You are on page 1of 6

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pembangunan Sanitasi di Indonesia telah ditetapkan dalam misi Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMPN) tahun 20052025 Pemerintah Indonesia.
Berbagai langkah dan implementasi terhadap implementasi Program Nasional tersebut telah
pula ditetapkan pada Rencana Pembangunan Nasional Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
tahun 2010-2014 yang difokuskan pada Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman
(PPSP).
Untuk mewujudkan sanitasi yang baik diperlukan peran serta seluruh steakholder yang
terkait secara langsung maupun tidak langsung dalam menanganinya. Pada tingkat Nasional,
koordinasi kebijakan dilakukan oleh Project Manajemen Unit (PMU) yang merupakan usur dari
lintas Departemen dan terdiri dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS),
Departemen Pekerjaan Umum, Departemen Keuangan, Departemen Kesehatan, Departemen
Dalam Negeri, Departemen Perindustrian dan Kementrian Lingkungan Hidup. Sebagai
perwujudan komitmen yang tinggi untuk pembangunan sektor sanitasi lokal dan penyediaan
layanan sanitasi yang semakin baik di daerah perkotaan, Pemerintah telah menyiapkan
bantuan teknis kepada Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota. Disamping hal tersebut,
Pemerintah Pusat telah mendukung dan mendorong Pemerintah Daerah untuk dapat
menyusun suatu perencanaan pembangunan sanitasi yang komprehensif dan terkoordinasi,
serta terencana untuk seluruh wilayah perkotaan dengan prioritas yang terukur, tanggap
kebutuhan, berdasarkan kondisi actual dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan
Kabupaten.
Sebagai bagian dari pembangunan sanitasi Nasional, Pemerintah Kabupaten Malang
pada Tahun 2012, melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) telah
mengikuti rangkaian kegiatan serta mengambil langkah-langkah strategis dalam Program
Nasional Percepatan Pembangaun Sanitasi Permukiman tersebut. Upaya ini telah
menempatkan Kabupaten Malang sebagai salah satu dari 11 Kabupaten/Kota di Provinsi
Jawa Timur yang telah ditetapkan pada tahun 2012 guna melakukan penyusunan Buku Putih
Pembangunan Sanitasi dan penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK).
Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam
menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan langsung dengan kesehatan,
pola hidup masyarakat, kondisi lingkungan permukiman serta kenyamanan dalam kehidupan
sehari-hari, sehingga sanitasi telah menjadi salah satu aspek pembangunan yang menjadi
prioritas dan diperhatikan. Walaupun demikian, masih sering dijumpai bahwa aspek-aspek
pembangunan sanitasi yang meliputi pengelolaan limbah cair, pengelolaan persampahan,
pengelolaan drainase dan penyediaan air bersih serta yang tidak kalah pentingnya adalah
mendorong masyarakat untuk dapat melaksanakan Pola Hidup Sehat dan Bersih (PHBS)
masih berjalan sendiri dan belum terintegrasi dengan baik. Untuk hal tersebut, melalui Buku
Putih Pembangunan Sanitasi Kabupaten Malang, Pemerintah Kabupaten Malang telah
mencoba mengidentifikasi permasalahan-permasalahan sektor sanitasi, merumuskan
perencanaan dan penganggaran serta langkah-langkah strategis pendanaan dan pelaksanaan
dalam percepatan pembangunan sanitasi Kabupaten Malang yang dilaksanakan oleh
Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (POKJA AMPL) dengan melibatkan
seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait dan masyarakat serta pemangku
kepentigan lainnya.

