagai berikut :

1. Apa anatomi payudara ?

2. Apa fisiologi laktasi ?

3. Apa proses laktasi ?

4. Apa saja hormon yang berperan dalam laktasi ?

5. Apa pembentukan air susu ?


6. Apa penyebab pemberentan laktasi ?

1.3 Tujuan Penulisan

Penulisan makalah ini memiliki tujuan, antara lain

1. Mengetahui anatomi payudara

2. Mengetahui fisiologi laktasi

3. Mengetahui proses laktasi

4. Mengetahui hormon yang berperan dalam laktasi

5. Mengetahui pembentukan air susu

6. Mengetahui pemberentian laktasi

1.4 Manfaat Penulisan

Penulisan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah

pengetahuan tentang sasaran pelayanan dan lahan praktik kebidanan bagi para

mahasiswi program studi kebidanan dan bagi masyarakat luas.

1.5 Metode Penulisan

Dalam penulisan ini, penulis menggunakan metode kepustakaan. Cara yang

digunakan ialah studi pustaka dengan membaca buku-buku atau sumber-sumber

lain sebagai referensi.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Anatomi payudara

Bakal kelenjar mamae terdapat dirigi ektoderm yang membentuk permukaan


ventral mudigah dan meluas ke lateral dari tungkai depan ke tungkai belakang
pasang tonjolan (bud, papil) secara normal lenyap dari mudigah kecuali satu
pasang didaerah pektoralis yang alkhirnya berkembang menjadi kelenjar mamaria.
Akan tetapi, kadang-kadang papil-papil ditempat lain tersebut mungkin akan tidak
lenyap seluruhnya papil-papil tersebut mungkin ikut serta dalam pola
pertumbuhan yang menadai dua kelenjar mamaria normal.

Pada pertengahan kehamilan, masing-masing dari kedua tonjolan payudara mulai


tumbuh dan membelah. Janin yang ditakdirkan untuk membentuk payudara mulai
tumbuh dan membelah. Hal ini menyebabkan terbentuknya 15 hingga 25 papil
sekunder yang merupakan dasar untuk pembentukan sistem duktus dipayudara
dewasa. Setiap papil sekunder memajang membentuk sebuah korda, bercabang
dan diferensiasi menjadi dua lapisan konsentrik sel kuboid dan sebuah lumen
ditengahnya. Sel-sel di lapisan dalam akhirnya menghasilkan epitel sekretorik
yang mengsintesis susu. Lapisan sel luar berubah mejadi mioepitel yang
menghasilkan menkanisme untuk menyemprotkan susu

Secara anatomis, masing-masing kelenjar mamaria matang terdiri atas 15 sampai


25 lobus yang berasal dari papil sekunder. Lobus tersusun secara radial dan
dipisahkan satu sama lain oleh lemak dalam jumlah yang bervariasi. Setiap lobus
terdiri dari beberapa lobus yang sebaliknya tersusun oleh sejumlah besar alveolus.
Setiap alveolus memiliki sebuah duktus kecil yang bersatu dengan duktus yang
lain untuk membentuk satu duktus besar untuk setiap lobus. Duktus laktiferosa ini
bermuara secara terpisah diputing tempat duktus tersebut membentuk orifisium
keci, tetapi jelas. Efitel sekretorik alveolus menghasilkan berbagai konsituen susu.

2.2 Fisiologi Laktasi


Laktasi atau menyusui mempunyai dua pengertian, yaitu produksi ASI (prolaktin)
dan pengeluaran ASI (oksitosin).

a. Produksi ASI (Prolaktin)


Pembentukan payudara dimulai sejak embrio berusia 18-19 minggu, dan berakhir
ketika mulaimenstruasi.

Hormon yang berperan adalah hormon esterogen dan progesteron yang


membantu maturasi alveoli. Sedangkan hormon prolaktin berfungsi
untuk produksi ASI.

