You are on page 1of 5

Efek Daya Hambat Ekstrak Daun Sirih (Piper Betle) Terhadap Streptococcus Mutans

Sebagai Alternatif Bahan Tambahan Obat Kumur (In Vitro)

PROPOSAL SKRIPSI PILIHAN 2

ORAL BIOLOGI

Diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk mnyelesaikan
program strata satu (S1) pada Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran
Uiversitas Sriwijaya

Abubakar Lutfi
(04031281320009)

Program Studi Pendidikan Dokter Gigi


Fakultas Kedokteran
Universitas Sriwijaya
2016
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Plak gigi memegang peranan penting dalam menyebabkan terjadinya karies. Plak adalah
suatu lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme yang berkembang biak di atas
suatu matriks yang terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan.
Komposisi mikroorganisme dalam plak berbeda-beda, pada awal pembentukan plak, kokus gram
positif merupakan jenis yang paling banyak dijumpai seperti Streptococcus mutans,
Streptococcus sanguis, Streptococcus mitis, Streptococcus salivarus, serta beberapa strain
lainnya, selain itu dijumpai juga Lactobacillus dan beberapa beberapa spesies Actinomyces
Plak bakteri ini dapat setebal beratus-ratus bakteri sehingga tampak sebagai lapisan putih.
Secara histometris plak terdiri dari 70% sel-sel bakteri dan30% materi interseluler yang pada
pokoknya berasal dari bakteri.
Penggunaan obat antibakteri rongga mulut telah banyak dilakukan diantaranya penisilin,
ampisilin, klorheksidin, klorampenikol, dan tetrasiklin. Agen antibakteri lain digunakan dalam
pencegahan dan pengobatan penyakit mulut, termasuk cetylpyridinium chloride, amina fluorida
atau produk yang mengandung zat tersebut, dilaporkan menunjukkan toksisitas, menyebabkan
pewarnaan gigi aserta etanol (umumnya ditemukan di obat kumur) terkait dengan kanker mulut.
Oleh karena itu, pencarian terhadap produk alternatif terus dilaksanakan serta pengkajian
fitokimia alami dari tanaman yang digunakan dalam pengobatan tradisional dianggap sebagai
alternatif yang baik untuk bahan kimia sintetis.

Sirih (Piper Betle) adalah keluarga dari Piperaceae yang menyebar hampir diseluruh
Indonesia, Malaysia, Thailand, Sri Lanka, India, hingga Madagaskar. Bagian dari sirih hijau
seperti akar, biji, dan daun berpotensi sebagai pengobatan, tetapi yang sering dimanfaatkan
adalah daunnya. Sirih memiliki banyak manfaat yaitu sebagai antibakteri, antifungi, antiseptik,
immunodulator, dan amebisid. Sifat antiseptik dan antifungi disebabkan oleh kandungan zat
chavieol para allyphenol, isoeugenole, limonene, fJ-pinene, dan earyophyllene. Sifat antibakteri
disebakan karena daun sirih hijau mengandung minyak atsiri kavikol dan tanin yang dapat
menghambat pertumbuhan bakteri, salah satunya bakteri Streptococcus Muttans.
S. mutans merupakan anggota floral normal rongga mulut yang memiliki sifat-hemolitik
dan komensal oportunistik. Bakteri ini pertama kali diisolasi dari plak gigi oleh Clark pada
tahun 1924 yang memiliki kecenderungan berbentuk kokus dengan formasi rantai panjang
apabila ditanam pada medium yang diperkaya seperti pada Brain Heart Infusion (BHI) Broth,
sedangkan bila ditanam di media agar akan memperlihatkan rantai pendek dengan bentuk sel
tidak beraturan. S. mutans tumbuh dalam suasana fakultatif anaerob.
S. mutans merupakan bakteri yang paling berperan dalam pembentukan plak. Bila
lingkungan menguntungkaan, S. mutans dapat menjadi flora normal rongga mulut, namun
apabila jumlahnya berlebihan maka S. ,\mutans akan berubah menjadi patogen. S. mutans
bersifat asidogenik dan asidurik, dan menghasilkan suatu polisakarida yang lengket disebut
dextran yang menjadi tempat perlekatan bakteri lain.

Menjaga kebersihan gigi dan mulut merupakan upaya pencegahan penumpukan plak.
Cara menjaga kebersihan gigi dan mulut diantaranya dapat dilakukan dengan menyikat gigi, dan
pemberian obat kumur. Menyikat gigi adalah cara yang dikenal umum oleh masyarakat untuk
menjaga kebersihan gigi dan mulut. Menurut Manson dan Elley (1993), menyikat gigi sebaiknya
dilakukan dengan cara sistematis supaya tidak ada gigi yang terlampaui, yaitu mulai dari
posterior ke anterior dan berakhir pada bagian posterior sisi lainnya. Obat kumur merupakan
larutan atau cairan yang digunakan untuk membilas rongga mulut dengan sejumlah tujuan antara
lain untuk menyingkirkan bakteri perusak, bekerja sebagai penciut, untuk menghilangkan bau tak
sedap, mempunyai efek terapi dan menghilangkan infeksi atau mencegah karies gigi. Untuk
hampir semua individu obat kumur merupakan metode yang simpel dan dapat diterima untuk
pengobatan secara topikal dalam rongga mulut.
Bahan aktif utama dari obat kumur yang dapat mencegah terjadinya karies adalah
chlorhexidine.. Sebagai antiseptik, chlorhexidine memiliki efek bakterisidal terhadap semua jenis
mikroba, termasuk bakteri, jamur dan virus. Penelitian Fardal et al yang dikutip oleh Kocak
menunjukkan bahwa chlorhexidine terbukti dapat menghambat pembentukan plak, mengurangi
inflamasi gingiva dan mencegah karies gigi.
Mekanisme kerja chlorhexidine terhadap Streptococcus mutans ialah mampu
mengendapkan protein asam sitoplasmik kuman Streptococcus mutans sehingga mengakibatkan
perubahan permeabilitas selaput sel kuman yang akhirnya menyebabkan kebocoran membran sel
dari berbagai arah.
Berdasarkan uraian diatas serta penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.
Maka penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang efek daya hambat ekstrak daun sirih
terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans secara in vitro dengan Chlorhexidine sebagai
kontrol positif yang dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif obat kumur.
Kerangka Teori

Sirih
Pelikel
ZINGGIzzz
Senyawa Senyawa
Host eugenol kovikol

Mengham
Mengganggu
Bahan organik dan bat
membran sel
anorganik aktivitas
bakteri
enzim
glucosyltr
ansferase
Perlekatan (GTF)
Streptococcus mutans

Peningkatan bakteri
Streptococcus mutans

Denaturasi protein dan


rusaknya membran
sitoplasma bakteri

Bakteri lisis

Penurunan jumlah bakteri


Streptococcus mutans

You might also like