1.2. Landasan Gerak


Sanitasi secara umum dalam Program Percepatan Pembangunan Sanitasi yang
dilaksanakan dapat dipahami sebagai usaha pembuangan tinja, endapan air limbah (sullage)
dan limbah padat dengan cara yang memperhatikan kesehatan guna menciptakan lingkungan
hidup di rumah dan lingkungan menjadi bersih dan sehat.
Beberapa Pengertian dasar dalam penanganan Sanitasi di Kabupaten Malang dapat
disampaikan sebagai berikut:
1. Black Water adalah limbah rumah tangga yang bersumber dari WC dan urinoir.
2. Grey Water adalah limbah rumah tangga non kakus yaitu buangan yang berasal dari
kamar mandi, dapur (sisa makanan) dan tempat cuci.
3. Pengelolaan Air Limbah Rumah Tangga yaitu pengolahan air limbah rumah tangga
(domestik) dengan menggunankan sistem :
a. Pengolahan On Site menggunakan sistem septik-tank dengan peresapan ke tanah
dalam penanganan limbah rumah tangga.
b. Pengelolaan Off Site adalah pengolahan limbah rumah tangga yang dilakukan secara
terpusat.
4. Pengelolaan persampahan atau limbah padat yaitu penanganan sampah yang dihasilkan
oleh masyarakat, baik yang berasal dari rumah tangga, pasar, restoran dan lain
sebagainya yang ditampung melalui TPS atau transfer depo ke Tempat Pembuangan
Akhir (TPA).
5. Pengelolaan drainase kota adalah memfungsikan saluran drainase sebagai penggelontor
air kota dan memutuskan air permukaan.
6. Penyediaan air bersih adalah upaya pemerintah Kabupaten Malang untuk menyediakan
air bersih bagi masyarakat baik melalui jaringan PDAM maupun non PDAM yang
bersumber dari air permukaan maupun sumur dalam.
Kajian dalam Buku Putih sanitasi kabupaten Malang memfokuskan pada sub-sektor
Air Limbah, sub-sektor persampahan, sub-sektor drainase, sub-sektor air minum dan sub-
sektor higiene. Dalam mewujudkan Kabupaten Malang yang baik Visinya adalah
Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Malang yang Mandiri, Agamis, Demokratis,
Produktif, Maju, Aman, Tertib dan Berdaya Saing atau MADEP MANTEB. Misinya adalah
sebagai berikut :
1. Terwujudnya masyarakat yang berakhlak mulia dan berkesholehan sosial serta
menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan budaya luhur dalam rangka memantapkan
landasan spiritual, moral, dan etika pembangunan; yang ditandai dengan menurunnya
kualitas dan kuantitas bahkan tidak terjadinya kasus SARA.
2. Meningkatnya kualitas pelayanan pemerintah yang ditandai dengan semakin
meningkatnya kepuasan masyarakat.
3. Terwujudnya kesadaran dan tertib hukum masyarakat yang ditandai dengan semakin
menurunnya kasus hukum dan pelanggaran Hak Asasi Manusia.
4. Terwujudnya kondisi masyarakat yang aman, tertib dan damai yang ditandai dengan
semakin menurunnya kasus kriminal dan semakin terjaminnya keamanan dan ketertiban
masyarakat.
5. Meningkatnya ketersediaan, kuantitas maupun kualitas infrastruktur kebinamargaan,
pengairan dan keciptakaryaan/permukiman serta energi untuk mendukung aktivitas
ekonomi, sosial dan budaya.
6. Meningkatnya kualitas dan produktivitas sumberdaya manusia yang ditandai dengan
semakin meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Indeks Pembangunan
Gender (IPG).
7. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat yang lebih merata hingga perdesaan yang
ditandai dengan semakin meningkatnya pertumbuhan ekonomi (PDRB, inflasi,
pendapatan perkapita) dan menurunnya angka pengangguran dan kemiskinan.
8. Meningkatnya kualitas fungsi lingkungan hidup dan pengelolaan sumber daya alam yang
ditandai dengan semakin menurunnya kasus pelanggaran lingkungan, meningkatnya luas
lahan yang dihutankan kembali dan penghijauan serta meningkatnya sumberdaya alam
yang terkelola.

