Professional Documents
Culture Documents
2013
PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR
PENYELENGGARAAN PELATIHAN
UNTUK KEPALA SEKOLAH
Page | 1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas selesainya Prosedur
Operasional Standar (POS) dalam rangka Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013. SOP
ini dimaksudkan sebagai bahan pembelajaran wajib dalam rangka pelatihan calon
instruktur Nasional, Kepala Sekolah Berprestasi, dalam memberikan pemahaman kepada
Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah tentang Kurikulum 2013 dan penerapannya
dalam proses pembelajaran di sekolah.
Kurikulum 2013 ini diberlakukan secara bertahap mulai tahun ajaran 2013-2014 melalui
pelaksanaan terbatas khususnya bagi sekolah-sekolah yang sudah siap melaksanakan
kurikulum 2013. Pada tahap pertama yaitu Tahun Ajaran 2013/2014, Kurikulum 2013
akan dilaksanakan secara terbatas untuk kelas 1 dan IV Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah (SD/MI), kelas VII Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah
(SMP/MTs), dan kelas X Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah
Kejuruan/Madrasah Aliyah (SMA/SMK/MA/MAK).Selanjutnya pada Tahun Ajaran
2015/2016 diharapkan Kurikulum 2013 telah dilaksanakan di seluruh kelas I sampai
dengan kelas XII.
Menjelang implementasi Kurikulum 2013, penyiapan tenaga kependidikan dan guru
sebagi pendidik sebagai pelaksanaan kurikulum di lapangan perlu dilakukan.
Sehubungan dengan hal tersebut, sesuai dengan tugas dan fungsinya, Badan
Pengembangan Sumberdaya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan
Mutu Pendidikan (BPSDMPK dan PMP), telah menyiapkan strategi Pelatihan
Implementasi Kurikulum 2013 bagi, kepala sekolah, dan pengawas dan guru. Pada
tahun 2013 pelatihan akan dilakukan bagi pengawas SD/SMP/SMA/SMK, kepala sekolah
SD/SMP/SMA/SMK, dan guru kelas I dan IV SD, guru kelas VII SMP untuk 9 mata
pelajaran, dan guru kelas X SMA/SMK untuk 3 mata pelajaran. Guna menjamin kualitas
pelatihan tersebut, maka BPSDMPK dan PMP telah menyiapkan 5 buku/ Materi l
Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013, sesuai dengan tugas kepala sekolah dan
pengawas sekolah pada jenjang pendidikan.
Pada kesempatan ini saya sampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan atas
partisipasi aktif kepada pejabat dan staf di jajaran BPSDMPK dan PMP, dosen perguruan
tinggi, konsultan, widyaiswara, pengawas, kepala sekolah, dan guru yang terlibat di
dalam penyusunan SOP dan Bahan Ajar maupun Materi-Materi tersebut di atas.
Semoga keberadaan SOP dan materi diklat ini dapat membantu para nara sumber
menjalankan tugas dalam Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013. Selain hal tersebut,
dengan menggunakan Materi diklat yang sama, kualitas Pelatihan Implementasi
Kurikulum 2013 diseluruh tanah air dapat terjaga kualitasnya.
Jakarta, Juni 2013
Kepala Badan PSDMPK-PMP
Prof. Dr. Syawal Gultom
NIP.196202031987031002
Page | 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI iii
BAGIAN I PENDAHULUAN
A. Tujuan Umum Pelatihan 2
B. Indikator Umum Ketercapaian Tujuan 2
C. Kompetensi Inti Peserta Yang Harus Dicapai 3
D. Hasil Kerja Peserta Selama Pelatihan 3
Tahapan, Nara Sumber, dan Peserta Pelatihan Implementasi 3
E.
Kurikulum 2013
Struktur Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013, Untuk Guru, 5
F.
Kepala Sekolah, dan Pengawas
G. Penilaian 5
H. Panduan Narasumber dan Fasilitator 6
I. Kode Etik Narasumber 7
J. Panduan Penggunaan Materi Pelatihan Kurikulum 2013 8
BAGIAN II, III, DAN IV MATERI PELATIHAN OLEH PRODIK
(15 Materi)
Page | 3
Page | 4
BAGIAN I
PENDAHULUAN
Materi Pelatihan dalam bentuk SOP ini disiapkan untuk digunakan para Pelatih dan
Peserta Pelatihan apakah sebagai Nara Sumber Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
sesuai dengan kelas, mata pelajaran dan jenjang pendidikan. Nara Sumber yang
dimaksudkan adalah Nara Sumber Nasional, Instruktur Nasional, Guru Inti, Kepala
Sekolah i, dan Pengawas Inti.
Materi ini memberi panduan bagi para pengguna mengenai (1) Tahapan Pelatihan
Implementasi Kurikulum 2013; (2) Struktur Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013; (3)
Panduan Narasumber; (4) Panduan Penilaian; (5) Bahan/Materi Pelatihan untuk masing-
masing tema. Bahan/Materi Pelatihan yang dimaksud meliputi dokumen-dokumen,
handouts, lembar kerja/worksheet, bahan tayang baik dalam bentuk slide power point
maupun rekaman video.
Sesuai dengan Kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Badan
Pengembangan Sumberdaya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan
Mutu Pendidikan (BPSDMPK dan PMP) telah menetapkan jenjang atau tahapan
pelatihan, sasaran pelatihan, dan struktur pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 untuk
tahun kalender 2013.
A. Tujuan
Page | 5
3. Meningkatkan kemampuan bertindak sebagai pemimpin perubahan yang
berfokus pada pembelajaran
4. Mampu membangun budaya sekolah dalam rangka meningkatkan mutu
secara berkelanjutan
5. meningkatkan kemampuan dalam mengelola implementasi Kurikulum
2013 secara komprehensif di sekolah.
Pada akhir diklat, peserta diharapkan dapat mengelola perubahan dari kurikulum
lama ke Kurikulum 2013 sesuai dengan konsep dan karakteritiknya sehingga
pembelajran di sekolah dapat berjalan secara efektif dan efisien pada semua
jenjang pendidikan.
Page | 6
a. Diklat Nara Sumber Nasional, jumlah peserta sebanyak 56 orang, terdiri
dari unsur Puskur, Pusbang Prodik, dan Pusbang Tendik.
b. Diklat Instruktur Nasional, jumlah peserta sebanyak 566 orang, yang terdiri
dari Widyaiswara P4TK/LPPKS/LPMP sebanyak 15 orang dan Kepala
Sekolah Berprestasi sebanyak 6 orang.
c. Diklat Kepala Sekolah sebanyak 6.410 orang yang terdiri dari kepala SD
(2.598 orang), SMP (1.521 orang), SMA (1.270 orang), SMK (1.021
orang).
Page | 7
1.1 Struktur Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013, Untuk Guru, Kepala
Sekolah, dan Pengawas.
Alokasi Waktu
No. MATA DIKLAT
(JP)
Rasional 0,5
SKL, KI dan KD 2
Page | 8
Alokasi Waktu
No. MATA DIKLAT
(JP)
Manajemen perubahan 4
( SD )
Pre-test 2
Post-test 2
JUMLAH 70
Page | 9
A. Evaluasi
1. Penilaian Peserta
b. Pelaksanaan evaluasi
d. Nilai akhir
Nilai
Nilai akhir
akhir Pelatihan
Pelatihan == 30%
30% post
post Test
Test ++ 30%
30% sikap
sikap ++ 40%Nilai
40%Nilai performansi.
performansi.
NILAI PREDIKAT
85.00-92.49 Memuaskan
70.00-77.49 Baik
Page | 11
Evaluasi nara sumber/fasiltator adalah sebagai umpan balik bagi nara
sumber/fasilitator dalam meningkatkan pelayanannya kepada peserta.
Evaluasi dilakukan oleh peserta.
b. Sistematika penyajian
d. Penyajian materi
e. Ketepatan waktu
l. Kerapian berpakaian
Page | 12
Kompetensi Kepala sekolah dalam Implementasi Kurikulum 2013
Page | 13
Page | 14
5.1 Membangun Budaya Sekolah
5.2 Manajemen Perubahan
1. Tujuan Pelatihan
2. Indikator Pencapaian:
a. Sikap
Page | 17
Mengaktualisasikan nilai positif dalam memotivasi
pelaksanaan perubahan.
Menunjukkan komitmen mendukung kurikulum 2013
Berinsiatif dengan harapan yang tinggi
b. Pengetahuan
Page | 19
sikap berpikir warga sekolah yang positif. Hanya saja kenyataan
itu sering tidak tampak pada dokumen program pengembangan
budaya.
a. Pengertian
Kebudayaan menurut Koetjaraningkat (1987) merupakan
keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia
dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan miliknya
melalui belajar.
Penyebaran dan perkembangannya berproses seiring
dengan perkembangan kehidupan. Stolp dan Smith (1994 )
menyatakan budaya sekolah pun perkembangan bersamaan
dengan sejarah sekolah. Wujudnya dalam bentuk norma, nilai-
nilai, keyakinan, tata upacara, ritual, tradisi, mitos yang dipahami
oleh seluruh warga sekolah. Karena perbedaan tingkat
keyakinan, norma, dan nilai-nilai yang diyakini oleh warga
sekolah telah menyebabkan sekolah miliki tradisi berbeda-beda.
Data menunjukkan meskipun terdapat beberapa sekolah
yang memiliki sumber keungan yang sama Tingkat pemahaman dan
besar, namun penampilan fisik dan kepatuhan pada norma,
nilai,dan keyakinan
prestasinya dapat beda. Lebih dari itu, bisa terjadi sekolah diperoleh melalui
sekolah dalam satu kompleks, didukung dengan proses belajar. Maka
lingkungan masyarakat yang sama, latar belakang jadikanlah sekolah sebagai
organisasi pembelajar
pendidikan kepala sekolah dan guru-gurunya sama,
namun karena memiliki budaya sekolah yang berbeda,
iklim maupun artefak sekolah pun berbeda, maka
prestasinya menjadi berbeda.
Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh pemahaman dan kepatuhan warga
sekolah terhadap norma, nilai-nilai, dan keyakinan yang
mereka junjung. Makin kuat keyakinan dan kepatuhan Kepala sekolah
warga terhadap norma dan nilai-nilai semakin tinggi pula menghadapi masalah
keterikatannya pada sekolahnya, semakin besar rasa yang berubah dan krisis
memiliki sekolahnya, dan makin kuat motif belajarnya. silih berganti. Untuk itu
Berkenaan dengan itu, Stolp dan Smith (1994: xiii) diperlukan ide yang
menyatkaan bahwa, bagaimana pun keadaannya, terbarukan dan inovatif
Page | 20
perubahan budaya lingkungan sebenarnya menjadi tantangan yang berat.
Sekolah berada dalam kondisi ketidakpastian. Karena itu, sekolah memerlukan
perhatian pimpinan yang cerdas, yang pandai memecahkan masalah yang
kompleks pada gelombang perubahan yang arahnya serba tidak pasti.
Homer Dixon yang dikutip oleh Fullan (2001: hal 4) menyatakan bahwa
kepala sekolah menghadapi tantangan dalam mengelola masalah yang makin
kompleks. Ketidakpastian menyebabkan krisis datang tanpa aba-aba. Daya
kendalinya selalu memerlukan dukungan pemikiran yang handal. Gelombang
masalah yang datang selalu berbeda. Karena itu kepala
sekolah harus selalu membaharui idenya secara inovatif
Keberhasilan
untuk mendukung kebijakan dan tindakan yang efektif mengembangkan budaya
atau mencapai tujuan. sekolah ditentukan
Tantangan utama kepala sekolah dalam dengan efektivitas
komunikasi dan interaksi
mengembangkan budaya sekolah adalah membangun kepsek dengan pemangku
suasana sekolah yang kondusif melalui pengembangan kepentingan sehingga
membangkitkan
komunikasi dan interaksi yang sehat antara kepala
kepatuhan, disiplin, dan
sekolah dengan siswa, guru-guru, staf, orang tua siswa, motif berpartisipasi untuk
masyarakat, dan pemerintah. Komunikasi dan interaksi mewujudkan keunggulan.
b. Kerangka Pengembangan
Hubungan antara unsur dalam peran kepala sekolah terhadap
penguatan budaya dapat dilihat dalam gambar berikut:
Page | 21
Pada diagram pengembangan budaya kepala sekoah bertugas
mengembangkan kondisi sekolah yang kondusif dan kelas yang kondusif.
Kondisi itu memerlukan komunikasi dan interaksi antara kepala sekolah
dengan guru, orang tua siswa, staf dan siswa harmonis. Kerja sama yang baik
semua pihak diharapkan dapat menunjang pengembangan interaksi yang
positif menumbuhkan pola pikir dan pola tindak dalam bentuk terhadap
norma, nilai-nilai yang sekolah junjung. Di samping itu, diharapkan pula
dengan dukungan sekolah yang kondusif para pemangku kepentingan
memiliki keyakinan bahwa sekolahnya dapat mewujudkan prestasi terbaik
karena ditunjang dengan motif berprestasi yang tinggi.
Untuk lebih memahami bidang garapan yang menjadi tantangan
membangun sekolah yang kondusif tergambarkan pada diagram.
Page | 22
Dalam gambar terlihat jelas bahwa tugas kepala sekolah meliputi tiga
bidang utama, yaitu:
Pertama mengembangkan keharmonisan hubungan yang direalisasikan
dalam komunikasi, kolaborasi untuk meningkatkan partisipasi. Kedua
mengembangkan keamanan baik secara psikologis, fisi, sosial, dan keamanan
kultural. Sekolah menjaga agar setiap warga sekolah kerasan dalam
komunitasnya. Ketiga mengembangkan lingkungan sekolah yang agamis,
lingkungan fisik sekolah yang bersih, indah, dan nyaman, mengembangkan
lingkungan sekolah yang kondusif secara akademik. Guru dan siswa memiliki
motif berprestasi serta keyakinan yang tinggi untuk mencapai target belajar
yang bernilai dengan suasana yang berdisiplin dan kompetitif.
Untuk mendukung ini kepala sekolah hendaknya memperhatikan
kemampuan diri dalam mengendalikan kepribadian, prilaku, dan sikap
kepemimpinan kepala sekolah yang mendukung sehingga semua pihak dapat
menjaga harmoni kerja sama yang baik. Keterampilan lain yang diperlukan
adalah membangun kreasi dalam memberikan pelayanan agar memenuhi
harapan semua pihak. Dan, ini merupakan bagian terpenting dalam
kepemimpinan (Celtus R Bulach, 2011).
Tinggi rendahnya semangat kerja sama, kepatuhan terhadap norma atau
nilai-nilai yang baik, kebiasaan baik, kayakinan yang tinggi, motif berprestasi
guru dan siswa sangat bergantung pada karakter kepemimpinan kepala
sekolah. Dalam menunjang pengembangan budaya sekolah, Fullan (2001)
menyatakan bahwa kepala sekolah hendaknya menegakkan lima prinsip
berikut :
1) selalu berorientasi pada pencapain tujuan; mengembangkan visi
dengan jelas dan kandungannya menjadi milik bersama.
