You are on page 1of 26

MAKALAH : PASAR TRADISIONAL DAN PASAR MODERN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah


Perkembangan globalisasi, laju kondisi sosial ekonomi masyarakat, dan perubahan
sistem nilai telah membawa perubahan. Perubahan terhadap pola kehidupan dan
kebutuhan masyarakat. Untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan masyarakat muncul
berbagai fasilitas perbelanjaan. Pasar sebagai salah satu fasilitas perbelanjaan selama
ini sudah menyatu dan memiliki tempat penting dalam kehidupan masyarakat. Bagi
masyarakat, pasar bukan sekedar tempat bertemunya penjual dan pembeli. Pasar juga
wadah interaksi sosial dan representasi nilai-nilai tradisional. Pasar tradisional
merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya
transaksi penjual pembeli secara langsung. Bangunan biasanya terdiri dari kios-kios
atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola
pasar.
Pasar tradisional merupakan ciri pada negara berkembang. Tingkat pendapatan dan
perekonomian masyaratakat kurang begitu tinggi. Hal ini menyebabkan masyarakat
lebih suka berbelanja ke pasar tradisional.Akan tetapi seiring dengan perkembangan
zaman, budaya masyarakat Indonesia sudah mulai bergeser. Kegiatan-kegiatan besar
dan lebih modern telah memasuki banyak perkotaan di Indonesia. Banyak investor yang
masuk ke Indonesia untuk membangun pasar-pasar modern yang menampung
kegiatan-kegiatan besar. Era globalisasi ini banyak bermunculan pasar-pasar modern.
Dibangun dengan segala kelebihan dan fasilitasnya serta kelengkapannya dalam
memperjualbelikan barang-barang kebutuhan masyarakat.
Kehadiran pasar modern, terutama supermarket dan hypermart dianggap oleh
berbagai kalangan telah menyudutkan keberadaan pasar tradisional.Di Indonesia,
terdapat 13.450 pasar tradisional dengan sekitar 12,6 juta pedagang kecil. Pasar
modern tidak banyak berbeda dari pasar tradisional. Pasar jenis ini penjual dan
pembelinya tidak bertransaksi secara langsung melainkan pembeli melihat label harga
yang tercantum dalam barang (barcode). Berada dalam bangunan dan pelayanannya
dilakukan secara mandiri atau dilayani oleh pramuniaga. Tidak hanya di kota
metropolitan saja tetapi sudah merambah sampai kota kecil di tanah air. Sangat mudah
menjumpai minimarket, supermarket bahkan hypermarket di sekitar tempat tinggal
kita. Tempat-tempat tersebut menjanjikan tempat belanja yang nyaman dengan harga
yang tidak kalah menariknya. Namun dibalik kesenangan tersebut ternyata telah
membuat para peritel kelas menengah dan kelas bawah mengeluh.
Perkembangan pasar modern ini diterima dengan mudahnya oleh masyarakat.
Karakteristik masyarakat Indonesia yang cenderung gemar berbelanja daripada
menabung.. Pasar modern di Indonesia juga berkembang dari sekedar pasar swalayan
dengan skala kecil sampai hypermarket dengan skala besar. Memperdagangkan segala
kebutuhan masyarakat Indonesia. Dari bahan makanan, bumbu dapur, sampai dengan
barang-barang elektronik. Pasar modern selain menyediakan segala barang yang
dibutuhkan konsumen. Pasar modern juga dibangun dengan segala fasilitas dan
kelebihan yang terdapat di dalamnya. Fasilitas dan kelebihan yang terdapat di dalam
pasar modern tersebut, menyebabkan banyak pasar modern tidak lagi hanya berfungsi
sebagai sarana berbelanja melainkan juga sebagai sarana rekreasi.

1.2.Rumusan Masalah
1. Bagaimana kondisi pasar tradisional dan pasar modern saat ini?
2. Bagaimana nasib pasar tradisional setelah berkembangnya pasar modern?
3. Apakah faktor yang menyebabkan masyarakat lebih memilih berbelanja di pasar
modern dibandingkan di pasar tradisional?
4. Apa perbedaan antara pasar modern dan pasar tradisional?

1.3.Tujuan
Tujuan mengangkat tema ini untuk mengetahui bagaimana kondisi pasar tradisional
dan pasar modern dan perbedaannya. Karena jika dilihat pada kenyataan sebagian
besar masyarakat banyak memilih membeli kebutuhan sehari-hari di pasar
modern.Sehingga,keadaan ini membuat terjadinya diskriminasi antara pasar tradisional
dan pasar modern. Selain tujuan tersebut, saya mengangkat tema ini dengan tujuan
untuk mengetahui bagaimanana nasib pasar tradisional setelah berkembang pesatnya
pasar modern di Indonesia.Apakah tidak berpengaruh, atau berdampak besar bagi
pasar tradisional. Tujuan terakhir mengangkt tema ini adalah untuk mengetahui faktor-
faktor yang menyebabkan masyarakat lebih memilih berbelanja di pasar modern
dibandingkan di pasar tradisional.

1.4.Manfaat
Diharapkan setelah adanya makalah ini, siswa-siswi ataupun masyarakat lebih bisa
mengetahui bagaimana kondisi pasar tradisional dan pasar modern. Selain itu, agar
masyarakat lebih mengetahui bagaimana nasib pasar tradisional saat ini. Dan faktor apa
yang membuat masyarakat cenderung berbelanja di pasar modrn dibanding di pasar
tradisional. Setelah mengetahui hal tersebut, diharap masyarakat lebih selektif memilih
tempat belanja. Baik ditinjau dari segi keamanan dan kenyamanan. Juga diharapkan
masyarakat memiliki rasa iba setelah mengetahui bagaimana kondisi pasar tradisional
saat ini. Masyarakat juga harus memikirkan bagaimana nasib pedagang pasar
tradisional dalam memenuhi kebutuhan hidupnya jika masyarakat umum cenderung
berbelanja di pasar modern.Hal terpenting adalah bagaimana masyarakat dan
pemerintah khususnya bisa mengubah citra dan keadaan pasar tradisional gar kembali
bisa diterima oleh masyarakat luas.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1.Kondisi Pasar Modern dan Pasar tradisional


Di Indonesia pangsa pasar dan kinerja usaha pasar tradisional menurun, sementara
pada saat yang sama pasar modern mengalami peningkatan setiap tahunnya. Saat ini
pasar modern berkembang semakin pesat. Banyaknya investor asing yang menanamkan
modalnya di Indonesia untuk mendirikan pasar modern juga semakin banyak. Hal ini
menyebabkan keberadaan pasar tradisional terancam. Berbedanya fasilitas yang ada
juga menyebabkan pasar tradisional kurang diminati. Kondisi pasar yang kumuh dan
kotor juga merupakan salah satu faktor yang menyebabkan kurang diminatinya pasar
tradisional. Sangat berbanding terbalik dengan kondisi pasar modern. Banyak promo
yang menggiurkan menyebabkan banyaknya peminat untuk berbelanja di pasar
modern. Dinginnya ruangan juga salah satu faktornya. Selain itu barang yang ada di
pasar modern lebih lengkap. Serta jika ditinjau dari segi keamanan juga lebih aman
berbelanja di pasar modern.

2.2.Nasib Pasar Tradisional Saat Ini


Menurunnya kinerja pasar tradisional selain disebabkan oleh adanya pasar modern,
penurunannya justru lebih disebabkan oleh lemahnya daya saing para kegiatan
tradisional. Kondisi pasar tradisional pada umumnya memprihatinkan.Banyak pasar
tradisional yang tidak terawat. Sehingga dengan berbagai kelebihan yang ditawarkan
oleh pasar modern kini pasar tradisional terancam oleh keberadaan pasar
modern.Kelemahan tersebut telah menjadi karakter dasar yang sangat sulit di ubah.
Faktor desain dan tampilan pasar. Serta atmosfir, tata ruang, tata letak. Selain
itu,keragaman dan kualitas barang, promosi pengeluaran, jam operasional pasar yang
terbatas. Dan optimalisasi pemanfaatan ruang jual merupakan kelemahan terbesar
pasar tradisional dalam menghadapi persaingan dengan pasar modern.