1.3. Maksud dan Tujuan


Buku Putih Sanitasi ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang jelas dan
faktual mengenai kondisi sanitasi dan perilaku masyarakat yang berkaitan dengan sanitasi.
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Malang merupakan dasar dan acuan dimulainya pekerjaan
sanitasi secara lebih terintegrasi karena merupakan hasil kerja berbagai komponen dinas atau
kelembagaan lain yang terkait dengan sanitasi. Dalam penyusunan buku ini, pokja melakukan
pemetaan kondisi sanitasi Kabupaten Malang berdasarkan data sekunder yang terkonsolidasi
dan data primer hasil survey serta hasil studi Environmental Health Risk Assessment (EHRA).
Buku Putih Sanitasi ini akan menjadi dasar dan acuan yang kompeten bagi dimulainya
pekerjaan sanitasi yang lebih terintegrasi dan strategis, yang berupa penyusunan Strategi
Sanitasi Kota (SSK) dan monev sanitasi.
Dengan adanya pemetaan sanitasi pada buku putih ini, maka didapatkan gambaran
awal secara menyeluruh berupa zona-zona dan sistem layanan sanitasi serta isu-isu strategis
dalam pengelolaan sanitasi. Berdasarkan data zona sanitasi dan isu strategis ini, maka
nantinya akan dapat ditentukan kebijakan dan prioritas penanganan sanitasi yang sesuai
dalam rangka pengembangan Strategi Sanitasi Kabupaten Malang yang berisi Program dan
Kegiatan Jangka Menengah dan Tahunan yang terkait dengan peranan dari pihak-pihak
terkait, kebutuhan pendanaan, strategi sanitasi, dan rencana tindak guna perbaikan maupun
peningkatan sanitasi Kabupaten Malang.
Selain itu juga pada penyusunan buku putih ini juga dimaksudkan untuk dilakukannya
penetapan area kelurahan berisiko dari sisi sanitasi, yang memfokuskan prioritas kegiatan
pembangunan sanitasi sebagai antisipasi terhadap terbatasnya sumber daya, terutama dana
yang dimiliki Pemerintah Kabupaten. Adanya ketetapan area kelurahan berisiko akan
memberikan arahan kepada SKPD yang terkait dengan sanitasi untuk secara terintegrasi
menyusun skala prioritas kegiatannya. Tujuan akhir dari penyusunan Buku Putih ini
dimaksudkan untuk mengarus utamakan pembangunan sanitasi dalam pembangunan di
Kabupaten Malang, sehingga sanitasi dapat menjadi salah satu prioritas pembangunan di
Kabupaten Malang.
Adapun tujuan dari penyusunan buku putih sanitasi Kabupaten Malang ini antara lain :
1. Adanya pembagian tugas, tanggung jawab dan kesepahaman di antara anggota pokja
sanitasi Kabupaten Malang
2. Teridentifikasi dan terkumpulnya data sanitasi Kabupaten Malang dari aspek: Kebijakan
Daerah dan kelembagaan; Keuangan; Umum; Teknis; Peran serta swasta dalam layanan
sanitasi; Pemberdayaan masyarakat dan jender dan Komunikasi serta data Layanan
sanitasi oleh sektor swasta dan masyarakat serta Komunikasi (Media)
3. Teridentifikasinya sistem yang diterapkan untuk masing-masing sub sektor sanitasi,
termasuk lokasi dan informasi lainnya serta permasalahan mendasar untuk setiap
subsektor
4. Tersedianya Dokumen Penilaian Pemetaan Cepat Situasi Sanitasi Kabupaten Malang
(Rapid Sanitation Assessment)
5. Tersedianya Deskripsi kondisi sanitasi berdasarkan studi Environmental Health Risk
Assessment (EHRA) yang berupa data primer kondisi sanitasi rumah tangga yang
memiliki konsekuensi pada risiko kesehatan lingkungan
6. Disepakatinya 4 kategori area (kelurahan) beresiko berdasarkan data sekunder dan studi
EHRA serta penyebab utama timbulnya resiko
1.4. Metodologi
Metodologi yang digunakan pada proses dan kegiatan penyusunan Buku Putih
Sanitasi ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Sumber Data
a. Arsip dan dokumen yang berkaitan dengan aktivitas program masing-masing dinas
terkait, baik langsung maupun tidak langsung, misalnya yang berupa data statistik,
proposal, laporan, foto dan peta.
b. Narasumber, yang terdiri dari beragam posisi yang berkaitan dengan tugas dinas
terkait untuk klarifikasi data-data, pihak swasta, masyarakat sipil, dan tokoh
masyarakat.
Untuk mendukung data sekunder tersebut juga dilakukan beberapa survei terkait
dengan pengelolaan sanitasi seperti: Enviromental HealthRisk Assesment (EHRA), Survei
peran media dalam perencanaan sanitasi,Survei kelembagaan, Survei keterlibatan pihak
swasta dalam pengelolaan sanitasi, Survei keuangan, Survei priority setting area beresiko
serta Survei peran serta masyarakat dan gender.
2. Pengumpulan Data
Proses seleksi dan kompilasi data sekunder berada dalam tahap ini. Teknik kajian
dokumen dipergunakan tim untuk mengkaji data. Banyak dokumen kegiatan program yang
mampu memberikan informasi mengenai apa yang terjadi di masa lampau yang erat
kaitannya dengan kondisi yang terjadi pada masa kini.