2) menerapkan kepemimpinan partisipatif dengan memperluas peran
pendidik dalam pengambilan keputusan.
Page | 23
3) berperan sebagai kepala sekolah yang inovatif dengan meningkatkan
keyakinan bahwa pendidik dapat mengembangkan prilaku yang
mendukung perubahan.
4) memerankan kepemimpinan yang meyakinkan pendidik sehingga
mereka berpersepsi bahwa kepala sekolahnya benar menunjang
efektivitas mereka bekerja.
5) mengembangkan kerja sama yang baik antar pendidik dalam interaksi
formal maupun informal.
Bagi kepala sekolah aspek mana pun kembali ke pemikiran awal yang
menyatakan bahwa seluruh unsur kebudayaan berkembang melalui proses
belajar. Oleh karena itu inti dari pengembangan kultur adalah membangun
hubungan yang baik, meningkatkan keamanan sekolah secara fisik maupun
psikologis, meningkatkan lingkungan yang kondusif. Untuk itu kepala sekolah
dan seluruh pemangku kepentingan perlu terus belajar karena konteks budaya
sekolah terus berubah tanpa henti.
Relevan dengan kondisi itu, Peter Senge menyatakan bahwa kepala
sekolah perlu memerankan diri sebagai teladan yang ditunjukkan dengan
indikator :
1) Menjadi personal yang bersiplin tinggi dalam memfokuskan energi
dalam mewujudkan visi-misi, bersabar, dan memahami fakta secara
objektif.
2) Menjadi mental model dalam mempengaruhi
Kepala sekolah yang efektif
dan memahami keadaan sekitar dan serta mendukung
pengembangan budaya
dapat merespon dengan tepat. sekolah:
3) Mengembangkan visi-misi bersama sebagai
Visioner, tujuan terukur
dasar untuk mengembangkan komitmen yang dan objektif
Pemimpin partisipatif,
berkembang secara berkelanjutan sehingga mengambil keputusan
kepala sekolah tidak hanya mengembangkan bersama
Inovatif dan yakin guru
kepatuhan. dan siswa dapat
4) Mengembangkan tim pembelajar yang dialogis, berprestasi
Membangun persepsi dia
mengembangkan kapasitas tim, mengganti pemimpin enar
Mengembangkan kerja
asumsi dengan pemikiran bersama. sama pendidik secara
5) Mengembangkan berpikir sistem yang formal dan nonformal
mengintegrasikan dengan keempat disiplin di
atas.
Dari uraian itu dapat disimpulkan bahwa keberhasilan pengembangan
budaya sekolah menjadi penentu keberhasilan meningkatkan lulusan yang
bermutu. Karena itu, kepala sekolah penting memperhatikan berbagai prinsip
utama di bawah ini.
Page | 24
Budaya merupakan norma, nilai, keyakinan, ritual, gagasan, tindakan,
dan karya sebagai hasil belajar.
Perubahan budaya mencakup proses pengembangan norma, nilai,
keyakinan, dan tradisi sekolah yang dipahami dan dipatuhi warga
sekolah yang dikembangkan melalui komunikasi dan interaksi sehingga
mengukuhkan partisipasi.
Untuk dapat mengubah budaya sekolah memerlukan pemimpin
inspiratif dan inovatif dalam mengembangkan perubahan perilaku
melalui proses belajar
Efektivitas perubahan budaya sekolah dapat terwujud dengan
mengembangkan sekolah sebagai organisasi pembelajar melalui peran
kepala sekolah menjadi teladan.
Mengembangkan budaya sekolah memerlukan ketekunan,
keharmonisan, dan perjuangan tiada henti karena budaya di sekitar
sekolah selalu berubah ke arah yang tidak selalu sesuai dengan
harapan sekolah.
Berikut giliran kepala sekolah untuk mengembangkan ide inovatif
mengenai tindak lanjut yang akan kepala sekolah lakukan. Menghadapi
tantang besar ini kepala sekolah dapat mengeksplorasi ide dengan
pertanyaan seperti yang terlihat pada contoh.
Page | 25
c. Model Strategi Pengelolaan Budaya Sekolah
Pengembangan budaya sekolah tidak lepas dari budaya masyarakat di
sekitarnya. Oleh karena itu pengembangan budaya sebaiknya berdasarkan
kebutuhan sekolah yang di dalamnya terdapat kepala sekolah, guru, dan siswa
yang terintegrasi pada budaya yang berkembang di lingkungannya. Di
samping budaya sekolah merupakan bagian dari budaya lingkungan
sekitarnya, sekolah harus dapat berfungsi sebagai agen pengembang budaya
lingkungan.
Sekolah dalam fungsinya sebagai agen perubahan budaya perlu
merumuskan rencana, strategi pengembangan, dan monitoring dan evaluasi
pembangunan budaya sekolah dengan menggunakan model pengembangan
di bawah ini.
Page | 26
dapat mengurangi makna pengembangan nilai kebersamaan dan
kekompakan. Program kerja berbasis kolaborasi pada model ini dapat
dikukuhkan melalui penetapan kelompok kerja yang ditetapkan dalam surat
tugas dari kepala sekolah sebagai pemangku kebijakan.
Selanjutnya sekolah dapat mengembangkan model lain yang dipandang
lebih inovatif dan sesuai dengan kebutuhan sekolah.
6. Peningkatan Keterampilan
Tujuan pengembangan
Analisis kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan
Strategi pengembangan
Teknik pemantauan dan mengolah data hasil pemantauan
8. Lembar Kerja
Bacalah gambaran elemen perubahan di bawah ini.
1. Elemen Perubahan
Yang Lalu Elemen Perubahan
Page | 29
Yang Lalu Elemen Perubahan
1) Apakah tujuan
pengembangan budaya
sekolah
Page | 30
No Model Rencana Tindakan Dalam Mendukung Efektivitas
. Rencana Pembelajaran
Kesimpulan:
Page | 31
MODEL ANGKET EVALUASI
HASIL PENGEMBANGAN
BUDAYA SEKOLAH
Responden
No. Pernyataan Sangat
Sangat setuju Biasa Kurang tidak
setuju saja setuju setuju
1. Saya merasa aman berada di
dalam sekolah
2. Saya merasa mendapat
perhatian guru-guru.
3. Saya merasa guru membantu
saya sukses belajar.
4. Saya merasa bahwa siswa di
sekolah ini mempercayai dan
menghormati guru-guru.
5. Saya merasa guru-guru
berlaku adil terhadap seluruh
siswa.
6. Saya merasa guru-guru
menaruh perhatian serius jika
terjadi pelecehan atau tindak
kekerasan terhadap siswa.
Page | 32
BAGIAN III.
MATERI PELATIHAN
MANAJEMEN PERUBAHAN
JENJANG
SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA,SMK/MAK
Page | 33
Page | 34
EVALUASI :
1. Latar Belakang
Apa pun di sekitar kita selalu berubah. Hal ini berarti perubahan itu selalu
terjadi. Bila lingkungan berubah dan kita tidak mengikuti perubahan, maka kita
sesungguhnya sedang membiarkan diri dari perubahan.
Page | 35
membangun kemandirian bangsa, menciptakan ilmu dan teknologi yang modern.
Relevensi pendidikan terkait dengan kesesuaian antar isi kurikulum dan
pembelajaran dengan komptensi lulusan dengan dunia usaha dan dunia indutri.
Supaya perubahan itu dapat terlaksana secara efektif dan efisien dan
menemukan bentuk seperti yang diharapkan, maka perubahan itu perlu dikelola
dengan baik. Mengelola perubahan itu untuk selanjutnya dinamakan manajemen
perubahan.
2. Tujuan Umum
Setelah mengikuti pelatihan kepala sekolah mampu mengelola sumber daya
yang sekolah miliki secara efektif dalam menjamin terwujudnya keunggulan
pemenuhan standar kompetensi lulusan pada melaksanakan kurikulum 2013
melalui penerapan manajemen perubahan di sekolah.
3. Indikator Pencapaian
a. Sikap
Page | 36
b. Pengetahuan
Mengarahkan perubahan
Memantau keterlaksanaan dan keberhasilan perubahan
Melakukan perbaikan proses perubahan.
Menerapkan teknik memantau dalam merealisasikan kurikulum 2013
Mengidentifikasi data yang diperlukan untuk melakukan perbaikan
proses perubahan
Page | 37
5. Materi Manajemen Perubahan
a. Pengertian Manajemen Perubahan
Page | 38
menuju keadaan baru yang diinginkan, agar kinerja organisasi menjadi lebih baik.
Dalam organisasi, perubahan itu meliputi individu, tim, organisasi, struktur,
proses, pola fikir dan budaya kerja. Hal ini dapat digambarkan seperti gambar 2.1
berikut.
Kondisi Keadaan
Sekarang Manajemen Baru Yang
Perubahan Diinginkan
Page | 39
Gambar 2.2. Ruang lingkup manajemen perubahan.
Page | 40
Gambar 2.3. Berbagai kemungkinan dalam mencapai visi perubahan
Setiap perubahan, baik fisik maupun sosial dan budaya, ada hambatan dan
daya dorongnya. Orang yang duduk di mobil (atau kendaraan lain), pada saat
mobil mulai berjalan dengan mendadak, badan tertarik ke belakang, demikian
juga pada saat duduk di dalam mobil yang sedang berjalan, kalau tiba-tiba mobil
di rem, maka badan akan terdorong ke depan. Hal ini menunjukkan bahwa setiap
terjadi perubahan (bergerak atau direm mendadak) badan akan melakukan
perlawawan. Pada saat ada model kendaraan baru, pada awalnnya kita
menyatakan modelnya jelek, tetapi lama-lama menjadi bagus. Lagu yang baru
dimunculkan awalnya terdengan kurang bagus, lama-lama menjadi bagus.
1) Perubahan rutin hampir selalu dihadapi setiap hari, perubahan hampir terjadi
dari waktu ke waktu yang menuntut tindakan cepat. misalnya produktivitas
kerja, ketidakhadiran, perputaran/rotasi, atau keluhan-keluhan.
Page | 41
2) Perubahan darurat yaitu perubahan yang boleh jadi sangat mendadak dan tidak
terduga sebelumnya. Misalnya, pemutusan hubungan kerja mendesak,
perubahan pesanan jumlah dan mutu produk tertentu, terjadi kebakaran, terjadi
banjir, pengambilalihan perusahaan oleh pihak berwajib, atau perubahan
jadwal ujian.
3) Perubahan dalam hal mutu yaitu perubahan yang terjadi tentang mutu produk
yang diminta Dalam situasi itu perlu ada perubahan penggunaan teknologi
(keras dan lunak), strategi mutu kerja, bahan baku, dan budaya mutu (ISO)
termasuk perlu dilakukannya survei pasar yang kontinyu, atau melakukan
studi komparasi.
Page | 42
c. Arah Perubahan
Page | 43
d. Langkah-langkah Melakukan Perubahan
Page | 44
Manajemen perubahan organisasi yang dikemukakan oleh Kurt Lewin
menggunakan konsep ilmu fisika dan teknik, di mana suatu benda misalnya besi,
bila akan dirubah bentuknya, maka harus dicairkan (unfreezing) terlebih dulu agar
mudah dibentuk. Setelah benda yang akan dibentuk dicairkan maka, selanjutnya
dimasukkan dalam cetakan sehingga diharapkan diperoleh bentuk baru seperti
yang diinginkan. Setelah besi cair dimasukkan dalam cetakan (change), maka
selanjutnya didinginkan (refreezing) sehingga akan diperoleh bentuk baru yang
permanen.
Page | 45
Terkait dengan manajemen perubahan sekolah, karena terjadinya
perubahan dari KTSP menuju kurikulum 2013, maka pada tahap ini kepala
sekolah perlu menjelaskan tentang pentingnya perubahan dari KTSP menuju
kurikulum 2013, mencari dan memperkuat dukungan untuk berubah, dan
mengurangi hambatan dan memperkecil adanya penolakan terhadap
perubahan dari KTSP ke kurikulum 2013.
b. Pada tahap kedua dinamakan tahap mengubah. Pada tahap ini yang dilakukan
adalah mengubah Individual Componen, Group Components Structural
Component. Komponen individu, kelompok dan struktur.
c. Pada tahap ketiga tahap pembekuan atau tahap pemeliharaan agar perubahan
yang terjadi bisa lebih permanen. Pada tahap ini yang dilakukan adalah,
reinforcing the newly learnd behavio (memberi dorongan kepada perilaku
baru) finding fit between organizational components (penyesuaikan antar
komponen organisasi), maintaining fits between organizational
components, memelihara antar komponen organisasi yang telah sesuai.
2) Model ADKAR
Proci, mengembangkan manajemen perubahan yang sederhana yang disingkat
dengan ADKAR, yang merupakan singkatan dari Awareness, Desire,
Knowledge, Ability, Reinforcement. Model ini dapat digambarkan seperti
gambar 2.13. berikut.
Page | 46
e. Reinforcement, pimpinan memberikan dorongan dan motivasi kepada
seluruh anggota organisasi secara terus menerus agar hasil perubahan yang
telah dicapai dapat dapat dijaga dan dipertahankan.
e. Kepemimpinan Perubahan
Perubahan yang telah direncakan akan sukses kalau organisasi atau sekolah
memiliki kepemimpinan yang kuat. Seperti dinyatakan oleh Mike Gren (2007)
bahwa "Successful implementation and control of change rely on strong and
effective leadership and a clear school vision". Suksesnya pelaksanaan dan
kontrol perubahan yang telah direncanakan akan tergantung pada kuat dan
efektivitasnya kepemimpinan dan visi sekolah yang jelas. Berdasarkan hal
tersebut, maka suksesnya perubahan sekolah dengan KTSP menuju kurikulum
2013 akan terletak pada kempimpinan kepala sekolah, dalam memimpin
perubahan.
Page | 47
Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, dan Tut Wuri Handayani. Ing ggarso sung
tulodo (di depan memberikan teladan) berarti dalam melakukan perubahan ini
seorang pemimpin memberikan contoh dan teladan dalam melaksanakan
perubahan. Ing Madyo Mangun Karso (di tengah membangun semangat), berarti
seorang pemimpinan di tengah-tengah angggota yang sedang melaksanakan
perubahan harus dapat memberi dorongan dan motivasi. Selanjutnya tut wuri
handayani (di belakang memberikan kekuatan), artinya pada saat pimpinan di
belang para anggota yang sedang melakukan perubahan, maka harus dapat
memberikan memberikan penguatan untuk maju terus, kalau salah dibetulkan.
Page | 48
sistem dan budaya untuk menciptakan inovasi dan kreativitas pengikutnya dalam
rangka mencapai visi yang telah ditetapkan.
Page | 49
1) Katalis adalah peran kepala sekolah sebagai pemimpin untuk meyakinkan
pendidik/guru-gur dan tenaga kependidikan di masing-masing sekolah
yang pimpinnya bahwa perubahan yang akan dilakukan akan membuat
sekolah menjadi lebih baik,
Page | 50
8. Manajer unit kerja tidak cukup dalam memberikan arahan dan lemah
dalam kepemimpinan
10. Sistem informasi yang tersedia tidak cukup untuk memonitor implementasi
b. Partisipasi.
