Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
1.2.Rumusan Masalah
1. Bagaimana kondisi pasar tradisional dan pasar modern saat ini?
2. Bagaimana nasib pasar tradisional setelah berkembangnya pasar modern?
3. Apakah faktor yang menyebabkan masyarakat lebih memilih berbelanja di pasar
modern dibandingkan di pasar tradisional?
4. Apa perbedaan antara pasar modern dan pasar tradisional?
1.3.Tujuan
Tujuan mengangkat tema ini untuk mengetahui bagaimana kondisi pasar tradisional
dan pasar modern dan perbedaannya. Karena jika dilihat pada kenyataan sebagian
besar masyarakat banyak memilih membeli kebutuhan sehari-hari di pasar
modern.Sehingga,keadaan ini membuat terjadinya diskriminasi antara pasar tradisional
dan pasar modern. Selain tujuan tersebut, saya mengangkat tema ini dengan tujuan
untuk mengetahui bagaimanana nasib pasar tradisional setelah berkembang pesatnya
pasar modern di Indonesia.Apakah tidak berpengaruh, atau berdampak besar bagi
pasar tradisional. Tujuan terakhir mengangkt tema ini adalah untuk mengetahui faktor-
faktor yang menyebabkan masyarakat lebih memilih berbelanja di pasar modern
dibandingkan di pasar tradisional.
1.4.Manfaat
Diharapkan setelah adanya makalah ini, siswa-siswi ataupun masyarakat lebih bisa
mengetahui bagaimana kondisi pasar tradisional dan pasar modern. Selain itu, agar
masyarakat lebih mengetahui bagaimana nasib pasar tradisional saat ini. Dan faktor apa
yang membuat masyarakat cenderung berbelanja di pasar modrn dibanding di pasar
tradisional. Setelah mengetahui hal tersebut, diharap masyarakat lebih selektif memilih
tempat belanja. Baik ditinjau dari segi keamanan dan kenyamanan. Juga diharapkan
masyarakat memiliki rasa iba setelah mengetahui bagaimana kondisi pasar tradisional
saat ini. Masyarakat juga harus memikirkan bagaimana nasib pedagang pasar
tradisional dalam memenuhi kebutuhan hidupnya jika masyarakat umum cenderung
berbelanja di pasar modern.Hal terpenting adalah bagaimana masyarakat dan
pemerintah khususnya bisa mengubah citra dan keadaan pasar tradisional gar kembali
bisa diterima oleh masyarakat luas.
BAB II
PEMBAHASAN
Diantara berbagai kelemahan yang telah disebutkaan pasar tradisional juga memiliki
beberapa potensi kekuatan. Terutama kekuatan sosio emosional yang tidak dimiliki oleh
pasar Modern. Kekuatan pasar tradisional dapat dilihat dari beberapa aspek . Aspek-
aspek tersebut diantaranya harganya yang relatif lebih murah dan bisa ditawar, dekat
dengan pemukiman, dan memberikan banyak pilihan produk segar. Kelebihan lainnya
adalah pengalaman berbelanja memegang langsung produk yang umumnya masih
sangat segar. Akan tetapi dengan adanya hal tersebut bukan berarti pasar tradisional
bukan tanpa kelemahan. Selama ini justru pasar tradisional lebih dikenal memiliki
banyak kelemahan, antara lain kesan bahwa pasar terlihat becek, kotor, bau, dan terlalu
padat lalu lintas pembelinya. Ditambah lagi ancaman bahwa keadaan sosial masyarakat
yang berubah, dimana wanita diperkotaan umumnya berkarier sehingga hampir tidak
mempunyai waktu untuk berbelanja ke pasar tradisional.
3.1.Kesimpulan
Jadi dari penjelasan antara pasar tradisional dan modern dapat diketahui perbedaan
kedua pasar tersebut antara lain :
1. Jenis-jenis barang yang dijual pada pasar tradisonal terfokus pada kebutuhan sandang-
pangan sehari-hari dan kebutuhan primer, sedangkan pasar modern jenis-jenis barang
yang di jual adalah beragam dari barang-barang premis, subtitusi bahkan ekslusif.
