Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keputihan atau leukorhea merupakan gejala yang sangat sering dialami oleh
sebagian besar wanita. Gangguan ini merupakan masalah kedua sesudah gangguan
haid. Keputihan seringkali tidak ditangani dengan serius oleh para remaja. Padahal,
leukorea bisa jadi indikasi adanya penyakit. Hampir semua perempuan pernah
sebagai hal yang normal. Pendapat ini tidak sepenuhnya benar, karena ada berbagai
merupakan hal yang wajar. Namun, leukorea yang tidak normal dapat menjadi
wanita Eropa yang mengalami leukorea sebesar 25% (Zubier, 2012). Di Indonesia
sebanyak 75% wanita pernah mengalami leukorea minimal satu kali dalam hidupnya
dan 45% diantaranya bisa mengalami leukorea sebanyak dua kali atau lebih (BKKBN,
2009).
Pada wanita biasanya terjadi leukorea karena faktor kebersihan dan keadaan
lingkungan yang lembab. Berdasarkan data statistik Indonesia tahun 2008 dari 43,3
juta jiwa remaja berusia 15-24 tahun di Indonesia berperilaku tidak sehat (BKKBN,
2008). Dalam keadaan normal, cairan vagina tidak berbau dan tidak berwarna. Tetapi,
bila ada infeksi atau leukorea yang tidak normal dapat menimbulkan bau yang
mengganggu, seperti bau yang tidak sedap, menyengat, yang disebabkan jamur,
2
bakteri atau kuman lainnya. Jika dibiarkan, infeksi bisa menyebar hingga ke rahim
(Manuaba.2010).
dengan beragam produk vaginal douching, membuat para wanita begitu keras
mengusahakan agar daerah sekitar vaginanya dalam keadaan kering, dengan cara
dilakukan secara rutin. Bahkan, cairan yang biasa digunakan adalah sabun (51%),
pembersih cair komersial (18%) dengan berbagai merek (Septian, 2009). Diketahui
Masalah yang dapat ditimbulkan akibat penggunaan vaginal douching adalah iritasi
vagina, infeksi vagina yang salah satunya disebabkan oleh bakteri candidiasis
Dari hasil studi pendahuluan dengan beberapa mahasiswi FKIK UMY 2009,
ternyata masih ada yang menggunakan vaginal douching dengan alasan untuk
kebersihan vagina. Maka, dari sinilah diperlukan adanya upaya untuk mengetahui
hubungan vaginal douching terhadap kejadian candidiasis pada kasus leukorea yang
Artinya : Diriwayatkan dari Saad bin Abi Waqas dari bapaknya, dari Rasulullah
saw. : Sesungguhnya Allah SWT itu suci yang menyukai hal-hal yang suci, Dia Maha
Bersih yang menyukai kebersihan, Dia MahaMulia yang menyukai kemuliaan, Dia
tempatmu(HR. Tirmizi).
Dari uraian hadits diatas menunjukkan bahwa penelitian tentang pengaruh kebersihan
merupakan hal yang sangat penting, khususnya bagi wanita, untuk kelangsungan
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang dan data yang diperoleh, salah satu faktor penyebab
adanya infeksi karena candidiasis adalah vaginal douching, penulis akan meneliti
Candidiasis pada kasus leukorea yang diderita mahasiswi FKIK UMY 2009?
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat penelitian
b. Masyarakat
yang berkelanjutnya.