Selama kehamilan hormon prolaktin dari plasenta meningkat tetapi ASI belum
keluar karena pengaruh hormon estrogen yang masih tinggi.
Kadar estrogen dan progesteron akan menurun pada saat hari kedua atau ketiga
pasca persalinan, sehingga terjadi sekresi ASI. Pada proses laktasi terdapat dua
reflek yang berperan, yaitu refleks prolaktin dan refleks aliran yang timbul akibat
perangsangan puting susu dikarenakan isapan bayi.
1. Refleks prolaktin
2. Refleks aliran (let down reflek)

1. Refleks Prolaktin
Akhir kehamilan hormon prolaktin memegang peranan untuk membuat
kolostrum, tetapi jumlah kolostrum terbatas
dikarenakan aktivitas prolaktin dihambat oleh estrogen dan progesteron yang
masih tinggi. Pasca persalinan, yaitu saat lepasnya plasenta dan berkurangnya
fungsi korpus luteum maka estrogen dan progesteron juga berkurang. Hisapan
bayi akan merangsang puting susu dan kalang payudara, karena ujung-ujung saraf
sensoris yang berfungsi sebagai reseptor mekanik.
Rangsangan ini dilanjutkan ke hipotalamus melalui medulla
spinalis hipotalamus dan akan menekan pengeluaran faktor penghambat
sekresi prolaktin dan sebaliknya merangsangpengeluaran faktor pemacu
sekresi prolaktin.

Faktor pemacu sekresi prolaktin akan merangsang hipofise anterior sehingga


keluar prolaktin.Hormon ini merangsang sel-sel alveoli yang berfungsi untuk
membuat air susu. Kadar prolaktin pada ibu menyusui akan menjadi normal 3
bulan setelah melahirkan sampai penyapihan anak dan pada saat tersebut tidak
akan ada peningkatan prolaktin walau ada isapanbayi, namun pengeluaran air
susu tetap berlangsung.

Pada ibu nifas yang tidak menyusui, kadar prolaktin akan menjadi normal pada
minggu ke 2 3. Sedangkan pada ibu menyusui prolaktin akan meningkat dalam
keadaan seperti: stress atau pengaruh psikis, anastesi, operasi dan
rangsangan puting susu

2. Refleks Aliran (Let Down Reflek)


Bersamaan dengan pembentukan prolaktin oleh hipofise anterior, rangsangan
yang berasal dari isapan bayi dilanjutkan ke hipofise posterior (neurohipofise)
yang kemudian dikeluarkanoksitosin. Melalui aliran darah, hormon ini
menuju uterus sehingga menimbulkan kontraksi.Kontraksi dari sel akan
memeras air susu yang telah terbuat, keluar dari alveoli dan masuk ke
sistem duktus dan selanjutnya mengalir melalui duktus lactiferus masuk ke
mulut bayi.

Faktor-faktor yang meningkatkan let down adalah: melihat bayi,


mendengarkan suara bayi, mencium bayi, memikirkan untuk menyusui bayi.

Faktor-faktor yang menghambat reflek let down adalah stress, seperti: keadaan
bingung/ pikirankacau, takut dan cemas.
Refleks yang penting dalam mekanisme hisapan bayi
1. Refleks menangkap (rooting refleks)
2. Refleks menghisap
3. Refleks menelan

1. Refleks Menangkap (Rooting Refleks)


Timbul saat bayi baru lahir tersentuh pipinya, dan bayi akan menoleh ke
arah sentuhan. Bibir bayidirangsang dengan papilla mamae, maka bayi akan
membuka mulut dan berusaha menangkapputing susu.
2. Refleks Menghisap (Sucking Refleks)
Refleks ini timbul apabila langit-langit mulut bayi tersentuh oleh puting. Agar
puting mencapai palatum, maka sebagian besar areola masuk ke dalam
mulut bayi. Dengan demikian sinus laktiferus yang berada di bawah areola,
tertekan antara gusi, lidah dan palatum sehingga ASI keluar.
3. Refleks Menelan (Swallowing Refleks)
Refleks ini timbul apabila mulut bayi terisi oleh ASI, maka ia akan menelannya.

2.3 Pengeluaran ASI (Oksitosin)


Apabila bayi disusui, maka gerakan menghisap yang berirama akan menghasilkan
rangsangan saraf yang terdapat pada glandula pituitaria posterior, sehingga
keluar hormon oksitosin. Hal ini menyebabkan sel-sel miopitel di sekitar alveoli
akan berkontraksi dan mendorong ASI masuk dalam pembuluh
ampula. Pengeluaran oksitosin selain dipengaruhi oleh isapan bayi, juga oleh
reseptor yang terletak pada duktus. Bila duktus melebar, maka secara
reflektoris oksitosindikeluarkan oleh hipofisis.