1.5. Dasar Hukun dan Kaitannya dengan dokumen Perencanaan Lain


Didalam penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Malang berpijakan pada
beberapa peraturan perundang-undangan yang berlaku di tingkat nasional atau pusat, propinsi
maupun daerah. Program Pengembangan Sanitasi Indonesia di Kabupaten Malang
didasarkan pada aturan-aturan dan produk hukum yang meliputi:
A. Undang-Undang
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1966 Tentang Hygiene.
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air.
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 1992 Tentang Penataan Ruang
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup
6. Undang-undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.
7. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah
Daerah.
9. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan
Keuangan Antar Pemerintah Pusat dan Daerah.
10. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025.
11. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
12. Undang-undang Nomor 38 Tahun 2007 tentang Kewenangan Kabupaten/Kota.
13. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan
Sampah.
14. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2009 Tentang Pengesahan
Stockholm Convention On Persisten Organic Pollutants.
15. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan
Pemukiman.
B. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1982 Tentang Pengaturan
Air.
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1990 Tentang Pengendalian
Pencemaran Air.
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1991 Tentang Sungai.
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 69 Thn 1996 Tentang Pelaksanaan Hak
dan Kewajiban serta bentuk dan Tata Cara Peran serta Masyarakat dalam Penataan
Ruang.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun.
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999 Tentang Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan.
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota.

C. Peraturan Presiden Republik Indonesia


1. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2005 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Menengah Nasional (RPJM) Tahun 2004-2009.

D. Keputusan Presiden Republik Indonesia


1. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2000 Tentang Badan
Pengendalian Dampak Lingkungan.
2. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001 Tentang Tim
Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air.
3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2002 Tentang Perubahan
atas Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001 Tentang Tim
Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air.
4. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 62 Tahun 2000 Tentang Koordinasi
Penataan Ruang.

E. Keputusan Menteri
1. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 35/MENLH/7/1995
Tentang Program Kali Bersih.
2. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2001
Tentang Jenis Usaha dan atau kegiatan yang wajib dilengkapi degan AMDAL.
3. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2003
Tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik.
4. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun 2007 Tentang Dokumen
Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup Bagi Usaha dan atau Kegiatan yang
Tidak Memiliki Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup.
5. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 86 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup.
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1205/Menkes/Per/X/2004
Tentang Pedoman Persyaratan Kesehatan Pelayanan Sehat Pakai Air (SPA).
F. Peraturan Daerah Kabupaten Malang dan Peraturan Bupati Kabupaten Malang
1. Keputusan Bupati Kabupaten Malang Nomor 180/318/KEP/421.013/2011 Tanggal 12
Mei 2011 tentang Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Kabupaten
Malang.
2. Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 3 Tahun 2010 Tentang Rencana Tatruang
Wilayah Kabupaten Malang.
3. Peraturan Bupati Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Pelimpahan sebagian urusan yang
menjadi wewenang Bupati kepada Camat khususnya pelimpahan Urusan Pekerjaan
Umum (Pasal 5 ayat (a) dan (b)).
4. Instruksi Bupati Malang Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan sampah di
kabupaten Malang
5. Instruksi Bupati Malang Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Sanitasi Lingkungan
Pemukiman

You might also like