Ingatan atau memori telah menjadi salah satu pokok bahasan dalam psikologi kognitif. Psikologi kognitif adalah pendekatan psikologi yang memusatkan perhatian pada cara kita merasakan, mengolah, menyimpan dan merespons informasi. Menurut Richard Atkinson dan Richard Shiffrin (dalam Matlin, 1998), ingatan disimpan dalam tiga sistem penyimpanan informasi, yaitu memori sensori (sensory memory), memori jangka pendek (short term memory), dan memori jangka panjang (long term memory). 1. Memori Sensoris Memori sensoris adalah ingatan yang berkaitan dengan penyimpanan informasi sementara yang dibawa oleh pancaindera. Setiap pancaindera memiliki satu macam memori sensoris. Memori Sensoris adalah informasi sensoris yang masih tersisa sesaat setelah stimulus diambil. Jadi, di dalam diri manusia ada beberapa macam sensori-motorik, yaitu sensori-motorik visual (penglihatan), sensori- motorik audio (pendengaran), dan sebaganya. Memori sensorik cukup pendek, dan biasanya akan menghilang segera setelah apa yang kita rasakan berakhir. Sebagai contoh, ketika anda melihat. Kita melihat ratusan hal ketika berjalan selama beberapa menit. Meskipun perhatian tertuju oleh sesuatu yang anda lihat, itu segera terlupakan oleh sesuatu yang lain yang menarik perhatian anda di antara sekian banyak yang ditangkap indera penglihatan. Ketika kita mendengar sesuatu, melihat sesuatu, atau meraba sesuatu, informasi- informasi dari indera-indera itu diubah dalam bentuk impuls-impuls neural (bentuk neuron) dan dikirim ke bagian-bagian tertentu dari otak. Proses tersebut berlangsung dalam sepersekian detik. Sebenarnya memori sensoris berkapasitas besar untuk menyimpan informasi, akan tetapi yang disimpan tersebut cepat sekali menghilang, dikatakan bahwa informasi tersebut akan menghilang setelah sepersepuluh detik, lalu akan menghilang sama sekali setelah lewat dari satu detik. Keberadaan memori sensoris mempunyai peran yang penting dalam hidup manusia. Orang harus menaruh perhatian pada suatu informasi bila informasi itu harus diingat. Dengan begitu ada proses seleksi dari kesadaran, mana informasi yang diperlukan dan mana yang tidak. 2. Ingatan Jangka Pendek Ingatan jangka pendek atau sering disebut dengan short- term memory atau working memory adalah suatu proses penyimpanan memori sementara, artinya informasi yang disimpan hanya dipertahankan selama informasi tersebut masih dibutuhkan. Ingatan jangka pendek adalah tempat kita menyimpan ingatan yang baru saja kita pikirkan. Ingatan yang masuk dalam memori sensoris diteruskan kepada ingatan jangka pendek. Ingatan jangka pendek berlangsung sedikit lebih lama dari memori sensoris, selama anda menaruh perhatian pada sesuatu, anda dapat mengingatnya dalam ingatan jangka pendek. Dari ingatan jangka pendek ini, ada sebagian materi yang hilang, sebagian lagi diteruskan ke dalam ingatan jangka panjang. Jika kita mengingat kembali akan suatu informasi, informasi dari ingatan jangka panjang tadi akan dikembalikan ke ingatan jangka pendek. Misal, pada nomor telepon yang telah anda ulang terus sampai anda bisa menuliskannya, dan nomor tersebut akan tetap tersimpan dalam memori anda selama anda aktif memikirkannya. Jika anda berhenti memberikan perhatian pada itu, maka akan terhapus dalam waktu 10-20 detik. Dalam rangka untuk mengingat sesuatu berikutnya, otak mentransfernya ke memori jangka panjang. Proses mengingat nomor telepon, pada kenyataannya, suatu cara untuk memindahkan nomor dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang. Jumlah informasi yang bisa disimpan dalam memori jangka pendek sangat terbatas. Hanya lima hingga sembilan informasi saja yang dapat berada dalam memori jangka pendek sekaligus. Setiap kali anda memberikan perhatian ke informasi baru yang berasal dari memori sensorik, Anda harus mendorong keluar sesuatu yang telah anda perhatikan sebelumnya. Misalnya, jika ada sesuatu yang mengganggu konsentrasi anda ketika berlatih mengulang nomor telepon sebelum informasi nomor tersebut mencapai ke memori jangka panjang, maka informasi akan terlempar keluar dan anda harus melihat dan mengingat kembali. Ingatan jangka pendek terdiri dari tiga unit terpisah; putaran fonologi (phonological loop), gambaran penglihatan-ruang (visuo-spatial sketchpad), dan pelaksana pusat (central executive). Putaran fonologi menyimpan dan mengingat kembali kata-kata yang saat itu sedang dipikirkan. Baddeley (1975) dalam penelitiannya, meminta partisipan mengingat kembali beberapa daftar pendek berisi kata-kata secara berurutan. Ia menemukan bahwa partisipan mampu mengingat kata-kata yang mereka sebutkan dalam dua detik. Kesimpulannya, putaran fonologi dapat menyimpan kata dengan baik dalam dua detik. Gambaran penglihatan-ruang adalah