2. Penjual yang beraktifitas dalam pasar modern pada dasarnya telah memiliki
pengalaman dalam pengatahuan bisnis sedangkan penjual yang beraktifitas dalam pasar
tradisional hanya berharap pada nasib keuntungan
3. Pasar modern menawarkan diskon dan freebies sedangkan pasar tredisional tidak ada
4. Pasar modern lebih bersih dari pasar tradisional
5. Pembeli yang datang pada pasar tradisional pada umumnya masyarakat menengah
kebawah dan masyarakat berekonomi rendah. Sedangkan pembeli pada pasar modern
umumnya masyarakat menengah ke atas dan masyarakat ekonomi tinggi
6. Pembeli yang datang pada pasar modern berasal dari masyarakat setempat dan
masyarakat luar daerah sedangkan pasar tradisional pembelinya hanya dari masyarakat
setempat.
7. Modal yang di milik oleh penjual di pasar modal jumlahnya relative besar sedangkan
penjual di pasar tradisional memiliki modal yang relative rendah
8. Pasar modern tidak dapat tawar menawar sedangkan pasar tradisional dapat tawar-
menawar
3.2.Saran
1. Bagi Pemerintah
Adanya regulasi akan memberikan angin segar bagi pasar tradisional yang saat ini kian
terpuruk.
2. Bagi Masyarakat
Memberikan gambaran yang lebih kritis mengenai modernisasi tanpa meninggalkan
budaya dan karakteristik Indonesia serta tetap memihak rakyat kecil.
3. Bagi Peneliti
Memberikan wacana untuk mendalami masalah publik dan permasalahan di sekitar
kita.
DAFTAR PUSTAKA
http://pramarda.blogspot.com/2014/03/contoh-makalah-karya-tulis-tentang.html
http://inrespermatasari.wordpress.com/2013/05/13/makalah-keberadaan-pasar-
tradisional-kian-terancam/
KATA PENGANTAR
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang Masalah..................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................. 2
1.3. Tujuan ................................................................................................ 2
1.4. Manfaat ............................................................................................. 3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses perekonomian masyarakat sebagian besar ditopang dalam sebuah proses jual
beli dan hal ini terjadi dalam suatu pasar-pasar tradisional. namun pada masa sekarang ini
pasar tradisional seringkali dalam proses jual beli lebih cenderung berkurang jika
dibandingkan pada masa dimana belum dibukanya pasar-pasar modern atau supermarket dan
minimarket yang cenderung mematikan proses perekonomian pasar tradisional. Tentunya
perbandingan ini dipengaruhi karena fasilitas pelayanan dan tempat lebih nyaman dan
dijamin ketertibannya jika dibandingkan berbelanja di pasar tradisional yang cenderung
panas, berdesak-desakan dan tempat atau lokasi yang kurang memadai.
Dalam menghadapi persaingan pasar-pasar modern dalam era globalisasi saat ini
setiap pasar-pasar tradisional dituntut untuk dapat bersaing dengan pasar-pasar modern yang
berkembang bak jamur di musim hujan. Pada prinsipnya, perusahaan retail tidak akan
terlepas dengan permasalahan seberapa besar kemampuan perusahaan retail dalam memenuhi
kebutuhan dana yang akan digunakan untuk beroperasi dan mengembangkan usahanya.
Sumber dana perusahaan retail dapat diperoleh dari sumber dana internal dan eksternal
perusahaan. Sumber dana internal artinya dana yang diperoleh dari hasil kegiatan operasi
perusahaan, yang terdiri atas laba. Sedangkan sumber dana eksternal merupakan sumber dana
yang berasal dari luar perusahaan, yang terdiri dari hutang (pinjaman) dan modal sendiri.
Berbeda dengan pasar tradisional yang masih morat-marit dalam pengelolaan dana. maka dari
itu kebijakan-kebijakan pemerintah haruslah saling menguntungkan anatara berbagai pihak
terkait. dan juga dapat menjadi solusi terbaik dalam perkembangan dan penyejeteraan dalam
masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dan pengertian pasar ?
2. Bagaimana eksistensi pasar tradisional dan pasar modern?
3. Bagaimana dampak pembangunan minimarket atau pasar modern terhadap perekonomian
dan gaya hidup masyarakat?
4. Bagaimana pengaruh faktor politik terhadap pasar tradisional dengan adanya pasar modern?
5. Apakah kebijakan-kebijakan dalam mengatasi problematika pembangunan minimarket atau
pasar-pasar modern dalam menstabilkan perekonomian masyarakat?
