You are on page 1of 5

Home Regulasi PP No 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan Yang Mengandung

Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan

PP No 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan Yang Mengandung Zat Adiktif
Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan

Posted by M. Dawoed on Saturday, February 2nd, 2013


Topik: masyarakat, pemerintah, pemerintah daerah, peraturan pemerintah
Share:
0
0
0
0
0

Pada tanggal 24 Desember 2012 yang lalu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah
menetapkan PP Tembakau. Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 tentang
Pengamanan Bahan Yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan
dibuat dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 116 Undang-Undang Nomor 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan.
Banyak pihak yang mengkritisi substansi dari PP Tembakau ini. Komisi Nasional
Perlindungan Anak (Komnas PA) misalnya yang melihat sedikitnya ada empat celah yang
perlu dibenahi yaitu kawasan tanpa rokok (KTR) yang hanya diwajibkan pada gedung-
gedung tertentu seperti rumah sakit; industri rokok masih diberi ruang yang sangat lebar
untuk melakukan promosi; tidak adanya larangan menjual rokok pada anak yang disertai
sanksi tegas; dan bahaya merokok yang kurang disadarkan kepada publik meski sudah ada
aturan untuk menampilkan gambar bahaya merokok pada kemasan rokok.

Sementara itu Federasi Serikat Pekerja Rokok, Tembakau, Makanan Minuman Serikat
Pekerja Seluruh Indonesia (FSPRTMM-SPSI) menilai terbitnya PP Tembakau ini akan
mematikan kelangsungan produk tembakau. Menurut Ketua Umum FSPRTMM-SPSI
Mukhyir Hasan Hasibuan, sejumlah ketentuan dalam PP No 109 Tahun 2012 yang mengatur
produksi sangat berat dipenuhi kalangan industri, terutama industri menengah ke bawah
dengan modal kecil.

Dalam Pasal 6 diatur tentang tanggung jawab pemerintah dan pemerintah daerah yaitu:
(1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah sesuai kewenangannya bertanggung jawab mengatur,
menyelenggarakan, membina, dan mengawasi pengamanan bahan yang mengandung Zat
Adiktif berupa Produk Tembakau bagi kesehatan.
(2) Pemerintah dan Pemerintah Daerah bertanggung jawab atas ketersediaan akses terhadap
informasi dan edukasi atas pengamanan bahan yang mengandung Zat Adiktif berupa Produk
Tembakau bagi kesehatan.

Ketentuan mengenai produksi dapat ditemukan dalam Pasal 9 s/d Pasal 24. Pasal 12 yang
juga menjadi kontroversi antara lain menyatakan:
(1) Setiap orang yang memproduksi Produk Tembakau dilarang menggunakan bahan
tambahan kecuali telah dapat dibuktikan secara ilmiah bahan tambahan tersebut tidak
berbahaya bagi kesehatan.
(2) Bahan tambahan yang dapat digunakan pada produksi Produk Tembakau sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Menteri.
(3) Setiap orang yang memproduksi Produk Tembakau yang menggunakan bahan tambahan
yang berbahaya bagi kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenakan sanksi
administratif oleh Menteri berupa penarikan produk atas biaya produsen.
Dalam produk tembakau nantinya juga akan dicantumkan gambar dan tulisan peringatan
kesehatan. Misalnya peringata bahaya merokok di kemasan bungkus rokok tidak hanya
berbentuk tulisan tapi juga berbentuk gambar dengan syarat tertentu. Hal ini diatur dalam
Pasal 17. Pasal 21 mengatur bahwa pada kemasan produk tembakau wajib dicantumkan:
a. pernyataan, dilarang menjual atau memberi kepada anak berusia di bawah 18 tahun dan
perempuan hamil; dan
b. kode produksi, tanggal, bulan, dan tahun produksi, serta nama dan alamat produsen.