ketika kita membentuk citra/gambaran mental tentang sesuatu. Gambaran penglihatan-ruang juga berperan dalam tugas-tugas spasial, misalnya mencari jalan memutar dan menentukan jarak. Ingatan jangka pendek bukan hanya sebuah tempat penyimpanan ingatan sementara, tetapi juga lokasi berpikir secara aktif, tempat menyaring, memilah, dan menggabungkan informasi lama dengan informasi yang baru, lalu mengambil keputusan. Proses ini disebut penemuan mental. Penemuan mental merupakan salah satu fungsi terpenting dalam ingatan jangka pendek. Misalnya, bayangkan sebuah segitiga, lingkaran, dan empat persegi panjang. Gabungkan ketiganya, gambarlah objek yang anda ciptakan tersebut. Kini, secara mental anda telah menciptakan objek baru yang meungkin menyerupai atau tidak menyerupai objek yang anda kenal. Proses kreatif ini merupakan versi sederhana seorang seniman atau musisi dalam menciptakan karyanya. 3. Ingatan Jangka Panjang Ingatan jangka panjang (long term memory) adalah suatu proses memori atau ingatan yang bersifat permanen, artinya informasi yang disimpan sanggup bertahan dalam waktu yang sangat panjang. Kapasitas yang dimiliki ingatan jangka panjang ini tidak terbatas. Memori jangka panjang adalah gundangnya informasi yang dimiliki oleh manusia. Ingatan jangka panjang berisi informasi dalam kondisi psikologis masa lampau, yaitu semua informasi yang telah disimpan, tetapi saat ini tidak sedang dipikirkan. Informasi yang disimpan dalam ingatan jangka panjang diduga dapat bertahan dalam waktu yang panjang bahkan selamanya. Kehilangan ingatan pada ingatan jangka panjang ini hanya dimungkinkan apabila seseorang mengalami kerusakan fungsional dari sistem ingatannya. Proses masuknya informasi ke dalam ingatan jangka panjang tetap melalui tahap memori sensoris. Pada tahap ini informasi dari luar yang diterima oleh indera diubah menjadi impuls-impuls neural sesuai dengan masing-masing fungsi indera, kemudian impuls-impuls neural yang mengandung informasi ini diteruskan ke ingatan jangka pendek. Setelah informasi masuk ke dalam ingatan jangka pendek, di seleksi sedemikian rupa mana yang dianggap penting dan tidak, kemudian diteruskan ke ingatan jangka panjang. Sebelum masuk ke ingatan jangka panjang, informasi yang telah disaring pada ingatan jangka pendek, perlu dilakukan proses semantic atau imagery coding. Dalam proses ini arti dari informasi dianalisis lebih jauh lagi. Misalnya saat kita mendengar seseorang yang mengatakan, Atun dihina oleh Nana sampai sakit hati, maka kita tidak hanya mengerti arti masing-masing kata dalam kalimat tersebut, tetapi kita juga berusaha mengerti apa yang terjadi sebenarnya dari keseluruhan kalimat tersebut. Sebaliknya bila kita mendengar kata-kata lain yang unsurnya sama, seperti Nana dihina Atun sampai sakit hati, maka kita tahu bahwa yang terjadi sekarang berbeda dari yang pertama. Dalam kedua kalimat tersebut kalau kita mengingat arti dari kata-kata dalam keseluruhan kalimat itu, maka kita sedang melakukan semantic coding; tetapi kalau kita membayangkan reaksi dari Atun atau Budi dalam peristiwa itu, maka kita melakukan imagery coding. Jadi, ingatan jangka panjang akan melakukan penyaringan informasi berdasarkan arti dari informasi tersebut, makna, keadaan emosi, gambaran akibat dan sebagainya, oleh karena itu penyimpanan informasi dapat berlangsung secara permanen. Tujuan sebuah informasi dimasukkan ke dalam memori jangka panjang adalah untuk Anda ingat selamanya. Hebatnya, ingatan yang telah tersimpan dalam ingatan jangka panjang bisa anda munculkan kembali saat Anda menginginkannya. Kemampuan mengenang atau menarik ingatan kembali ini disebut recall memory. Ketika seseorang yang anda sayangi pergi dari sisi anda, mungkin anda akan mengingat kembali kenangan-kenangan yang tersimpan dalam memori jangka panjang Anda. Anda dapat mengingat dengan sangat detil bahkan tanpa Anda sadari bahwa Anda telah menyimpan informasi tersebut. Anda mungkin mengenang tempat di mana Anda menghabiskan waktu dengan orang tersebut dengan mengingat pemandangan, bau dan bahkan perasaan dengan akurasi yang mengejutkan. a) Ingatan Deklaratif dan Ingatan Prosedural Dalam upaya memanggil kembali ingatan dari Ingatan jangka panjang dibedakan menjadi dua, yaitu ingatan jangka panjang eksplisit (ingatan deklaratif) dan ingatan jangka panjang implisit (prosedural). Ingatan jangka panjang eksplisit (ingatan deklaratif) adalah ingatan yang kita munculkan kembali ke kesadaran untuk digunakan dengan sengaja, artinya ketika berusaha mengingat sesuatu kita melakukannya dengan sadar. Wilayah dari otak dimana ingatan deklaratif disimpan adalah lobus temporal. Ada dua bentuk dasar ingatan deklaratif: episodik dan semantik. Ingatan Episodic dihubungkan