1) Jika pegawai takut atau cemas, lakukan konsultasi atau bahkan terapi. Beri
keterampilan yg memper-mudah dan mendukung proses perubahan
2) Taktik ini digunakan bila penolakan berkembang sebagai hasil
ketidakmampuan adaptasi
Page | 51
1) Pengambil inisiatif perubahan bersedia menyesuai-kan perubahan dengan
kebutuhan dan kepentingan para penolak aktif atau potensial
2) Cara ini biasa dilakukan jika yg menentang mempu-nyai kekuatan yg tidak
kecil.
f. Paksaan.
Page | 52
berikut. Berdasarkan gambar 3.1 berikut terlihat bahwa, langkah awal dalam
manjemen perubahan adalah merubah pola fikir (mind set) warga sekolah, baik
kepala sekolah, guru, guuru BP dan tenaga kependidikan yang lain, komite
sekolah,dan orang tua murid
Page | 53
berbeperan sebagai manajer yang berfungsi mengelola perubahan melalui
pelaksnakan fungsi-fungsi manajemen sekolah dalam rangka perubahan sekolah.
Proses pembelajaran yang baik, akan didukung oleh isi kurikulum yang
relevan, pendidik yang profesional, sarana dan prsarana pembelajaran yang
memadai, pengelolaan pembelajaran yang profesional, biaya yang memadai, dan
sistem evaluasi yang susuai dengan tujuan, materi dan proses pembelajaran.
Dengan demikian elemen perubahan sekolah dari KTSP menuju kurikulum 2012,
setelah perubahan dalam pola fikir, kepemimpinan, manajemen, juga isi
kurikulum, komptensi pendidikan dan tenaga kependidikan, sarana dan prsarana,
pengelolaan, pembiayaan, sistem evaluasi dan komptensi lulusan. Elemen
perubahan tersebut secara rinci ditunjukkan pada tabel 3.1 berikut.
Page | 54
Gambar 2.17. Konsep Dasar Manajemen Perubahan Sekolah
b. Pengorganisasian
Pengorganisasian dalam hal ini yang utama adalah membentuk tim kerja
yang akan memandu pelaksanaan perubahan. Tim bisa dipimpin oleh kepala
sekolah atau orang yang ditunjukkan kepala sekolah untuk melaksanakan
perubahan. Anggota tim dipilih dari guru-guru senior yang komptensi kerja tinggi
dipercaya oleh warga sekolah.
Page | 55
Selain mengorganisaikan orang, sekolah juga mengorganisasikan kembali
kurikulum dan silabe, tim teaching dan sacara serta sarna yang dapat mendukung
pelaksanaan kurikulum tahun 2013.
c. Pelaksanan perubahan
d. Pengendalian Perubahan
Page | 56
hambatan. Berdasarkan sebab-sebab tersebut selanjutnya ditentukan tindaklanjut
untuk mengatasinya.
7. Peningkatan Keterampilan
Page | 57
Dengan mengacu pada diagaram terlihat bahwa ruang lingkup kegiatan
program perubahan pada dasarnya untuk mewujudkan visi-misi yang
dikembangkan melalui tiga tahapan kegiatan besar, yaitu
Tahap 3: Prasyarat perubahan yang berlandaskan visi-misi, kepemimpinan, dan tata kelola
untuk menunjang kelancaran perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian
perubahan kepala sekolah hendaknya menyiapkan;
Page | 58
Pelatihan pemimpin sikap, pengetahuan, keterampilan, dan
pembiasaan.
Peningkatan mutu sumber daya manusia, pendidik dan
tenaga kependidikan agar memiliki kompetensi yang dibutuhkan.
Analisis kemungkinan terjadinya penolakan
Menghimpun data perkembangan pelaksanaan sebagai
dasar perbaikan proses dan hasil.
Merayakan keberhasilan.
Untuk menindaklanjuti perubahan pada komponen dan ruang lingkupnya,
kepala sekolah dapat belajar dari pengalaman terdahulu dalam pengelolaan
mengelola perubahan pada pelaksanaan kurikulum terdahulu. Selanjutkan konsep
kepala sekolah terapkan dalam rencana tindakan pada perubahan yang akan
datang.
Page | 59
pada umumnya hanya menerima apa yang saintifik, sehingga memiliki perilaku khas
diberikan guru saja, sehingga daya yang berkaitan dengan kebutuhan siswa
inisiatif dan kreativitas berkarya yang pada hidupnya, meliputi;
tidak optimal.
Domain sikap : menerima, mejalankan,
menghargai, menghayati, dan
mengamalkan.
Page | 60
Yang Lalu Elemen Perubahan
Jumlah mata pelajaran untuk SD sebanyak Jumlah mata pelajaran dikurangi, tetapi jam
10 mata pelajaran dan untuk SMP 12 mata belajar untuk setiap mata pelajaran maupun
pelajaran keseluruhan ditambah. Jumlah mata
pelajaran di SD menjadi 6 MP dan untuk
SMP menjadi 10 MP.
Dari kondisi yang lalu terdapat sejumlah fakta yang terindetifikasi sebagai
berikut :
Page | 61
kegiatan belum tertulis dalam dokumen
program.
3) Bagaimana kepala Kepala sekolah meningkatkan kompetensi
sekolah berhasil atau
guru untuk meningkatkan pengetahuan dan
tidak berhasil
motivasinya.
mencapai target
pelaksanaan Pencapaian program belum terpantau dengan
kurikulum? menggunakan terpantau dengan menggunakan
instrumen sesuai dengan tujuan yang hendak
dicapai.
4) Mengapa berhasil atau Rendahnya keberhasilan kepala sekolah dalam
tidak berhasil?
mengawal perubahan karena belum mendisain
perubahan secara sistematis.
Pemantauan belum dilakukan secara
sistematis dengan menggunakan instrumen
secara berkelanjutan
perubahan?
....................................................................
....................................................................
Page | 62
No Pertanyaan Analisis Informasi Rencana Tindakan
3) Apa target Saudara dalam ...................................................................
menerapkan manajemen
perubahan dalam ...................................................................
penerapan kurikulum
....................................................................
2013?
...................................................................
...................................................................
................................................................
5) Berdasarkan penilaian
yang telah Saudara
lakukan maka tindakan
prioritas yang mana yang
akan Saudara pilih?
Page | 63
No Pertanyaan Analisis Informasi Rencana Tindakan
d) Sampai kapan
pelaksanaannya?
e) Memerlukan
dukungan siapa?
f) Resiko apa yang
perlu
diperhitungkan?
g) Sumber daya apa
yang perlu
disiapkan?
7) Bagaimana mengevaluasi
keberhasilan? Bagaimana
menyusun instrumennya?
1) Merumuskan tujuan
2) Merancang rencana kegiatan perubahan:
Mentukan komponen perubahan
Menentukan tujuan
Analisis kondisi saat ini dan kodisi yang diharapkan
Mendisain strategi
Merencanakan instrumen pemantauan
Penyusunan rekomendasi perbaikan proses.
Page | 64
Page | 65
EVALUASI :
A. Pengantar
Pembaharuan kurikulum selalu menjadi tantangan dari waktu ke waktu.
Pergantian menjadi keharusan. Kini kepala sekolah hadapi
Perubahan
tantangan perubahan, menerapan kurikulum 2013. Kesiapan kurikulum
yang perlu kepala sekolah perlu mencermati adalah mengenali 2013, perlu!
Page | 66
Tugas kepala sekolah pada konteks ini amat strategis. Kepala Sekolah
menjadi penentu utama keberhasilan sekolahnya. Tugas memimpin perubahan ada
di tangannya. Selain sebagai pendidik, pengajar, pelatih, pembimbing, ia juga
berperan sebagai pemimpin pembelajaran, manajer perubahan, dan pengembang
budaya sekolah.
Dalam menyongsong pelaksanaan perubahan, kepala sekolah perlu belajar
dari pengalaman menerapkan kurikulum 2006. Pengalaman dapat menunjukkan
fakta keberhasilan maupun kegagalan. Berangkat dari pengalaman diri sendiri,
maupun belajar dari pengalaman rekan sejawat, kepala sekolah
dapat merancang rencana tindakan yang akan diperankannya Belajaralah dari
keberhasilan
dalam menerapkan kurikulum 2013. sebelumnya demi
Karena itu, mengenali data atau fakta tentang perbaikan
keberhasilan atau ketidakberhasilan sebelumnya merupakan berkelanjutan!
Page | 67
Diagram menjelaskan bahwa peran pemimpin pembelajaran, manajer
perubahan, dan pengembang budaya sekolah merupakan input terhadap efektivitas
pelaksanaan pembelajaran. Semakin berdaya peran kepala sekolah dalam ketiga
hal tadi akan meningkatkan efektivitas guru mengajar-siswa belajar.
Pembelajaran dalam pelatian ini untuk meningkatkan peran kepemimpinan
pembelajaran, pengelolaan perubahan, dan peningkatan budaya sekolah agar dapat
menjadi sekolah yang kondusif sebagai wahana transformasi nilai dalam
peningkatan strategi pembelajaran seperti yang tergambar di bawah ini.
Page | 68
kepentingan mengembangkan yang terintegrasi pada sistem nilai lokal, nasional, dan global.
Pembelajaran memerlukan dukungan interaksi sosial yang sehat dalam internal sekolah serta
dalam hubungan siswa dengan lingkungan sekitar.
Persoalan kritis di sini, sebagian kepala sekolah masih saja mengharapkan masa depan
sekolahnya menjadi lebih baik dengan mempertahankan strategi yang sama dengan yang
dilakukan sebelumnya. Pernyataan itu menegaskan bahwa untuk perbaikan mutu sekolah di masa
depan memerlukan kepala sekolah yang inovatif.
Page | 69
B. Pendahuluan
Tugas utama kepala sekolah adalah mewujudkan keunggulan sekolah yang dipimpinnya.
Ciri keunggulan utama sekolah adalah keunggulan mutu lulusan yang
Tugas
Tugas utama
utama kepala
kepala
memenuhi bahkan melebihi standar. Berkaitan dengan itu, secara sekolah
sekolah :: mewujudkan
mewujudkan
sistem efektivitas kepala sekolah ditentukan dengan keunggulannya keunggulan!
keunggulan!
dalam meningkatkan kompetensi guru dalam memberikan pelayanan
belajar. Keunggulan guru-guru ditentukan dengan motivasi dan kreasi
dalam belajarnya, terutama belajar dari pengalaman melaksanakan
tugas dalam melaukan perbaikan berkelanjutan.
Pelatihan ini difokuskan pada pengembangan kompetensi
pengetahuan dan keterampilan yang menunjang kepemimpinan yang
bersifat terbuka terhadap inovasi dan kolaborasi dalam memfasilatasi
Menjadi pemimpin
guru melaksanakan perubahan yang berdampak pada membaiknya fasilitatif, interaktif,
proses pelaksanaan dan hasil belajar siswa. Ketajamannya diasah kolaboratif, inspiratif,
melalui komunikasi dan kolaborasi dengan teman sejawat sehingga dan membuat
berkembang inspirasi, menemukan ide-ide baru, memperbaiki strategi keputusan bersama .
dan mepertajam daya analisis peserta untuk memecahkan masalah
melalui pengambilan keputusan bersama.
Seusai pelatihan diharapkan kepala sekolah membawa bekal
pengetahuan dan ketrampilan baru yang dapat kepala sekolah dalam
merencanakan tindakan pada proses penerapan kurikulum 2013.
C. Sekolah
Sekolah adalah tempat siswa dapat belajar. Oleh karena itu, tugas utama seluruh pemangku
kewenangan adalah memastikan bahwa setiap siswa dapat belajar di
Sekolah
Sekolah adalah
adalah
sekolah, memastikan bahwa sekolah sebagai tempat belajar yang aman tempat
tempat siswa dapat
siswa dapat
dan kondusif untuk seluruh siswa, memastikan bahwa seluruh siswa belajar.
belajar.
mendapat pelayanan belajar yang bermutu sehingga siswa
mengembangkan potensi dan prestasinya dirinya secara alamiah untuk
meraih keunggulan yang optimal.
Page | 70
secara berimbang. Teknik pembelajaran makin efektif seiring dengan penggunaan teknologi sesuai
kebutuhan siswa bersaing pada konteks lokal, nasional, dan global.
Dalam tantangan yang amat kompleks, Kotter (1990) membedakan antara kepala sekolah
sebagai pemimpin dan sebagai manajer. Tugas pemimpin adalah (1) menentukan arah
pengembangan sekolah, mengembangkan visi masa depan, strategi
jangka panjang yang menghasilkan perubahan sesuai dengan visi. Tugas
Tugas kepala
kepala sekolah
sekolah sebagai
sebagai
perencana
perencana kegiatan
kegiatan dan
dan
(2) menyelaraskan hubungan orang-orang berkomunikasi dalam anggaran,
anggaran, meningkatkan
meningkatkan
mengembangkan kerja sama, menciptakan kerja sama untuk lebih kapasitas
kapasitas SDM, dan
SDM, dan pemantau
pemantau
perkembangan kegiatan.
perkembangan kegiatan.
memahami visi dan membangun komitmen untuk mewujudkannya.
(3) Memotivasi dan menginspirasi pendidik, tenaga kependidikan,
dan siswa dapat bergerak ke arah yang sesuai tujuan (p.7)
Tugas kepala sekolah adalah mengawal pengelolaan, pada
tiga kelompok tugas (1) mengembangkan perencanaan dan anggaran
(2) mengembangkan organisasi, struktur organisasi dan pembagiatan
tugas, meningkatkan kapasitas staf, dan mengisi struktur dengan mempertimbangkan kemampuan
individu, mengkomunikasikan rencana, dan mengembangkan sistem monitor pelaksanaan (3)
mengontrol kegiatan dan memecahkan masalah dalam kegiatan formal seperti dalam rapat atau
dalam pertemuan informal (p.4)
Pengaruh kepala sekolah ditentukan dengan peningkatan integritas diri, berdisiplin, dan
menjadi personal pembelajar. Ia mendapat pengakuan dan perlakuan sebagai pemimpin.
Pengaruhnya ditentukan dengan pengambilan keputusan yang
harapan pendidik, peserta didik, dan pemangku kepentingan lainnya. Pengaruh kepsek
Semakin tinggi tingkat kesesuaian dan pengakuan semakin kuat dipengaruhi integritas diri,
disiplin, dan cerdas dalam
pengaruhnya. Dalam situasi seperti itu tumbuh kepatuhan kepada pengambilan keputusan...
pemimpin.
Kuatnya kepemimpinan kepala sekolah bergantung pada
pengambilan keputusan berlandaskan data. Ia pandai memecahkan
masalah karena tidak hanya mengandalkan pikirannya sendiri,
melainkan pandai memfasilitasi pemikiran bersama.