C. Tujuan Penulisan
1. Mendeskripsikan definisi dan pengertian pasar
2. Mendeskripsikan eksistensi pasar tradisional dan pasar modern
3. Menjelaskan dampak pembangunan minimarket atau pasar modern terhadap perekonomian
dan gaya hidup masyarakat
4. Menjelaskan pengaruh faktor politik terhadap pasar tradisional dengan adanya pasar modern
5. Menjelaskan kebijakan-kebijakan dalam mengatasi problematika pembangunan minimarket
atau pasar-pasar modern dalam menstabilkan perekonomian masyarakat
D. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah analisis deskriptif serta
observasi dan pengambilan data-data dari berbagai sumber di internet.
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut wujudnya pasar dibedakan menjadi pasar konkret dan pasar abstrak
a. Pasar Konkret (pasar nyata) merupakan pasar yang menunjukkan suatu tempat terjadinya
hubungan secar langsung (tatap muka) antara pembeli dan penjual. Barang yang
diperjualbelikan pun berada di tempat tersebut. Misalnya pasar-pasar tradisional dan
swalayan
b. Pasar Abstrak (tidak nyata) merupakan pasar yang menunjukkan hubungan antara penjual
dan pembeli, baik secara langsung maupun tidak langsung, barangnya tidak secara langsung
dapat diperoleh pembeli. Misalnya, pasar modal di Bursa Efek Indonesia.
2. Berdasarkan Waktu Terjadinya
Menurut waktu terjadinya pasar dibedakan menjadi pasar harian, pasar mingguan, pasar
bulanan, pasar tahunan, dan pasar temporer.
a. Pasar Harian merupakan pasar yang melakukan aktivitas setiap hari. Misalnya pasar pagi,
toserba, dan warung-warung
b. Pasar mingguan merupakan pasar yang melakukan aktivitas setiap satu minggu sekali.
Misalnya pasar senin atau pasar minggu yang ada di daerah pedesaan
c. Pasar bulanan merupakan pasar yang melakukan aktivitas setiap satu bulan sekali. Misalnya,
pasar yang biasa terjadi di depan kantor-kantor tempat pensiunan atau purnawirawan yang
mengambil uang tunjangan pensiunannya tiap awal bulan.
d. Pasar tahunan merupakan pasar yang melakukan aktivitas setiap satu tahun sekali. Kejadian
pasar ini biasanya lebih dari satu hari, bahkan bisa mencapai lebih dari satu bulan. Misalnya
Pekan Raya Jakarta, pasar malam, dan pameran pembangunan.
e. Pasar temporer merupakan pasar yang dapat terjadi sewaktu-waktu dalam waktu yang tidak
tentu (tidak rutin) pasar ini biasanya terjadi pada peristiwa tertentu. Misalnya pasar murah,
bazar, dan pasar karena ada perayaan kemerdekaan RI.
3. Berdasarkan Luas Jangkauannya
Menurut luas jangkauannya pasar dibedakan menjadi :
a. Pasar lokal merupakan pasar yang mempertemukan penjual dan pembeli dari berbagai
daerah atau wilayah tertentu saja.
b. Pasar nasional merupakan pasar yang mempertemukan penjual dan pembeli dari berbagai
daerah atau wilayah dalam suatu negara. Misalnya, pasar kayu putih di Ambon dan pasar
tembakau di Deli.
c. Pasar internasional penjual dan pembeli dari berbagai negara. Misalnya pasar tembakau di
Bremen Jerman.
4. Berdasarkan Hubungannya Dengan Proses Produksi
Menurut hubungannya dengan proses produksi pasar dibedakan menjadi pasar output dan
pasar input.
a. Pasar output (pasar produk) merupakan pasar yang memperjualbelikan barang-barang hasil
produksi (biasanya dalam bentuk jadi).
b. Pasar input (pasar faktor produksi) merupakan interaksi antara permintaan dan penawaran
terhadap barang dan jasa sebagai masukan pada suatu proses produksi (sumber daya alam,
berupa bahan tambang, hasil pertanian, tanah, tenaga kerja, dan barang modal).