dengan waktu tertentu dan tempat, dan bisa dianggap kenangan pribadi, seperti pengalaman dari peristiwa tertentu. Ingatan Semantic adalah memori yang berkaitan dengan penyimpanan informasi faktual yang tidak terkait dengan pengalaman tertentu. Ingatan jangka panjang implisit (ingatan prosedural) adalah kebalikan dari ingatan eksplisit, yaitu ingatan yang memungkinkan kita mengerjakan sesuatu tanpa harus berpikir. Contohnya saat kita berjalan atau berbicara, dalam aktivitas ini kita tidak lagi direpotkan bagaimana kita me-recall ingatan jangka panjang kita tentang kata-kata, cara merangkai kata, arti kata, cara melangkah, dan lain sebagainya, hal ini berjalan secara otomatis tanpa harus menghadirkan kesadaran dari kita. Ingatan prosedural tidak mudah untuk dijelaskan. Ingatan prosedural ini tidak hanya dimiliki manusia, melainkan dimiliki oleh semua makhluk yang mempunyai kemampuan belajar, misalnya binatang yang mengingat bagaimana caranya melakukan akrobat di sirkus. Dengan ingatan prosedural tanpa sadar dan berpikir kita bisa melakukan sesuatu. Ingatan prosedural digunakan dalam hal-hal seperti naik sepeda, belajar mengetik, belajar memainkan alat musik atau belajar berenang. Kita dapat mengendarai mobil dari satu tempat ke tempat lain sepanjang hari tanpa menyadari proses mengemudi hampir sepanjang waktu, dan benar-benar aman. Sekali sebuah ingatan prosedural telah dilatih secara mental atau dipraktekkan secara fisik sampai dengan kuat dalam ingatan jangka panjang, bisa tahan sangat lama. Sebagai contoh, anda masih bisa naik sepeda setelah terakhir kali anda melakukannya bertahun-tahun yang lalu. b) Ingatan Episodik dan Ingatan Semantik Para ahli di bidang ingatan ini membagi ingatan jangka panjang menjadi ingatan episodik dan ingatan semantik. Ingatan episodik adalah ingatan tentang peristiwa-peristiwa, sedangkan ingatan semantik adalah ingatan atau pengetahuan kita tentang fakta-fakta. Ingatan episodik (tentang peristiwa) dan ingatan semantik (fakta) diolah di ingatan bagian otak yang berbeda. Adalah Tulving, seorang ahli di bidang ingatan, membuat sebuah eksperimen untuk mengetahui bagian otak yang mengolah ingatan episodik dan ingatan semantik. Dalam eksperimennya, emas radioaktif disuntikkan ke dalam aliran darahnya sendiri. Lebih dari 250 detektor radiasi ditempatkan di sekitar kepalanya, sehingga bisa diamati ke mana saja darah yang mengandung radioaktif tersebut mengalir di dalam otaknya. Ia menemukan bahwa ketika mengingat peristiwa-peristiwa dalam hidupnya, bagian depan otaknya menjadi lebih aktif, sedangkan ketika ia mengingat fakta-fakta, bagian belakang otaknyalah yang lebih aktif. Namun demikian, dalam penelitiannya yang terbaru, Tulving menemukan hubungan di antara kedua ingatan jangka panjang ini. Salah satu kemungkinannya adalah ingatan semantik berasal dari ingatan episodik. Misalnya saja jika anda ingat bahwa dua hari yang lalu anda kehujanan (ingatan episodik; peristiwa kehujanan), maka dengan sendirinya anda juga akan mengetahui bahwa dua hari yang lalu itu hujan (ingatan semantik; fakta hujan). Ini menunjukkan bahwa fakta-fakta (ingatan semantik) akan lebih mudah diingat jika kita mengingat atau menghubungkannya dengan suatu pengalaman atau peristiwa (ingatan episodik). Ingatan episodik dan ingatan semantik memiliki perbedaan cara kerjanya dalam menyimpan dan mengorganisasikan informasi. Ingatan episodik menyimpan informasi dalam bentuk gambaran (bayangan) yang diorganisasikan berdasarkan pada kapan dan di mana peristiwa-peristiwa terjadi. Sedangkan ingatan semantik menyimpan informasi dalam dalam bentuk jaringan hubungan ide yang telah dianalisis. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ingatan Telah disebutkan sebelumnya bahwa diduga ingatan yang telah masuk ke dalam ingatan jangka panjang akan bertahan lama bahkan selamanya, dan manusia memiliki kemampuan untuk mengenang atau memanggil kembali ingatan tersebut saat dibutuhkan. Namun tidak berarti bahwa semua yang pernah dialami itu akan masuk dan tinggal seluruhnya dalam ingatan. Ada faktor-faktor yang ternyata dapat mempengaruhi daya kerja ingatan, antara lain : Faktor usia, ingatan paling tajam pada diri manusia kurang-lebih pada masa kanak- kanak (10-14 tahun) dan ini berlaku untuk ingatan yang bersifat mekanis yakni ingatan untuk kesan-kesan penginderaan. Sesudah usia tersebut kemampuan untuk mencamkan dalam ingatan juga dapat dipertinggi akan tetapi untuk kesan-kesan yang mengandung pengertian (daya ingatan logis) dan ini berlangsung antara usia 15-50 tahun. Kondisi fisik, misalnya kelelahan, sakit dan kurang tidur dapat menurunkan daya kerja atau prestasi ingatan. Faktor emosi. Dalam hal ini seseorang akan mengingat sesuatu lebih baik, apabila