Pembaharu budaya sekolah merupakan sisi penting yang
Budaya
Budaya sekolah
sekolah yang
yang baik
baik
tidak kalah menentukan keberhasilan. Pemahamannya tentang diraih
diraih dari
dari kebiasaan
kebiasaan belajar;
belajar;
berpikir
berpikir logis:
logis: faktual,
faktual,
nilai, pola pikir, keyakinan, motivasi, semangat berinovasi warga
konseptual,
konseptual, prosedural;
prosedural;
sekolah sangat penting untuk terus menerus dicermati. percaya
percaya diri,
diri, dan
dan berkarya.
berkarya.
Pemahaman ini menjadi dasar dalam memperjelas visi-misi,
tujuan sekolah, mutu proses, dan output yang diharapkan menjadi
salah satu pendukung efektivitas peran kepala sekolah dalam
pengembangan budaya berkarya.
Page | 71
Keberhasilan dalam penerapkan kurikulum 2013 akan sangat ditentukan dengan
keberhasilan kepala sekolah mengembangkan budaya yang direalisasikan dalam kebiasan berpikir,
bertindak dan berkarya. Keterampilan berpikir ilmiah serta terampil pada berpikir level tinggi
akan tumbuh jika sekolah
mengembangkannya melalui strategi
pengembangan pembiasaan dalam aktivitas
sekolah sehari-hari. Belajar menerapkan
berpikir ilmiah tidak hanya dalam batas
interaksi belajar di dalam kelas, tetapi
dilakukan di luar kelas. Guru dan siswa
berinteraksi dalam penguasaan
keterampilan menggunakan (1) fakta, (2)
konsep, (3) prosedur, dan (4)
metakognitif.
D. Elemen Perubahan
Pelaksanaan perubahan kurikulum sebelumnya menjadi Kurikulum 2013
membutuhkan perhatian kepala sekolah secara bersungguh-sungguh karena
mereka peran kepala sekolah menjadi salah satu faktor utama keberhasilan.
Fokus utama perubahan kurikulum meliputi empat standar, yaitu standar
kompetensi lulusan, isi, proses, dan
penilaian. Ruang lingkup perubahan
terdapat pada irisan keempat
standar seperti terlihat pada
diagaram berikut:
Pemahaman kepala sekolah
terhadap berbagai elemen
perubahan sangat bermanfaat dalam
menentukan prioritas kegiatan yang
perlu kepala sekolah laksanakan. Ada pun pergeseran dari kurikulum sebelumnya
ke kurikulum 2013 dapat digambarkan dalam matrik di bawah ini.
Page | 72
Yang Lalu Elemen Perubahan
SKL,
SK,
SKL
KD, dan
Kompetensi Inti (KI)
Indikator Pencapaian
Kompetensi Dasar
Kompetensi
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Kompetensi inti mengikat kompetensi-
kompetensi dasar.
Page | 73
Yang Lalu Elemen Perubahan
KI 3: Pengetahuan
Pembelajaran mengembangkan
kemampuan menguasai fakta, konsep,
prosedur, metakognitif.
Page | 74
Yang Lalu Elemen Perubahan
4. Jumlah mata pelajaran untuk SD Jumlah mata pelajaran dikurangi, tetapi jam
sebanyak 10 mata pelajaran dan belajar untuk setiap mata pelajaran maupun
untuk SMP 12 mata pelajaran keseluruhan ditambah. Jumlah mata
pelajaran di SD menjadi 6 MP dan untuk
SMP menjadi 10 MP.
5. Jam belajar di SD untuk kelas I, II, III Jam belajar di SD untuk kelas I, II, III
masing masing 26, 27, dan 27 jam, masing masing 30, 32, dan 34 jam, dan
dan untuk kelas IV, V dan VI masing- untuk kelas IV,V dan VI adalah 36 Jam
Page | 75
Yang Lalu Elemen Perubahan
7. Secara faktual TIK merupakan salah TIK menjadi media semua mata pelajaran di
satu mata pelajaran. SMP
Page | 76
Yang Lalu Elemen Perubahan
Page | 77
Yang Lalu Elemen Perubahan
Page | 78
11. Faktual: penilaian lebih dominan Penilaian mencakup SKL, KI, dan KD yang
menekankan pada penguasaan meliputi sikap, pengetahuan, dan
materi pelajaran. keterampilan.
Page | 79
Yang Lalu Elemen Perubahan
Page | 80
2 JPL
Page | 81
BAGIAN :KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN DAN SUPERVISI
AKADEMIK
1. Tujuan Pelatihan
Kepala sekolah mampu mengelola sumber daya yang sekolah miliki
secara efektif dalam menjamin terwujudnya keunggulan pemenuhan standar
kompetensi lulusan pada melaksanakan kurikulum 2013 melalui
pembangunan budaya sekolah.
2. Indikator Pencapaian
a. Sikap
Meningkatnya keyakinan bahwa supervisi akademik sebagai
strategi utama penjamin keberhasilan pelaksanaan kurikulum
Memiliki komitmen melaksanakan supervisi akademik
b. Pengetahuan
Merumuskan konsep kepemimpinan pembelajaran
Membandingkan kondisi nyata dengan kondisi yang diharapkan
Mengembangkan strategi meningkatkan peran kepemimpinan
pembelajaran
c. Keterampilan
Membimbing guru dalam melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan karakteristik kurikulum 2013
Memantau keterlaksanaan dan keberhasilan implementasi
kurikulum
Melaksanakan pembinaan pendidik.
Menerapkan teknik memantau dalam merealisasikan kurikulum
2013
Mengidentifikasi data yang diperlukan untuk melakukan perbaikan
proses perubahan
4. Uraian Materi
Page | 83
leadership) (Kleine-Kracht, 1993:12, dalam Sulistyorini). Kepemimpinan
pembelajaran secara langsung terjadi ketika kepala sekolah bekerja dengan para
guru dan staf lainnya untuk mengembangkan proses belajar mengajar. Sebagai
contoh, ketika kepala sekolah melakukan kegiatan supervisi guru di kelas,
kegiatan diskusi untuk memberi umpan balik terhadap proses pembelajaran yang
telah dilaksanakan seorang guru, dan pemberian contoh pelaksanaan
pembelajaran. Sedangkan kepemimpinan pembelajaran secara tidak langsung
terjadi ketika kepala sekolah, antara lain memberikan sejumlah kemudahan dan
mendorong para guru dan staf untuk mengembangkan diri, melakukan
pengambilan keputusan secara bersama-sama (sharing on decision making), dan
mengubah tata nilai serta visi sekolah yang mengarah kepada peningkatan kualitas
pembelajaran.
menjadi pendengar,
berbagi pengalaman,
menggunakan contoh,
Page | 84
memberikan peluang untuk memilih,
menyikapi dengan arif kebijakan terdahulu
mendorong pendidik berani mengambil resiko
menyediakan sumber belajar untuk pengembangan keprofesian berkelanjutan ;
Memberikan saran;
Memberikan umpan balik terhadap aktivitas pendidik;
Mengembangkan model;
Menggunakan hasil riset,
Meminta pendapat;
Memberikan pujian atau penghargaan.
Dari telaahan pada akhirnya dapat kita peroleh kesimpulan bahwa tugas kepala
sekolah dalam perannya sebagai pemimpin pembelajaran adalah mengembangkan daya
inisiatif dan interaktif dengan seluruh pemangku kepentingan untuk mencapai tujuan.
Kepala sekolah membangun kekuatan moral yang terintegrasi dengan nilai-nilai, tujuan,
dan keyakinan bersama dalam merencanakan, melaksanakan, mensupervisi, dan
mengevaluasi program.
1) Meminta pendapat
2) Mendengarkan saran atau gagasan
3) Memberikan umpan balik
4) Berbagi pengalaman
5) Mengembangkan contoh atau model
6) Memberi peluang untuk memimilih
7) Menyikapi kebijakan baru dengan arif
8) Memberi peluang kepada guru berani mengambil resiko
9) Menyediakan sumber belajar
10) Memberi pujian atau menghargai.
Page | 85
Konsep di atas memandu para kepala sekolah dalam memerankan diri sebagai
pemimpin pembelajaran meliputi tiga bidang tugas yaitu menentukan arah
pengembangan sekolah, menyelaraskan hubungan kerja, dan meningkatkan motivasi
pendididik, siswa, dan tenaga kependidikan lainnya. Hubungan antara ketiganya dapat
dilihat pada gambar berikut :
Page | 86
Tugas berikutnya adalah meningkatkan motivasi para pemangku kepentingan.
Pengembangan menggunakan dua strategi yaitu motivasi internal dan eksternal. Motivasi
dari dalam bapat kepala skolah kembangkan melalui penentuan target yang lebih tinggi
daripada pencapaian sebelumnya dan memberikan penghargaan kepada para pemangku
kepentingan yang mencapai target mutu yang ditetapkan. Sedangkan peningkatan
motivasi eksternal dapat kepala sekolah lakukan melalui pengembangan semangat
berkompetisi dan penetapan bencmarking sekolah pesaing yang sejenis.
5. Supervisi Akademik
Page | 87
supervisor adalah: menjelaskan, menyajikan, mengarahkan, memberi contoh,
menetapkan kriteria, dan menguatkan.
b. Tidak langsung
Pelaksanaan supervisi denga pendekatan tidak langsung supervisor aktif
terlebih dulu mendengarkan informasi dari guru. Ia memberi kesempatan
sebanyak mungkin kepada guru untuk mengemukakan informasi yang mereka
dapatkan dari pengalamannya bertugas. Supervisor mendengarkan,
memahami, dan menindaklanjuti dengan memberikan bantuan untuk
mengembangkan gagasan bersama dalam memperbaiki pelaksanaan tugasnya.
c. Pendekatan Terpadu
Yang dimaksud dengan pendekatan terpadu adalah cara memadukan langsung
dan tidak langsung. Pada pendekatan ini baik supervisor maupun guru
berkolaborasi, bersepakat untuk menetapkan struktur, proses dan kriteria
proses dan hasil yang hendak diwujudkan. Pendekatan ini berhubungan dua
arah. Teknik pelaksanaannya dapat dilakukan dengan cara, menjelaskan,
mendengarkan, memecahkan masalah, negosiasi, kolaborasi, dan konsultasi
berperantara melalui jejaring teknologi infomrasi dan komunikasi.
Page | 88
Untuk mendalami lebih jauh tentang perankepala sekolah kita dapat
menelusurinya dengan menggunakan lima model pertanyaan seperti yang
terdapat dalam contoh berikut:
1) Apa yang kepala sekolah rencanakan dalam perannya dalam pelaksanaan
kegiatan supervisi sebagai salah kegiatan pemimpin pembelajaran?
2) Apakah kepala sekolah melaksanakan tindakan sesuai rencana yang dibuat?
3) Apakah kepala sekolah berhasil atau tidak berhasil mencapai targetnya?
4) Mengapa berhasil atau tidak berhasil?
5) Tindaklanjut apa yang kepala sekolah rencanakan untuk meningkatkan
efektivitas kepemimpinannya?
8. Peningkatan Keterampilan
Page | 89
Model:
NIP : .................................................................
Kelas : ................................................................
Jam : ................................................................
Hari/Tanggal : .................................................................
Semester/Tahun : .................................................................
: .................................................................
: .................................................................
Page | 90
1) Guru-guru dapat mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan
menerapkan prinsip-pinsip tematik-terpadu sesuai dengan karakteristik keunggulan
siswa yang diharapkan pada tingkat satuan pendidikan
2) Guru-guru dapat mengembangkan RPP yang selaras dengan Silabus, Buku Guru,
Buku Siswa, dan prinsip-pinsip pembelajaran, dan penilaian.
3) Guru-guru dapat menilai kesesuaian kompetensi siswa pada RPP dengan SKL, KI,
KD, materi pelajaran, dan penilaian sehingga kompetensi siswa yang diharapkan
menjadi dasar pengembangan perencanaan pembelajaran.
4) Guru-guru mengembangkan kompetensi dengan menggunakan peta sebaran
kompetensi yang menggambarkan keseimbangan antara sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
5) Guru-guru menggunakan alam sekitar sebagai sumber belajar dengan dukungan
teknologi tepat guna.
6) Guru-guru menerapkan pendekatan proyek, strategi pembelajaran saintifik, dan
metode inquiri dalam rencana kegiatan pembelajaran
7) Guru-guru merumuskan instrumen dan administrasi penilaian otentik, PAP, dan
portofolio yang mengukur target sesuai target program.
Page | 91
penilaian?
Page | 92
praktik mandiri.
1. Guru-guru terampil
mengembangkan
perencanaan pebelajaran
dengan pendekatan
tematik integratif.
2. Guru-guru menggunakan
matrik untuk menilai
keselarasan RPP, SKL, KI,
KD, materi pelajaran,
dan penilaian
3. Guru-guru mampu
menilai secara mandiri
kesesuaian kompetensi
siswa pada RPP dengan
SKL, KI, KD, materi
pelajaran, dan penilaian
4. Guru-guru
mendeskripsikan
keseimbangan
pengembangan
kompetensi sikap,
keterampilan, dan
pengetahuan.
Page | 93
menggunakan sumber
belajar dan media belajar
yang variatif.
6. Guru merancang
penerapan pendekatan
proyek dalam
perencanaan
pembelajaran
7. Guru merancang
penerapan metode
saintifik dalam
perencanaan
pembelajaran
8. Guru merancang
penerapan metode
inquiri dalam
perencanaan
pembelajaran
9. Guru merancang
penerapan metode
pemecahan masalah
dalam perencanaan
pembelajaran
........................................................................................................................
Page | 94
........................................................................................................................
........................................................................................................................
G. Refleksi
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
H. Rekomendasi
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
Alamat : .................................................................
Hari/Tanggal : .................................................................
Kelas : .................................................................
Waktu : .................................................................
Semester/Tahun : .................................................................
Yang disupervisi:
1.
Page | 95
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
.......................................
Kepala Sekolah
.......................................
9. Presentasi Kelompok
Presentasi dilakukan secara serentak dan saling antar kelompok saling berbagi karya untuk
dinilai dan dikompentari oleh kelompok lainnya.
Page | 96
Referensi:
Page | 97
Sergiovanni, T.J. 1996. Moral Leadership, Jossey-Bass, San
Francisco, CA
Page | 98
6.1. PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TEMATIK
TERPADU DI SEKOLAH DASAR
A. KOMPETENSI
Mampu memberikan bantuan teknis kepada sekolah dalam mangatasi
hambatan selama implementasi pembelajaran tematik terpadu sesuai
Kurikulum 2013
B. INDIKATOR
1. Merancang perencanaan pengelolaan pembelajaran tematik
terpadu.
