Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
2. Kata
Kata merupakan unti lambang terkecil dalam bahasa. Kata adalah lambang
yang mewakili sesuatu hal, entah orang, barang, kejadian, atau keadaan. Jadi,
kata itu bukan orang, barang, kejadian, atau keadaan sendiri. Makna kata tidak
ada pada pikiran orang. Tidak ada hubungan langsung antara kata dan hal. Yang
berhubungan langsung hanyalah kata dan pikiran orang.
2.1 Komunikasi Non-verbal
Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang pesannya dikemas dalam
bentuk nonverbal, tanpa kata-kata. Dalam hidup nyata komunikasi nonverbal jauh
lebih banyak dipakai daripada komunikasi verbal. Dalam berkomunikasi hampir
secara otomatis komunikasi nonverbal ikut terpakai. Karena itu, komunikasi
nonverbal bersifat tetap dan selalu ada. Komunikasi nonverbal lebih jujur
mengungkapkan hal yang mau diungkapkan karena spontan.
Komunikasi nonverbal mencakup bagaimana kita mengucapkan kata-kata
(infleksi, volume), fitur, lingkungan yang mempengaruhi interaksi (suhu,
pencahayaan), dan benda-benda yang mempengaruhi citra pribadi dan pola interaksi
(pakaian, perhiasan, mebel).
Komunikasi non verbal dapat berupa bahasa tubuh, tanda (sign), tindakan/perbuatan
(action) atau objek (object).
1. Bahasa tubuh : berupa raut wajah, gerak kepala, gerak tangan,, gerak-gerik
tubuh mengungkapkan berbagai perasaan, isi hati, isi pikiran, kehendak, dan
sikap orang.
2. Tanda : Dalam komunikasi nonverbal tanda mengganti kata-kata, misalnya,
bendera, rambu-rambu lalu lintas darat, laut, udara; aba-aba dalam olahraga.
3. Tindakan/perbuatan : Ini sebenarnya tidak khusus dimaksudkan mengganti
kata-kata, tetapi dapat menghantarkan makna. Misalnya, menggebrak meja
dalam pembicaraan, menutup pintu keras-keras pada waktu meninggalkan
rumah, menekan gas mobil kuat-kuat. Semua itu mengandung makna
tersendiri.
4. Objek : Objek sebagai bentuk komunikasi nonverbal juga tidak mengganti
kata, tetapi dapat menyampaikan arti tertentu. Misalnya, pakaian, aksesori
dandan, rumah, perabot rumah, harta benda, kendaraan, hadiah.
Hal menarik dari komunikasi nonverbal ialah studi Albert Mahrabian (1971)
yang menyimpulkan bahwa tingkat kepercayaan dari pembicaraan orang hanya 7%
berasal dari bahasa verbal, 38% dari vocal suara, dan 55% dari ekspresi muka. Ia juga
menambahkan bahwa jika terjadi pertentangan antara apa yang diucapkan seseorang
dengan perbuatannya, orang lain cenderung mempercayai hal-hal yang bersifat
nonverbal. Oleh sebab itu, Mark knapp (1978) menyebut bahwa penggunaan kode
nonverbal dalam berkomunikasi memiliki fungsi untuk:
a. Meyakinkan apa yang diucapkannya (repetition)
b. Menunjukkan perasaan dan emosi yang tidak bisa diutarakan dengan kata-kata
(substitution)
c. Menunjukkan jati diri sehingga orang lain bisa mengenalnya (identity)
d. Menambah atau melengkapi ucapan-ucapan yang dirasakan belum sempurna.
Perbedaan lain tentang komunikasi verbal dan nonverbal dapat dilihat dari
dimensi-dimensi yang dimiliki keduanya. Gagasan ini dicetuskan oleh Malandro dan
Barker seperti yang dikutip dalam buku Komunikasi Antar Budaya tulisan Dra. Ilya
Sunarwinadi, M.A.
1. Pesan Verbal
Simbol atau pesan verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu
kata atau lebih. Bahasa dapat juga dianggap sebagai sistem kode verbal (Mulyana,
2005). Bahasa dapat didefinisikan sebagai seperangkat simbol, dengan aturan untuk
mengkombinasikan simbol-simbol tersebut, yang digunakan dan dipahami suatu
komunitas.
a. Mengenal dunia di sekitar kita. Melalui bahasa kita mempelajari apa saja
yang menarik minat kita, mulai dari sejarah suatu bangsa yang hidup pada
masa lalu sampai pada kemajuan teknologi saat ini.
b. Berhubungan dengan orang lain. Bahasa memungkinkan kita bergaul dengan
orang lain untuk kesenangan kita, dan atau mempengaruhi mereka untuk
mencapai tujuan kita. Melalui bahasa kita dapat mengendalikan lingkungan
kita, termasuk orang-orang di sekitar kita.
c. Untuk menciptakan koherensi dalam kehidupan kita. Bahasa memungkinkan
kita untuk lebih teratur, saling memahami mengenal diri kita, kepercayaan-
kepercayaan kita, dan tujuan-tujuan kita.