peristiwa-peristiwa itu menyentuh perasaan-perasaan, sedangkan kejadian yang tidak menyentuh emosi seringkali diabaikan. Minat dan Motivasi. Dalam pengalaman sehari-hari, kita sering mengamati remaja yang tidak lupa suatu lirik lagu walaupun dalam bahasa asing. Orang-orang yang sering bepergian, mempunyai ingatan tentang ilmu bumi yang jauh lebih baik daripada yang tidak pernah kemana-mana. Artinya disini seseorang yang mengingat segala sesuatu tentang hal yang disukainya jauh lebih baik dari pada hal yang tidak disukainya. Jelaslah minat sangat meningkatkan motivasi dan pada gilirannya akan meningkatkan daya ingat. Menurut Kurt Lewin (1890-1947), seorang psikolog jerman, minat dan motivasi berarti konsentrasi energi (forces) pada sektor (region) tertentu dalam kesadaran. Konsentrasi energi inilah yang menyebabkan suatu hal tidak begitu saja dilupakan. Memori merupakan simpanan informasi informasi yang diperoleh dan diserap dari lingkungan yang kemudian diolah sesuai dengan individu yang bersangkutan. Memory juga merupakan suatu proses biologi, yakni informasi diberi kode dan dipanggil kembali. Pada dasarnya juga memory adalah sesuatu yang membentuk jati diri manusia dan membedakan manusia dari mahluk hidup lainnya. Memory memberi manusia kemampuan mengingat masa lalu, dan perkiraan pada masa depan. Memory merupakan kumpulan reaksi elektrokimia yang rumit yang diaktifkan melalui beragam saluran indrawi dan disimpan dalam jaringan syaraf yang sangat rumit dan unik di seluruh bagian otak. Memory yang sifatnya dinamis ini terus berubah dan berkembang sejalan dengan bertambahnya informasi yang disimpan. TEORI-TEORI MEMORY Teori yang paling banyak yang digunakan oleh para ahli adalah teori tentang tiga proses memori, seperti berikut : 1. Enconding adalah proses dimana informasi sensoris diubah kedalam bentuk yang dapat diingat. Enconding dapat dilakukan dengan metode chunking, yaitu pengelompokan beberapa huruf sebagai kata (small chunks), sekelompok kata sebagai frase (larger chunks) dan serangkaian frase sebagai kalimat (even larger chunks). Proses pengubahan informasi dapat terjadi dengan dua cara, yaitu : a. Tidak Sengaja, yaitu apabila hal-hal yang diterima oleh indera dimasukkan dengan tidak sengaja ke dalam ingatannya.Contohnya adalah seorang anak yang menginginkan barang yang sangat ia mau, apabila tidak dibelikan, ia akan menangis sekeras- kerasnya. Kelakuan tersebut bisa tersimpan di otak mereka karena dengan menagis sekeras- kerasnya ia akan dibelikan barang yang ia mau. b. Sengaja, yaitu bila individu dengan sengaja memasukkan pengalaman dan pengetahun ke dalam ingatannya. Contohnya adalah seseorang yang sering jalan kesuatu tempat, ia akan hafal dengan sengaja tempat tersebut. 2. Storage adalah penyimpanan apa yang telah diproses dalam enconding tersebut. Proses ini disebut juga dengan retensi yaitu proses mengendapkan informasi yang diterimanya dalam suatu tempat tertentu. Sistem penyimpanan ini sangat mempengaruhi jenis memori (sensori memori, memori jangka pendek, atau memori jangka panjang). Setiap proses belajar akan meninggalkan jejak-jejak dalam diri seseorang dan jejak ini akan disimpan sementara dalam ingatannya. Sehubungan dengan masalah retensi dan kelupaan, ada satu hal penting yang dapat dicata, yaitu interval atau jarak waktu antara memasukkan dan menimbulkan kembali. Interval dapat dibedakan atas : a. Lama Interval yaitu menunjukan tentang lamanya waktu antara pemasukan bahan sampai ditimbulkan kembali bahan itu. Lamanya berkaitan dengan kekuatan retensi. b. Isi Interval yaitu aktivitas-aktivitas yang terdapat pada interval. Aktivetas tersebut akan merusak atau menganggu jejak ingatan sehingga dapat menyebabkan kelupaan. 3. Retrieval adalah pemulihan kembali apa yang telah disimpan sebelumnya. Proses mengingat kembali merupakan suatu proses mencari dan menemukan informasi yang disimpan dalam memori untuk digunakan kembali. Hilgrad (1975) menyebutkan tiga jenis proses mengingat, yaitu : a. Recall yaitu mengeluarkan bagian spesifik dari informasi, biasanya diarahkan dengan menggunakan cues. Selective attention adalah membatasi perhatian pada stimulus tertentu ketika ada banyak stimulus yang hadir pada situasi tertentu. Individu lebih memperhatikan karakteristik fisik dari stimulus, contohnya adalah volume dan ritme suara. b. Recognition yaitu mengenali bahwa stimulus tertentu telah disajikan sebelumnya. Contohnya Misalnya dalam soal pilihan berganda, siswa hanya dituntut untuk melakukan recognition karena semua pilihan jawaban sudah diberikan. Siswa hanya perlu mengenali jawaban yang benar di antara pilihan yang ada. c. Redintegrative yaitu proses meningat dengan menghubungkan berbagai informasi menjadi suatu cerita