2. Mengendalikan pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu.
Page | 99
3. Melaksanakan supervisi.
4. Memetakan hasil supervisi.
5. Menindaklanjuti hasil supervisi
C. MATERI
Pengelolaan Pembelajaran Tematik Terpadu di SD
D. PROSES/ AKTIVITAS
1. Menyaksikan tayangan video tematik terpadu
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Kerja Kelompok merancang pengelolaan pembelajaran tematik
terpadu
4. Latihan menggunakan instrumen dan membuat merekomendasi
dan tindak lanjut
5. Presentasi
E. PERANGKAT PELATIHAN
1. Video tentang contoh pembelajaran tematik terpadu.
2. Bahan Tayang
3. Lembar Kerja
4. Alat dan Media Pembelajaran
LCD
Laptop
Alat tulis kantor
Page | 100
Page | 101
Materi Pelatihan :
Page | 102
Page | 103
Page | 104
Page | 105
Page | 106
Page | 107
Page | 108
FORMAT PENILAIAN KETERLAKSANAAN KURIKULUM 2013
DI SEKOLAH DASAR
Nama SD :
..
Alamat Sekolah :
..
Telp. :
..
Kabupaten/Kota :
..
Provinsi :
..
Nomor Hp/email : . / ..
Petunjuk
Page | 109
1 Perencanaan1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Pengelolaan
Tematik 3. Merancang kurikulum tingkat satuan pendidikan
Terpadu. dengan mencantumkan pelaksanaan pembelajaran
berbasis tematik terpadu, pendekatan saintifik, dan
penilaian otentik.
2. Merancang kurikulum tingkat sekolah dengan
mencantumkan pelaksanaan pembelajaran berbasis
tematik terpadu dan pendekatan saintifik.
1. Merancang kurikulum tingkat sekolah dengan
mencantumkan pelaksanaan pembelajaran berbasis
tematik terpadu.
2. Kalender Akademik Satuan Pendidikan
3 Pembagian tugas:
Page | 110
4 Jadwal Pelajaran
Page | 111
2 Keterampilan
2. Mengidentifikasi komponen perubahan
mengendali
kan 3. Sekolah memiliki catatan identifikasi perubahan
pelaksanaan sebagai konsekuensi implementasi kurikulum
kurikulum 2013, memiliki rencana menghadapi perubahan,
2013 dan menyiapkan sumberdaya demi suksesnya
implementasi kurikulum 2013 di sekolah.
Page | 112
5. Rancangan strategi:
Page | 113
7. Menjamin keterlaksanaan pembelajaran berbasis
tematik terpadu:
8. Melaksanakan pendampingan:
Page | 114
3 Melaksana 9. Melaksanakan supervisi bidang perencanaan
kan supervisi pembelajaran.:
Page | 115
11. Melaksanakan supervisi pengelolaan kelas:
Page | 116
4 Menindak 13. Melaksanakan analisis hasil supervisi:
lanjuti hasil
supervisi 3. merumuskan hasil analisis supervisi
(perencanaan, pelaksanaan, penilaian),
memetakan kebutuhan peningkatan
kompetensi berdasarkan analisis hasil
supervisi, dan merencanakan tindak lanjut dari
hasil supervisi (pembimbingan, IHT, KKG).
JUMLAH
Page | 117
LK 6.1.1
LEMBAR KERJA
Kelompok: ..
1 Kegiatan pendahuluan (6
item)
2 Kegiatan Inti
Penerapan pendekatan
scientific (7 item)
Penerapan pembelajaran
tematik terintegrasi (4 item)
Pemanfaatan sumber
belajar/media dalam
pembelajaran (5 item)
Page | 118
Penggunaan bahasa yang
benar dan tepat daam
pembelajaran (2 item)
Menghimpun data,
melakukan Analisis,
menafsirkan dan
menyimpulkan
LEMBAR KERJA
LK 6.1.2
PERANCANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
Kelompok: ..
NO ASPEK KETERANGAN
Page | 119
Kelompok:
Page | 120
Page | 121
dst
LK. 6.1.4
LEMBAR KERJA
Kelompok: .
Page | 122
Format data PTK
Page | 123
JENIS JUMLAH
Fisik
1. .
2. . ..
3. . ..
4. . dst
Non Fisik
1.
2. . .
3. . .
LEMBAR KERJA
Kelompok : .
Page | 124
PENDIDIKAN AGAMA
PENJASORKES
TEMA/MAPEL LAIN
LK 6.1.6
LEMBAR KERJA
Kelompok: ..
Page | 125
I Diriku
Kegemaranku
IV
Page | 126
LK 6.1.7
FORMAT
Kelompok:
KEKUATAN PELUANG
Page | 127
KELEMAHAN ANCAMAN
Page | 128
KOMPONEN KONDISI YANG KONDISI STRATEGI KEERANGAN
DIHARAPKAN SEKARANG
Page | 129
Page | 130
Page | 131
MATERI PELATIHAN 6: Pengelolaan Pembelajaran Tematik Terpadu
F. KOMPETENSI
1. Memahami Pembelajaran Tematik Terpadu
2. Mengelola Pembelajaran Tematik Terpadu
G. INDIKATOR
I. PROSES/ AKTIVITAS
Page | 132
Diskusi dan tanya jawab
Presentasi
J. PERANGKAT PELATIHAN
5. Lembar Kerja
6. Dokumen Bahan Bacaan
a. Pembelajaran Tematik Terpadu
b. Pengelolaan Pembelajaran
7. ATK
LCD
Laptop
Page | 133
MATERI PELATIHAN
Skenario Pengelolaan Pembelajaran Tematik Terpadu
Page | 134
Materi Pelatihan : 6.2 Pengelolaan Pembelajaran
Page | 135
Page | 136
Page | 137
Page | 138
Page | 139
Page | 140
Penutup
Page | 141
SILABUS
DIKLAT KEPALA SEKOLAH
Page | 142
Penilaian Bahan Pelatihan
Wa
Sub Kegiata
Kompeten ktu
N Materi Indikato n Bentu
si Peserta
o Pelatih r Pelatih Tekni k Deskrip
Pelatihan Aspek Jenis (JP
an an k Instru si
)
men
Page | 143
Penilaian Bahan Pelatihan
Wa
Sub Kegiata
Kompeten ktu
N Materi Indikato n Bentu
si Peserta
o Pelatih r Pelatih Tekni k Deskrip
Pelatihan Aspek Jenis (JP
an an k Instru si
)
men
tahap elajar
penge an
lolaan Temat
pemb
ik
elajar
an terpad
temat u
ik
terpa
du
meng
gunak
an
instru
men
penge
ndalia
n
keter
capai
an
Page | 144
A. Konsep Pembelajaran Tematik Terpadu
Pembelajaran Tematik Terpadu merupakan suatu pendekatan dalam
pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik
dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Dengan
adanya pemaduan itu, peserta didik akan memperoleh pengetahuan
dan ketrampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi
bermakna bagi peserta didik.
Makna pembelajaran Tematik Terpadu adalah pendekatan
pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk
memberikan pengalaman yang bermakna kepada peserta didik.
Dikatakan bermakna pada pembelajaran Tematik Terpadu artinya,
peserta didik akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari
melalui pengalaman langsung dan menghubungkan dengan konsep
yang lain yang sudah mereka pahami.
Page | 145
C. Karakteristik Pembelajaran Tematik Terpadu
Pembelajaran Tematik Terpadu memiliki beberapa macam
karakteristik, diantaranya (Panduan Pengembangan Pembelajaran
Tematik Terpadu Depdiknas,2004)
1. Berpusat pada peserta didik
2. Memberi pengalaman langsung pada peserta didik
3. Pemisahan antar mata pelajaran tidak begitu jelas
4. .Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu
proses pembelajaran
5. Bersifat luwes.
6. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan
kebutuhan peserta didik
7. Holistik, artinya suatu peristiwa yang menjadi pusat perhatian
dalam pembelajaran Tematik Terpadu diamati dan dikaji dari
beberapa mata pelajaran sekaligus, tidak dari sudut pandang yang
terkotak-kotak.
8. Bermakna, artinya pengkajian suatu fenomena dari berbagai
macam aspek memungkinkan terbentuknya semacam jalinan
skemata yang dimiliki peserta didik.
9. Otentik, artinya informasi dan pengetahuan yang diperoleh
sifatnya menjadi otentik.
10. Aktif, artinya peserta didik perlu terlibat langsung dalam proses
pembelajaran mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga proses
penilaian.
11. Wujud lain dari implementasi Tematik Terpadu yang bertolak dari
tema,
Page | 146
D. Penilaian Pembelajaran Tematik Terpadu
Objek dalam penilaian pembelajaran terpadu mencakup penilaian
terhadap proses dan hasil belajar peserta didik. Penilaian proses
belajar adalah upaya pemberian nilai terhadap kegiatan pembelajaran
yang dilakukan oleh guru dan peserta didik, sedangkan penilaian hasil
belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang
dicapai dengan menggunakan kriteria tertentu. Hasil belajar tersebut
pada hakikatnya merupakan pencapaian kompetensi-kompetensi yang
mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang
diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kompetensi
tersebut dapat dikenali melalui sejumlah hasil belajar dan indikatornya
yang dapat diukur dan diamati. Penilaian proses dan hasil belajar itu
saling berkaitan satu dengan lainnya, hasil belajar merupakan akibat
dari suatu proses belajar
Page | 147
4. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan penstiwa
peristiwa otentik yang terjadi dalam rentang waktu belajar,
5. Tema yang dipilih hendaknya juga mempertimbangkan
ketersediaan sumber belajar.
Page | 148
6. Menyusun RPP Tematik Terpadu
Page | 149
Contoh Tema :
(Sumber PPPPTK
IPA )
Gambar Contoh Tema Pembelajaran IPA Tematik Terpadu kls VII SMP
Page | 150
(Sumber PPPPTK IPS)
Gambar Tema Pembelajaran IPS Tematik Terpadu
Page | 151
Dalam perencanaan , kepala sekolah perlu melibatkan sejumlah orang.
Bukan hanya orang-orang dalam sekolah yang dilibatkan, tetapi juga
orang-orang di luar sekolah. Dengan melibatkan sejumlah orang dalam
perencanaan, di samping cukup banyak yang ikut serta berpikir, juga
semua aspirasi dan kebutuhan sekolah dan masyarakat akan
tertampung
Diantara tugas tugas pokok kepala sekolah Ada yang berkaitan dengan
kepemimpinan pembelajaran yaitu
1. Pendidik (Educator)
2. Pemimpin (leader)
3. Pengelola (manajer)
4. Administrator
5. Penyelia (Supervisor).
Page | 152
C. Tahap Pengelolaan Program Pembelajaran
Page | 153
a. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan yang mengacu pada rencana
b. Melaporkan penyimpangan untuk tindakan koreksi dan
merumuskan tindakan koreksi, menyusun standar-standar dan
saran-saran
c. Menilai pekerjaan dan melakukan tindakan koreksi terhadap
penyimpangan-penyimpangan.
Page | 154
Page | 155
D. Tujuan Umum Pelatihan
Tujuan yang ingin dicapai dari sajian materi ini adalah memberikan
pengetahuan, keterampilan dan sikap bagi Kepala Sekolah dan Pengawas
Sekolah dalam kaitannya dengan pemilihan dan penetapan peminatan
peserta didik.
Page | 156
D. Kompetensi Inti yang Harus Dicapai
Kepala Sekolah;
Pengawas Sekolah:
Page | 157
2. Laporan mekanisme Supervisi Keterlaksanaan Program Peminatan
Page | 158
F. Tahapan, Narasumber, dan Peserta Pelatihan
G. Struktur Pelatihan
HANDOUT
Page | 159
Page | 160
Page | 161
Page | 162
Page | 163
Page | 164
Page | 165
Page | 166
Page | 167
MATERI PELATIHAN
A. Hakekat Peminatan
Page | 168
pilihan mata pelajaran merupakan upaya untuk membantu peserta didik dalam
memilih dan mendalami mata pelajaran yang diikuti pada satuan pendidikan,
memahami dan memilih arah pengembangan karir, dan menyiapkan diri serta
memilih pendidikan lanjutan sampai ke perguruan tinggi sesuai dengan
kemampuan dasar umum, bakat, minat dan kecenderungan pilihan masing-
masing peserta didik. Upaya mengoptimalkan potensi peserta didik tersebut
menuntut adanya kolaborasi yang baik antara guru mata pelajaran, guru wali
kelas, Guru BK/Konselor atau konselor, kepala sekolah/madrasah dan orang
tua/wali, seperti pelayanan pendalaman materi yang dilakukan guru mata
pelajaran merupakan salah satu bentuk pengayaan mata pelajaran.
Page | 169
minatnya. Pendalaman mata pelajaran merujuk pada isi dan proses. Isi
merujuk pada apa yang ada dalam materi yang diperkaya dan lebih sulit.
Proses merujuk pada prosedur mental pemecahan masalah, pemikiran
kreatif, pemikiran ilmiah, pemikiran kritis, perencanaan, analisis, dan
banyak keterampilan pemikiran lainnya.
Page | 170
dan menentukan mata pelajaran keahlian pilihan di luar mata pelajaran
program keahlian minatnya. Guru BK/Konselor di SMA/MA dan SMK
membantu peserta didik menentukan minatnya untuk melanjutkan ke
perguruan tinggi sesuai dengan kemampuan dasar umum (kecerdasan),
bakat, minat,dan kecenderungan pilihan masing-masing peserta didik.
Page | 171
peminatannya apabila memperoleh informasi yang memadai atau relevan,
memahami secara mendalam tentang potensi dirinya, baik kelebihan
maupun kelemahanya. Pendampingan dilakukan melalui proses
pembelajaran yang mendidik dan terciptanya suatu kondisi lingkungan
pembelajaran yang kondusif. Penciptaan yang dimaksud paling tidak
dilakukan oleh guru mata pelajaran bersama guru BK/Konselor serta
kebijakan kepala sekolah dan layanan administrasi akademik yang
mendukung. Pengembangan dalam arti bahwa adanya upaya yang
dilakukan untuk penyaluran dan pengembangan potensi peserta didik,
misalnya dilakukan melalui magang, untuk itu diperlukan kerjasama yang
baik antara sekolah dengan pihak lain terkait.
Dalam proses pembelajaran di satuan pendidikan SMA/SMK,
peserta didik diberikan mata pelajaran wajib yang ditempuh selama
pendidikan yaitu kelompok mata pelajaran kelompok A dan kelompok B.
Di samping itu, bagi peserta didik SMA diberi kesempatan untuk memilih
peminatan akademik dan peserta didik SMK diberi kesempatan untuk
memilih peminatan akademik dan vokasi yang di sebut peminatan
kelompok mata pelajaran. Setiap peserta didik wajib memilih sejumlah
mata pelajaran yang bersifat pendalaman atau perluasan bidang
keahlian/peminatan yang dipilihnya. Peserta didik wajib menempuh
kelompok mata pelajaran yang ditetapkan, namun juga diwajibkan
memilih bidang keahlian dan mata pelajaran pilihan yang relevan dengan
pilihan bidang keahliannya. Kerjasama dan sinergisitas kerja antar
personal sekolah secara baik, persiapan/penataan kerja secara baik pula
di setiap satuan pendidikan dapat menjadi fasilitas pendukung
pembelajaran. Penciptaan penghormatan eksistensi bidang keahlian suatu
profesi satu dengan profesi lainnya dalam satuan pendidikan sangat
diperlukan dalam rangka profesionalitas kerja.