c. Peneliti
d. Penelitian Selanjutnya
E. KEASLIAN PENELITIAN
Peneliti, (Azizah, Yuli (Nurviana I.P,2007) (Harjani WNS, 2007) Penelitian ini
Kusumawati,
tahun. Farida Aprilianingrum;
2008)
Judul Pengaruh Aktivitas Hubungan Gambaran Hubungan pengetahuan dan hubungan antara Vaginal
penelitian Seksual dan Vaginal Hasil pap smear dengan sikap remaja puteri tentang douching terhadap kejadian
Douching terhadap Riwayat Leukorea keputihan (flour albus) bakteri candidiasis pada kasus
Timbulnya Infeksi leukorea yang diderita
dengan upaya pencegahannya
Menular Seksual mahasiswi FKIK UMY 2009
Kondiloma Akuminata (studi pada siswi SMA tunas
pada Pekerja Seks patria ungaran tahun 2007)
Komersial Resosialisasi
Argorejo Kota Semarang
Variabel - Variabel bebas: - Variabel bebas :Pap - pengetahuan remaja puteri Variabel bebas: Vaginal
Penelitian Kondiloma Akuminata Smear tentang keputihan (flour douching, Variabel terikat:
- Variabel terkait: - Variabel terikat: albus) bakteri Candidiasis
- Vaginal Douching dan Leukorea - sikap remaja puteri tentang
aktivitas seksual upaya pencegahan
keputihan (flour albus)
Metode Observasional dengan Cross-sectional dengan explanatory research dengan Cross sectional
Penelitian pendekatan case control metode penelitian dengan pendekatan Cros sectional
study data restrospektif
Analisis Program computer SPSS Model uji Mann-Whitney menggunakan uji statistik Uji Koreksi spearman rank
Penelitian 13.00 dan uji kolerasi Spearman Rank
Hasil menunjukkan faktor yang Menunjukan bahwa ada pengetahuan siswi rendah
Penelitian berpengaruh terhadap perbedaan yang tentang keputihan flour albus
terjadinya bermakna terhadap (51,8%), sikap siswi
KA pada kontrol 1 (IMS gambaran hasil pap
mendukung upaya
Kandidiasis) adalah HUS smear pada leukorea
oral genital OR = 2,4 patologis dengan pencegahan keputihan
(95% CI : 95% CI = 0,9 fisiologis (69,6%), penerimaan
6,5). Pada kontrol 2 (non informasi siswi (51,8%), uang
IMS) adalah Vaginal saku siswi > 150.000 rupiah
Douching OR = 7,2 (95% perbulan (53,6%), lingkungan
CI = 1,2 42,5). fisik mendukung (78,6%), dan
Sedangkan faktor yang
lingkungan non fisik
berpengaruh
terhadap terjadinya KA mendukung (53,6%), siswi
pada kedua kontrol (IMS melakukan upaya pencegahan
kandidiasis dan non IMS) keputihan flour albus baik dan
adalah pemakaian kondom tidak baik (50,0%). Hasil uji
jarang (OR1 = 2,4; OR2 = statistik Spearman Rank ada
3,9). hubungan pengetahuan siswi
tentang keputihan (flour
albus) dengan upaya
pencegahannya (p value =
0,031). Ada hubungan
sikapsiswi dengan upaya
pencegahan keputihan (p
value = 0,006).
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. LEUKOREA
1. Definisi
Leukorea atau keputihan adalah semua pengeluaran cairan dari alat genitalia
bukan berupa darah. Leukorea bukan penyakit tersendiri tetapi merupakan manifestasi
keadaan menjelang menstruasi, pada saat keinginan seks meningkat dan pada waktu
hamil (Manuaba, 2010). Leukorea patologis ditandai dengan jumlahnya yang sangat
pembengkakan, panas dan pedih ketika buang air kecil, serta dan nyeri di perut bagian
2. Etiologi
kondisi patologis. Penyebab nonpatologis terjadi pada saat menjelang menstruasi atau
setelah menstruasi, rangsangan seksual, saat wanita hamil, stress baik fisik maupun
psikologis sedangkan penyebab patologis terjadi karena infeksi jamur, infeksi bakteri,
Segala perubahan yang menyangkut warna dan jumlah dari sekret vagina
merupakan suatu tanda infeksi vagina. Infeksi vagina adalah sesuatu yang sering kali
muncul dan sebagian besar perempuan pernah mengalaminya dan akan memberikan
Bakterial vaginosis yaitu sekret vagina yang keruh, encer, putih abu-abu
hingga kekuning-kuningan dengan bau busuk atau amis. Bau semakin bertambah