Diantara berbagai kelemahan yang telah disebutkaan pasar tradisional juga memiliki
beberapa potensi kekuatan. Terutama kekuatan sosio emosional yang tidak dimiliki oleh
pasar Modern. Kekuatan pasar tradisional dapat dilihat dari beberapa aspek . Aspek-
aspek tersebut diantaranya harganya yang relatif lebih murah dan bisa ditawar, dekat
dengan pemukiman, dan memberikan banyak pilihan produk segar. Kelebihan lainnya
adalah pengalaman berbelanja memegang langsung produk yang umumnya masih
sangat segar. Akan tetapi dengan adanya hal tersebut bukan berarti pasar tradisional
bukan tanpa kelemahan. Selama ini justru pasar tradisional lebih dikenal memiliki
banyak kelemahan, antara lain kesan bahwa pasar terlihat becek, kotor, bau, dan terlalu
padat lalu lintas pembelinya. Ditambah lagi ancaman bahwa keadaan sosial masyarakat
yang berubah, dimana wanita diperkotaan umumnya berkarier sehingga hampir tidak
mempunyai waktu untuk berbelanja ke pasar tradisional.

2.3.Faktor yang Mempengaruhi


Barang yang dijual di pasar modern memiliki variasi jenis yang beragam. Selain
menyediakan barang lokal, pasar modern juga menyediakan barang impor. Barang yang
dijual mempunyai kualitas yang relatif lebih terjamin karena melalui penyeleksian yang
ketat sehingga barang yang tidak memenuhi persyaratan klasifikasi akan di tolak. Dari
segi kuantitas, pasar modern umumnya mempunyai persediaan barang di gudang yang
terukur. Dari segi harga, pasar modern memiliki label harga yang pasti. Pasar modern
juga mmberikan pelayanan yang baik dengan adanya pendingin udara yang sejuk,
suasana nyaman dan bersih, display barang perkategori mudah dicapai dan relatif
lengkap, informasi produk tersedia melalui mesin pembaca, adanya keranjang belanja
atau keranjang dorong serta ditunjang adanya kasir dan pramuniaga yang bekerja
secara profesional. Rantai distribusi pada pasar ini adalah produsen distributor
pengecer/konsumen.
Perubahan gaya hidup konsumen dalam perilaku membeli barang diantaranya
dipengaruhi oleh kemudahan dan penjaminan mutu dari pasar modern, diantaranya:
Melalui skala ekonominya, pasar modern dapat menjual lebih banyak produk yang lebih
berkualitas dengan harga yang lebih murah.
Kedua, informasi daftar harga setiap barang tersedia dan dengan mudah diakses
publik. Pasar modern menyediakan lingkungan berbelanja yang lebih nyaman dan
bersih, dengan jam buka yang lebih panjang, dan menawarkan aneka pilihan
pembayaran seperti kartu kredit untuk peralatan rumah tangga berukuran besar.
Produk yang di jual dipasar modern, seperti bahan pangan, telah melalui pengawasan
mutu dan tidak akan dijual bila telah kadaluwarsa.

2.4.Perbedaan Pasar Modern Dan Pasar Tradisional


Memang tidak bisa dipungkiri bahwa keberadaan pasar modern dewasa ini sudah
menjadi tuntutan dan konsekuensi dari gaya hidup modern yang berkembang di
masyarakat kita. Tidak hanya di kota metropolitan tetapi sudah merambah di kota kecil
di tanah air, sangat mudah menjumpai mini market, supermarket bahkan hypermart di
sekiatar tempat tinggal kita. Tempat-tempat tersebut menjanjikan tempat belanja yang
nyaman dengan harga yang tidak kalah menariknya.
Namun demikian, pasar tradisional ternyata masih mampu untuk bertahan dan
bersaing di tengah serbuan pasar modern dalam berbagai bentuknya. Berikut beberapa
perbandingan antara pasar modern dan pasar tradisional:
1. Karakter atau budaya konsumen, Meskipun informasi tentang gaya hidup modern
dengan mudah diperoleh, tetapi tampaknya masyarakat masih memiliki budaya untuk
tetep berknjung dan berbelanja ke pasar tradisional. Perbedaan itulah di pasar
tradisional masih terjadi proses tawar menawar harga, sedangkan di pasar modern
harga sudah pasti ditandai dengan label harga.
2. Revitalisasi pasar tradisional, Pemerintah seharusnya serius dalam menata dan
mempertahankan eksisitensi pasar tradisional. Pemerintah menyadari bahwa
keberadaan pasar tradisional sebagai pusat kegiatan ekonomi masih sangat dibutuhkan
oleh masyarakat luas. Dan karenanya hanya didatangi oleh kelompok masyarakat kelas
bawah. Gambaran pasar seperti di atas harus di ubah menjadi tempat yang bersih dan
nyaman bagi pengunjung dengan demikian masyarakat dari semua kalangan akan
tertarik untuk datang dan melakukan transaksi di pasar tradisional.
3. Regulasi, pemerintah memang mempunyai hak untuk mengatur keberadaan pasar
tradisional dan pasar modern. Tetapi aturan yang dibuat pemerintah itu tidak boleh
diskriminatif dan seharusnya tidak membuat dunia usaha mandek. Pedagang kecil,
menengah, besar, bahkan perantaraan ataupun pedagang toko harus mempunyai
kesempatan yang sama dalam berusaha.
Di zaman resesi seperti saat ini, orang harus lebih cermat dan bijak membelanjakan
setiap sen uang, termasuk ketika membeli kebutuhan hidup sehari-hari. Jika selama ini
terbiasa berbelanja bulanan di supermarket seperti Carrefour Kramat Jati atau pasar
modern lainnya, sudah waktunya melirik kemungkinan berbelanja di pasar tradisional
Kramat Jati. Selain lebih murah, Anda pun bisa turut membantu meningkatkan taraf
kesejahteraan para pedagang kecil.
Sebagai bahan pertimbangan, berikut ini Media Perempuan juga memberikan
sejumlah perbandingan untung-rugi berbelanja di pasar tradisional versus pasar
modern:
1. Harga barang
Barang-barang yang dijual di pasar tradisional dan pasar modern memiliki perbedaan
harga yang cukup signifikan. Harga suatu barang di pasar tradisional bahkan bisa
sepertiga dari harga barang yang sama yang dijual di supermarket, terutama untuk
produk-produk segar seperti sayur-mayur serta bumbu-bumbu dapur seperti bawang
merah, bawang putih, jahe, lengkuas, merica, cabai merah, cabai rawit, dan lain
sebagainya.
2. Tawar menawar
Berbelanja di pasar tradisional memungkinkan pembeli untuk menawar harga barang-
barang hingga mencapai kesepakatan dengan pedagang. Jika cukup pintar menawar,
Anda bisa mendapatkan barang dengan harga yang jauh lebih murah. Sedangkan di
pasar modern, pembeli tidak mungkin melakukan tawar menawar karena semua barang
telah dipatok dengan harga pas.
3. Diskon
Untuk urusan diskon, sejumlah supermarket memang sering memberikan berbagai
penawaran yang menggiurkan. Akan tetapi, perlu diperhatikan apakah hal tersebut
merupakan rayuan terselubung (gimmick) agar pembeli bersikap lebih konsumtif. Tak
jarang, orang menjadi lapar mata ketika berbelanja di supermarket dan tergoda
membeli barang-barang yang tidak mereka butuhkan.
4. Kenyamanan berbelanja
Untuk urusan kenyamanan, berbelanja di pasar modern memang jauh lebih nyaman
ketimbang berbelanja di pasar tradisional. Berbagai supermarket memiliki area yang
lebih luas, bersih, rapi, dan dilengkapi dengan pendingin ruangan. Sedangkan pasar
tradisional menempati area yang lebih sempit, sumpek, sesak, dan tak jarang
menguarkan bau kurang sedap.
5. Kesegaran produk
Untuk produk-produk segar seperti daging, ikan, sayur-mayur, telur, dan lain
sebagainya, pasar tradisional biasanya menyajikan produk yang jauh lebih segar
ketimbang supermarket, karena belum ditambahkan zat pengawet. Logikanya, pedagang
di pasar tradisional memiliki dana yang cukup terbatas sehingga hanya mampu membeli
pasokan barang dengan jumlah tidak terlalu banyak. Dengan demikian, produk-produk
yang dijual pun lebih terjaga kesegarannya.
Berikut ini juga beberapa perbedaan antara pasar modern dan pasar tradisional
BAB III
PENUTUP