C. Macam Pemintan Peserta didik
Page | 172
Struktur kurikulum pendidikan menengah terdiri dari sejumlah mata
pelajaran, beban belajar, dan kalender pendidikan. Mata pelajaran terdiri
dari mata pelajaran wajib dan mata pelajaran pilihan. Pada hakekatnya
peminatan peserta didik antara SMA dan SMK terdapat perbedaan dan
kesamaan. Persamaannya adalah bahwa peserta didik SMA dan SMK
wajib menempuh kelompok mata pelajaran A dan B sejumlah 24 JP.
Kelompok mata pelajaran A sejumlah 6 mata pelajaran dengan alokasi
waktu 17 JP dan 3 mata pelajaran dengan alokasi waktu 7 JP.
Kelompok mata pelajaran A untuk peserta didik SMA dan SMK
meliputi matapelajaran-matapelajaran berikut : (1) Pendidikan Agama dan
Budi Pekerti, (2) Pendidikan Kewarganegaraan, (3) Bahasa Indonesia, (4)
Matematika, (5) Sejarah, (6) Bahasa Inggris. Kelompok matapelajaran B
meliputi mata pelajaran: (1) Seni Budaya, (2) Prakarya, (3) Pendidikan
Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan.
Sedangkan peminatan kelompok mata pelajaran C antara SMA dan
SMK adalah berbeda tentang nama mata pelajaran dan JP sebagai berikut.
Page | 173
4 JP tertuang dalam struktur kurikulum SMA tahun 2013 sebagaimana
tertuang dalam lampiran 8.
Dengan demikian setiap peserta didik SMA dalam pembelajaran
wajib melakukan aktivitas sebagai berikut :
Page | 174
2) memilih dan menempuh satu program studi keahlian yang tercakup
dalam bidang studi keahlian,
3) memilih dan menempuh satu kompetensi keahlian yang tercakup
dalam program studi keahlian.
Sekolah diharapkan dapat mensosialisasikan Kurikulum 2013 yang
diberlakukan di satuan pendidikan masing-masing secara rinci dan jelas,
hal ini dimaksudkan untuk memberikan kemudahan bagi semua calon
peserta didik, orang tua. Guru BK/Konselor diharapkan memberikan
layanan informasi yang jelas dan detail berkaitan peminatan peserta didik
yang diselenggarakan di satuan pendidikan, memberikan layanan
konsultasi pemilihan dan penetapan, memberikan pendampingan,
pengembangan dan penyaluran minat belajar sesuai dengan potensi atau
kompetensi keahliannya dan kesempatan yang ada.
Page | 175
c. Kurikulum SMA/MA memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk
memilih kelompok mata pelajaran dan pilihan mata pelajaran tertentu
sesuai dengan kemampuan dasar umum (kecerdasan), bakat, minat dan
kecenderungan pilihan masing-masing peserta didik.
d. Setelah tamat dari SMA/MA peserta didik dapat bekerja di bidang tertentu
yang masih memerlukan persiapan/pelatihan, atau melanjutkan ke
perguruan tinggi dengan memasuki program studi sesuai dengan pilihan
dan pendalaman mata pelajaran sewaktu di SMA/MA.
d. Setelah tamat dari SMK peserta didik dapat bekerja di bidang tertentu
sesuai dengan bidang studi keahlian/kejuruan yang telah dipelajarinya, atau
melanjutkan pelajaran ke perguruan tinggi dengan memasuki program
studi sesuai dengan pilihan dan pendalaman materi mata pelajaran
sewaktu di SMK.
Page | 176
1. Fungsi pemahaman, yaitu berkaitan dengan dipahaminya kemampuan,
bakat, minat, dan kecenderungan pilihan masing-masing peserta didik
serta lingkungan untuk menentukan Peminatan kelompok mata
pelajaran dan pilihan mata pelajaran yang diikuti, arah karir dan/atau
studi lanjutan yang dipilihnya.
Page | 177
Minat merupakan gejala psikologis, berkaitan dengan pikiran dan
perasaan terhadap suatu objek. Perhatian, pemahaman, dan perasaan
yang mendalam terhadap suatu objek dapat menimbulkan minat. Objek
yang menarik cenderung akan menimbulkan minat. Minat merupakan
perasaan suka, rasa tertarik, kecenderungan dan gairah atau keinginan
yang tinggi seseorang terhadap suatu objek. Dalam kaitannya dengan
peminatan peserta didik dalam satuan pendidikan SMA, objek yang
dimaksudkan adalah bidang peminatan matematika dan sains, sosial dan
bahasa. Sedangkan peminatan satuan pendidikan SMK, objek yang
dimaksudkan adalah bidang studi keahlian, program studi keahlian, dan
kompetensi keahlian. Peserta didik dihadapkan kepada objek tersebut, dan
diberi kesempatan untuk memilih sesuai dengan potensi yang dimiliki dan
kesempatan yang ada.
Pemilihan peminatan yang tepat dan mempunyai arti penting bagi
prospek kehidupan peserta didik masa depan adalah tidak mudah, untuk
itu memerlukan layanan bantuan tepat yang dilakukan oleh tenaga
profesional. Dalam konteks ini, profesi bimbingan dan konseling
dipandang paling tepat untuk memfasilitasi pemilihan peminatan peserta
didik. Minat dipengaruhi oleh faktor dalam diri dan luar diri peserta didik.
Komponen pokok yang perlu dipertimbangkan dalam melakukan pemilihan
dan penetapan peminatan peserta didik SMA dan SMK dapat meliputi
prestasi belajar, prestasi non akademik, pernyataan minat peserta didik,
perhatian orang tua dan diteksi potensi peserta didik. Berikut ini disajikan
uraian peran masing-masing komponen dalam penetapan peminatan
peserta didik.
1. Prestasi belajar yang telah dicapai selama proses pembelajaran
merupakan cerminan kecerdasan dan potensi akademik yang dimiliki.
Prestasi belajar peserta didik pada kelas VII, VIII, dan IX merupakan
profil kemampuan akademik peserta didik, yang dapat dijadikan dasar
pertimbangan pokok dalam peminatan. Profil kondisi prestasi belajar
Page | 178
yang dicapai dapat sebagai prediksi keberhasilan belajar selanjutnya.
Kesungguhan dan keajegan belajar dapat berpengaruh positif terhadap
peningkatan prestasi belajar pada program pendidikan selanjutnya.
Prestasi belajar merupakan cerminan potensi peserta didik, sehingga
dapat dijadikan komponen pokok dalam pertimbangan pemilihan dan
penetapan peminatan peserta didik. Data prestasi belajar diperoleh
melalui teknik dokumentasi dan diharapkan semua calon peserta didik
menyerahkan fotocopy raport SMP/MTs yang disyahkan oleh kepala
sekolah yang bersangkutan.
2. Prestasi non akademik merupakan cerminan bakat tertentu pada
diri peserta didik. Prestasi non akademik yang telah dicapai, seperti
kejuaraan dalam lomba melukis, menyanyi, menari, pidato, bulu
tangkis, tenis meja, dll., merupakan indikasi peserta didik memiliki
kemampuan khusus/bakat tertentu. Terdapat relevansi antara
kejuaraan suatu lomba dengan kemudahan melakukan aktivitas dan
keberhasilan belajar mata pelajaran tertentu yang sesuai dengan
kemampuan khusus yang dimiliki. Data ini dapat diperoleh melalui isian
(angket) yang disiapkan dan teknik dokumentasi berupa fotocopy
piagam penghargaan yang dimiliki calon peserta didik sejak Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah.
3. Nilai ujian nasional (UN) yang dicapai merupakan cerminan
kemampuan akademik mata pelajaran tertentu berstandar nasional.
Prestasi belajar dapat sebagai pertimbangan untuk pemilihan dan
penetapan peminatan peserta didik. Diasumsikan bahwa peserta didik
tidak mengalami kecelakaan fisik atau psikis dan kebiasaan belajar
tetap dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan, maka nilai UN tepat
sebagai pertimbangan penetapan peminatan peserta didik sesuai
kelompok mata pelajarannya. Nilai UN diperoleh melalui teknik
Page | 179
dokumentasi berupa fotocopy daftar nilai UN dan daftar isian (angket)
yang disiapkan.
4. Minat belajar tinggi ditunjukkan dengan perasaan senang yang
mendalam terhadap peminatan tertentu (mata pelajaran, bidang studi
keahlian, program studi keahlian, kompetensi keahlian) berkontribusi
positif terhadap proses dan hasil belajar. Peserta didik merasa senang,
antusias, tidak merasa cepat lelah, sungguh-sungguh dalam mengikuti
pembelajaran di sekolah maupun aktivitas belajar di rumah disebabkan
memiliki minat yang tinggi terhadap apa yang dipelajarinya.
Pernyataan minat dapat secara tertulis. Pernyataan
mencerminkan apa yang diinginkan dan merupakan indikasi akan
kesungguhan dalam belajar sebab aktivitas belajar berkaitan erat
dengan minatnya.
5. Cita-cita peserta didik untuk studi lanjut, pekerjaan, dan jabatan erat
hubungannya dengan potensi yang dimilikinya dan dipengaruhi oleh
hasil pengamatan terhadap figur dan keberhasilan
seseorang/sekelompok dalam kehidupannya. Di samping itu, atas
dasar informasi yang diperoleh baik secara langsung maupun tidak
langsung juga berpengaruh terhadap munculnya cita-cita peserta didik.
Informasi yang jelas dan prospesktif juga dapat merangsang
munculnya cita-cita. Keinginan yang kuat untuk mencapai bidang studi
lanjut, jabatan, dan pekerjaannya sangat berpengaruh positif terhadap
aktivitas belajar. Sinkronisasi antara cita-cita dengan potensi peserta
didik dan prestasi yang dicapai dengan kesempatan belajar untuk
mencapai cita-cita, dapat menumbuhkan semangat belajar yang
dipilihnya.
6. Perhatian orang tua, fasilitasi dan latar belakang keluarga
berpengaruh positif terhadap kesungguhan-ketekunan-kedisiplinan
dalam belajar. Restu orang tua merupakan kekuatan spiritual yang
Page | 180
dapat memberikan kemudahan yang dirasakan oleh peserta didik
dalam belajar dan mencapai keberhasilan belajar. Anak mempunyai
hubungan emosional dengan orang tua, juga berkaitan dengan
semangat belajar. Intensitas hubungan orang tua dengan anak dapat
menumbuhkan motivasi belajar yang berdampak kualitas proses dan
hasil belajar. Namun disadari bahwa yang belajar adalah anak, dan
orang tua sebatas mengharapkan hasil belajar anak dan memfasilitasi
belajar. Untuk itu, perhatian, fasilitasi, dan harapan orang tua terhadap
peminatan peserta didik penting dipertimbangkan, namun bukan
sebagai penentu peminatan. Bila terdapat perbedaan antara peminatan
peserta didik dengan orang tua, maka yang perlu dikaji lebih
mendalam adalah prospek peminatan dan kesiapan belajar anak.
Orang tua diharapkan lebih pada memberikan dukungan atas pilihan
peminatan putra-putrinya. Namun demikian, guru BK/Konselor
hendaknya cermat dalam berdialog dengan orangtua tentang
penempatan peminatan peserta didiknya, apalagi orang tua yang
bersangkutan sangat berharap atas pilihan peminatan putra-putrinya.
Page | 181
PELAKSANAAN PEMINATAN PESERTA DIDIK
Page | 182
4. Observasi, sebagai teknik yang dapat digunakan untuk memperoleh
data kondisi fisik dan perilaku yang nampak sebagai bahan
pertimbangan dalam penetapan peminatan peserta didik.
Di samping teknik non tes, dapat juga menggunakan teknik tes,
seperti tes psikologis yang dilaksanakan oleh tester atau tes peminatan
yang dapat dilaksanakan oleh guru BK/Konselor. Data yang dapat
diperoleh melalui teknik tes dapat dianalisisis dan dipergunakan dasar
penetapan peminatan peserta didik. Data teknik non tes (dokumentasi,
angket, wawancara, observasi, dll) secara lengkap dan tepat menganalisis
serta interpretasi yang benar dapat dijadikan dasar pemilihan dan
penetapan peminatan peserta didik. Pemilihan dan penetapan peminatan
peserta didik dengan menggunakan data dari teknik non tes adalah sudah
dapat dipertanggungjawabkan.
Page | 183
2. Data prestasi/nilai belajar UN dicermati relevansinya dengan peminatan
dan nilai UN digabungkan dengan nilai raport, sebagai pertimbangan
menyusun ranking.
3. Data prestasi non akademik yang diperoleh dicermati relevansinya
dengan peminatan dan dapat diberi skore tingkat sekolah =1,
kecamatan = 2, kabupaten = 3, provinsi = 4, nasional = 5, dan
internasional =7. Pemberian skore ini diperlukan sebagai bahan
menyusun ranking.
4. Data tentang minat studi lanjut, minat pekerjaan, minat jabatan, minat
mata pelajaran, cita-cita kehidupan di masa depannya dan bidang
peminatan yang dipilih, harus dicermati apakah terdapat relevansinya.
Bila terdapat kesesuaian, maka mendukung untuk penetapan
peminatan peserta didik. Namun bila tidak relevan dengan
peminatannya, maka dalam wawancara lebih ditekankan klarifikasi dan
diberikan informasi yang memberikan wawasan lebih luas.
5. Data perhatian, fasilitasi, harapan, pendidikan, pekerjaan, sosial
ekonomi orang tua diharapkan memberikan dukungan terhadap
peminatan peserta didik, terutama data tentang keinginan bidang
keahlian diharapkan terdapat kesesuaian antara anak dan orang tua.
Bila hasil pencermatan data orang tua peserta didik tidak memberikan
dukungan terhadap peminatan peserta didik, maka perlu dipahami lebih
lanjut tentang perhatian orang tua melalui wawancara. Dalam
penetapan peminatan perlu lebih mendasarkan pada data prestasi dan
minat yang telah diperoleh dan ditambah hasil wawancara dan
observasi.
6. Data diteksi potensi peserta didik di SMP/MTs atau rekomendasi Guru
BK/Konselor SMP/MTs tentang peminatan peserta didik.
7. Data diteksi potensi peserta didik melalui tes peminatan yang
dilaksanakan di SMA/ SMK, akan diperoleh rekomendasi kecenderungan
jenis peminatan peserta didik.
Page | 184
Secara skematis dapat dilihat diagram pengorganisaian
peminatan peserta didik sebagai berikut.
Page | 185
f. Perhatian dan harapan orang tua akan peminatan belajar putra-
putrinya.
Page | 186
1) Diutamakan bagi yang memilih peminatan Matematika dan
Sains sebagai pilihan pertama
2) Memiliki Nilai rata-rata Mata pelajaran Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Semester 1,2,3,4,5,6 dan UN lebih tinggi
3) Diutamakan memiliki Prestasi Non Akademik Mata Pelajaran
yang relevan dengan bidang Matematika dan Sains.