setelah hubungan seksual. Pada Trikomoniasis sekret vagina biasanya sangat banyak
kuning kehijauan, berbusa dan berbau amis. Candidiasis, sekret vagina menggumpal
putih kental. Gatal dari sedang hingga berat dan rasa terbakar kemerahan dan bengkak
didaerah genital. Tidak ada komplikasi yang serius. Infeksi klamidia biasanya tidak
bergejala. Sekret vagina yang berwarna kuning seperti pus. Sering kencing dan
4. Patofisiologi
Bila terjadi suatu ketidak seimbangan suasana flora vagina yang disebabkan
oleh beberapa faktor maka terjadi penurunan fungsi basil Doderlein dengan
berkurangnya jumlah glikogen karena fungsi proteksi basil Doderlein berkurang maka
terjadi aktivitas dari miroorganisme patologis yang selama ini ditekan oleh flora
memberikan suatu reaksi inflamasi di daerah vagina. Sistem imun tubuh akan bekerja
membantu fungsi dari basil Doderlein sehingga terjadi pengeluaran leukosit PMN
Meskipun banyak variasi warna, konsistensi, dan jumlah dari sekret vagina bisa
dikatakan suatu yang normal, tetapi perubahan itu selalu diinterpretasikan penderita
sebagai suatu infeksi, khususnya disebabkan oleh jamur. Beberapa perempuan pun
mempunyai sekret vagina yang banyak sekali. Dalam kondisi normal, cairan yang keluar
8
dari vagina mengandung sekret vagina, sel-sel vagina yang terlepas dan mucus serviks,
yang akan bervariasi karena umur, siklus menstruasi, kehamilan, penggunaan pil KB.
Lingkungan vagina yang normal ditandai adanya suatu hubungan yang dinamis antara
Lactobacillus acidophilus dengan flora endogen lain, estrogen, glikogen, pH vagina dan
toksik terhadap bakteri pathogen. Karena aksi dari estrogen pada epitel vagina, produksi
vagina yang rendah sampai 3,8-4,5 dan pada level ini dapat menghambat pertumbuhan
Jenis dan tanda-tanda leukorea dapat dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu
yang fisiologis terjadi pada saat menjelang, sesudah, atau di tengah-tengah siklus
fisiologis ini disebabkan oleh hormon yang ada di dalam tubuh kita. Leukorea
patologis ditandai dengan jumlahnya yang amat banyak, berwarna, berbau, dan
disertai keluhan-keluhan seperti gatal, nyeri, terjadi pembengkakan, panas dan pedih
ketika buang air kecil, serta dan nyeri di perut bagian bawah (Wiknjosastro, 2005).
6. Penatalaksanaan
Pencegahan ini juga bisa dengan berbagai cara seperti memakai alat
pelindung, pemakaian obat atau cara profilaksis atau melakukan pemeriksaan secara
dini
1. Alat pelindung
9
dicurigai menularkan penyakit kelamin relative tidak ada jika tidak disertai dengan
profilaksis atau dosisyang tidak tepat juga merugikan karena selain kuman tidak
obat yang mengandung estriol baik krem maupun obat minum bermanfaat pada pasien
Kanker serviks dapat dicegah secara dini dengan melakukan Papsmear secara
berkala. Dengan pemeriksaan Pap smear dapat diamati adanya perubahan sel-sel
Kanker leher rahim memberikan gejala keputihan berupa sekret encer, berwarna
Selain itu, dianjurkan untuk selalu menjaga kebersihan daerah intim sebagai
1. Pola hidup sehat yaitu diet yang seimbang, olah raga rutin, istirahatcukup, hindari
3. Selalu menjaga kebersihan daerah pribadi dengan menjaganya agar tetap kering dan
tidak lembab misalnya dengan menggunakan celana dengan bahan yang menyerap
10
keringat, hindari pemakaian celana terlalu ketat. Biasakan untuk mengganti pembalut,
4. Biasakan membasuh dengan cara yang benar tiap kali buang air yaitu dari arah depan
kebelakang
mematikan flora normal vagina. Jika perlu, lakukan kosnultasi medis dahulu sebelum
6. Hindari penggunaan bedak talkum, tissue atau sabun dengan pewangi pada daerah
B. BAKTERI CANDIDIASIS
1. Definisi
Candidiasis vagina adalah jamur pada dinding vagina yang disebabkan oleh