2.4 PROSES LAKTASI


Hormon-hormon yang berpengaruh dalam proses laktasi:
a. Estrogen berfungsi untuk pertumbuhan dan proliferasi
lactiferous duct, pembentukan kelenjar alveolus, deposit lemak pada payu dara.
Hal inilahyang menyebabkan pembesaran payudara pada ibu hamil.
b. Progesteron memiliki efek menghambat efek prolaktin terhadapkelenjar
mamae
c. Prolaktin
Prolaktin berfungsi untuk mengaktifkan kelenjar alveolusmensekresikan air susu
serta menopang sekresi casein, asam lemak,laktosa dan volume sekresi air susu.
Ketika bayi menyusu, payudara mengirimkan rangsangan ke otak. Otak kemudian
bereaksi mengeluarkan hormon Prolaktin yang masuk ke dalam aliran darah
menuju kembali ke payudara. Hormon Prolaktin merangsang sel-sel pembuat susu
untuk bekerja, memproduksi susu.

Sel-sel pembuat susu sesungguhnya tidak langsung bekerja ketika bayi menyusu.
Sebagian besar hormon Prolaktin berada dalam darah selama kurang lebih 30
menit, setelah proses menyusui. Jadi setelah proses menyusu selesai, barulah
sebagian besar hormon Prolaktin sampai di payudara dan merangsang sel-sel
pembuat susu untuk bekerja. Jadi, hormon Prolaktin bekerja untuk produksi susu
berikutnya. Susu yang disedot/dihisap bayi saat ini, sudah tersedia dalam
payudara, pada muara saluran ASI.
Sederhananya, mekanisme produksi susu dalam payudara prinsipnya mirip
dengan tanaman teh atau tanaman kembang kertas. Jika kita memetik pucuk teh
atau kembang kertas, maka akan tumbuh dari bawah ketiak daun, dua buah
cabang baru. Jadi semakin sering dipetik, semakin banyak pucuk mudanya. Jika
tidak dipetik, tidak akan ada cabang baru.

Begitu pula dengan ASI, semakin sering disedot bayi, semakin banyak ASI yang
diproduksi. Semakin jarang bayi menyusu, semakin sedikit ASI yang diproduksi.
Jika bayi berhenti menyusu, maka payudara juga akan berhenti memproduksi ASI.

d. Hormon Oksitosin
Oxytocin berfungsi untuk pengeluaran air susu. Oxytocinmenyebabkan kontraksi
sel-sel myoepithel pada alveolus untuk mengosongkan lumen alveolar. Selain itu,
oxytocin juga menyebabkankontraksi pada myometrium. Hal inilah yang menjadi
salah satu penyebab cram di daerah perut pada saat menyusui . Setelah menerima
rangsangan dari payudara, otak juga mengeluarkan hormon Oksitosin selain
hormon Prolaktin. Hormon Oksitosin diproduksi lebih cepat daripada Prolaktin.
Hormon ini juga masuk ke dalam aliran darah menuju payudara. Di payudara,
hormon Oksitosin ini merangsang sel-sel otot untuk berkontraksi. Kontraksi ini
menyebabkan ASI hasil produksi sel-sel pembuat susu terdorong mengalir melalui
pembuluh menuju muara saluran ASI. Kadang-kadang, bahkan ASI mengalir
hingga keluar payudara ketika bayi sedang tidak menyusu. Mengalirnya ASI ini
disebut refleks pelepasan ASI.

Produksi Hormon Oksitosin bukan hanya dipengaruhi oleh rangsangan dari


payudara. Hormon oksitosin juga dipengaruhi oleh pikiran dan perasaan ibu. Jadi
ketika ibu mendengar suara bayi, meskipun mungkin bukan bayinya, ASI dapat
menetes keluar. Suara tangis bayi, sentuhan bayi, atau ketika ibu berpikir akan
menyusui bayinya, atau bahkan ketika ibu memikirkan betapa sayangnya kepada
sang bayi, ASI dapat menetes keluar.

Jika refleks pelepasan ASI ibu tidak bekerja dengan baik, maka bayi akan
mengalami kesulitan memperoleh ASI karena harus mengandalkan hanya pada
kekuatan sedotan menyusunya. Akibatnya, bayi akan kelelahan dan memperoleh
sedikit ASI. Kadang-kadang hal ini membuatnya frustasi, dan kemudian
menangis. Peristiwa ini kelihatannya seperti seolah-olah payudara berhenti
memproduksi ASI, padahal tidak. Payudara tetap memproduksi ASI, tetapi ASI
tidak mengalir keluar. Jadi perkara refleks pelepasan ASI ini sangat penting bagi
bayi.