3.1.Kesimpulan
Jadi dari penjelasan antara pasar tradisional dan modern dapat diketahui perbedaan
kedua pasar tersebut antara lain :
1. Jenis-jenis barang yang dijual pada pasar tradisonal terfokus pada kebutuhan sandang-
pangan sehari-hari dan kebutuhan primer, sedangkan pasar modern jenis-jenis barang
yang di jual adalah beragam dari barang-barang premis, subtitusi bahkan ekslusif.
2. Penjual yang beraktifitas dalam pasar modern pada dasarnya telah memiliki
pengalaman dalam pengatahuan bisnis sedangkan penjual yang beraktifitas dalam pasar
tradisional hanya berharap pada nasib keuntungan
3. Pasar modern menawarkan diskon dan freebies sedangkan pasar tredisional tidak ada
4. Pasar modern lebih bersih dari pasar tradisional
5. Pembeli yang datang pada pasar tradisional pada umumnya masyarakat menengah
kebawah dan masyarakat berekonomi rendah. Sedangkan pembeli pada pasar modern
umumnya masyarakat menengah ke atas dan masyarakat ekonomi tinggi
6. Pembeli yang datang pada pasar modern berasal dari masyarakat setempat dan
masyarakat luar daerah sedangkan pasar tradisional pembelinya hanya dari masyarakat
setempat.
7. Modal yang di milik oleh penjual di pasar modal jumlahnya relative besar sedangkan
penjual di pasar tradisional memiliki modal yang relative rendah
8. Pasar modern tidak dapat tawar menawar sedangkan pasar tradisional dapat tawar-
menawar

3.2.Saran
1. Bagi Pemerintah
Adanya regulasi akan memberikan angin segar bagi pasar tradisional yang saat ini kian
terpuruk.
2. Bagi Masyarakat
Memberikan gambaran yang lebih kritis mengenai modernisasi tanpa meninggalkan
budaya dan karakteristik Indonesia serta tetap memihak rakyat kecil.
3. Bagi Peneliti
Memberikan wacana untuk mendalami masalah publik dan permasalahan di sekitar
kita.

DAFTAR PUSTAKA

http://pramarda.blogspot.com/2014/03/contoh-makalah-karya-tulis-tentang.html
http://inrespermatasari.wordpress.com/2013/05/13/makalah-keberadaan-pasar-
tradisional-kian-terancam/

KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan dan keikhlasan hati, Penulis memanjatkan puji


syukur kehadirat Allah SWT. Karena dengan rahmat dan karunia-Nya yang telah
dilimpahkan, taufiq dan hidayah-Nya dan atas segala kemudahan yang telah diberikan
sehingga penyusunan makalah tentang Perbedaan Pasar Modern dan Pasar
Tradisional ini dapat terselesaikan.
Shalawat terbingkai salam semoga abadi terlimpahkan kepada sang pembawa
risalah kebenaran yakni baginda Muhammad SAW, keluarga dan sahabat-sahabat, serta
para pengikutnya. Dan Semoga syafaatnya selalu menyertai kehidupan ini.
Setitik harapan dari kami sebagai penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat
serta bisa menjadi wacana yang berguna. Penulis menyadari keterbatasan yang
penyusun miliki. Untuk itu, penulis mengharapkan dan menerima segala kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan dan penyempurnaan makalah berikutnya.

Banjarsari, November 2014

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. i


DAFTAR ISI.................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang Masalah..................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................. 2
1.3. Tujuan ................................................................................................ 2
1.4. Manfaat ............................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 4


2.1. Kondidi Pasar Modern dan Pasar Tradisional.................................... 4
2.2. Nasib Pasar Tradisional saat ini ......................................................... 4
2.3. Faktor yang Mempengaruhi ............................................................... 5
2.4. Perbedaan Pasar Modern dan Pasar Tradisional ................................ 6

BAB III PENUTUP ...................................................................................... 9


3.1. Kesimpulan......................................................................................... 9
3.2. Saran .................................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 11


Makalah Pasar Tradisional dan Pasar Modern

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses perekonomian masyarakat sebagian besar ditopang dalam sebuah proses jual
beli dan hal ini terjadi dalam suatu pasar-pasar tradisional. namun pada masa sekarang ini
pasar tradisional seringkali dalam proses jual beli lebih cenderung berkurang jika
dibandingkan pada masa dimana belum dibukanya pasar-pasar modern atau supermarket dan
minimarket yang cenderung mematikan proses perekonomian pasar tradisional. Tentunya
perbandingan ini dipengaruhi karena fasilitas pelayanan dan tempat lebih nyaman dan
dijamin ketertibannya jika dibandingkan berbelanja di pasar tradisional yang cenderung
panas, berdesak-desakan dan tempat atau lokasi yang kurang memadai.

Namun perubahan ini terjadi ditambah semakin berkembangnya pembangunan


minimarket dan pasar modern yang ada yang memberikan fasilitas kenyamanan dalam diri
masyarakat maka hal ini berdampak negatif pula terhadap perekonomian masyarakat
khususnya masyarakat yang ekonomi rendah yang mendapat penghidupan dari penjualan
hasil dagangnya yang tidak terlalu banyak. hal ini dapat terlihat jelas bagaimana proses
pembangunan yang memang memberikan suatu kenyamanan dan fasilitas yang memadai
cenderung merugikan banyak pihak. persoalan ini harus terdapat penyelesaian yang akan
menguntungkan banyak pihak.

Dalam menghadapi persaingan pasar-pasar modern dalam era globalisasi saat ini
setiap pasar-pasar tradisional dituntut untuk dapat bersaing dengan pasar-pasar modern yang
berkembang bak jamur di musim hujan. Pada prinsipnya, perusahaan retail tidak akan
terlepas dengan permasalahan seberapa besar kemampuan perusahaan retail dalam memenuhi
kebutuhan dana yang akan digunakan untuk beroperasi dan mengembangkan usahanya.
Sumber dana perusahaan retail dapat diperoleh dari sumber dana internal dan eksternal
perusahaan. Sumber dana internal artinya dana yang diperoleh dari hasil kegiatan operasi
perusahaan, yang terdiri atas laba. Sedangkan sumber dana eksternal merupakan sumber dana
yang berasal dari luar perusahaan, yang terdiri dari hutang (pinjaman) dan modal sendiri.
Berbeda dengan pasar tradisional yang masih morat-marit dalam pengelolaan dana. maka dari
itu kebijakan-kebijakan pemerintah haruslah saling menguntungkan anatara berbagai pihak
terkait. dan juga dapat menjadi solusi terbaik dalam perkembangan dan penyejeteraan dalam
masyarakat.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dan pengertian pasar ?
2. Bagaimana eksistensi pasar tradisional dan pasar modern?
3. Bagaimana dampak pembangunan minimarket atau pasar modern terhadap perekonomian
dan gaya hidup masyarakat?
4. Bagaimana pengaruh faktor politik terhadap pasar tradisional dengan adanya pasar modern?
5. Apakah kebijakan-kebijakan dalam mengatasi problematika pembangunan minimarket atau
pasar-pasar modern dalam menstabilkan perekonomian masyarakat?

