5.1 Variabilitas Populasi dibadingkan dengan Populasi Umum di Masyarakat (vita)
Populasi pada sampel penelitian ini cukup dekat dengan masyarakat umum. (1) Namun, didapatkan bahwa populasi sampel ini lebih tua dari rata-rata mereka yang terkena kanker serviks. Mungkin Karena kurang banyak pasien berusia muda yang terkena kanker serviks dalam sampel populasi sehingga samplenya bergeser ke mereka yang lebih tua. Histopatologi pasien juga sesuai dengan populasi general dimana KSS merupakan jenis histopatologi yang paling sering pada pasien. Didapatkan pula bahwa invasi KGB pelvis pada populasi sampel ini cukup tinggi dimana hampir 75% dari pasien yang berpartsipasi dalam penelitian ini mengalami inveksi KGB pelvis. Hal ini lebih tinggi dari populasi penderita Ca cervix umumnya. Demikian pula dengan variabel-variabel lainya seperti invasi limfovaskuler dan juga invasi stroma. Hal ini menunjukan bahwa stadium tumor yang dialami oleh pasien-pasien dalam sampel ini lebih advanced dan mungkin akan berpengaruh juga terhadap kesintasan pasien yang diteliti.
5.2 Faktor yang mempengaruhi pengetahuan, sikap, dan perilaku (debora)
Didapatkan bahwa pada sampel penelitian ini, yang berperan penting dalam kesintasan pasien adalah variabel seperti invasi limfovaskuler. Hal ini berbeda dengan teori dimana kesintasan pasien dipengaruhi banyak faktor seperti ukuran tumor, histopatologi, diferensiasi tumor, KGB pelvik dan juga invasi parametrium.(2, 3). Peranan dari invasi limfovaskuler dalam prognosis pasien kanker ini kemungkinan berhubungan dengan ekspresi hypoxia-inducible factor 1 alpha yang dapat menurunkan prognosis hidup pasien. Penelitian menunjukan bahwa pada kondisi invasi limfovaskuler, terdapat ekspresi dari HIF1alpha ini lebih tinggi yang dapat menjadi marker penurunan prognosis pasien. Penelitian juga masih meneliti peranan Growth-factor C dalam perkembangan kanker dan juga kesintasan dari kanker serviks.(4) Meskipun didapatkan melalui analisis bivariat tidak ada signifikan, analisis lanjutan menggunaka Kaplan meier, secara visual dapat dilihat bahwa terdapat hubungan yang cukup kuat antara pembesaran KGB dan juga kesintasan pasien. Didapatkan mereka yang memiliki pembesaran KGB pevis mengalami kesintasan yang lebih buruk. Hubungan antara kesintasan dan pembesaran KGB ini Karena biasanya Ca cervix yang sudah melibatkan pembesaran KGB ini adalah Ca cervix yang derajatnya lebih lanjut. (5) Menariknya, pada penelitian ini didapatkan bahwa stadium tumor tidak berbeda secara signifikan antara stadium yang satu dengan stadium yang lain. Didapatkan bahwa kesintasan sampel-sampel ini tidak berbeda satu sama lain. Hal ini berbeda dengan teori yang menyatakan bahwa stadium bisasanya berperan secara signifikan dengan kesintasan pasien. Menurut teori, mereka yang masuk dalam stadium yang lebih tinggi memiliki kesintasan yang lebih rendah daripada mereka yang masuk dalam stadium yang lebih rendah.(6) Hal lainnya yang tidak sesuai dengan teori adalah hubungan dari diferensiasi tumor dengan kesintasan. Dapat dilihat bahwa dari grafik diatas tidak ada hubungan yang signifikan antara differensiasi histologis sel-sel teumor dengan kesintasan pasien. Padahal, umumnya tumor dengan diferensasi yang buruk lebih ganas dan menyebabkan penurunan kesintasan pasien. Diduga diferensiasi sel-sel tumor ini berkaitan dengan ekspresi dari enzim COX2 yang meningkat pada mereka dengan diferensiasi yang buruk.
5.3. Potensi Penelitian ini bisa mengubah sikap (aldo)
Penelitian ini berpotensi membantu membuat klasifikasi pasien-pasien untuk tatalaksana paliatif pasien dengan ca cervix. Dokter dapat mengklasifikasikan pasien berdasarkan usia, apakah ada invasi KGB, diferensiasi tumor, stadiumnya. Dari klasifikasi ini, kita dapat menentukan mana pasien yang perlu ditatalaksana untuk meningkatkan harapan hidup dan QOL nya dan mana pasien yang dapat dibantu dengan tatalaksana paliatif. Meskipun demikian, untuk mencapai tahap tersebut, perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan sampel yang lebih besar agar kita dapat mempunyai power penelitian yang lebih tinggi dan membantu mengklasifikasikan pasien-pasien tersebut dalam berbagai grup.