5. Berdasarkan Strukturnya (Jumlah Penjual Dan Pembeli)
Berdasarkan strukturnya, pasar dibedakan menjadi sebagai berikut.
a. Pasar persaingan sempurna merupakan sebuah jenis pasar dengan jumlah penjual dan
pembeli yang sangat banyak dan produk yang dijual bersifat homogen. Harga terbentuk
melalui mekanisme pasar dan hasil interaksi antara penawaran dan permintaan sehingga
penjual dan pembeli di pasar ini tidak dapat mempengaruhi harga dan hanya berperan sebagai
penerima harga (price-taker). Barang dan jasa yang dijual di pasar ini bersifat homogen dan
tidak dapat dibedakan.
b. Pasar persaingan tidak sempurna, yang terdiri atas
1) Pasar monopoli (dari bahasa Yunani: monos, satu + polein, menjual) adalah suatu bentuk
pasar di mana hanya terdapat satu penjual yang menguasai pasar. Penentu harga pada pasar
ini adalah seorang penjual atau sering disebut sebagai monopolis. Sebagai penentu harga
(price-maker), seorang monopolis dapat menaikan atau mengurangi harga dengan cara
menentukan jumlah barang yang akan diproduksi; semakin sedikit barang yang diproduksi,
semakin mahal harga barang tersebut, begitu pula sebaliknya. Walaupun demikian, penjual
juga memiliki suatu keterbatasan dalam penetapan harga. Apabila penetapan harga terlalu
mahal, maka orang akan menunda pembelian atau berusaha mencari atau membuat barang
subtitusi (pengganti) produk tersebut atau lebih buruk lagi mencarinya di pasar gelap
(black market).
2) Pasar oligopoli adalah adalah pasar di mana penawaran satu jenis barang dikuasai oleh
beberapa perusahaan. Umumnya jumlah perusahaan lebih dari dua tetapi kurang dari sepuluh.
Dalam pasar oligopoli, setiap perusahaan memposisikan dirinya sebagai bagian yang terikat
dengan permainan pasar, di mana keuntungan yang mereka dapatkan tergantung dari tindak-
tanduk pesaing mereka. Sehingga semua usaha promosi, iklan, pengenalan produk baru,
perubahan harga, dan sebagainya dilakukan dengan tujuan untuk menjauhkan konsumen dari
pesaing mereka. Misalnya industri semen, industri mobil, dan industri kertas.
3) Pasar persaingan monopolistik adalah salah satu bentuk pasar di mana terdapat banyak
produsen yang menghasilkan barang serupa tetapi memiliki perbedaan dalam beberapa aspek.
Penjual pada pasar monopolistik tidak terbatas, namun setiap produk yang dihasilkan pasti
memiliki karakter tersendiri yang membedakannya dengan produk lainnya. Contohnya adalah
: shampoo, pasta gigi, dll. Perusahaan yang berada dalam pasar monopolistik harus aktif
mempromosikan produk sekaligus menjaga citra perusahaannya.
4) Pasar monopsoni bentuk pasar ini merupakan bentuk pasar yang dilihat dari segi permintaan
atau pembelinya. Dalam hal ini pembeli memiliki kekuatan dalam menentukan harga. Contoh
yang ada di Indonesia seperti PT. Kereta Api Indonesia yang merupakan satu-satunya pembeli
alat-alat kereta api.
5) Pasar ologopsoni adalah bentuk pasar dimana barang yang dihasilkan oleh beberapa
perusahaan dan banyak perusahaan yang bertindak sebagai konsumen. Contoh Telkom,
indosat, Mobile-8, excelcomindo adalah beberapa perusahaan pembeli infrastruktur
telekomunikasi seluler.
a) Pasar modern
Pasar Modern adalah pasar yang dikelola dengan manajemen modern, umumnya
terdapat diperkotaan, sebagai penyedia barang dan jasa dengan mutu dan pelayanan yang
baik kepada konsumen yang pada umumnya anggota masyarakat kelas menengah keatas.
Pasar modern antara lain mall, supermarket, department store, shopping centre, waralaba,
toko mini swalayan, pasar serba ada, toko serba ada dan sebagainya (Sinaga, 2008).
Barang yang dijual disini memiliki variasi jenis yang beragam. Selain menyediakan
barang lokal, pasar modern juga menyediakan barang impor. Barang yang dijual mempunyai
kualitas yang relatif lebih terjamin karena melalui penyeleksian yang ketat sehingga barang
yang tidak memenuhi persyaratan klasifikasi akan di tolak. Dari segi kuantitas, pasar modern
umumnya mempunyai persediaan barang di gudang yang terukur. Dari segi harga, pasar
modern memiliki label harga yang pasti. Pasar modern juga mmberikan pelayanan yang baik
dengan adanya pendingin udara yang sejuk, suasana nyaman dan bersih, display barang
perkategori mudah dicapai dan relatif lengkap, informasi produk tersedia melalui mesin
pembaca, adanya keranjang belanja atau keranjang dorong serta ditunjang adanya kasir dan
pramuniaga yang bekerja secara profesional. Rantai distribusi pada pasar ini adalah produsen
distributor pengecer/konsumen.