C. Tujuan Penulisan
1. Mendeskripsikan definisi dan pengertian pasar
2. Mendeskripsikan eksistensi pasar tradisional dan pasar modern
3. Menjelaskan dampak pembangunan minimarket atau pasar modern terhadap perekonomian
dan gaya hidup masyarakat
4. Menjelaskan pengaruh faktor politik terhadap pasar tradisional dengan adanya pasar modern
5. Menjelaskan kebijakan-kebijakan dalam mengatasi problematika pembangunan minimarket
atau pasar-pasar modern dalam menstabilkan perekonomian masyarakat

D. Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah analisis deskriptif serta
observasi dan pengambilan data-data dari berbagai sumber di internet.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi dan pengertian pasar


Pasar adalah tempat dimana terjadi interaksi antara penjual dan pembeli
(Chourmain, 1994 : 231). Pasar merupakan pusat dan ciri pokok dari jalinan tukar-menukar
yang menyatukan seluruh kehidupan ekonomi (Belshaw, 1981:98). Pasar di dalamnya
terdapat tiga unsur, yaitu: penjual, pembeli dan barang atau jasa yang keberadaannya tidak
dapat dipisahkan. Pertemuan antara penjual dan pembeli menimbulkan transaksi jual-beli,
akan tetapi bukan berarti bahwa setiap orang yang masuk ke pasar akan membeli barang, ada
yang datang ke pasar hanya sekedar main saja atau ingin berjumpa dengan seseorang guna
mendapatkan informasi tentang sesuatu (Majid, 1988: 308). Pada dasarnya pasar dibagi
dalam beberapa golongan yaitu sebagai berikut :
1. Berdasarkan Wujudnya

Menurut wujudnya pasar dibedakan menjadi pasar konkret dan pasar abstrak

a. Pasar Konkret (pasar nyata) merupakan pasar yang menunjukkan suatu tempat terjadinya
hubungan secar langsung (tatap muka) antara pembeli dan penjual. Barang yang
diperjualbelikan pun berada di tempat tersebut. Misalnya pasar-pasar tradisional dan
swalayan
b. Pasar Abstrak (tidak nyata) merupakan pasar yang menunjukkan hubungan antara penjual
dan pembeli, baik secara langsung maupun tidak langsung, barangnya tidak secara langsung
dapat diperoleh pembeli. Misalnya, pasar modal di Bursa Efek Indonesia.
2. Berdasarkan Waktu Terjadinya
Menurut waktu terjadinya pasar dibedakan menjadi pasar harian, pasar mingguan, pasar
bulanan, pasar tahunan, dan pasar temporer.
a. Pasar Harian merupakan pasar yang melakukan aktivitas setiap hari. Misalnya pasar pagi,
toserba, dan warung-warung
b. Pasar mingguan merupakan pasar yang melakukan aktivitas setiap satu minggu sekali.
Misalnya pasar senin atau pasar minggu yang ada di daerah pedesaan
c. Pasar bulanan merupakan pasar yang melakukan aktivitas setiap satu bulan sekali. Misalnya,
pasar yang biasa terjadi di depan kantor-kantor tempat pensiunan atau purnawirawan yang
mengambil uang tunjangan pensiunannya tiap awal bulan.
d. Pasar tahunan merupakan pasar yang melakukan aktivitas setiap satu tahun sekali. Kejadian
pasar ini biasanya lebih dari satu hari, bahkan bisa mencapai lebih dari satu bulan. Misalnya
Pekan Raya Jakarta, pasar malam, dan pameran pembangunan.
e. Pasar temporer merupakan pasar yang dapat terjadi sewaktu-waktu dalam waktu yang tidak
tentu (tidak rutin) pasar ini biasanya terjadi pada peristiwa tertentu. Misalnya pasar murah,
bazar, dan pasar karena ada perayaan kemerdekaan RI.
3. Berdasarkan Luas Jangkauannya
Menurut luas jangkauannya pasar dibedakan menjadi :
a. Pasar lokal merupakan pasar yang mempertemukan penjual dan pembeli dari berbagai
daerah atau wilayah tertentu saja.
b. Pasar nasional merupakan pasar yang mempertemukan penjual dan pembeli dari berbagai
daerah atau wilayah dalam suatu negara. Misalnya, pasar kayu putih di Ambon dan pasar
tembakau di Deli.
c. Pasar internasional penjual dan pembeli dari berbagai negara. Misalnya pasar tembakau di
Bremen Jerman.
4. Berdasarkan Hubungannya Dengan Proses Produksi
Menurut hubungannya dengan proses produksi pasar dibedakan menjadi pasar output dan
pasar input.
a. Pasar output (pasar produk) merupakan pasar yang memperjualbelikan barang-barang hasil
produksi (biasanya dalam bentuk jadi).
b. Pasar input (pasar faktor produksi) merupakan interaksi antara permintaan dan penawaran
terhadap barang dan jasa sebagai masukan pada suatu proses produksi (sumber daya alam,
berupa bahan tambang, hasil pertanian, tanah, tenaga kerja, dan barang modal).
5. Berdasarkan Strukturnya (Jumlah Penjual Dan Pembeli)
Berdasarkan strukturnya, pasar dibedakan menjadi sebagai berikut.
a. Pasar persaingan sempurna merupakan sebuah jenis pasar dengan jumlah penjual dan
pembeli yang sangat banyak dan produk yang dijual bersifat homogen. Harga terbentuk
melalui mekanisme pasar dan hasil interaksi antara penawaran dan permintaan sehingga
penjual dan pembeli di pasar ini tidak dapat mempengaruhi harga dan hanya berperan sebagai
penerima harga (price-taker). Barang dan jasa yang dijual di pasar ini bersifat homogen dan
tidak dapat dibedakan.
b. Pasar persaingan tidak sempurna, yang terdiri atas
1) Pasar monopoli (dari bahasa Yunani: monos, satu + polein, menjual) adalah suatu bentuk
pasar di mana hanya terdapat satu penjual yang menguasai pasar. Penentu harga pada pasar
ini adalah seorang penjual atau sering disebut sebagai monopolis. Sebagai penentu harga
(price-maker), seorang monopolis dapat menaikan atau mengurangi harga dengan cara
menentukan jumlah barang yang akan diproduksi; semakin sedikit barang yang diproduksi,
semakin mahal harga barang tersebut, begitu pula sebaliknya. Walaupun demikian, penjual
juga memiliki suatu keterbatasan dalam penetapan harga. Apabila penetapan harga terlalu
mahal, maka orang akan menunda pembelian atau berusaha mencari atau membuat barang
subtitusi (pengganti) produk tersebut atau lebih buruk lagi mencarinya di pasar gelap
(black market).
2) Pasar oligopoli adalah adalah pasar di mana penawaran satu jenis barang dikuasai oleh
beberapa perusahaan. Umumnya jumlah perusahaan lebih dari dua tetapi kurang dari sepuluh.
Dalam pasar oligopoli, setiap perusahaan memposisikan dirinya sebagai bagian yang terikat
dengan permainan pasar, di mana keuntungan yang mereka dapatkan tergantung dari tindak-