2. Pesan Nonverbal
Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang menggunakan pesan-pesan
nonverbal. Istilah nonverbal biasanya digunakan untuk melukiskan semua peristiwa
komunikasi di luar kata-kata terucap dan tertulis. Secara teoritis komunikasi
nonverbal dan komunikasi verbal dapat dipisahkan. Namun dalam kenyataannya,
kedua jenis komunikasi ini saling jalin menjalin, saling melengkapi dalam
komunikasi yang kita lakukan sehari-hari.Jalaludin (1994) mengelompokkan pesan-
pesan nonverbal sebagai berikut:
a. Pesan kinesik
Pesan nonverbal yang menggunakan gerakan tubuh yang berarti, terdiri dari
tiga komponen utama: pesan fasial, pesan gestural, dan pesan postural.
b. Pesan fasial
Pesan yang menggunakan air muka untuk menyampaikan makna tertentu.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa wajah dapat menyampaikan paling
sedikit sepuluh kelompok makna: kebagiaan, rasa terkejut, ketakutan, kemarahan,
kesedihan, kemuakan, pengecaman, minat, ketakjuban, dan tekad. Penelitian-
penelitian tentang wajah sebagai berikut: (1) Wajah mengkomunikasikan penilaian
dengan ekspresi senang dan taksenang, yang menunjukkan apakah komunikator
memandang objek penelitiannya baik atau buruk; (2) Wajah mengkomunikasikan
berminat atau tak berminat pada orang lain atau lingkungan; (3) Wajah
mengkomunikasikan intensitas keterlibatan dalam situasi situasi; (4) Wajah
mengkomunikasikan tingkat pengendalian individu terhadap pernyataan sendiri;
dan wajah barangkali mengkomunikasikan adanya atau kurang pengertian.
c. Pesan gestural
Menunjukkan gerakan sebagian anggota badan seperti mata dan tangan untuk
mengkomunikasi berbagai makna. Pesan postural berkenaan dengan keseluruhan
anggota badan, makna yang dapat disampaikan adalah: (a) Immediacy yaitu
ungkapan kesukaan dan ketidak sukaan terhadap individu yang lain. Postur yang
condong ke arah yang diajak bicara menunjukkan kesukaan dan penilaian positif;
(b) Power mengungkapkan status yang tinggi pada diri komunikator. Anda dapat
membayangkan postur orang yang tinggi hati di depan anda, dan postur orang
yang merendah; (c) Responsiveness, individu dapat bereaksi secara emosional
pada lingkungan secara positif dan negatif. Bila postur anda tidak berubah, anda
mengungkapkan sikap yang tidak responsif.
Kita tidak dapat menilai keefektifam komunikasi yang kita lakukan bila apa
yang kita maksudkan tidak jelas, kita harus benar-benar tahu apa yang kita inginkan.
Lima hal yang dapat dijadikan ukuran bagi komunikasi yang efektif, yaitu:
pemahaman, kesenangan, pengaruh pada sikap, hubungan yang makin baik dan
tindakan.
1. Pola komunikasi antar pribadi secara umum dimulai dari tahap superfisial (dasar)
sampai tahap akrab (intim)
2. Perubahan dari tahap umum kepada tahap intim membutuhkan waktu yang relatif
tidak sama kepada setiap orang
3. Tahap interaksi bidang kepribadian umum (public area) : individu berusaha
menghindari konflik, sedikit evaluasi diri, hubungan disesuaikan dengan norma sosial
pada situasi tersebut.
4. Tahap pertukaran eksplorasi (exploratory exchange): pola komunikasi mencakup
pengembangan kepribadian umum (publik) dan mulai membuka aspek kepribadian
khusus, mulai akrab, rileks dan mengarah pada saling kenal.
6. Tahap hubungan stabil (stable exchange stage): pola komunikasi mengarah kepada
keterbukaan umum pribadi dalam semua tingkat baik yang bersifat umum dan
pribadi. Komunikasi verbal dan non-verbal dalam tahap ini berorientasi lingkungan
dan mulai memiliki tahap emosi yang efektif terhadap lawan bicara.
BAB IV
KESIMPULAN dan SARAN
1.1 Kesimpulan
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata,
baik lisan maupun tulisan sedangkan komunikasi nonverbal adalah
komunikasi yang pesannya dikemas dalam bentuk nonverbal, tanpa
kata-kata.
Komunikasi nonverbal yang dianggap lebih jujur. Jika perilaku verbal
dan nonverbal yang tidak konsisten, komunikasi verbal tidak seperti,
komunikasi nonverbal adalah multi disalurkan. komunikasi verbal
biasanya terjadi dalam satu saluran, komunikasi verbal lisan yang
diterima melalui pendengaran, dan komunikasi verbal tertulis dapat
dilihat, dirasakan, didengar, berbau, dan mencicipi.
Fungsi dari lambang-lambang verbal maupun nonverbal adalah untuk
memproduksi makna yang komunikatif. Pesan-pesan nonverbal juga
berfungsi untuk mengkontradiksikan atau menegaskan pesan verbal
seperti dalam sarkasme atau sindirian-sindiran tajam. Kadang-kadang,
komunikasi nonverbal mengganti pesan verbal.
DAFTAR PUSTAKA
Skinner, B.F., 1957, Verbal Beharvior, New York: Appleton Century Croffs, inc.