yang cukup lengkap. Proses ini terjadi bila seseorang ditanya sebuah nama, misalnya Susilo Bambang Yudhoyono (presiden RI), maka akan teringat banyak hal tentang tokoh tersebut. Perbedaan antara recall dan recognition menunjukan adanya fungsi petunjuk mengingat dalam recognition. Petunjuk ini membantu organisme mengenali informasi yang akan diingat khususnya memori jangka panjang. Pendekatan Information-Processing menyatakan bahwa memori dapat dipahami melalui tiga proses, yaitu enconding, storage, dan interval. Tapi dalam proses tersebut terlibat tiga sistem memori yang berbeda, yaitu memori sensorik, memori jangka pendek (short term memory), dan memori jangka panjang (long term memory). MEMORI SENSORIS Memori sensoris adalah ingatan sementara dari informasi sensoris setelah suatu stimulus dihilangkan. Tidak semua informasi yang tercatat dalam Memori Sensoris akan disimpan lebih lanjut ke Memori Jangka Pendek atau Jangka Panjang, karena manusia akan melakukan proses selective attention, yaitu memilih informasi mana yang akan diproses lebih lanjut. Jenis sensori memori ada dua, yaitu auditory sensory memory dan visual sensory memory. Berdasarkan eksperimen yang dilakukan oleh Sperling, dapat disimpulkan bahwa kemampuan memproses informasi melalui penginderaan jauh lebih baik daripada laporan sederhana secara verbal. Hal ini dikarenakan setelah kita melakukan scanning suatu data orang itu memberikan image pada data tersebut. Visual sensory memory tidak dapat bertahan lama dan terjadi sangat cepat yaitu sekitar seperempat sampai setengah detik. Berdasarkan beberapa penelitian eksperimen, disimpulkan bahwa individu hanya dapat mengingat empat sampai lima dari duabelas item yang ditampilkan kepada individu dengan sangat cepat. Apabila kita tidak fokus atau memberi atensi pada suatu data, maka syaraf penglihatan kita akan dapat mencatat semua informasi yang dapat kita lihat. Namun, kita hanya dapat memfokuskan perhatian pada informasi atau data yang terproyeksi pada bagian sentral mata, yaitu fovea. Sedangkan syaraf peripheral penglihatan kita kurang sensitif dalam menerima data informasi dalam lingkup yang besar dan dalam memindahkan fokus penglihatan mata ketika terjadi pergerakan/pergantian data dan ada cahaya yang dideteksi. Pada saat kita memberi atensi pada suatu informasi visual, maka informasi tersebut akan ditransfer ke dalam Memori jangka Pendek (Short Term Memory). Apabila kita gagal dalam memberi atensi, maka konsep yang didapat dari informasi tersebut akan hilang atau terlupakan dan akan tergantikan dengan informasi baru yang telah dikodekan. Walaupun informasi yang didapat tanpa pemberian atensi tersebut akan cepat hilang, namun informasi tersebut setidaknya dapat dipertahankan lebih lama dengan cara mempersepsikan informasi yang baru tersebut dengan cara menggabungkannya dengan informasi lain sebelumnya. Contohnya ketika seseorang diperlihatkan sekilas cahaya pada sebuah lingkaran dalam suatu ruangan yang gelap, orang tersebut menghubungkannya dengan lampu mobil di jalan raya. Jadi, memori tersebut akan muncul sebagai kombinasi antara keduanya dan dihubungkan dengan satu tema, yaitu kilasan cahaya. MEMORI JANGKA PENDEK (SHORT TERM MEMORY) Memori jangka pendek atau sering disebut dengan Short Term memory atau working memory adalah kemampuan yang paling mendasar dari individu untuk merecall suatu item atau untuk mengingat asosiasi tidak lama atau secara singkat setelah menerima informasi tersebut. Memori ini berisi hal-hal yang kita sadari dalam diri kita pada saat ini. Otak kita dapat melakukan beberapa proses untuk menyimpan apa yang ada di Memori Jangka Pendek ke dalam Memori Jangka Panjang, misalnya rehearsal (mengulang-ulang informasi di dalam benak kita hingga akhirnya kita mengingatnya) atau encoding (proses di mana informasi diubah bentuknya menjadi sesuatu yang mudah diingat). Salah satu contoh kongkrit proses encoding adalah seperti ketika kita mengingat nomor telepon, di mana kita akan berusaha membagi-bagi sederetan angka itu menjadi beberapa potongan yang lebih mudah diingat. Short Term Memory ditentukan oleh kecepatan penampilan informasi dan jumlah item yang bisa diingat. STM akan lebih mudah diaktifkan ketika kita dalam keadaan sadar dan memberi atensi pada informasi yang ditampilkan. Jadi ketika kita tidak dapat mengingat suatu informasi, berarti kita tidak benar-benar memberi atensi pada saat itu. STM berhubungan dengan kesadaran atau mengandung isi kesadaran yaitu apa yang kita pikirkan secara aktif pada waktu tertentu. Jadi misalnya kita ditanya tentang siapa presiden pertama di Indonesia, maka kita melakukan pencarian data pada Long Term Memory (LTM) dan kemudian ditampilkan dalam kesadaran (STM). Memori