tanduk pesaing mereka. Sehingga semua usaha promosi, iklan, pengenalan produk baru,
perubahan harga, dan sebagainya dilakukan dengan tujuan untuk menjauhkan konsumen dari
pesaing mereka. Misalnya industri semen, industri mobil, dan industri kertas.
3) Pasar persaingan monopolistik adalah salah satu bentuk pasar di mana terdapat banyak
produsen yang menghasilkan barang serupa tetapi memiliki perbedaan dalam beberapa aspek.
Penjual pada pasar monopolistik tidak terbatas, namun setiap produk yang dihasilkan pasti
memiliki karakter tersendiri yang membedakannya dengan produk lainnya. Contohnya adalah
: shampoo, pasta gigi, dll. Perusahaan yang berada dalam pasar monopolistik harus aktif
mempromosikan produk sekaligus menjaga citra perusahaannya.
4) Pasar monopsoni bentuk pasar ini merupakan bentuk pasar yang dilihat dari segi permintaan
atau pembelinya. Dalam hal ini pembeli memiliki kekuatan dalam menentukan harga. Contoh
yang ada di Indonesia seperti PT. Kereta Api Indonesia yang merupakan satu-satunya pembeli
alat-alat kereta api.
5) Pasar ologopsoni adalah bentuk pasar dimana barang yang dihasilkan oleh beberapa
perusahaan dan banyak perusahaan yang bertindak sebagai konsumen. Contoh Telkom,
indosat, Mobile-8, excelcomindo adalah beberapa perusahaan pembeli infrastruktur
telekomunikasi seluler.
a) Pasar modern
Pasar Modern adalah pasar yang dikelola dengan manajemen modern, umumnya
terdapat diperkotaan, sebagai penyedia barang dan jasa dengan mutu dan pelayanan yang
baik kepada konsumen yang pada umumnya anggota masyarakat kelas menengah keatas.
Pasar modern antara lain mall, supermarket, department store, shopping centre, waralaba,
toko mini swalayan, pasar serba ada, toko serba ada dan sebagainya (Sinaga, 2008).
Barang yang dijual disini memiliki variasi jenis yang beragam. Selain menyediakan
barang lokal, pasar modern juga menyediakan barang impor. Barang yang dijual mempunyai
kualitas yang relatif lebih terjamin karena melalui penyeleksian yang ketat sehingga barang
yang tidak memenuhi persyaratan klasifikasi akan di tolak. Dari segi kuantitas, pasar modern
umumnya mempunyai persediaan barang di gudang yang terukur. Dari segi harga, pasar
modern memiliki label harga yang pasti. Pasar modern juga mmberikan pelayanan yang baik
dengan adanya pendingin udara yang sejuk, suasana nyaman dan bersih, display barang
perkategori mudah dicapai dan relatif lengkap, informasi produk tersedia melalui mesin
pembaca, adanya keranjang belanja atau keranjang dorong serta ditunjang adanya kasir dan
pramuniaga yang bekerja secara profesional. Rantai distribusi pada pasar ini adalah produsen
distributor pengecer/konsumen.
Dalam pasar modern penjual dan pembeli tidak bertransaksi secara langsung.
Pembeli melihat label harga yang tercantum dalam bar code, berada dalam bangunan dan
pelayanannya dilakukan secara mandiri (swalayan) atau dilayani oleh pramuniaga. Barang-
barang yang dijual, selain bahan makanan seperti: buah, sayuran, daging, sebagian besar
barang lainnya yang dijual adalah barang yang dapat bertahan lama. Contoh dari pasar
modern adalah pasar swalayan, Hypermart, Supermarket, dan Minimarket (Wikipedia, 2007.
b) Pasar tradisional
Pasar tradisonal adalah pasar yang dikelola secara sederhana dengan bentuk fisik
tradisional yang menerapkan system transaksi tawar menawar secara langsung dimana fungsi
utamanya adalah untuk melayani kebutuhan masyarakat baik di desa, kecamatan, dan lainnya
(Sinaga,2008).
Harga dipasar tradisional ini mempunyai sifat yang tidak pasti , oleh karena itu
bisa dilakukan tawar menawar. Bila dilihat dari tingkat kenyamanan, pasar tradisional selama
ini cenderung kumuh dengan lokasi yang tidak tertata rapi. Pembeli di Pasar tradisional
(biasanya kaum ibu) mempunyai perilaku yang senang bertransaksi dengan berkomunikasi
/berdialog dalam hal penetapan harga, mencari kualitas barang, memesan barang yang
diinginkan, dan perkembangan harga-harga lainnya.
Barang yang dijual dipasar tradisional umumnya barang-barang lokal dan ditinjau
dari segi kualitas dan kuantitas, barang yang dijual di pasar tradisional dapat terjadi tanpa
melalui penyortiran yang kurang ketat. Dari segi kuantitas, jumlah barang yang disediakan
tidak terlalu banyak sehingga apabila ada barang yang dicari tidak ditemukan di satu kios
tertentu, maka dapat dicari ke kios lain. Rantai distribusi pada pasar tradisional terdiri dari
produsen, distributor, sub distributor, pengecer, konsumen. Kendala yang dihadapi pada pasar
tradisional antara lain system pembayaran ke distributor atau sub distributor dilakukan
dengan tunai, penjual tidak dapat melakukan promosi atau memberikan discount komoditas.
Mereka hanya bisa menurunkan harga barang yang kurang diminati konsumen. Selain itu,
dapat mengalami kesulitan dalam memenuhi kontinyuitas barang, lemah dalam penguasaan
teknologi dan menejemen sehingga melemahkan daya saing.
Sebagian konsumen pasar tradisional adalah masyarakat kelas menengah
kebawah yang memiliki karakteristik sangat sensitive terhadap harga. Ketika faktor harga
rendah yang sebelumnya menjadi keunggulan pasar tradisional mampu diruntuhkan oleh
pasar modern, secara relative tidak ada alasan konsumen dari kalangan menengah kebawah
untuk tidak turut berbelanja ke pasar modern dan meninggalkan pasar tradisional (Wildan,
2007).
Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta
ditandai dengan adanya transaksi penjual dan pembeli secara langsung. Dalam pasar
tradisional terjadi proses tawar menawar, bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai,
los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar. Kebanyakan
menjual kebutuhan sehari-sehari seperti bahan bahan makanan berupa ikan, buah, sayur-
sayuran, telur, daging, kain, pakaian, barang elektronik, jasa dan lain-lain. Selain itu ada juga
yang menjual kue-kue dan barang-barang lainnya. Pasar seperti ini masih banyak di temukan
di Indonesia, dan umumnya terletak dekat kawasan perumahan agar memudahkan pembeli
untuk mencapai pasar (Wikipedia, 2007)