genus candida albicans dan ragi (yeast) lain dari genus candida. (Subchan, 2001)
2. Etiologi
Sisanya disebabkan oleh spesies non-albicans , yang tersering adalah candida glabrata
vagina 81% oleh candida albicans, 16% oleh torulopsis glabarata, sedang 3% lainnya
Candidastellatoidea
Sobel dkk (1999), melaporkan bahwa pada 20 -55 % wanita sehat usia
reproduksi, dijumpai candida pada traktus genitalis san bersifat asimtomatik. Pada
Rata-rata 70 -75 % wanita dewasa pernah satu kali ikut menderita Candidiasis vagina
3. Ciri-ciri morfologi
Gambaran morfologi candidiasis berupa sel ragi yang berbentuk bulat, lonjong
blaspora yang memanjang dan juga dapat bercabang-cabang. candidiasi dapat tumbuh
dengan variasi pH yang luas, tetapi pertumbuhannya akan lebih baik pada pH antara
4. Patofisiologi
divagina, mulur rahim dan saluran pencernaan. Candidiasis disini hidup sebagai
dengan variasi pH yang luas, tetapi pertumbuhannya akan lebih baik pada pH 4,5 -
vagina. Doderlein berfungsi mengubah glikogen menjadi asam laktat yang berguna
menjadikan vagina sebagi tempat yang sesuai bagi Candidiasis untuk berkembang
biak. Masih belum dapat dipastikan apakah kandida menekan pertumbuhan basil
12
doderlein atau pada keadaan basil doderlein mengalami gangguan lalu diikuti dengan
infeksi dari candidiasis. Kenyataannya pada keadaan infeksi ini dijumpai hanya
Candidiasis dapat terjadi secara endogen maupun eksogen atau secara kontak
langsung Infeksi endogen lebih sering karena sebelumnya memang candidiasis sudah
hidup sebagai saprofit pada tubuh manusia. Pada keadaaan tertentu dapat terjadi
perubahan sifat jamur tersebut dari saprofit menjadi patogen sehingga oleh karena itu
sebagai berikut:
> Keputihan 68 %
> Pemeriksaan : %
6. Pencegahan
13
eksterna, vagina, dan cervix untuk melihat adanya inflamasi atau ekskret abnormal.
Seseorang akan dinyatakan suspek candidiasis bila terjadi inflamasi pada vagina,
terdapat ekskret putih dari vagina, dan di sekeliling vagina. Dokter mungkin akan
laboratorium. Candidiasis dapat diatasi dengan obat antijamur yang bekerja secara
langsung pada vagina sebagai tablet, krim, salep, atau suppositoria. Obat-obatan ini
fungsi mental, fisik, dan sosial penderita setelah proses penyakitnya dihentikan.
b. Menjaga pola makan sesuai dengan standar kesehatan untuk meningkatka daya
tahan tubuh.
7. TERAPI
Jamur vagina dapat bersifat lembab tanpa gejala apapun. Tetapi hal ini
selalu membutuhkan terapi singkat untuk mengurangi jumlah jamur yang ada.
Ini mungkin pengaruh dari pembersihan cairan vagina. Karena gejala terbakar
dapat timbul sangat hebat, tidak ada yang mempelajari berapa lama rangkaian
alami dari candidosis vagina. Biasanya tidak terjadi infeksi jamur sekaligus
C. VAGINAL DOUCHING
1. Definisi
air atau cairan seperti cuka, baking soda, atau bahan antiseptik. Air atau cairan
Eksternal douching yaitu pembilasan bagian labia dan bagian luar vagina
menggunakan jari dan atau dalam bentuk spraying atau liquid. Air atau cairan lain
(cuka, baking soda, atau larutan douching komersil) tersebut diletakkan dalam
botol lalu disemprotkan kedalam vagina menggunakan suatu tabung dan ujung
1000 ml air). Jumlah cairan berkisar antara 1500 ml sampai dengan 2000 ml.
Cairan ini diberikan secara perlahan dalam waktu 10 sampai dengan 15 menit
vagina dilakukan sebagai bagian dari personal hygiene mereka. Tujuan mereka
4. Faktor Resiko
infeksi bakteri. Selain itu douching juga bisa menyebarkan infeksi vaginal atau
servikal yang sudah terjadi menyebar ke arah atas menuju organ-organ panggul
(rahim,tuba fallopi, dan ovarium). Hasil dari suatu penelitian menunjukkan bahwa
lebih aman bila menggunakan air saja dibandingkan dengan menggunakan obat-
(Qomariyah, 2004).