Dalam pasar modern penjual dan pembeli tidak bertransaksi secara langsung.
Pembeli melihat label harga yang tercantum dalam bar code, berada dalam bangunan dan
pelayanannya dilakukan secara mandiri (swalayan) atau dilayani oleh pramuniaga. Barang-
barang yang dijual, selain bahan makanan seperti: buah, sayuran, daging, sebagian besar
barang lainnya yang dijual adalah barang yang dapat bertahan lama. Contoh dari pasar
modern adalah pasar swalayan, Hypermart, Supermarket, dan Minimarket (Wikipedia, 2007.
b) Pasar tradisional
Pasar tradisonal adalah pasar yang dikelola secara sederhana dengan bentuk fisik
tradisional yang menerapkan system transaksi tawar menawar secara langsung dimana fungsi
utamanya adalah untuk melayani kebutuhan masyarakat baik di desa, kecamatan, dan lainnya
(Sinaga,2008).
Harga dipasar tradisional ini mempunyai sifat yang tidak pasti , oleh karena itu
bisa dilakukan tawar menawar. Bila dilihat dari tingkat kenyamanan, pasar tradisional selama
ini cenderung kumuh dengan lokasi yang tidak tertata rapi. Pembeli di Pasar tradisional
(biasanya kaum ibu) mempunyai perilaku yang senang bertransaksi dengan berkomunikasi
/berdialog dalam hal penetapan harga, mencari kualitas barang, memesan barang yang
diinginkan, dan perkembangan harga-harga lainnya.
Barang yang dijual dipasar tradisional umumnya barang-barang lokal dan ditinjau
dari segi kualitas dan kuantitas, barang yang dijual di pasar tradisional dapat terjadi tanpa
melalui penyortiran yang kurang ketat. Dari segi kuantitas, jumlah barang yang disediakan
tidak terlalu banyak sehingga apabila ada barang yang dicari tidak ditemukan di satu kios
tertentu, maka dapat dicari ke kios lain. Rantai distribusi pada pasar tradisional terdiri dari
produsen, distributor, sub distributor, pengecer, konsumen. Kendala yang dihadapi pada pasar
tradisional antara lain system pembayaran ke distributor atau sub distributor dilakukan
dengan tunai, penjual tidak dapat melakukan promosi atau memberikan discount komoditas.
Mereka hanya bisa menurunkan harga barang yang kurang diminati konsumen. Selain itu,
dapat mengalami kesulitan dalam memenuhi kontinyuitas barang, lemah dalam penguasaan
teknologi dan menejemen sehingga melemahkan daya saing.
Sebagian konsumen pasar tradisional adalah masyarakat kelas menengah
kebawah yang memiliki karakteristik sangat sensitive terhadap harga. Ketika faktor harga
rendah yang sebelumnya menjadi keunggulan pasar tradisional mampu diruntuhkan oleh
pasar modern, secara relative tidak ada alasan konsumen dari kalangan menengah kebawah
untuk tidak turut berbelanja ke pasar modern dan meninggalkan pasar tradisional (Wildan,
2007).
Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta
ditandai dengan adanya transaksi penjual dan pembeli secara langsung. Dalam pasar
tradisional terjadi proses tawar menawar, bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai,
los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar. Kebanyakan
menjual kebutuhan sehari-sehari seperti bahan bahan makanan berupa ikan, buah, sayur-
sayuran, telur, daging, kain, pakaian, barang elektronik, jasa dan lain-lain. Selain itu ada juga
yang menjual kue-kue dan barang-barang lainnya. Pasar seperti ini masih banyak di temukan
di Indonesia, dan umumnya terletak dekat kawasan perumahan agar memudahkan pembeli
untuk mencapai pasar (Wikipedia, 2007)
D. Pengaruh Faktor Politik Terhadap Pasar Tradisional dengan adanya Pasar Modern
Ketika pasar modern akan dibangun dalam suatu kota atau wilayah tentulah tidak
semudah membalikkan telapak tangan dan harus mendapatkan ijin dari pejabat yang terkait.