B. Eksistensi pasar tradisional dan pasar modern


Di Indonesia pangsa pasar dan kinerja usaha pasar tradisional menurun,
sementara pada saat yang sama pasar modern mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Kontribusi pasar tradisional sekitar 69,9% pada tahun 2004, menurun dari tahun sebelumnya
(2003) sekitar 73,7%. Kondisi sebaliknya terjadi pada Supermarket dan Hypermarket,
kontribusi mereka kian hari kian besar. Pada tahun 2003 kontribusi pasar modern sebesar
26,3 % mengalami kenaikan pada tahun berikutnya, 2004 menjadi 30,1% (Anonimous,
2007).

Pasar Pasar Permintaan


Tahun
Tradisional (%) Modern (%) Pasar
2000
2001
Tabel: 2002
2003
2004
Kontribusi pasar tradisional dan pasar modern dalam memenuhi kebutuhan pasar:
Sumber: Penelitian Lembaga AC.Nielsen (2007)
Menurunnya kinerja pasar tradisional selain disebabkan oleh adanya pasar modern,
penurunannya justru lebih disebabkan oleh lemahnya daya saing para peritel tradisional
(Harmanto, 2007). Kondisi pasar tradisional pada umumnya memprihatinkan. Banyak pasar
tradisional yang tidak terawat sehingga dengan berbagai kelebihan yang ditawarkan oleh
pasar modern kini pasar tradisional terancam oleh keberadaan pasar modern. Ekapribadi
(2007) menambahkan bahwa mengenai kelemahan yang dimiliki pasar tradisional.
Kelemahan tersebut telah menjadi karakter dasar yang sangat sulit di ubah. Faktor desain dan
tampilan pasar, atmosfir, tata ruang, tata letak, keragaman dan kualitas barang, promosi
pengeluaran, jam operasional pasar yang terbatas, serta optimalisasi pemanfaatan ruang jual
merupakan kelemahan terbesar pasar tradisional dalam menghadapi persaingan dengan pasar
modern.
Faktor lain yang juga menjadi penyebab kurang berkembangnya pasar tradisional
adalah minimnya daya dukung karakteristik pedagang tradisional, yakni strategi perencanaan
yang kurang baik, terbatasnya akses permodalan yang disebabkan jaminan (collateral) yang
tidak mencukupi, tidak adanya skala ekonomi (economies of scale), tidak ada jalinan kerja
sama dengan pemasok besar, buruknya manajemen pengadaan, dan ketidakmampuan untuk
menyesuaikan dengan keinginan konsumen (Wiboonpongse dan Sriboonchitta 2006). Hal ini
diperkuat dengan temuan penelitian yang dilakukan oleh Paesoro (2007) menunjukkan bahwa
penyebab utama kalah bersaingnya pasar tradisional dengan supermarket adalah lemahnya
manajemen dan buruknya infrastruktur pasar tradisional, bukan semata-mata karena
keberadaan supermarket. Supermarket sebenarnya mengambil keuntungan dari kondisi buruk
yang ada di pasar tradisional.
Diantara berbagai kelemahan yang telah disebutkaan diatas, pasar tradisional juga
memiliki beberapa potensi kekuatan, terutama kekuatan sosio emosional yang tidak dimiliki
oleh pasar Modern. Kekuatan pasar tradisional dapat dilihat dari beberapa aspek . Aspek-
aspek tersebut diantaranya harganya yang relatif lebih murah dan bisa ditawar, dekat dengan
pemukiman, dan memberikan banyak pilihan produk segar. Kelebihan lainnya adalah
pengalaman berbelanja memegang langsung produk yang umumnya masih sangat segar.
Akan tetapi dengan adanya hal tersebut bukan berarti pasar tradisional bukan tanpa
kelemahan. Selama ini justru pasar tradisional lebih dikenal memiliki banyak kelemahan,
antara lain kesan bahwa pasar terlihat becek, kotor, bau, dan terlalu padat lalu lintas
pembelinya. Ditambah lagi ancaman bahwa keadaan sosial masyarakat yang berubah, dimana
wanita diperkotaan umumnya berkarier sehingga hampir tidak mempunyai waktu untuk
berbelanja ke pasar tradisional (Esther dan Dikdik, 2003).
Perubahan gaya hidup konsumen dalam perilaku membeli barang ritel diantaranya
dipengaruhi oleh kemudahan dan penjaminan mutu dari pasar modern, diantaranya: Pertama
melalui skala ekonominya, pasar modern dapat menjual lebih banyak produk yang lebih
berkualitas dengan harga yang lebih murah. Kedua, informasi daftar harga setiap barang
tersedia dan dengan mudah diakses publik. Ketiga, pasar modern menyediakan lingkungan
berbelanja yang lebih nyaman dan bersih, dengan jam buka yang lebih panjang, dan
menawarkan aneka pilihan pembayaran seperti kartu kredit untuk peralatan rumah tangga
berukuran besar. Keempat, produk yang di jual dipasar modern, seperti bahan pangan, telah
melalui pengawasan mutu dan tidak akan dijual bila telah kadaluwarsa (Setiadi N, 2003).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh SMERU (Suryadarma et al, 2007),
mereka melakukan berbagai strategi harga seperti strategi limit harga, strategi pemangsaan
lewat pemangkasan harga (predatory pricing), dan diskriminasi harga antar waktu (inter-
temporal price discrimination). Misalnya memberikan diskon harga pada akhir minggu dan
pada waktu tertentu. Sedangkan strategi nonharga antara lain dalam bentuk iklan, membuka
gerai lebih lama, khususnya pada akhir minggu, bundling/tying (pembelian secara gabungan),
dan parkir gratis.
Survei yang dilakukan AC Nielsen (Agustus 2004) menunjukan. meski jumlah pasar
tradisonal di Indonesia mencapai 1,7 juta unit atau mengambil porsi 73 persen dari
keseluruhan pasar yang ada, namun laju pertumbuhan pasar modern ternyata jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan pasar tradisonal. Yang tergolong ke dalam pasar modern ini adalah
hipermarket, supermarket, minimarket, dan departemen store. Pertumbuhan pasar tradisional
hanya mencapai 5 persen per tahun. Sedangkan pasar modern mencapai 16 persen. Secara
lebih rinci disebutkan bahwa mini market mempunyai pangsa pasar sebesar 5 persen dengan
laju pertumbuhan sebesar 15 persen. Pangsa pasar supermarket mencapai 17 persen dengan
tingkat pertumbuhan 7 persen. Adapun hipermarket, dengan pangsa pasar 5 persen laju
pertumbuhaannya mampu melejit hingga 25 persen per tahun. Jadi tingkat pertumbuhan pasar
modern rata-rata adalah 16 persen setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan, pertumbuhan pasar
modern di Indonesia, Lebih lanjut dapat disimpulkan bahwa sulitnya pasar tradisional
bersaing menghadapi pasar modern disebabkan oleh beberapa hal, antara lain, Pertama,
kondisi fisik pasar tradisional secara umum tertinggal dibandingkan pasar modern yang
bersih dan nyaman, sehingga konsumen lebih tertarik untuk berbelanja di pasar modern.
Kedua, pasar modern berlokasi tidak jauh (kurang dari 10 km) dari lokasi pasar tradisional,
mengakibatkan semakin banyak konsumen yang beralih ke pasar modern. Ketiga, dengan
kekuatan modal, anak perusahaan atau cabang-cabang hypermarket atau supermarket kini
mudah diakses warga hingga tingkat kelurahan atau permukiman, sedangkan para pedagang
di pasar tradisional adalah pengusaha mikro. Di samping itu, pendirian cabang-cabang itu
berbasis waralaba atau sistem sewa, sehingga orang bebas membeli lisensinya ataupun
menyewa tempat. Keempat, belum adanya peraturan pemerintah yang spesifik mengatur
mengenai pendirian pasar modern.

C. Dampak pembangunan minimarket atau pasar modern terhadap perekonomian dan


gaya hidup masyarakat
Di Indonesia, supermarket lokal telah ada sejak 1970-an, meskipun masih
terkonsentrasi di kota-kota besar. Supermarket bermerek asing mulai masuk ke Indonesia
pada akhir 1990-an semenjak kebijakan investasi asing langsung dalam sektor usaha ritel
dibuka pada 1998. Meningkatnya persaingan telah mendorong kemunculan supermarket di
kota-kota kecil dalam rangka mencari pelanggan baru dan terjadi perang harga. Akibatnya,
bila supermarket Indonesia hanya melayani masyarakat kelas menengah-atas pada era 1980-
an sampai awal 1990-an (CPIS 1994), penjamuran supermarket hingga ke kota-kota kecil
dan adanya praktik pemangsaan melalui strategi pemangkasan harga memungkinkan
konsumen kelas menengah-bawah untuk mengakses supermarket (Suryadarma, 2007).
Kehadiran peritel modern pada awalnya tidak mengancam pasar tradisonal.
Kehadiran para peritel modern yang menyasar konsumen dari kalangan menengah keatas,
saat itu lebih menjadi alternatif dari pasar tradisional yang identik dengan kondisi pasar yang
kumuh, dengan tampilan dan kualitas yang buruk, serta harga jual rendah dan sistem tawar
menawar konvensional. Namun sekarang ini kondisinya telah banyak berubah. Supermarket
dan Hypermarket tumbuh bak cendawan dimusim hujan. Kondisi ini muncul sebagai
kosekuensi dari berbagai perubahan dimasyarakat. Sebagai konsumen, masyarakat menuntut
hal yang berbeda di dalam aktifitas berbelanja. Kondisi ini masih ditambah semakin
meningkatnya pengetahuan, pendapatan, dan jumlah keluarga berpendapatan ganda (suami
istri bekerja) dengan waktu berbelanja yang terbatas. Konsumen menuntut peritel untuk
memberikan nilai lebih dari setiap sen uang yang dibelanjakan. Peritel harus mampu
mengakomodasi tuntutan tersebut jika tak ingin ditinggalkan para pelanggannya (Ekapribadi,
2007).
Pengaruh datangnya pasar modern terhadap pasar tradisional sangat kuat sehingga
selalu terjadi pro-kontra antara para pelaku bisnis retail modern. Tidak bisa dipungkiri bahwa
ketika masuknya pasar modern dalam suatu wilayah atau kota diharapkan akan mampu bisa
menyerap banyak tenaga kerja dalam hal ini adalah pemuda dan remaja yang baru lulus
sekolah tingkat atas yaitu SMA atau yang setara.
Di dalam berbagai penelitian singkat di berbagai daerah industri menunjukkan
bahwa penggangguran memerlukan penanganan segera . Dalam hal ini diharapkan bahwa
masuknya pasar modern adalah dapat mampu menyerap tenaga kerja yang lebih banyak akan
tetapi di dalam bisnis-bisnis retail bahwa manajemen lebih mementingkan tenaga kerja
angkatan baru yakni adalah para remaja yang baru lulus Sekolah Menengah Atas atau SMA
yang setara. Pada awalnya pusat perbelanjaan atau pasar modern ini berasal dari pasar-pasar
tradisional yang semakin berkembang. Ada kalanya gedung yang digunakan sebagai pusat
perbelanjaan ini dibangun di atas pasar-pasar tradisional . Hal ini menimbulkan fenomena
lain yaitu semakin tersisihnya pedagang-pedagang yang berada di pasar tradisional.
Hal ini juga menyangkut individu bagi calon customer/pembeli itu sendiri akan
kemanakah mereka dalam membeli kebutuhan sehari-hari. Pada prinsip-prinsip dasar yang
dipakai setiap masyarakat untuk memutuskan bagaimana cara terbaik untuk
membelanjakannya, termasuk gabungan antara kebutuhan publik dan pribadi, seharusnya
berjalan dengan baik asalkan keputusan tersebut hanya atau terutama mempengaruhi anggota-
anggota masyarakat yang berlaku. Namun diharapkan masuknya pasar modern atau yang
sejenisnya tidak mengganggu pasar tradisional yang sudah dulu berdiri sejak belum
masuknya pasar modern.
Dibukanya tempat-tempat perbelanjaan modern menimbulkan kegamangan akan
nasib pasar tradisional skala kecil dan menengah di wilayah perkotaan. Hilangnya pasar yang
telah berpuluh tahun menjadi penghubung perekonomian pedesaan dengan perkotaan
dikhawatirkan akan akan mengakibatkan hilangnya lapangan pekerjaan. Dengan hadirnya
pasar-pasar modern pemerintah harus tanggap dan membuat peraturan-peraturan
perundangan dan berharap mampu memberikan solusi bagi permasalahan yang dihadapi
pasar tradisional. Akan tetapi juga tidak mematikan hadirnya pasar-pasar modern.
Keberadaan pasar tradisional dari satu sisi memang banyak memiliki kekurangan seperti
lokasinya yang kadang mengganggu lalu lintas, kumuh, kurang tertata, dan lain-lain. Akan
tetapi perlu diingat bahwa pasar tradisional memegang peran yang cukup penting dalam
perekonomian, mengingat bahwa sebagian besar masyarakat masih mengandalkan
perdagangan melalui pasar tradisional. Sehingga sudah selayaknya pemerintah kota
memperhatikan eksistensi pasar tersebut.