17
D. KERANGKA KONSEP
Kondisi vagina
Normal:
Kejadian
1. pH 3,8-4,5 candidiasis
2. flora normal tidak
berbau dan jernih
1. Vaginal douching
2. Kebersihan
2. Antibiotik
3. Penyakit infeksi
3. Kebersihan
4. Penyakit infeksi
: tidak diteliti
Peneliti ingin mengetahui apakah ada hubungan antara penggunaan vaginal douching
terhadap kejadian candidiasis pada kasus leukorea. Tetapi peneliti tidak memeliti faktor-
faktor yang mempengaruhi seperti lingkungan, stress, kelembaban, hormon, infeksi, tumor.
Penanggulangan leukorea salah satunya adalah memakai vaginal douching, dan peneliti ingin
meneliti apakah ada dampak dari penggunaan vaginal douching terhadap perubahan flora
E. HIPOTESIS
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
eksperimental adalah penelitian yang tidak memberikan intervensi pada objek dan
hanya mengamati kejadian yang sudah ada, sedangkan rancangan cross sectional
saat yang bersamaan antara faktor resiko/paparan dengan penyakit, yaitu tentang
hubungan antara vaginal douching terhadap kejadian bakterial vaginosis pada kasus
B. Populasi Penelitian
kriteria eksklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi
target yang terjangkau dan akan diteliti. Kriteria ekskulsi adalah menghilangkan
3. Menderita leukorea.
6. pH vagina 4,5
5. pH vagina 4,5
(2007) purposive sampling adalah cara pengambilan sampel untuk tujuan tertentu.
Setelah menunjukan kriteria inklusi dan eksklusi pada saat studi pendahuluan
dengan rumus :
Z2/2 p(1-p)N
n =
Keterangan :
21
91,4781
=
1,0353
= 88, 35
Jadi, sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah 88 orang
D. Variabel Penelitian
3. Variabel pengganggu:
Variabel yang diteliti penelitian ini adalah variable bebas dan terikat. Cara
diluar kriteria variable pengganggu, hal ini dilakukan dengan cara memberikan
22
kuesioner kepada calon responden pada saat studi pendahuluan. Diharapkan variabel
1. Leukorea adalah suatu keadaan fisiologis atau patologis yang berupa cairan yang
keluar dari lubang vagina berupa cairan. Leukorea dapat di sebabkan oleh beberapa
2. Vaginal douching adalah pencucian vagina baik menggunakan air daun sirih,
antiseptik atau sabun Pada mahasiswi FKIK UMY 2009, pengukuran vaginal
diadopsi dari Prihartanti (2010). Terbagi menjadi 4 tingkatan yaitu: tidak pernah
F. Instrumen penelitian
Kuesioner ini diberikan pada waktu studi pendahuluan dengan tujuan untuk
penelitian. Kuesioner ini berisi nama, umur, kapan pertama kali menggunakan
douching
douching
1) Pernah menggunakan vaginal douching dengan skor < 56% dari skor total
skor total
3) Sering menggunakan vaginal douching dengan skor >75 % dari skor total
(Nursalam, 2008).
1) Sering = skor 4
2) Kadang-kadang = skor 3
24
3) Pernah = skor 2
deskripsi hipotetik data penelitian yang diadopsi dari Prihartanti (2010) sebagai
berikut :
Sp.OG
Medical Center
Setelah menentukan criteria inklusi dan ekslusi pada saat studi pendahuluan
didapatkan sampel sebanyak 127 mahasiswi, akan diambil 88 orang untuk dijadikan
sebagai responden untuk uji validitas dan rehabilitas. Jadi jumlah sampel yang akan
terstruktur atau terpimpin, sehingga semua responden pertanyaan yang diajukan pada
responden sama dan terarah dan tidak terjadi bias terhadap responden. Teknik ini
hal yang tidak di mengerti. Responden di kumpulakn di ruang tutorial masing masing
responden pada waktu dan tempat yang telah disepakati, kuesioner yang telah diisi
1. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau keaslian
data dari variabel yang diteliti secara tepat instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kuesioner, dengan kuesioner diharapkan dapat memperoleh data
yang benar-benar valid yang sangat diperlukan oleh peneliti. Uji validitas instrumen
diukur dengan rumus pearsons product moment. Instrumen dikatakan valid jika (r)
hitung lebih besar dibandingkan dengan nilai (r) tabel pada alfa 0,05.