2.5 Pengaturan Hormon


Selama kehamilan, jumlah prolaktin mengalami peningkatan. Dimulai dariminggu
ke-8 kehamilan, jumlah prolaktin terus meningkat dari sekitar 10-25 ng/mlhingga
akhirnya mencapai puncak menjadi sekitar 200-400 ng/ml.Peningkatan jumlah
prolaktin dalam tubuh paralel dengan peningkatan jumlahestrogen selama
kehamilan. Hal ini disebabkan karena estrogen menekan
pengeluaranhypothalamic Prolactin Inhibiting Hormon (dopamine)
dan memberikan stimulasisecara langsung terhadap pembentukan prolactin gene
transcription di dalam hipofisis.Dengan kata lain, GnRH melalui perantaraan
estrogen memberikan feed back positif pada hypothalamus untuk menghasilkan
Prolactin Releasing Hormon (PRH)sehingga memberikan perintah pada hipofisis
anterior untuk meningkatakan sekeresi prolaktin.Pada saat kehamilan,
peningkatan kadar estrogen dalam tubuh disertai dengan peningkatan kadar
progesterone. Hal inilah yang menyebabkan produksi air susudigantikan oleh
kolostrum selama kehamilan. Produksi kolostrum ini bertahan sampai hari ke-4
setelah persalinan, karena pada saat itu kadar estrogen dan progesterone belum
sepenuhnya turun.Setelah persalinan, produksi estrogen dan progesterone
menurun secara tajamsehingga memberikan feed back negative
pada hypothalamus. Pelepasan PituitaryInhibiting Hormon (PIH) oleh
hypothalamus menyebabkan penurunan produksi prolaktin di dalam
tubuh.Oxytocin memiliki efek pengisian kembali alveolar di samping pengeluaran
air susu. Oleh karena itu, secara tidak langsung pengeluaran oxytocin memberikan
feed back positive kepada hypothalamus untuk mensekresikan PRH sehingga
produksi prolaktin meningkat kembali. Hal ini merupakan mekanisme untuk
menjagakeseimbangan antara produksi dan pengeluaran air susu.Stimulus untuk
pengeluaran oxytocin, diatur melalui impuls saraf denganmekanisme:
Sensor tactile yang berada di areola teraktifasiImpuls berjalan melalui saraf
sensoris thoracicyang berasal dari saraf no. 4, 5, dan masuk ke serat saraf sensori
afferent sampai ke nuclei paraventricular dan supraopticyang berada di
hypothalamus Sintesis dan transport oxytocin ke posterior pituitary Di sampaikan
ke system duktus alveolar payudara melalui perantaraan darah.

sel-sel myoepithel berkontraksi dan terjadi pengosongan lumen alveolar Proses


pelepasan cepat ASI disebut "let-down".Dalam banyak kejadian, aktivasi
pelepasan oxytocin tidak membutuhkan inisiasidari stimulus tactile. Sistem saraf
pusat dikondisikan untuk merespon kehadiran bayi,sehingga pada saat bayi
menangis hal itu menginduksi hypothalamus untuk mensekresikan oxytocin.
Pelepasan oxytocin juga penting untuk kontraksi uterus yang berkontribusi
terhadap involusi uterus.Pengosongan lumen alveolus secara berkala penting
untuk menjaga sekresi air susu dalam jumlah yang cukup.Efek oxytocin adalah
fenomena pelepasan yang berpengaruh terhadap sekresidan penyimpanan ASI.
Oleh karena itu, prolaktin harus dalam jumlah yang cukupuntuk melanjutkan
sekresi agar dapat menggantikan air susu yang telah dikeluarkan.Maka dapat
disimpulkan bahwa jumlah air susu yang dihasilkan sama dengan jumlahair susu
yang dikeluarkan.Payudara dapat menyimpan air susu maksimal selama 48 jam
sebelum hasil produksi tersebut dikurangi.Selama menyusui menyusui, neural
input dari nipple mencapai hypothalamusdan menyebabkan hypothalamus
menghasilkan neurotransmitter yang menekan pelepasan GnRH.