D. Pengaruh Faktor Politik Terhadap Pasar Tradisional dengan adanya Pasar Modern
Ketika pasar modern akan dibangun dalam suatu kota atau wilayah tentulah tidak
semudah membalikkan telapak tangan dan harus mendapatkan ijin dari pejabat yang terkait.
Tentunya juga harus menimbang dengan masyarakat disekitar. Karena mereka adalah calon
pembeli. Namun, ketika perusahaan retail dalam pemenuhan kebutuhan modalnya semakin
meningkat sedangkan dana yang dimiliki telah digunakan semua, maka perusahaan tidak ada
pilihan lain selain menggunakan dana dana yang berasal dari luar yaitu dalam bentuk hutang.
Jika saja bisnis retail semakin berkembang dari tahun ketahun tanpa adanya peraturan-
peraturan yang berlaku maka ini sangat berpengaruh dengan pasar tradisional yang juga akan
mengurangi pendapatan dari pasar tradisional itu sendiri, karena tentulah dari segi kenyaman
pasar modern tentu akan lebih mementingkan tingkat kenyamanan daripada pasar tradisional
Orang cenderung akan beralih kepasar modern karena pengaruh gaya hidup
hedonisme yang tinggi. Atau karena masyarakat kita yang cenderung konsumtif dan dengan
di dorong rasa keingintahuan yang besar terhadap barang yang bersifat baru. Perda Nomor 2
Tahun 2009 Tentang Penataan Pasar Tradisional. Di Perda tersebut, disebutkan bahwa jarak
antara pasar modern dengan pasar tradisional minimal 1,5 kilometer. Sementara
kenyataannya, banyak pasar modern yang jaraknya kurang dari 1,5 kilometer. Bahkan jarak
antara pasar modern satu dengan lainnya juga sangat dekat. hal ini tentu akan menjadi faktor
utama beralihnya konsumen kepada pasar modern karena tingka kenyamanannya.
Berdasarkan data Bappeda Kota Bandung tahun 2008 di Bandung terdapat sekitar 300
minimarket dan sekitar 50 supermarket. Sementara jumlah pasar tradisional di Bandung
tercatat hanya 35.
E. Kebijakan-Kebijakan dalam Mengatasi Problematika Pembangunan Pasar Modern
dalam Menstabilkan Perkembangan Pasar Tradisional
Dibeberapa negara lain seperti negri Jiran Malaysia dan Singapore, pasar
tradisional dijadikan tujuan wisata. Pasar tradisional dikelola dengan professional dan bersih
sehingga pengunjung juga merasa nyaman dan senang berbelanja. Thailand, pasar apungnya
bahkan menjadi tujuan utama oleh turis asing yang berkunjung. Pasar tradisional di Turki,
Jepang dan Korea juga dikelola secara professional dan menjadi tujuan wisata. Pasar
tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah. Daerah, Swasta, Badan
Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah, termasuk kerjasama swasta dengan
tempat usaha berupa toko, kios, los dan tenda yang dimiliki/ dikelola oleh pedagang kecil,
menengah, swadaya masyarakat atau koperasi dengan usaha skala kecil, modal kecil dan
dengan proses jual beli barang dagangan melalui tawar-menawar (Pepres RI No. 112, 2007).
Pengaruh datangnya pasar modern terhadap pasar tradisional sangat kuat
sehingga selalu terjadi pro-kontra antara para pelaku bisnis retail modern. Tidak bisa
dipungkiri bahwa ketika masuknya pasar modern dalam suatu wilayah atau kota diharapkan
akan mampu bisa menyerap banyak tenaga kerja dalam hal ini adalah pemuda dan remaja
yang baru lulus sekolah tingkat atas yaitu SMA atau yang setara.
Di dalam berbagai penelitian singkat di berbagai daerah industri menunjukkan
bahwa penggangguran memerlukan penanganan segera . Dalam hal ini diharapkan bahwa
masuknya pasar modern adalah dapat mampu menyerap tenaga kerja yang lebih banyak akan
tetapi di dalam bisnis-bisnis retail bahwa manajemen lebih mementingkan tenaga kerja
angkatan baru yakni adalah para remaja yang baru lulus Sekolah Menengah Atas atau SMA
yang setara. Pada awalnya pusat perbelanjaan atau pasar modern ini berasal dari pasar-pasar
tradisional yang semakin berkembang. Ada kalanya gedung yang digunakan sebagai pusat
perbelanjaan ini dibangun di atas pasar-pasar tradisional . Hal ini menimbulkan fenomena
lain yaitu semakin tersisihnya pedagang-pedagang yang berada di pasar tradisional.
Dengan menjamurnya hipermarket maupun supermarket saat ini keberadaan
pasar tradisional mulai kurang diminati, hal ini tentunya akan memperburuk keadaan
ekonomi masyarakat kelas bawah, akankah pasar tradisional hilang tenggelam atas tembok
tinggi hipermarket, unruk itu diperlukan langkah-langkah strategis agar pasar tradisonal tetap
eksis, diantaranya adalah :
1) Lakukan pembenahan agar pasar tradisonal bisa bersaing dengan pasar modern. antara lain
adalah dengan membuat kebijakan dari pemerintah yang mendukung pengembangan pasar
tradisional, membenahi pasar agar menjadi lebih bersih, segar, dan terkesan lapang.
2) Kemudian diupayakan agar makanan yang dijual sesegar mungkin karena ini merupakan ciri
khas dari pasar tradisional.
3) Upaya lain adalah promosi yang harus lebih gencar dan berorientasi pada menampilkan
identitas ketradisionalannya.
4) Regulasi Zona Pasar, adanya kebijakan pemerintah yang mengatur regulasi zona pasar,
khususnya untuk pasar-pasar moderen, kebijakan ini tentunya haruslah menitik beratkan pada
keberadaan atau eksistensi pasar tradisional, pendirian pasar modern atau hipermarket
maupun supermarket perlu dibatasi atau ditentukan jumlahnya dalam satu wilayah dimana
ada pasar tradisional.
5) Pembatasan waktu operasi dari jam 10.00 22.00 WIB hal ini sebagai pembatasan para
konsumen dan sebagai proteksi pada pasar modern agar kelangsungan pasar tradisional tetap
berlangsung.
6) Penentuan pajak operasional dan perizinan dalam pembangunan pasar modern berdasarkan
7) pemberlakuan ketentuan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2007
tentang penataan dan pembinaan pasar tradisional, pusat perbelanjaan dan toko modern.
8) Adanya campur tangan pemerintah untuk mengubah atau memperbaiki regulasi yang kurang
menguntungkan pasar tradisional.
9) Membuat spesifikasi pasar dengan harapan dapat menyaingi pasar modern.
10) Adanya partisipasi dari masyarakat karena dengan adanya pasar tradisional dapat meratakan
distribusi pendapatan.
11) Menyediakan infrastruktur yang layak yang dapat menyaingin pasar modern, dapat
mencontoh pasar tradisional yang berhasil menyaingin pasar modern.
12) Pemerintah memberikan perhatian khusus terhadap Pasar tradisional.
13) Menjaga kebersihan pada pasar tradisional.
Dengan adanya faktor yang menghambat berkembangnya pasar tradisional itu dapat
diselesaikan mungkin kesempatan bagi pasar tradisional untuk membenah diri dan
menghilangkan citra buruknya dapat dipenuhi, tentunya diperlukan adanya perencanaan dan
pembenahan yang matang.
Langkah demi langkah yang harus dihadapin oleh pemerintah untuk mengembangkan
pasar tradisioanal salah satunya dengan adanya pemberdayaan pasar modern itu sendiri yang
dilakukan oleh pemerintah kota setempat. Adapun program pemngembangan pasar tradisional
:
1. Strategi jangka pendek :
a) Fasilitas pembangunan/renovasi fisik pasar
b) Peningkatan kompetisi pengelolaan pasar
c) Program pendampingan pasar
d) Penataan dan pembinaan pasar (Perpers No.112.2007)
e) Optimalisasi pemanfaatan lahan pasar
2. Jangka menengah-panjang
a) Pengembangan konsep koridor ekonomi pasar tradisional
b) Perbaikan jaringan suplai barang ke pedagang pasar
c) Pengembangan konsep pasar sebagai koridor ekonomi ( pasar wisata)
d) Kompetisi pasar bersih / penghargaan dan sertifikasi
Akan tetapi untuk pembenahan pasar seperti di atas tidak semudah
membalikkan telapak tangan. Karena menyangkut tingkat pendidikan masyarakat lapis bawah
yang cenderung rendah. Selain itu pola kebiasaan masyarakat juga turut menjadi penghambat
penataan pasar. Secara normatif solusi yang tepat untuk mengatasi beberapa permasalahan
tersebut adalah dengan menyinergikan pasar tradisional dan tempat perbelanjaan modern
sebagai satu kesatuan fungsional. Kebijakan-kebijakan pemerintah haruslah bersifat
memberikan solusi kepada pasar-pasar tradisional. Karena pasar tradisional merupakan
merupakan salah satu pilar ekonomi yang cukup potensial untuk meningkatkan
perekonomian. Pasar tersebut mampu memberikan kehidupan bagi perekonomian terutama
masyarakat bawah. Pemda juga diuntungkan dengan dijadikannya pasar-pasar tradisional
menjadi kawasan tujuan wisata. Pemda dapat meraup pajak lebih besar dari pasar-pasar
tersebut.
Sebagaimana ketika orang akan bertamu ke suatu tempat haruslah mengerti
norma atau aturan-aturan yang berlaku baik lisan maupun tulisan karena dengan begitu tuan
rumah bisa menyambut dengan ramah pula, begitu pula jika suatu pasar modern akan datang
dalam suatu wilayah atau kota haruslah mematuhi peraturan perundangan yang berlaku.
Tentunya ketika pasar modern akan datang haruslah melihat keadaan di
sekitarnya akankah berpengaruh baik atau malah sebaliknya, dan dengan datangnya pasar
modern dalam suatu wilayah atau kota haruslah dapat mengubah perekonomian dalam suatu
kota tanpa mengurangi eksistensi pasar tradisional yang notabene sudah terdahulu berdiri
sebelum masuknya pasar-pasar modern