R = N ( xy )- ( x ) ( y )
{ N x - ( x) } { N y - ( y) }
Keterangan :
R = Koefisien Korelasi
N = Banyaknya Sampel
2. Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur
ri = k st - piqi
( k 1) St
Dimana :
qi = 1 Pi
St = Varians total
Dengan ketentuan jika nilai r hitung lebih besar dari r tabel maka
kuesioner reliabel dan jika nilai r hitung lebih kecil dari r tabel maka
I. Analisis data
a. Analisis Univariat
b. Analisis Bivariat
27
hubungan dua variabel yang meliputi variabel bebas dan variabel terikat
Hubungan dua variabel dalam penelitian ini adalah Hubungan antara vaginal
Data dalam penelitian ini berdistribusi tidak normal maka analisis bivariat
r = 6D2
N(N2 1)
Keterangan :
N = Jumlah sampel
J. Etika Penelitan
Masalah etika penelitian merupakan masalah yang sangat penting dan harus
douching terhadap kejadian bakteri Candidiasis pada kasus leukorea yang diderita
2. Informed consent
3. Kerahasiaan ( confidentiality)
DAFTAR PUSTAKA
Arkunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta
Harjani, WNS. (2007). Hubungan pengetahuan dan sikap remaja puteri tentang keputihan
(flour albus) dengan upaya pencegahannya (studi pada siswi SMA tunas patria
ungaran tahun 2007). Skripsi. Universitas Diponegoro Semarang.
Jarvis G.J. 1994 The management of gynaecological infections in Obstetric and Gynaecology A
Critical Approach to the Clinical Problems. Oxford UniversityPress : Oxford
Martin ,A. Kobayashi.( 2002) Yeast Infection. In : Fitzpatrick TB. Dermatology in General
Medicine ed. New York : Mc. Graw Hill Inc.
29
Manoe, I.. M.S. M, Rauf, S, Usmany,H.(2002). Pedoman Diagnosis dan Terapi Obstetri dan
Ginekologi. jakarta
Nursalam. (2008). Konsep penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan; Pedoman
Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatn Edisi 2. Jakarta ; Salemba
Medika.
Peipert JF, Ness RB, Blume J, et al. (2001). Clinical predictors of endometritis in women
with symptoms and signs of pelvic inflammatory disease. Am J Obstet Gynecol 2001;
184:856-63.
Prasetyowati, dkk. (2009). Hubungan Personal Hygiene Dengan Kejadian Keputihan Pada
Siswi Muhammadiyah Metro 2009.
Rippon. WJ. Candidiasis.( 2005) Medical Mycology The Patholgenic Fungsi and The
Pathogenic Actinomycetes. 3rd ed., Philadelphia,
Taylor C, Lillis C, Le More P. (2000). Fundamentals of nursing the art and science of
nursing care B. Third Edition. Philadhelpia: Lippincott
http://health.detik.com/read/2011/04/04/170433/1608351/763/semprotan-untuk-pembersih-
miss-v-belum-tentu-bermanfaat?lbbank
Nim : 20090310207
Terhadap Kejadian Candidiasis Pada Kasusu Leukorea Yang Diderita Mahasiswi FKIK
UMY 2009
31
Penelitian ini tidak menimbulkan akibat yang merugikan abagi semua responden.
Kerahasian semua responden yang diberikan akan dijaga dan hanya digunakan untuk
Peneliti,
(Siti Karlina)
(INFORMED CONSENT)
Nama :
Umur :
Prodi :
No. Hp :
Setelah membaca dan memhami isipenjelasan pada lembar pertama, saya bersedia ikut
berpartisipasi sebagai responden dalam penelitian yang akan dilakukan oleh mahasiswi program
Hubungan Antara Penggunaan Vaginal Douching Terhadap Kejadian Candidiasis Pada Kasus
Untuk itu saya menyatakan bersedia menjadi responden pada penelitian ini dengan
Responden
( )