pada STM lebih tahan lama dibandingkan dengan sensory memory. Kapasitas STM ini biasanya kurang lebih dari 7 plus minus dua item. Satu tes klasik untuk mengukur kapasitas STM adalah digit span test, yaitu tes yang dilakukan dengan cara membacakan beberapa item pada subyek dengan jeda waktu yang sama kemudian subyek diminta untuk mengulangi item-item tersebut. Kebanyakan orang dewasa tidak mengalami kesulitan untuk melakukan hal ini sepanjang item yang diberikan tidak lebih dari 6 atau 7 item. Ada 2 cara untuk meningkatkan STM, yaitu: Rehearsal : adalah pengulangan informasi secara sadar sebagai usaha untuk mempertahankan informasi dalam STM. Encoding : adalah proses dimana informasi sensoris diubah kedalam bentuk yang dapat diingat. Encoding dapat dilakukan dengan metode chunking, yaitu pengelompokan beberapa huruf sebagai kata (small chunks), sekelompok kata sebagai frase (larger chunks) dan serangkaian frase sebagai kalimat (even larger chunks). Retrieval adalah suatu proses untuk menemukan memori yang disimpan dan membuatnya menjadi dapat digunakan. Ada 2 jenis retrieval, yaitu: 1. Recognition : adalah mengenali bahwa stimulus tertentu telah disajikan sebelumnya. 2. Recall : adalah mengeluarkan bagian spesifik dari informasi, biasanya diarahkan dengan menggunakan cues. Selective attention adalah membatasi perhatian pada stimulus tertentu ketika ada banyak stimulus yang hadir pada situasi tertentu. Individu lebih memperhatikan karakteristik fisik dari stimulus, contohnya adalah volume dan ritme suara. TEORI EKSPERIMEN SERIAL POSITION EFFECT Serial position effect ada 2 yaitu: 1. Primacy portion Pada umumnya kita lebih mengacu pada bagian pertama dari list sebagai primary portion dari serial position curve. Primacy di sini maksudnya adalah bagian pertama dari list yang dipelajari. Primacy effect biasanya merujuk pada ketepatan untuk merecall posisi awal dari list. Primacy ada 2 tipe yaitu: a. A strong primacy effect yaitu tingginya ketepatan untuk merecall item awal dari suatu list, biasanya karena rehearsal yang cukup. b. A weak primacy effect yaitu rendahnya ketepatan untuk merecall item awal yang diakibatkan karena kurangnya rehearsal. 2. Recency portion Merupakan final portion dari serial position effect. Recency effect biasanya mengacu pada ketepatan untuk merecall item terakhir dari suatu list. Recency primacy effect adalah pembagian/perbedaan daerah yang benar. Recency portion ini terdiri dari 2 tipe yaitu: a. High recency yaitu ketepatan yang tinggi untuk merecall item terakhir dari suatu list. b. Low recency artinya portion dari list hampir semuanya tidak dapat di recall. Free recall dilakukan melalui 2 proses yaitu: a. Active traces/fading vestiges pada item terakhir b. More durable structural alterations steering recall pada awal dan tengah Berdasarkan hasil penelitian (Murdock, 1962) bahwa pada middle portion dari list ketepatan untuk merecall sangat rendah. Pada item pertama rehearsalnya cukup sehingga dapat merecallnya dari Long Term Memory tetapi pada middle item tidak punya cukup waktu untuk melakukan rehearsal sehingga ketepatan untuk merecall juga lemah dan pada item terakhir tidak berpengaruh. Glanzer dan Cunitz (1966) menunjukkan 15 item pada subeknya kemudian meminta mereka untuk menghitung mundur selama 10 atau 30 detik dan terakhir meminta mereka untuk merecall item tersebut. Berbeda dengan grup lain yang diminta untuk merecall dengan segera ( 0 second delay), grup yang diminta untuk menghitung sebelum merecall menunjukkan recency yang sangat rendah. Menurut Postman dan Phillips (1965), delay waktu yang lebih lama hampir menghilangkan memori item akhir karena mengeliminasi rehearsal pada item akhir tetapi recall pada sisa item lain tidak terpengaruh. Jadi item awal punya kesempatan besar untuk covertly rehearsed dan ditransfer ke LTS(Long Term Storage) sementara penghitungan mundur merusak memori pada item akhir. Adanya jeda waktu akan membantu subyek dalam membedakan item awal dan akhir serta dia akan memberikan poin yang berbeda. Primary portion dari list tidak dipengaruhi secara essensial oleh tugas untuk menghitung tersebut. Item awal dari list diletakkan pada penyimpanan memori jangka panjang untuk mempertahankan informasi ketika diminta 30 detik menghitung yang ditambahkan antara pembelajaran dengan recall. Oleh karena itu, hampir semua recent item rentan terhadap gangguan sehingga harus disimpan pada STM. Selain itu, Glanzer juga menunjukkan bagaimana 2 portion serial portion curve juga dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berbeda. Penyediaan waktu yang lebih per item selama studi sebenarnya tidak berpengaruh pada recency portion dari list tetapi merubah primary portion dari list