2.6 Pembentukan air susu


Air susu ibu mengandung lebih dari 100 zat. Air susu ibu merupakan emulsi
lemak dalam fase cairan yang isotonik dengan plasma. Air susu manusia telah
matang mengandung 3-5 % lemak, 1 % protein, 7% laktosa dan 0,2% mineral
serta memberikan kalori sebesar 60-75 %. Laktosa merupakan jenis gula utama
pada susu manusia. Asam amino bebas, urea, kreatin juga terdapat pada susu
manusia. Hormon peptida termasuk EGF merupakan faktor pertumbuhan
transformasi. Air susu yang pertama dikeluarkan adalah kolostrum.
Sel epitel alveolus yang memproduksi susu merupakan sel yang terpopulasi dan
sangat

Berdiferensiasi yang berfungsi mengakumulasi, mensintesis, mengemas dan


mengeluarkan komponen-komponen air susu. Empat jalur transeluler dibutuhkan
untuk pembentukan air susu yang sesuai dengan di dalam alveolus payudara. Jalur
yang pertama meliputi sekresi kation monovalen, jalur ke dua meliputi trasnpor
imunoglobin yang termediasi reseptor, jalur ketiga sintesis dan trasnpor lemak
susu dan jalur yang terakhir meliputi eksositoris vesikel sekretorik yang
mengandung protein susu spesifik, kalsium fosfat, sitrat dan laktosa . jalur yang
kelima dibutuhkan untuk pembentukan susu dan jalur ini bukan merupakan jalur
trasnseluler namun paraseluler, imunoglobulin seperti IgA, plasma protein dan
lekosit yang bergerak diantara sel alveolar yang telah kehilangan persambungan
eratnya.
Pada seorang Ibu yang menyusui dikenai 2 reflek yang masing- masing berperan
sebagai pembentukan dan pengeluaran air susu yaitu:

1. Refleks Prolaktin.

Pada akhir kehamilan hormon prolaktin memegang peranan untuk membuat


kolostrum, namun jumlah kolostrum terbatas karena aktivitas prolaktin dihambat
oleh estrogen dan progesteron yang kadarnya memang tinggi. Setelah partus
berhubung lepasnya plasenta dan kurang berfungsinya korpus luteum maka
estrogen dan progesterone sari-at berkurang, ditambah dengan adanya isapan bayi
yang merangsang puting susu dan kalang payudara, akan merangsang ujung -
ujung saraf sensoris yang berfungsi sebagai reseptor mekanik.

Rangsangan ini dilanjutkan ke hipotalamus melalui medulla spinalis hipotalamus


akan menekan pengeluaran faktor - faktor yang menghambat sekresi prolaktin dan
sebaliknya merangsang pengeluaran faktor - faktor yang memacu sekresi
prolaktin. Faktor - faktor yang memacu sekresi prolaktin akan merangsang
hipofise anterior sehingga keluar prolaktin. Hormone ini merangsang sel - sel
alveoli yang berfungsi untuk membuat air susu.

Kadar prolaktin pada ibu menyusui akan menjadi normal 3 bulan setelah
melahirkan sampai penyapihan anak dan pada saat tersebut tidak akan ada
peningkatan prolaktin walau ada isapan bayi, namun pengeluaran air susu tetap
berlangsung.

Pada ibu yang melahirkan anak tetapi tidak menyusui, kadar prolaktin akan
menjadi normal pada minggu ke 2 - 3. pada ibu yang menyusui prolaktin akan
meningkat dalam keadaan seperti :

o Stress atau pengaruh psikis

o Anastesi

o Operasi

o Rangsangan puting susu

2. Reflek Letdown

Bersama dengan pembentukan prolaktin oleh hipofise anterior, rangsangan yang


berasal dari isapan bayi ada yang dilanjutkan ke hipofise posterior ( neurohipofise
) yang kemudian dikeluarkan oksitosin.
Melalui aliran darah, hormone ini diangkat menuju uterus yang dapat
menimbulkan kontraksi pada uterus sehingga terjadi involusi dari organ tersebut.
Kontraksi dari sel akan memeras air susu yang telah terbuat keluar dari alveoli
dan masuk ke system duktus dan selanjutnya menbalir melalui duktus lactiferus
masuk ke mulut bayi.