Tentunya juga harus menimbang dengan masyarakat disekitar. Karena mereka adalah calon
pembeli. Namun, ketika perusahaan retail dalam pemenuhan kebutuhan modalnya semakin
meningkat sedangkan dana yang dimiliki telah digunakan semua, maka perusahaan tidak ada
pilihan lain selain menggunakan dana dana yang berasal dari luar yaitu dalam bentuk hutang.
Jika saja bisnis retail semakin berkembang dari tahun ketahun tanpa adanya peraturan-
peraturan yang berlaku maka ini sangat berpengaruh dengan pasar tradisional yang juga akan
mengurangi pendapatan dari pasar tradisional itu sendiri, karena tentulah dari segi kenyaman
pasar modern tentu akan lebih mementingkan tingkat kenyamanan daripada pasar tradisional
Orang cenderung akan beralih kepasar modern karena pengaruh gaya hidup
hedonisme yang tinggi. Atau karena masyarakat kita yang cenderung konsumtif dan dengan
di dorong rasa keingintahuan yang besar terhadap barang yang bersifat baru. Perda Nomor 2
Tahun 2009 Tentang Penataan Pasar Tradisional. Di Perda tersebut, disebutkan bahwa jarak
antara pasar modern dengan pasar tradisional minimal 1,5 kilometer. Sementara
kenyataannya, banyak pasar modern yang jaraknya kurang dari 1,5 kilometer. Bahkan jarak
antara pasar modern satu dengan lainnya juga sangat dekat. hal ini tentu akan menjadi faktor
utama beralihnya konsumen kepada pasar modern karena tingka kenyamanannya.
Berdasarkan data Bappeda Kota Bandung tahun 2008 di Bandung terdapat sekitar 300
minimarket dan sekitar 50 supermarket. Sementara jumlah pasar tradisional di Bandung
tercatat hanya 35.
E. Kebijakan-Kebijakan dalam Mengatasi Problematika Pembangunan Pasar Modern
dalam Menstabilkan Perkembangan Pasar Tradisional
Dibeberapa negara lain seperti negri Jiran Malaysia dan Singapore, pasar
tradisional dijadikan tujuan wisata. Pasar tradisional dikelola dengan professional dan bersih
sehingga pengunjung juga merasa nyaman dan senang berbelanja. Thailand, pasar apungnya
bahkan menjadi tujuan utama oleh turis asing yang berkunjung. Pasar tradisional di Turki,
Jepang dan Korea juga dikelola secara professional dan menjadi tujuan wisata. Pasar
tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah. Daerah, Swasta, Badan
Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah, termasuk kerjasama swasta dengan
tempat usaha berupa toko, kios, los dan tenda yang dimiliki/ dikelola oleh pedagang kecil,
menengah, swadaya masyarakat atau koperasi dengan usaha skala kecil, modal kecil dan
dengan proses jual beli barang dagangan melalui tawar-menawar (Pepres RI No. 112, 2007).
Pengaruh datangnya pasar modern terhadap pasar tradisional sangat kuat
sehingga selalu terjadi pro-kontra antara para pelaku bisnis retail modern. Tidak bisa
dipungkiri bahwa ketika masuknya pasar modern dalam suatu wilayah atau kota diharapkan
akan mampu bisa menyerap banyak tenaga kerja dalam hal ini adalah pemuda dan remaja
yang baru lulus sekolah tingkat atas yaitu SMA atau yang setara.
Di dalam berbagai penelitian singkat di berbagai daerah industri menunjukkan
bahwa penggangguran memerlukan penanganan segera . Dalam hal ini diharapkan bahwa
masuknya pasar modern adalah dapat mampu menyerap tenaga kerja yang lebih banyak akan
tetapi di dalam bisnis-bisnis retail bahwa manajemen lebih mementingkan tenaga kerja
angkatan baru yakni adalah para remaja yang baru lulus Sekolah Menengah Atas atau SMA
yang setara. Pada awalnya pusat perbelanjaan atau pasar modern ini berasal dari pasar-pasar
tradisional yang semakin berkembang. Ada kalanya gedung yang digunakan sebagai pusat
perbelanjaan ini dibangun di atas pasar-pasar tradisional . Hal ini menimbulkan fenomena
lain yaitu semakin tersisihnya pedagang-pedagang yang berada di pasar tradisional.