tersebut. Penambahan waktu untuk rehearsal tidak membuat subyek mampu menyimpan item awal lebih lama dalam LTM. Penelitian yang dilakukan oleh Brown (1958) dan Peterson and Paterson (1959), menjelaskan bahwa kelupaan bisa terjadi selama mempelajari materi baru. Di dalam eksperimen yang dilakukan oleh mereka itu, stimulus yang berupa tiga huruf sederhana diberikan pada subjek. Kemudian diikuti dengan pemberian tiga buah angka. Subjek dihadapkan pada stimulus, lalu mulai menghitung mundur dua kali per detik. Hal ini tentu saja mencegah rehearsal dari ketiga huruf tersebut. Sangat mengejutkan bahwa huruf-huruf dilupakan begitu cepat walaupun STM tidak begitu penuh, yaitu 50% kehilangan setelah 3 detik. Recall tersebut dapat sempurna apabila delay-nya 0 detik. Peterson mengemukakan bukti-bukti dari kerusakan sederhana dari fungsi STM. Dengan bertambahnya periode waktu, maka semakin berkurang informasi yang dapat bertahan di STM. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi lamanya informasi dapat bertahan di STM yaitu: 1. Rehearsal, jika subyek melakukan rehearsal maka Informasi pada STM dapat bertahan selama 15-20 menit. Sedangkan bila subyek tidak melakukan rehearsal maka kemampuannya berkurang menjadi <15> 2. sejauh mana materi yang baru tersebut diasosiasikan dengan informasi yang ada dalam LTM. 3. Motivasi individu untuk mengingat informasi yang telah diberikan. Pada salah satu subyek, kapasitas STM yang didapat lebih tinggi karena rasa ingin tahu subyek untuk mengukur kemampuan memorinya sangat tinggi sehingga ia termotivasi untuk berusaha mengingat informasi yang telah diberikan. Contoh Aplikasi Percobaan Sperling (Selective Attention) a. Pada saat kuliah sedang berlangsung, secara visual mahasiswa dapat atau menerima stimulus penglihatan semua hal yang ada di sekitarnya. Namun mahasiswa membatasi perhatiannya terhadap stimulus tertentu saja, yaitu pada dosen yang sedang mengajar. b. Di suatu pertunjukan musik atau sebuah konser tunggal seorang penyanyi seperti Krisdayanti yang diiringi sejumlah alat musik atau orkestra, penonton yang hadir di sana tidak terlalu memperhatikan permainan dari orkestranya, melainkan perhatian mereka terpusat pada penampilan Krisdayanti yang sedang bernyanyi. c. Pada saat seorang siswa sedang belajar sambil mendengarkan musik, seringkali ia lebih dapat mendengar musik yang ia dengarkan daripada pelajaran yang sedang ia pelajari. Hal ini disebabkan karena ia lebih memilih memusatkan perhatiannya pada satu titik fokus yaitu musik yang ia dengarkan. Contoh Aplikasi Percobaan Miller (Encoding Chunking) a. Anak-anak kecil yang sedang belajar menghafal ayat-ayat pendek al-Quran. Mereka menghafal sedikit demi sedikit atau dengan memotong bagian ayat dalam sekali ucapan, lalu mereka mengulang-ulang potongan ayat tersebut sampai hafal. Lalu setelah hafal, mereka melanjutkan dengan potongan ayat yang lain, dan setelah semua potongan dihafal, mereka lalu menghafal secara keseluruhan.Mengelompokan daftar panjang tujuan untuk mempermudah pengelolaannya. Jika mempunyai banyak daftar yang harus dilakukan, mungkin akan membuat bingung, tetapi jika dikelompokkan akan lebih mudah untuk mengelolanya . Susunan otak terbentuk dari dua jenis sel, Glia dan Neuron [saraf]. Glia berfungsi menunjang dan melindungi neuron/saraf. Glia-lah pemasok makanan ke otak. Sedangkan sel saraf membawa informasi dalam bentuk pulsa listrik yang dikenal sebagaipotensialaksi. Dengan mengirim pulsa listrik itulah, antar sel saraf berkomunikasi. Lewat pulsa listrik itu pula perintah keseluruh tubuh dihantarkan melalui bahan kimia yg disebut neurotransmitter. Neurotransmitter dikirim pada celah yg dikenal sebagai sinapsis. Seekor serangga saja mempunyai jutaan sel saraf pada otaknya, sedangkan pada manusia memiliki 100 milyar neuron. Otak terdiri dari 5 bagian utama yaitu : 1.Otak besar [serebrum] Serebrum berfungsi mengatur semua aktivitas mental, yaitu yang berkaitan dengan kepandaian, ingatan, kesadaran, dan pertimbangan. Otak besar merupakan pusat semua perintah gerakan, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks. Pada permukaan otak besar yg berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang, terletak di belakang area motor, berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespons rangsangan. Selain itu, terdapat daerah asosiasi yg menghubungkan area motorik dan sensorik. Asosiasi berperan dalam proses belajar, menyimpan ingatan, membuat kesimpulan, dan belajar berbagai bahasa. Disekitar kedua area itu terdapat bagian yang mengatur kegiatan psikologis yang lebih tinggi. Misalnya, bagian muka merupakan pusat berpikir, seperti mengingat, menganalisis, berbicara, berkreasi, dan emosi. Pusat penglihatannya terdapat di bagian belakang. 