4) Memiliki data perhatian orang tua
5) Memiliki Rekomendasi Guru BK/Konselor SMP/MTs. pada
peminatan Matematika dan Sains (kalau ada)
b. Peminatan Sosial
1) Diutamakan bagi yang memilih peminatan Sosial sebagai pilihan
pertama
2) Memiliki Nilai rata-rata Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
pada semester 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan UN lebih tinggi
3) Diutamakan memiliki Prestasi Non Akademik yang relevan
dengan bidang mata Ilmu Pengetahuan Sosial
4) Memiliki data perhatian orang tua
5) Memiliki Rekomendasi dari Guru BK/Konselor SMP/MTs. pada
peminatan Sosial (kalau ada)
c. Peminatan Bahasa
1) Diutamakan bagi yang memilih Peminatan Bahasa sebagai
pilihan pertama
2) Memiliki Nilai rata-rata Mata Pelajaran Bahasa (Indonesia dan
Inggris), pada semester 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan UN lebih tinggi
3) Diutamakan memiliki Prestasi Non Akademik yang relevan
dengan bidang mata pelajaran Bahasa (Indonesia dan Inggris)
4) Memiliki data perhatian orang tua
5) Memiliki Rekomendasi dari Guru BK/Konselor SMP/MTs pada
peminatan Bahasa (kalau ada)
Page | 187
2. Peminatan Peserta Didik SMK
a. Teknologi dan Rekayasa
1) Diutamakan bagi yang memilih peminatan Kelompok Teknologi
dan Rekayasa sebagai pilihan pertama
2) Hasil tes fisik dan kesehatan = normal (menyesuaikan
kebutuhan sekolah)
3) Memiliki Nilai rata-rata matapelajaran Matematika dan Bahasa
Inggris pada semester 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan UN lebih tinggi
4) Diutamakan memiliki Prestasi Non Akademik yang relevan
dengan bidang Teknologi dan Rekayasa
5) Memiliki data perhatian orang tua
6) Memiliki rekomendasi dari Guru BK/Konselor SMP/MTs. pada
peminatan Teknologi dan Rekayasa (kalau ada)
b. Teknologi Informasi dan Komunikasi
1) Diutamakan bagi yang memilih peminatan Kelompok Teknologi
dan Rekayasa sebagai pilihan pertama
2) Hasil tes fisik dan kesehatan = normal (menyesuaikan
kebutuhan sekolah)
3) Memiliki nilai rata-rata Mata pelajaran Matematika dan Bahasa
Inggris pada semester 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan UN lebih tinggi
4) Diutamakan memiliki Prestasi Non Akademik yang relevan
dengan bidang Informasi dan Komunikasi.
5) Memiliki data perhatian orang tua
6) Memiliki rekomendasi dari Guru BK/Konselor SMP pada
peminatan Teknologi dan Rekayasa (kalau ada)
c. Kesehatan
1) Diutamakan bagi yang memilih peminatan Kelompok Kesehatan
sebagai pilihan pertama.
Page | 188
2) Hasil tes fisik dan kesehatan = normal (menyesuaikan
kebutuhan sekolah)
3) Memiliki nilai rata-rata mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
dan Matematika pada semester 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan UN lebih
tinggi
4) Diutamakan memiliki Prestasi Non Akademik yang relevan
dengan bidang Kesehatan
5) Memiliki data perhatian orang tua
6) Memiliki rekomendasi dari Guru BK/Konselor SMP/MTs pada
peminatan Kesehatan (kalau ada)
d. Agribisnis dan Agroteknologi
1) Diutamakan bagi yang memilih peminatan Kelompok Agribisnis
dan Agroteknologi sebagai pilihan pertama
2) Hasil tes fisik dan kesehatan = normal ( menyesuaikan
kebutuhan sekolah)
3) Memiliki nilai rata-rata Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam,
Matematika dan Bahasa Inggris pada semester 1, 2, 3, 4, 5, 6,
dan UN lebih tinggi
4) Diutamakan memiliki Prestasi Non Akademik yang relevan
dengan bidang Agribisnis dan Agroteknologi.
5) Memiliki data perhatian orang tua
6) Memiliki rekomendasi dari Guru BK/Konselor SMP/MTs. pada
peminatan Agribisnis dan Agroteknologi (kalau ada)
e. Perikanan dan Kelautan
1) Diutamakan bagi yang memilih peminatan Kelompok Perikanan
dan Kelautan sebagai pilihan pertama
2) Hasil tes fisik dan kesehatan = normal ( menyesuaikan
kebutuhan sekolah)
Page | 189
3) Memiliki Nilai rata-rata Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam,
Matematika dan Bahasa Inggris pada semester 1, 2, 3, 4, 5, 6,
dan UN lebih tinggi
4) Diutamakan memiliki Prestasi Non Akademik yang relevan
dengan bidang Perikanan dan Kelautan.
5) Memiliki data perhatian orang tua
6) Memiliki rekomendasi dari Guru BK/Konselor SMP/MTs. pada
peminatan Perikanan dan Kelautan (kalau ada)
f. Bisnis dan Manajemen
1) Diutamakan bagi yang memilih peminatan Kelompok Bisnis dan
Manajemen sebagai pilihan pertama
2) Memiliki Nilai rata-rata Mata pelajaran Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Sosial pada semester 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan UN
lebih tinggi
3) Diutamakan memiliki Prestasi Non Akademik yang relevan
dengan bidang Bisnis dan Manajemen.
4) Memiliki data perhatian orang tua
5) Memiliki rekomendasi dari Guru BK/Konselor SMP/MTs. pada
peminatan Bisnis dan Manajemen (kalau ada)
g. Pariwisata
1) Diutamakan bagi yang memilih peminatan Kelompok Pariwisata
sebagai pilihan pertama
2) Hasil tes fisik dan kesehatan = normal (menyesuaikan
kebutuhan sekolah)
3) Memiliki Nilai rata-rata Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam,
Matematika dan Bahasa Inggris pada semester 1, 2, 3, 4, 5, 6,
dan UN lebih tinggi
4) Diutamakan memiliki Prestasi Non Akademik yang relevan
dengan bidang Pariwisata.
Page | 190
5) Memiliki data perhatian orang tua
6) Memiliki rekomendasi dari Guru BK/Konselor SMP/MTs. pada
peminatan Pariwisata (kalau ada)
h. Seni Kerajinan
Page | 191
tertuang dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Layanan peminatan peserta didik baik di SMA maupun di SMK
senantiasa melalui proses yang meliputi (1) layanan informasi tentang
peminatan peserta didik (2) layanan pemilihan dan penetapan peminatan
peserta didik, (3) layanan pendampingan melalui pembelajaran yang
mendidik dan layanan bimbingan dan konseling, (4) pengembangan
potensi peserta didik melalui praktik lapangan dan magang dan
pengembangan potensi peserta didik melalui penyaluran bakat dan minat
akademik maupun non akademik. Sebagaimana yang telah diuraikan di
atas tentang pengorganisasian dan kreteria penetapan peminatan peserta
didik, berikut ini disajikan pemetaan peminatan peserta didik dalam
diagram berikut :
Page | 192
minat belajar melalui pembelajaran yang mendidik yang dilakukan
oleh guru mata pelajaran dan layanan bimbingan dan konseling yang
dilakukan oleh guru BK/Konselor, serta penciptaan kondisi lingkungan
yang kondusif untuk pembelajaran yang diciptakan bersama oleh guru
mata pelajaran bersama guru BK/Konselor. Peserta didik dalam proses
pembelajaran akan melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap
bidang keahlian atau peminatannya dan kondisi lingkungan yang baru.
Hal ini memerlukan pendampingan agar jangan sampai mengalami
kesulitan dan dapat berkembang secara cepat dan optimal sesuai
dengan potensinya.
Peminatan peserta didik dapat dimulai saat peserta didik
mengenal objek dan diberi kesempatan atau ada kesempatan untuk
berbuat. Semenjak anak usia dini yang dikembangan melalui
Pendidikan Anak Usia Dini, dilanjutkan ke Pendidikan Sekolah Dasar,
Sekolah Menengah Tingkat Pertama, Sekolah Menengah Tingkat Atas
dan sampai di tingkat Perguruan Tinggi. Peminatan peserta didik
sesuai dengan tingkat perkembangannya yang dapat berupa
peminatan terhadap mata pelajaran, studi lanjut, keahlian, pekerjaan,
jabatan, dan kehidupan keluarga. Harapan akhir dari pendidikan
adalah peserta didik menjadi manusia yang berakhlak mulia, cerdas
dan terampil, serta dapat mencapai kemandirian, kebahagiaan, dan
kesejahteraan yang berlandaskan akhlak mulia.
Page | 193
1. Langkah Pertama: Pengumpulan Data
Langkah ini dilakukan untuk mengumpulkan data tentang :
a. Data pribadi peserta didik : kemampuan dasar umum (kecerdasan), bakat dan
minat serta kecenderungan potensi.
b. Keluarga
c. Kondisi lingkungan
d. Mata pelajaran wajib dan pilihan
e. Sistem pembelajaran, termasuk Sistem Kredit Semester (SKS)
f. Informasi pekerjaan/karir
g. Bahan informasi karir
h. Bahan informasi pendidikan lanjutan
i. Data kegiatan belajar
j. Data hasil belajar
k. Data khusus tentang peserta didik.
Page | 194
2. Langkah Kedua: Informasi Peminatan
Langkah ini dilakukan pada awal masuk sekolah yaitu pada masa orientasi
studi, memasuki kelas baru, dan menjelang akhir studi, peserta didik diberikan
informasi selengkapnya, sesuai dengan jenis dan jenjang satuan pendidikan
peserta didik, yaitu informasi tentang :
a. Sekolah ataupun program yang sedang mereka ikuti dan setamat dari sekolah
atau selepas dari kelas yang mereka duduki sekarang.
b. Kurikulum dan berbagai mata pelajaran baik yang wajib maupun pilihan yang
diikuti peserta didik, terutama berkenaan dengan pilihan arah minat
kelompok mata pelajaran dan pilihan mata pelajaran, pendalaman mata
pelajaran serta lintas mata pelajaran.
c. Informasi tentang karir atau jenis pekerjaan yang perlu dipahami dan/atau
yang dapat dijangkau oleh tamatan pendidikan yang sedang ditempuh
sekarang, terutama berkenaan dengan peminatan vokasi.
d. Informasi tentang studi lanjutan setamat pendidikan yang sedang ditempuh
sekarang.
Layanan informasi tentang berbagai hal di atas dapat dilakukan melalui
layanan klasikal untuk semua peserta didik. Layanan informasi ini dapat
dilengkapi dengan layanan orientasi melalui kunjungan ke sekolah/madrasah
dan/atau lembaga kerja yang sesuai dengan peminatan/pilihan peserta didik.
Langkah ini terfokus pada kecocokan antara kondisi pribadi peserta didik
dengan syarat-syarat atau tuntutan kelompok mata pelajaran dan pilihan mata
pelajaran pilihan dan/atau sekolah/madrasah, arah pengembangan karir, kondisi
orang tua dan lingkungan pada umumnya, terutama dalam rangka peminatan
akademik, kejuruan, pendalaman mata pelajaran, lintas minat mata pelajaran
Page | 195
dan studi lanjutan. Keadaan yang diinginkan ialah kondisi pribadi peserta didik
benar-benar cocok atau sejajar, atau setidak-tidaknya mendekati, dengan
persyaratan dan kesempatan yang ada. Kecocokan itu disertai dengan tersedianya
fasilitas yang ada di sekolah dan cukup memadai, serta dukungan moral dan
finansial yang memadai pula (terutama dari orang tuanya).
Page | 196
tidak tepat, maka peserta didik yang bersangkutan perlu mengganti pilihan
kelompok mata pelajaran dan pilihan mata pelajaran lain dan perlu dilakukan
penyesuaian-penyesuaian pada diri peserta didik dan pihak-pihak yang
berkepentingan. Untuk ini diperlukan layananan konseling individual bagi peserta
didik yang bersangkutan. Demikian, langkah keempat dilaksanakan seoptimal
mungkin demi kesuksesan studi peserta didik sesuai dengan kemampuan dasar
(kecerdasan), bakat, minat, dan kecenderungan pilihan masing-masing peserta
didik.
Guru BK/Konselor, Guru Mata Pelajaran, dan Guru Wali Kelas memonitor
penampilan dan kegiatan peserta didik asuhnya secara keseluruhan dalam
menjalani program pendidikan yang diikutinya, khususnya berkenaan dengan
peminatan kelompok mata pelajaran dan pilihan mata pelajaran yang dipilihnya.
Perkembangan dan berbagai permasalahan peserta didik perlu diantisipasi dan
memperoleh pelayanan bimbingan dan konseling secara tepat.
Page | 197
pengembangan dan penyaluran. Kepala sekolah perlu mengatur
personalia sekolah untuk layanan pemilihan dan penetapan peminatan
peserta didik, memberikan layanan informasi yang mudah diakses oleh
semua pihak. Calon peserta didik dan orang tua calon peserta didik
diharapkan lebih aktif mencari informasi, mengisi formulir, menetapkan
peminatannya, menyerahkan persyaratan pendaftaran calon peserta didik,
peserta didik mengikuti seleksi dan bagi yang dinyatakan diterima
dilanjutkan lapor diri sebagai peserta didik baru, dan bagi yang tidak
diterima dikembalikan kepada orang tua. Setelah selesai lapor diri, maka
peserta didik menempuh pendidikan sesuai dengan peminatannya yang
diselenggarakan oleh satuan pendidikan.
Layanan peminatan bagi peserta didik baru SMA dan SMK dapat
dilaksanakan dengan menggunakan salah satu alternative yang meliputi
pemilihan dan penetapan pemilihan peminatan bersamaan dengan proses
penerimaan peserta didik baru atau pada awal tahun pelajaran baru
setelah calon peserta didik baru dinyatakan diterima sebagai peserta didik
baru.
1. Alternatif pertama, proses pemilihan dan penetapan peminatan
bersamaan dengan penerimaan peserta didik baru (PPDB).
Alternatif ini memiliki efisiensi kerja sebab sekali bekerja sekaligus
dapat 2 (dua) hasil yaitu proses penerimaan peserta didik baru dan
pemilihan peminatan dapat terselesaikan. Peserta didik yang tidak
diterima karena macam peminatannya tidak sesuai, maka peserta didik
yang bersangkutan masih ada kesempatan mendaftar ke sekolah lain.