Dengan menjamurnya hipermarket maupun supermarket saat ini keberadaan
pasar tradisional mulai kurang diminati, hal ini tentunya akan memperburuk keadaan
ekonomi masyarakat kelas bawah, akankah pasar tradisional hilang tenggelam atas tembok
tinggi hipermarket, unruk itu diperlukan langkah-langkah strategis agar pasar tradisonal tetap
eksis, diantaranya adalah :
1) Lakukan pembenahan agar pasar tradisonal bisa bersaing dengan pasar modern. antara lain
adalah dengan membuat kebijakan dari pemerintah yang mendukung pengembangan pasar
tradisional, membenahi pasar agar menjadi lebih bersih, segar, dan terkesan lapang.
2) Kemudian diupayakan agar makanan yang dijual sesegar mungkin karena ini merupakan ciri
khas dari pasar tradisional.
3) Upaya lain adalah promosi yang harus lebih gencar dan berorientasi pada menampilkan
identitas ketradisionalannya.
4) Regulasi Zona Pasar, adanya kebijakan pemerintah yang mengatur regulasi zona pasar,
khususnya untuk pasar-pasar moderen, kebijakan ini tentunya haruslah menitik beratkan pada
keberadaan atau eksistensi pasar tradisional, pendirian pasar modern atau hipermarket
maupun supermarket perlu dibatasi atau ditentukan jumlahnya dalam satu wilayah dimana
ada pasar tradisional.
5) Pembatasan waktu operasi dari jam 10.00 22.00 WIB hal ini sebagai pembatasan para
konsumen dan sebagai proteksi pada pasar modern agar kelangsungan pasar tradisional tetap
berlangsung.
6) Penentuan pajak operasional dan perizinan dalam pembangunan pasar modern berdasarkan
7) pemberlakuan ketentuan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2007
tentang penataan dan pembinaan pasar tradisional, pusat perbelanjaan dan toko modern.
8) Adanya campur tangan pemerintah untuk mengubah atau memperbaiki regulasi yang kurang
menguntungkan pasar tradisional.
9) Membuat spesifikasi pasar dengan harapan dapat menyaingi pasar modern.
10) Adanya partisipasi dari masyarakat karena dengan adanya pasar tradisional dapat meratakan
distribusi pendapatan.
11) Menyediakan infrastruktur yang layak yang dapat menyaingin pasar modern, dapat
mencontoh pasar tradisional yang berhasil menyaingin pasar modern.
12) Pemerintah memberikan perhatian khusus terhadap Pasar tradisional.
13) Menjaga kebersihan pada pasar tradisional.
Dengan adanya faktor yang menghambat berkembangnya pasar tradisional itu dapat
diselesaikan mungkin kesempatan bagi pasar tradisional untuk membenah diri dan
menghilangkan citra buruknya dapat dipenuhi, tentunya diperlukan adanya perencanaan dan
pembenahan yang matang.
Langkah demi langkah yang harus dihadapin oleh pemerintah untuk mengembangkan
pasar tradisioanal salah satunya dengan adanya pemberdayaan pasar modern itu sendiri yang
dilakukan oleh pemerintah kota setempat. Adapun program pemngembangan pasar tradisional
:
1. Strategi jangka pendek :
a) Fasilitas pembangunan/renovasi fisik pasar
b) Peningkatan kompetisi pengelolaan pasar
c) Program pendampingan pasar
d) Penataan dan pembinaan pasar (Perpers No.112.2007)
e) Optimalisasi pemanfaatan lahan pasar
2. Jangka menengah-panjang
a) Pengembangan konsep koridor ekonomi pasar tradisional
b) Perbaikan jaringan suplai barang ke pedagang pasar
c) Pengembangan konsep pasar sebagai koridor ekonomi ( pasar wisata)
d) Kompetisi pasar bersih / penghargaan dan sertifikasi
Akan tetapi untuk pembenahan pasar seperti di atas tidak semudah
membalikkan telapak tangan. Karena menyangkut tingkat pendidikan masyarakat lapis bawah
yang cenderung rendah. Selain itu pola kebiasaan masyarakat juga turut menjadi penghambat
penataan pasar. Secara normatif solusi yang tepat untuk mengatasi beberapa permasalahan
tersebut adalah dengan menyinergikan pasar tradisional dan tempat perbelanjaan modern
sebagai satu kesatuan fungsional. Kebijakan-kebijakan pemerintah haruslah bersifat
memberikan solusi kepada pasar-pasar tradisional. Karena pasar tradisional merupakan
merupakan salah satu pilar ekonomi yang cukup potensial untuk meningkatkan
perekonomian. Pasar tersebut mampu memberikan kehidupan bagi perekonomian terutama
masyarakat bawah. Pemda juga diuntungkan dengan dijadikannya pasar-pasar tradisional
menjadi kawasan tujuan wisata. Pemda dapat meraup pajak lebih besar dari pasar-pasar
tersebut.