2.Otak tengah [mesensefalon] Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Bagian atas otak tengah merupakan lobus optikus, mengatur refleks mata seperti terpejam saat terkena cahaya berelebihan dan mengontrol pusat pendengaran. 3. Otak kecil [serebelum] Otak kecil berfungsi mengkoordinasi gerakan otot secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan berbahaya, gerak sadar normal tidak mungkin dilakukan. 4. Sumsum sambung [medulla oblongata] Sumsum sambung menantarkan informasi dari sumsum tulang belakang ke otak. Sumsum sambung juga mempengaruhi refleks fisiologis seperti detak jantung, tekanan darah, volume, kecepatan bernapas, dan gerak alat pencernaan. Dia juga mengatur gerak refleks lain seperti bersin, batuk dan berkedip. Berkedip memang tidak perlu proses belajar, sejak bayi manusia telah biasa berkedip. Proses belajar dan berpikir memang bukan tugas sumsum sambunng, melainkan tanggung jawab otak besar. 5. Jembatan varol Jembatan varol ini berisi serabut saraf yg menghubungkan otak kecil bagian kiri dan otak kecil bagian kanan, dan juga menjembatani otak besar dengan sumsum tulang belakang.Belajar merupakan kegiatan fisik untuk menadapatkan pengetahuan. Sedangkan berpikir adalah proses aktif otak untuk menangkap atau merespon suatu stimulasi dari luar atau lingkungan. Ketika belajar dan berpikir, akan tumbuh hubungan-hubungan baru antar sel saraf lewat pulsa listrik tadi. Dan mengedarkan informasi ke seluruh tubuh lewat neurotransmitter. Inilah yg disebut asosiasi. Makain banyak asosiasi, makin aktif hubungan antar sel saraf, makin baik pula fungsi otak. Ini berarti orangnya cerdas dan minim lupa. Jadi kecerdasan dan daya ingat seseorang tergantung keaktifan kerjasama antar neuron tadi. Ada pula pendapat yg membagi otak hanya menjadi 2 bagian besar saja yaitu otak kiri dan otak kanan. Keseimbangan antara otak kiri dan otak kanan mempengaruhi tingkat kecerdasan seseorang. Otak kiri menjadi pusat pengendali fungsi intelektual, seperti daya ingat, bahasa, logika, perhitungan, daya analisis dan pemikiran. Otak kanan mengedalikan fungsi mental, spontanitas, intuisi, sikap, dan emosi. Termasuk juga mimpi, warna, hubungan antar ruang dan dimensi, gambar, musik/irama, gerak dan tari, kesenian, kreativitas, imajinasi, orisinilitas, daya cipta dan bakat artistik. Pendek kata otak adalah komputer yg bisa berkreasi. Dia juga bisa menambah atau mengurangi informasi. Otak memang sering diidentikan dengan komputer. Otak dipersenjatai 2 memori dasar, yaitu memori jangka pendek dan memori jangka panjang. Memori jangka pendek identik dengan RAM pada komputer. Disini informasi hanya disimpan sementara, setelah komputer dimatikan semua informasi akan hilang. Informasi yg diterima panca indera mengendap dengan singkat di memori kerja ini. Memory jangka pendek mungkin untuk mengingat sesuatu buat sementara waktu, misalnya nomor telepon, usai menelopon, mungkin sudah lupa nomornya. Informasi baru akan tersimpan dalam jangka panjang setelah diproses lewat perubahan kimia dan listrik pada sel-sel saraf. Tingkat kesadaran manusia terbagi dalam 4 tingkatan : 1. Dalam keadaan sadar / terjaga Vibrasi otak berada pada kisaran 14 21 Herts, biasa disebut tingkat Beta. 2. Dalam keadaan antara sadar dan tidak sadar atau bermimpi yg disebut tingkat Alpha dengan vibrasi otak berkisar di angka 7-14 Hz 3. Selanjutnya tingkatan dalam alam bawah sadar dlm vibrasi otak pada kisaran 4-7 Hz dan disebut Theta. Ditingkat ini sangat efektif untuk hipnotis. 4. Terakhir ditingkat Delta pada kisaran 1,5 4 Hz yaitu keadaan tertidur lelap. Pada kondidi ini sangat mudah ditanamkan ingatan atau sugesti tanpa penolakan, efektif utk cuci otak. CONTOH KASUS Wahyu senang sekali apabila menceritakan tentang perjalanan hidupnya. Ketika muda, beliau adalah seorang adipati dengan banyak bawahan. Orang tuanya tergolong orang yang terpandang di daerahnya. Beliau hafal lokasi yang bersejarah, di masa jayanya. Namun demikian, untuk masa sekarang, beliau lebih mudah lupa tentang jadwal makan. Beliau akan menanyakan tentang menu makan siang, padahal makan siang baru saja selesai beberapa menit yang lalu. Seorang psikologi menyatakan bahwa kasus seperti Wahyu ini banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari, dimana terdapat jenis ingatan yang masih mudah digali kembali namun ada jenis ingatan tertentu yang lebih mudah hilang. Menurut pendapat kelompok kami daya ingat setiap usia itu berbeda. Contohnya di usia muda kita masih dapat mengingat ilmu pelajaran, tetapi seiring dengan usia ilmu yang sudah kita gali akan menjadi nihil bila kita tidak berusaha mengingatnya kembali. sumber : http://suffibayuweb.blogspot.com/2014/02/jenis-jenis-ingatan-memori.html