Untuk kelancaran proses dan ketepatan hasil kerja, maka ada beberapa
kegiatan yang perlu dilaksanakan oleh kepala sekolah, guru
BK/Konselor, orang tua, dan guru mata pelajaran serta peserta didik
sebagai berikut. Adapun uraian tugas dari pelaksana adalah sebagai
berikut :
a. Kepala sekolah diharapkan dapat:
Page | 198
1) Memfasilitasi penyelenggaraan pembelajaran berbasis peminatan
a membentuk kepanitiaan penerimaan peserta didik baru dan
layanan peminatan peserta didik
Page | 199
b menetapkan kriteria bagi calon peserta didik yang dapat
diterima sebagai peserta didik baru
b. Guru BK/Konselor
Page | 200
d) Menyiapkan instrumen (non test) untuk mengungkap
peminatan peserta didik dan dukungan orang tua
e) Menyiapkan dan menyampaikan informasi peminatan
peserta didik meliputi kuota, macam peminatan, cara,
komponen dan kriteria dalam penetapan pilihan
peminatan kepada calon peserta didik baru atau
masyarakat luas.
f) Mengumpulkan data peminatan peserta didik
g) Menganalisis data peminatan peserta didik
h) Menetapkan peminatan dan pengelompokan belajar
peserta didik
i) Memberikan layanan konsultasi kepada orang tua atau
peserta didik yang memerlukan atau tidak sesuai dengan
antara penetapan dari sekolah dengan peminatan pilihan
diri peserta didik dan/atau orang tua.
2) Menyelenggarakan pendampingan dalam pembelajaran
sesuai dengan peminatan peserta didik dengan cara
memberikan layanan konseling individual, konseling
kelompok, bimbingan kelompok, dan bimbingan klasikal.
3) Menyelenggarakan pengembangan dan penyaluran potensi
peserta didik dengan cara melakukan kegiatan praktik dan
atau magang bekerjasama dengan dunia usaha dan dunia
usaha serta lembaga terkait.
4) Menyelenggarakan evaluasi penyelenggaraan program
peminatan dan tindak lanjut yang perlu dilakukan untuk
pengembangan potensi peserta didik dengan memperhatikan
kesempatan yang ada.
Page | 201
5) Bekerjasama dengan guru mata pelajaran dan pendidik
lainnya, melakukan pembinaan dan pengembangan serta
penyaluran potensi peserta didik secara optimal.
Page | 202
2) Mendapingi putra-putrinya saat proses pendaftaran,
pengisian format peminatan peserta didik.
3) Memberikan motivasi belajar yang kuat atas dasar pilihan
peminatan putra-putrinya.
4) Proaktif melakukan konsultasi kepada Guru BK/Konselor
dalam rangka pendampingan putra-putrinya untuk
keberhasilan belajarnya.
5) Mendampingi aktivitas belajar putra-putrinya selama di luar
sekolah.
f. Calon Peserta Didik;
1) Mencermari informasi tentang pendaftaran peserta didik baru
dan peminatan belajar serta membicarakan dengan orang
tua, tentang isian formulir pendaftaran dan pilihan
peminatannya.
2) Menentukan pilihan peminatan sesuai dengan pemahaman
terhadap potensi diri, minat, dan pertimbangan orang tua
serta prospek masa depan.
3) Menerima keputusan penetapan peminatan yang ditetapkan
oleh sekolah, namun bila tidak sesuai segera konsultasi
kepada Guru BK/Konselor.
4) Menyesuaikan diri secara baik di sekolah dan belajar secara
bersungguh-sungguh sesuai peminatannya.
5) Memahami, mentaati dan melaksanakan tatatertip sekolah
yang diberlakukan.
Berikut ini disajikan alternatif rancangan proses pemilihan dan
penetapan peminatan peserta didik yang dilaksanakan bersamaan
dengan Penerimaan Peserta Didik Baru SMA/SMK
sebagaimana tabel berikut :
Page | 203
Tabel 3.1
Rancangan Kegiatan Pemilihan dan Penetapan Peminatan Peserta
Didik Bersamaan dengan Penerimaan Peserta Didik Baru.
Penanggung
No Uraian Kegiatan Pelaksana Sasaran Waktu
Jawab
Penetapan kuota
Calon
peserta didik baru dan Minggu I
1 Kepala sekolah Panitia peserta didik
macam peminatan bulan Mei
baru
peserta didik
Menyusun Pendidik dan
kepanitiaan Waka Tenaga Minggu I
2 Kepala sekolah
penerimaan peserta Kesiswaan Kependidika bulan Mei
didik baru n
Penetapan system
Calon
program belajar Waka Minggu I
3 Kepala sekolah peserta didik
peserta didik (Paket Kurikulum bulan Mei
baru
atau SKS)
Penetapan
Calon
persyaratan mendaftar Waka Minggu I
4 Panitia peserta didik
sebagai calon peserta Kesiswaan bulan Mei
baru
didik baru
Penetapan kriteria
calon peserta didik Calon
Waka Minggu I
5 yang dapat dinyatakan Panitia peserta didik
Kesiswaan bulan Mei
diterima sebagai baru
peserta didik baru
Penetapan komponen Koordinator Calon
Guru Minggu I
6 peminatan peserta Bimbingan dan peserta didik
BK/Konselor bulan Mei
didik Konseling baru
Penetapan syarat Calon
Waka Minggu I
7 pendaftaran ulang Panitia peserta didik
Kesiswaan bulan Mei
bagi peserta didik baru baru
Waka Minggu ke
8 Rancangan tugas guru Kepala sekolah Pendidik
Kurikulum II bulan Mei
9 Sosialisasi tentang Waka Humas Panitia Masyarakat Minggu ke
kuota/ daya tampung II Mei s.d
dan macam peminatan Minggu ke
peserta didik, II Juni
persyaratan
pendaftaran sebagai
calon peserta didik
baru, kriteria
penetapan yang
diterima, syarat
Page | 204
Penanggung
No Uraian Kegiatan Pelaksana Sasaran Waktu
Jawab
Pendaftaran Ulang
peserta didik baru.
Page | 205
Penanggung
No Uraian Kegiatan Pelaksana Sasaran Waktu
Jawab
Pendaftaran Ulang Calon
Waka Minggu ke I
17 bagi yang dinyatakan Panitia peserta didik
Kesiswaan Juli
diterima baru
Layanan peserta didik
Calon
cadangan dapat
Koordinator Guru peserta didik
melakukan Minggu ke
18 Bimbingan dan BK/Konselor baru yang
Pendaftaran Ulang, II Juli
Konseling dan Tim sebagai
apabila ada yang
cadangan
mengundurkan diri
Pendaftaran Ulang
susulan bila ada
Calon
cadangan yang Waka Minggu ke
19 Panitia peserta didik
dinyatakan diterima Kesiswaan II Juli
baru
sebagai peserta didik
baru
Koordinator Guru Calon
Orientasi Peserta Didik Minggu ke
20 Bimbingan dan BK/Konselor peserta didik
Baru III juli
Konseling dan Tim baru
Minggu ke
Pendidik dan III Juli
Penyelenggaraan Waka Satuan
21 Tenaga Minggu ke
Pembelajaran Kurikulum pendidikan
Kependidikan III
Desember
Minggu ke
Pendidik dan III Juli
Pembelajaran yang Waka
22 Tenaga Peserta didik Minggu ke
mendidik Kurikulum
Kependidikan III
Desember
Minggu ke
Koordinator III Juli
Layanan bimbingan Guru
23 Bimbingan dan Peserta didik Minggu ke
dan konseling BK/Konselor
Konseling III
Desember
Minggu III
Seluruh
Juli dan
Manajemen dan Tim MM dan komponen
24 Kepala Sekolah Minggu ke
supervisi sekolah PKG satuan
II
pendidikan.
Desember
Secara skematis, proses pemilihan dan penetapan peminatan bagi
calon peserta didik yang dilaksanakan bersamaan dengan pendaftaran
calon peserta didik baru adalah sebagaimana diagram berikut ini.
Page | 206
KETERANGAN DIAGRAM ALIR KODE
Page | 207
dapat dilakukan dirumah dan dilakukan pencermatan secara teliti.
Penetapan
Page | 208
yang ada. Langkah yang dilakukan oleh Guru BK/Konselor
meliputi : (1) pemberian informasi dan orientasi tentang macam
dan kuota peminatan belajar, mekanisme, komponen yang
dipergunakan dalam penetapan, kriteria penetapan; (2)
menyiapkan dan menggunakan instrument dan atau format
peminatan untuk mengumpulkan data peminatan peserta didik dan
orang tuanya; (3) mengumpulkan data peminatan peserta didik
baik data dokumentasi, observasi maupun wawancara, (4) analisis
data peminatan yang terkumpul; (5) penetapan peminatan peserta
didik berdasarkan hasil analisis; (6) melayani konsultasi peminatan
bagi peserta didik dan atau orang tua; (7) mengelompok
rombongan belajar berdasarkan peminatan peserta didik dan
satuan kelas. Proses pemilihan dan penetapan peminatan peserta
didik dilaksanakan oleh berbagai personalia sekolah sesuai tugas
masing-asing yang meliputi kepala sekolah, Guru BK/Konselor,
guru matapelajaran, orang tua, dan peserta didik serta tenaga
kependidikan. Adapun uraian tugas pelaksana peminatan peserta
didik pada dasarnya sama dengan proses pemilihan dan penetapan
peminatan yang dilaksanakan bersamaan dengan penerimaan
peserta didik baru.
Berikut ini disajikan alternatif rancangan proses pemilihan dan
penetapan peminatan peserta didik yang dilaksanakan pada minggu
pertama pembelajaran tahun pelajaran baru SMA/SMK
sebagaimana tabel berikut.
Tabel 3.3.
Rancangan Kegiatan Pemilihan dan Penetapan Peminatan Belajar
Peserta
Didik pada Minggu Pertama Tahun Pelajaran Baru.
Page | 209
Penanggung
No Uraian Kegiatan Pelaksana Sasaran Waktu
Jawab
Menyusun Panitia Koordinator Guru Minggu I
1 Kepala sekolah
Peminatan BK BK/Konselor bulan Mei
Penetapan macam
Peserta didik Minggu I
2 dan kuota peminatan Kepala sekolah Panitia
baru bulan Mei
peserta didik
Penetapan
Komponen dan
kriteria peminatan
Guru Minggu I
3 sebagai persyaratan Kepala Sekolah Komponen
BK/Konselor bulan Mei
rekomendasi
peminatan peserta
didik
Penyiapan
Koordinator Format/instru Minggu II-
Form/Instrumen Guru
4 Bimbingan dan men III bulan
Peminatan peserta BK/Konselor
Konseling peminatan Mei
didik
Sosialisasi Program Peserta didik Minggu I
Guru
5 Peminatan Peserta Kepala Sekolah baru dan Awal tahun
BK/Konselor
Didik orang tua Pelajaran
Penyampaian Form
Koordinator Peserta didik Minggu I
Peminatan sesuai Guru
6 Bimbingan dan baru dan Awal tahun
Komponen yang BK/Konselor
Konseling orang tua Pelajaran
dipersyaratkan
Pendampingan
Koordinator Minggu I
pengisian data Guru Peserta didik
7 Bimbingan dan Awal tahun
Peminatan yang BK/Konselor baru
Konseling Pelajaran
dipersyaratkan
Layanan konsultasi
bagi peserta didik
Koordinator Peserta didik Minggu I
dan orang tua yang Guru
8 Bimbingan dan baru dan Awal tahun
mengalami kesulitan BK/Konselor
Konseling orang tua Pelajaran
penetapan pilihan
peminatan.
Analisis Form Form data
Koordinator Minggu II
Komponen Guru sesuai
9 Bimbingan dan Awal tahun
Peminatan Peserta BK/Konselor Komponen
Konseling Pelajaran
Didik Peminatan
Pelaporan Hasil
Koordinator Minggu II
Analisis Form Guru
10 Bimbingan dan Hasil analisis Awal tahun
Peminatan Peserta BK/Konselor
Konseling Pelajaran
Didik
11 Rapat/Sidang Kepala Sekolah Guru Dokumen hasil Minggu II
Penetapan BK/Konselor analisis Awal tahun
Peminatan Peserta Pelajaran
Page | 210
Penanggung
No Uraian Kegiatan Pelaksana Sasaran Waktu
Jawab
Didik
Pengumuman Hasil
Peserta didik Minggu II
Penetapan
12 Kepala Sekolah Panitia baru dan Awal tahun
Peminatan Peserta
orang tua Pelajaran
Didik
Minggu III
Pendidik dan Juli s.d
Penyelenggara-an Waka Satuan
13 Tenaga Minggu ke
Pembelajaran Kurikulum pendidikan
Kependidikan III
Desember
Minggu III
Pendidik dan Juli s.d
Pembelajaran Yang Waka Peserta didik
14 Tenaga Minggu ke
Mendidik Kurikulum baru
Kependidikan III
Desember
Minggu III
Koordinator Juli s.d
Layanan Bimbingan Guru Peserta didik
15 Bimbingan dan Minggu ke
dan Konseling BK/Konselor baru
Konseling III
Desember
Minggu III
Seluruh
Juli dan
Manajemen dan Tim MM dan komponen
16 Kepala Sekolah Minggu ke
Supervisi Sekolah PKG satuan
II
pendidikan.
Desember
Page | 211
sekolah, dengan harapan dapat tepat penetapan peminatan belajar
yang berpengaruh positif terhadap kelancaran proses pembelajaran
dan hasil belajar optimal.
Page | 212
KETERANGAN DIAGRAM ALIR KODE
Peserta didik baru mengembalikan formulir peminatan belajar yang telah diisi
3
lengkap kepada Tim Peminatan yang dikoordinir oleh Guru BK/Konselor
Bagi peserta didik yang tidak diterima peminatannya sesuai dengan pilihan
pertama dan atau tidak sesuai penetapan peminatannya, dilakukan konsultasi
bersama antara Guru BK/Konselor dengan peserta didik dan orang tua.
Page | 213
DAFTAR RUJUKAN
Page | 214
LEMBAR KERJA (LK) KEPALA SEKOLAH
Berilahkomentarterkaitdenganmekanismepeminatanberikutini.Jikadiperlukanlakukanlah
pengembangansesuaidengankondisi di sekolah.
Page | 215
LK 2A RUBRIK PERHITUNGAN SDM
PeminatanMatematikadanIlmuAlam
1. Matematika
2. Biologi
I
3. Fisika
4. kimia
PeminatanIlmu-ilmuSosial
1. Geografi
2. Sejarah
II
3. Sosiologi
4. Ekonomi
PeminatanIlmuBahaasadanBudaya
1. BahasadanSastra Indonesia
2. BahasadanSastraInggris
III 3. BahasaAsing Lain (Arab, Mandarin, Jepang, Korea, Jerman,
Perancis)
4. antropologi
1. Agama
2. PKn
5.
3. Penjaskes
4. Guru lainnya
Page | 216
LK 2B RUBRIK PERHITUNGAN SDM
Kelompok C (Peminatan
DasarBidangKeahlian
1. Fisika
2. Kimia
3. GambarTeknik
4. PemrogramanDasar
5. SistemKomputer
6. PengantarEkonomidanBisnis
7. PengantarAkuntansi
8. PengantarAdministrasiPerkantoran
9. IPA Terapan
10. PengantarPariwisata
11. Dasar-dasarDesain
12. PengetahuanBahan
13. WawasanSeniPertunjukan
15. ManajemenPertunjukan
Page | 217
PaketKeahlian
1. Kelas
2. Laboratorium ..
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Page | 218