BAB III

PENUTUP

A. Laporan Observasi
1. Pedagang warung pinggir jalan
Menurut sumber Ibu Eza dan Pak Emid yang sudah berjualan sejak tahun 1970-an beliau
mengakui keberadaan minimarket disekitar tempatnya berjualan berdampak pada
konsumennya yang semakin berkurang karena lebih memilih untuk pergi ke minimarket
alfamart namun pelanggan beliau setidaknya tidak terlalu drastis berkurang karena sebagian
besar ibu-ibu rumah tangga masih tetap menjadi pelanggannya yang setia , dan setiap hari ada
saja pelanggan baru yang berbelanja diwarungnya. penghasilan setiap hari tidak menentu
mulai dari Rp. 50.000-Rp.200.000. Dengan penghasilannya itu beliau merasa tercukupi untuk
kebutuhannya sehari-hari.
2. Pedagang pasar tradisional di Pasar Rahayu
Menurut Pak Agus seorang pedagang di Pasar tradisional Pasar Rahayu menyatakan bahwa
semenjak ia berdagang dari tahun 1999 sampai sekarang mengaku kalau konsumennya
semakin berkurang dan pendapatannya pun berkurang sekarang sehari-hari hanya
memperoleh Rp. 500.000-Rp. 1.500.000 saja dan itu pun untuk berbelanja barang lagi jadi
bukan pendapatan bersih. sebenarnya pembangunan pasar modern atau mall-mall sangat
mengganggu mereka, ketakutannya akan hal yang diinginkan seperti penggusuran lapak
usahanya karena akan dijadikan lahan pembangunan minimarket selalu ada dalam benaknya.
Pesan beliau untuk pemerintah yaitu kurangi pasar modern dan perhatikan pedagang pasar
tradisional.
B. Kesimpulan
Perkembangan pasar tradisioal pada era globalisasi sekarang sudah sangat
memprihatinkan sebagaimana diketahui perkembangan pasar modern yang sudah tersebar
dibeberapa kota bahkan sampai ke kabupaten-kabupaten menjadi faktor utama berkurangnya
jumlah pembeli yang pergi kepasar, selain itu fasilitas dan kenyamanan yang diberikan pasar
modern adalah hal utama yang diutamakan oleh pihak pasar modern dalam menarik
konsumen. Adanya modal dan kerjasama dengan para pengusaha dibidangnya menjadikan
pasar modern kuat dalam persaingannya dengan pasar tradisional yang cenderung tempat dan
fasilitasnya yang tidak memberikan kenyamanan dan modal yang pas-pasan. dukungan
pemerintah setempat pun menjadi memperkuat keberadaannya. Perbaikan pasar tradisional
mulai dari bangunan, barang dagang dan tempatnya menjadi nyaman merupakan solusi agar
pasar tradisional diminati kembali oleh para konsumen.
DAFTAR PUSTAKA

http://prokum.esdm.go.id/uu/1999/uu-5-1999.pdf

http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2012/03/10/apa-kabar-pasar-tradisional/

http://dany-ira.blogspot.com/2010/01/dampak-pasar-modern-terhadap-pasar.html

http://ips-mrwindu.blogspot.com/2009/04/jenis-jenis-pasar.html

http://dany-ira.blogspot.com/2010/01/dampak-pasar-modern-terhadap-pasar.html

http://hukum.unsrat.ac.id/pres/perpres_112_2007.pdf

Diposting oleh elitasuratmi di 12:36:00 PM

You might also like