5.4 Kelemahan Penelitian ini (amira)
Sampel penelitian yang terbatas yaitu 64 tahun membuat power penelitian ini kurang kuat. Power yang kurang ini terlihat dari banyaknya variabel yang mendekati nilai kemaknaan statistic. Peningkatan jumlah sampel akan meningkatkan power penelitian dan tentunya akan meningkatkan kemampuan penelitian ini untuk mendeteksi perbedaan- perbedaan yang signiifkan antara satu variabel dengan variabel yang lainnya. Menurut kami, kelemahan penelitian ini adalah penggunaan angka di dalam tahun dalam penentukan kesintasan pasien. Menggunakan tahun dan bukan hari atau bulan menyebabkan kurva Kaplan meier yang tercipta menjadi lebih terblok. Namun, hal ini tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap hasil penelitian ini. 5.5 Keunggulan Penelitian (Sasha) 5.6 Penelitian kedepan (Irvan) Selain kesintasan, diharapkan penelitian kedepan juga akan membahas tentang quality of life pasien-pasien dengan Ca cervix. Hal ini disebabkan dari observasi tim peneliti terhadap penurunan QOL yang signifikan pada pasien dengan Ca cervix. Penelitian QOL ini dapat menggunakan kuesioner QOL yang dikembangkan oleh WHO (WHOQOL quesionaire) Kedepannya, perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk melihat faktor-faktor yang lain yang mungkin berpengaruh pada kesintasan pasien. Beberapa faktor yang diduga berperan penting pada kesintasan pasien adalah ekspresi dari faktor-faktor stem cells (SOX4, NANOG dan juga OCT4) ekspresi dari ketiga faktor ini diketahui memiliki hubungan dengan kesintasan pasien. Sebaiknya kedepanna dilakukan penelitian terhadap ekspresi faktor-faktor ini pada pasien untuk melihat apakah ada hubungan dengan kesintasan pasien di Indonesia. (7) Penelitian ini dapat dilakukan dengan mengambil biopsy jaringan pasien yang memiliki ca serviks berbagai sampel, dilakukan staining immunohistokimia pada sampel untuk melihat ekspresi faktor-faktor yang ada pada jaringan. Nnati, kita menghubungkan antara ekspresi immunohistokimia ini terhadap kesintasan pasien. Referensi
1. Muoz N, Bosch FX, de Sanjos S, Herrero R, Castellsagu X, Shah KV, et al.
Epidemiologic Classification of Human Papillomavirus Types Associated with Cervical Cancer. New England Journal of Medicine. 2003;348(6):518-27. 2. Kapp DS, Fischer D, Gutierrez E, Kohorn EI, Schwartz PE. Pretreatment prognostic factors in carcinoma of the uterine cervix: A multivariable analysis of the effect of age, stage, histology and blood counts on survival. International Journal of Radiation Oncology*Biology*Physics. 1983;9(4):445-55. 3. Burghardt E, Pickel H, Haas J, Lahousen M. Prognostic factors and operative treatment of Stages IB to IIB cervical cancer. American Journal of Obstetrics and Gynecology. 1987;156(4):988-96. 4. Birner P, Schindl M, Obermair A, Plank C, Breitenecker G, Oberhuber G. Overexpression of Hypoxia-inducible Factor 1 Is a Marker for an Unfavorable Prognosis in Early-Stage Invasive Cervical Cancer. Cancer Research. 2000;60(17):4693-6. 5. Berman ML, Keys H, Creasman W, DiSaia P, Bundy B, Blessing J. Survival and patterns of recurrence in cervical cancer metastatic to periaortic lymph nodes. Gynecologic Oncology. 1984;19(1):8-16. 6. Obermair A, Wanner C, Bilgi S, Speiser P, Kaider A, Reinthaller A, et al. Tumor angiogenesis in stage IB cervical cancer: Correlation of microvessel density with survival. American Journal of Obstetrics and Gynecology. 1998;178(2):314-9. 7. Ben-Porath I, Thomson MW, Carey VJ, Ge R, Bell GW, Regev A, et al. An embryonic stem cell-like gene expression signature in poorly differentiated aggressive human tumors. Nat Genet. 2008;40(5):499-507.