Sebagaimana ketika orang akan bertamu ke suatu tempat haruslah mengerti
norma atau aturan-aturan yang berlaku baik lisan maupun tulisan karena dengan begitu tuan
rumah bisa menyambut dengan ramah pula, begitu pula jika suatu pasar modern akan datang
dalam suatu wilayah atau kota haruslah mematuhi peraturan perundangan yang berlaku.
Tentunya ketika pasar modern akan datang haruslah melihat keadaan di
sekitarnya akankah berpengaruh baik atau malah sebaliknya, dan dengan datangnya pasar
modern dalam suatu wilayah atau kota haruslah dapat mengubah perekonomian dalam suatu
kota tanpa mengurangi eksistensi pasar tradisional yang notabene sudah terdahulu berdiri
sebelum masuknya pasar-pasar modern
BAB III
PENUTUP
A. Laporan Observasi
1. Pedagang warung pinggir jalan
Menurut sumber Ibu Eza dan Pak Emid yang sudah berjualan sejak tahun 1970-an beliau
mengakui keberadaan minimarket disekitar tempatnya berjualan berdampak pada
konsumennya yang semakin berkurang karena lebih memilih untuk pergi ke minimarket
alfamart namun pelanggan beliau setidaknya tidak terlalu drastis berkurang karena sebagian
besar ibu-ibu rumah tangga masih tetap menjadi pelanggannya yang setia , dan setiap hari ada
saja pelanggan baru yang berbelanja diwarungnya. penghasilan setiap hari tidak menentu
mulai dari Rp. 50.000-Rp.200.000. Dengan penghasilannya itu beliau merasa tercukupi untuk
kebutuhannya sehari-hari.
2. Pedagang pasar tradisional di Pasar Rahayu
Menurut Pak Agus seorang pedagang di Pasar tradisional Pasar Rahayu menyatakan bahwa
semenjak ia berdagang dari tahun 1999 sampai sekarang mengaku kalau konsumennya
semakin berkurang dan pendapatannya pun berkurang sekarang sehari-hari hanya
memperoleh Rp. 500.000-Rp. 1.500.000 saja dan itu pun untuk berbelanja barang lagi jadi
bukan pendapatan bersih. sebenarnya pembangunan pasar modern atau mall-mall sangat
mengganggu mereka, ketakutannya akan hal yang diinginkan seperti penggusuran lapak
usahanya karena akan dijadikan lahan pembangunan minimarket selalu ada dalam benaknya.
Pesan beliau untuk pemerintah yaitu kurangi pasar modern dan perhatikan pedagang pasar
tradisional.
B. Kesimpulan
Perkembangan pasar tradisioal pada era globalisasi sekarang sudah sangat
memprihatinkan sebagaimana diketahui perkembangan pasar modern yang sudah tersebar
dibeberapa kota bahkan sampai ke kabupaten-kabupaten menjadi faktor utama berkurangnya
jumlah pembeli yang pergi kepasar, selain itu fasilitas dan kenyamanan yang diberikan pasar
modern adalah hal utama yang diutamakan oleh pihak pasar modern dalam menarik
konsumen. Adanya modal dan kerjasama dengan para pengusaha dibidangnya menjadikan
pasar modern kuat dalam persaingannya dengan pasar tradisional yang cenderung tempat dan
fasilitasnya yang tidak memberikan kenyamanan dan modal yang pas-pasan. dukungan
pemerintah setempat pun menjadi memperkuat keberadaannya. Perbaikan pasar tradisional
mulai dari bangunan, barang dagang dan tempatnya menjadi nyaman merupakan solusi agar
pasar tradisional diminati kembali oleh para konsumen.
DAFTAR PUSTAKA
http://prokum.esdm.go.id/uu/1999/uu-5-1999.pdf
http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2012/03/10/apa-kabar-pasar-tradisional/
http://dany-ira.blogspot.com/2010/01/dampak-pasar-modern-terhadap-pasar.html
http://ips-mrwindu.blogspot.com/2009/04/jenis-jenis-pasar.html
http://dany-ira.blogspot.com/2010/01/dampak-pasar-modern-terhadap-pasar.html
http://hukum.unsrat.ac.id/pres/perpres_112_2007.pdf