Faktor - faktor yang meningkatkan let down adalah :

- Melihat bayi

- Mendengarkan suara bayi

- Mencium bayi

- Memikirkan untuk menyusui bayi

Faktor - faktor yang menghambat reflek let down adalah stress, seperti:

- Keadaan bingung / pikiran kacau

- Takut

- Cemas

2.7 Proses Sekresi Air Susu


Alveoli pada kelenjar mamae merupakan kumpulan bulat sel-sel epitel
selapiskuboid yang menjadi struktur yang aktif mensekresi air susu selama
kehamilan. Hasilsekresi sel-sel tersebut berkumpul dalam lumen alveolus sampai
ke duktuslactiferous.Pada bagian apical kutub sel sekresi terdapat beberapa tetes
lemak dan vakualsekresi bermembran yang mengandung satu sampai
beberapa kumpulan protein susu padat seperti kasein, -laktalbumin dan IgA.
Tetes lemak tersebut (terutama mengandung TAG netral) ke luar dari sel dan
memasuki lumen , dalam proses inilemak tersebut di bungkus oleh sebagian dari
membrane sel apical. Protein susu jugadilepaskan ke dalamlumen melalui proses
eksositosis. Laktosa disintesis dari glukosadan galaktosa.
2.8 Posisi pemberian ASI

Untuk menstimulasi puting dan mengeluarkan susu dari dada ibu, dan untuk
memastikan pemberian yang adekuat dan aliran susu yang baik,bayi harus
menempel dengan baik. Kesulitan bisa terjadi karena bayi tidak memasukkan
dada secara baik. Ketika bayi menghisap, aliran dari lidah dari depan ke belakang,
menekan dada dengan palatum ,sehingga menekan susu untuk keluar dari sinus ke
mulut bayi lalu ditelan. Jika bayi menempel dengan baik, mulut dan lidahnya
tidak melukai kulit ibu.(Gambar 1)

Gambar 1. Perlekatan anak yang baik8

Gambar 2 Perlekatan anak yang kurang baik


Gambar 2 menggambarkan apa yang terjadi pada mulut jika bayi tidak bisa
menempel dengan baik pada dada ibu. Yang harus diperhatikan ialah, hanya
puting ibu yang masuk ke dalam mulut anak, bukan jaringan payudara, lidah bayi
dibelakang atau di dalam mulutnya, sehingga tidak bisa menekan duktus untuk
menekannya.

Bayi bisa menyusui dalam berbagai posisi: sepanjang dada dan perut ibu, di
bawah tangan ibu, atau seiring badan ibu. Apapun posisi ibu dan bayi, ada 4 hal
penting dalam posisi pemberian ASI, yaitu:

a. Badan bayi harus lurus, tidak ditekuk. Kepala bayi bisa ekstensi sedikit untuk
membantu dagunya mendekati payudara ibu
b. Bayi harus menghadap ke payudara. Puting susu biasanya mengarah ke
bawah, sehingga bayi tidak terlentang pada dada atau perut ibu, tetapi sedikit
mengarah ke dalam.
c. Badan bayi harus dekat ke ibu sehingga bayi bisa mendekati payudara ibu dan
minum dengan mulut penuh
d. Tubuh bayi harus disokong, bisa dengan tempat tidur atau bantal, atau tangan
ibu, sehingga bukan hanya kepala bayi yang disokong.

2.8 Pemberhentian Laktasi

Laktasi dapat dihentikan dengan cara tidak melanjutkan untuk menyusui


bayi.Karena tidak ada proses ejeksi selama beberapa hari mak alveolus yang
membengkak menekan pembentukan air susu melalui local pressure effect. Cairan
tersebut akandiresorpsi sehingga mengurangi ukuran payudara dalam
beberapa hari.Normalnya sekresi ASI akan menurun pada bulan ke-7 sampai
bulan ke-9 postpartum dan bisa berlanjut sampai beberapa tahun jika proses
menyusuidilanjutkan secra berkesinambungan
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Seorang bayi sangat membutuhkan ASI sebagai asupan makanannya. ASI sangat
bermanfaat terhadap kesehatan dan daya tahan tubuh bayi . seperti pengeluarana
air susu pertama pada ASI adalah kolostrum . kolostrum itu bermanfaat bagi daya
tahan bayi. Didalam prosesnya terdapat banyak hormon yang berperan seperti
hormon prolaktin, hormon oksitosin.

3.2 Saran

Seoarng ibu harus memberikan ASI kepada bayi karena makanan utama bayi
adalah ASI yang sangat berperan penting dalam proses pertumbuhan bayi.
DAFTAR PUSTAKA

http://books.google.co.id/books?id=t46O5s5O-
bYC&pg=PA55&dq=mekanisme+laktasi&hl=id&sa=X&ei=P2GmT5q0DM2mrAfy5cz7Ag&v
ed=0CC4Q6AEwAA#v=onepage&q=mekanisme%20laktasi&f=false

obsetri wiliam edisi 21, penerbit buku kedokteran

http://www.lusa.web.id/fisiologi-laktasi/

You might also like