Pengendalian Iklan Produk Tembakau juga diatur dalam PP Tembakau ini. Pengendalian ini
dilakukan oleh Pemerintah terhadap iklan di media cetak, media penyiaran, media teknologi
informasi, dan/atau media luar ruang. Pengendalian Iklan Produk Tembakau antara lain
dilakukan sebagai berikut:
a. mencantumkan peringatan kesehatan dalam bentuk gambar dan tulisan sebesar paling
sedikit 10% (sepuluh persen) dari total durasi iklan dan/atau 15% (lima belas persen) dari
total luas iklan;
b. mencantumkan penandaan/tulisan 18+ dalam Iklan Produk Tembakau;
c. tidak memperagakan, menggunakan, dan/atau menampilkan wujud atau bentuk Rokok atau
sebutan lain yang dapat diasosiasikan dengan merek Produk Tembakau;
d. tidak mencantumkan nama produk yang bersangkutan adalah Rokok;
e. tidak menggambarkan atau menyarankan bahwa merokok memberikan manfaat bagi
kesehatan;
f. tidak menggunakan kata atau kalimat yang menyesatkan;
g. tidak merangsang atau menyarankan orang untuk merokok;
h. tidak menampilkan anak, remaja, dan/atau wanita hamil dalam bentuk gambar dan/atau
tulisan;
i. tidak ditujukan terhadap anak, remaja, dan/atau wanita hamil;
j. tidak menggunakan tokoh kartun sebagai model iklan; dan
k. tidak bertentangan dengan norma yang berlaku dalam masyarakat.

Pasal 46 mengatur bahwa Setiap orang dilarang menyuruh anak di bawah usia 18 (delapan
belas) tahun untuk menjual, membeli, atau mengonsumsi Produk Tembakau. Namun tidak
ada ketentuan yang mengatur sanksi bagi yang melanggarnya.

Kawasan Tanpa Rokok (KTR) dalam Pasal 50 ayat (1) antara lain:
a. fasilitas pelayanan kesehatan;
b. tempat proses belajar mengajar;
c. tempat anak bermain;
d. tempat ibadah;
e. angkutan umum;
f. tempat kerja; dan
g. tempat umum dan tempat lain yang ditetapkan.

Selanjutnya setiap pemerintah daerah wajib menetapkan Kawasan Tanpa Rokok. Penetapan
KTR ini dilakukan di wilayahnya dengan Peraturan Daerah sebagaimana diatur dalam Pasal
52.

Peran serta masyarakat diatur dalam Pasal 54 yang dilaksanakan melalui:


a. pemikiran dan masukan berkenaan dengan penentuan kebijakan dan/atau pelaksanaan
program pengamanan bahan yang mengandung Zat Adiktif berupa Produk Tembakau bagi
kesehatan;
b. penyelenggaraan, pemberian bantuan, dan/atau kerjasama dalam kegiatan penelitian dan
pengembangan pengamanan bahan yang mengandung Zat Adiktif berupa Produk Tembakau
bagi kesehatan;
c. pengadaan dan pemberian bantuan sarana dan prasarana bagi penyelenggaraan
pengamanan bahan yang mengandung Zat Adiktif berupa Produk Tembakau bagi kesehatan;
d. keikutsertaan dalam pemberian bimbingan dan penyuluhan serta penyebarluasan informasi
kepada masyarakat berkenaan dengan penyelenggaraan pengamanan bahan yang
mengandung Zat Adiktif berupa Produk Tembakau bagi kesehatan; dan
e. kegiatan pengawasan dan pelaporan pelanggaran yang ditemukan dalam rangka
penyelenggaraan pengamanan bahan yang mengandung Zat Adiktif berupa Produk Tembakau
bagi kesehatan.

Demikian sekilas informasi mengenai PP No 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan
Yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan. Selengkapnya bisa
diunduh di sini.

Selengkapnya: http://www.lawangpost.com/read/pp-no-109-tahun-2012-tentang-
pengamanan-bahan-yang-mengandung-zat-adiktif-berupa-produk-tembakau-bagi-
kesehatan/2257/#ixzz3x1VniEel
Lawang Post
Under Creative Commons License: Attribution

http://www.lawangpost.com/read/pp-no-109-tahun-2012-tentang-pengamanan-bahan-yang-
mengandung-zat-adiktif-berupa-produk-tembakau-bagi-kesehatan/2257/

ROKOK PDF

http://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=0ahUKEwjx6uP2hKTKAhWNV44KHaS
dCwQQFggeMAA&url=http%3A%2F%2Fwww.hukumonline.com%2Fpusatdata
%2Fdownloadfile%2Flt50a21fb38d690%2Fparent%2Flt50a21eb763fb5&usg=AFQjCNHS--
CmRX3j-ozCZKM36KDd55_pRA

You might also like