You are on page 1of 14

CARA MENYUSUN INDIKATOR PENCAPAIAN

KOMPETENSI (IPK)
Posted by FORUM GURU INDONESIA on Thursday, July 13, 2017
CARA MENYUSUN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI (IPK)

Di dalam RPP maupun silabus, salah satu komponen yang harus


disusun oleh guru adalah indikator pencapaian kompetensi. Bagaimana
cara menyusun indikator pencapaian kompetensi (IPK)? Dan apa pula
pengertian indikator? Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
indikator adalah sesuatu yang dapat memberikan atau menjadi petunjuk
atau keterangan. Jika dikaitkan dengan pembelajaran, indikator
merupakan petunjuk bagi guru apakah hasil pembelajaran telah tuntas
atau belum.

Sederhananya, indikator pencapaian kompetensi (IPK) adalah garis-


garis besar yang harus dicapai oleh siswa selama pembelajaran
berlangsung. Misalnya, Dalam satu pertemuan, siswa harus mampu
menyebutkan ciri-ciri Negara demokrasi. Maka pembelajaran
dilaksanakan semata-mata agar siswa dapat menyebutkan ciri-ciri
Negara demokrasi. Ketika siswa sudah mampu menyebutkan ciri-ciri
Negara demokrasi berarti pembelajaran telah tuntas, sebaliknya jika
siswa belum mampu menyebutkan ciri-ciri Negara demokrasi,
pembelajaran belum tuntas.

Jadi, indikator merupakan kompetensi yang harus dicapai oleh siswa


atau dengan kata lain adalah perubahan yang diharapkan yang terjadi
pada diri siswa pada aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan
setelah pembelajaran berlangsung, untuk mengetahuinya dilaksanakan
melaluievaluasi, apakah dilakukan dengan teslisan, tertulis atau tanya
jawab.

Bagaimana Cara Menyusun Indikator Pencapaian Kompetensi


(IPK),untuk menyusun indikator pelajaran perludi ketahui terlebih dahulu
syarat-syarat yang harus dipenuhi, banyak orang menyarankan agar
menggunakan metoda SMART.

Specific : Indikator yang dibuat haruslah berfokus pada satu


kemampuan.
Measurable : indikator harus dapat diukur dandievaluasi.
Achievable : indikator harus bisa diraih atau dicapai oleh siswa.
Reality : indikator harus Nyata dalam prosesnya.
Time : Perhitungan waktu mencukupi.

Salah satu ciri penyusunan Indikator harus Spesifik adalah


digunakannya kata kerja operasional, kata kerjabiasanya mengacu pada
taksonomi bloom. Berikut beberapa kata kerja yang bisa dipakai oleh
guru dalam merumuskan indikator yang akan dicapai untuk dituangkan
kedalam RPP.

KATA KERJA OPERASIONAL UNTUK ASPEK KOGNITIF

No KOMPETENSI INDIKATOR KOMPETENSI


1 Knowledge(Pengetahuan) Menyebutkan, menuliskan,
menyatakan, mengurutkan
mengidentifikasi,
mendefinisikan,
mencocokkan,
memberinama, memberi
label, dan melukiskan.
2 Comprehension(Pemahaman)Menerjemahkan, mengubah,
menggeneralisasi,
menguraikan,
menuliskankembali,
merangkum, membedakan,
mempertahankan,
menyimpulkan,
mengemukakan pendapat,
dan menjelaskan.
3 Application(Penerapan) Mengoperasikan,
menghasilkan, mengubah,
mengatasi, menggunakan,
menunjukkan,
mempersiapkan,
danmenghitung.
4 Analysis (Analisis) Menguraikan, membagi-bagi,
memilih, dan membedakan.
5 Synthesis (Sintesis) Merancang, merumuskan,
mengorganisasikan,
menerapkan, memadukan,
danmerencanakan.
6 Evaluation (Evaluasi) Mengkritisi, menafsirkan,
mengadili, dan memberikan
evaluasi.

KATA KERJA OPERASIONAL Untuk Aspek Afektif


1. Receiving(Penerimaan)
Mempercayai, memilih, mengikuti, bertanya, dan mengalokasikan.

2. Responding(Menanggapi)
Konfirmasi, menjawab, membaca, membantu, melaksanakan,
melaporkan, danmenampilkan.

3. Valuing (Penanamannilai)
Menginisiasi, mengundang, melibatkan, mengusulkan, danmelakukan.

4. Organization(Pengorganisasian)
Memverifikasi, menyusun, menyatakan, menghubungkan, dan
mempengaruhi.

5. Characterization(Karakterisasi)
Menggunakan nilai-nilai sebagai pandangan hidup, mempertahankan
nilai-nilai yang sudah diyakini

KATA KERJA OPERASIONAL UNTUK ASPEK PSIKOMOTOR

1. Observing(Pengamatan)
Mengamati proses, member perhatian pada tahap-tahap sebuah
perbuatan, member perhatian pada sebuah artikulasi

2. Imitation (Peniruan)
Melatih, mengubah, membongkar sebuah struktur, membangun kembali
sebuah struktur, danmenggunakan sebuah model.

3. Practicing(Pembiasaan)
Membiasakan perilaku yang sudah dibentuknya, mengontrol kebiasaan
agar tetap konsisten.

4. Adapting(Penyesuaian)
Menyesuaikan model, mengembangkan model, danmenerapkan model.

Selain itu indikator harus disusun dimulai dari tingkatan berpikir mudah
kesukar, sederhana kekompleks, dekat kejauh, dan dari konkret
keabstrak (bukan sebaliknya). Kata kerjao perasional pada KD benar-
benar terwakili dan teruji akurasinya pada kalimat yang dituliskan di
indikator pembelajaran (RPP).

Indikator dalam RPP dikembangkan dari KD yang disesuaikan dengan


karakteristik peser tadidik, matapelajaran, satuan pendidikan, potensi
daerahdan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang
terukurdan/atau dapat diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar
untuk menyusun alat penilaian.

Standar Kompetensi (SK),


Kompetensi Dasar (KD), dan
Indikator
1. Pengertian Standar Kompetensi
Standar Kompetensi mata pelajaran adalah deskripsi
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai
setelah siswa mempelajari mata pelajaran tertentu pada
jenjang pendidikan tertentu pula.[1] Menurut Abdul Majid
Standar kompetensi merupakan kerangka yang menjelaskan
dasar pengembangan program pembelajaran yang
terstruktur.[2] Pada setiap mata pelajaran, standar
kompetensi sudah ditentukan oleh para pengembang
kurikulum, yang dapat kita lihat dari standar isi. Jika sekolah
memandang perlu mengembangkan mata pelajaran tertentu
misalnya pengembangan kurikulum muatan local, maka perlu
dirumuskan standar kompetensinya sesuai dengan nama
mata pelajaran dalam muatan local tersebut,[3]
2. Pengertian Kompetensi Dasar

Kompetensi Dasar adalah pengetahuan, keterampilan dan


sikap minimal yang harus dicapai oleh siswa untuk
menunjukkan bahwa siswa telah menguasai standar
kompetensi yang telah ditetapkan, oleh karena itulah maka
kompetensi dasar merupakan penjabaran dari standar
kompetensi.[4]
1. Pengertian indikator
Indikator merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai
oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup
sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator
dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik,
mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan
dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur
dan/atau dapat diobservasi.

Menurut Depag indikator adalah wujud dari kompetensi dasar


yang lebih spesifik. Sedangkan menurut E Mulyasa indikator
merupakan penjabaran dari kompetensi dasar yang
menunjukkan tanda-tanda perbuatan dan respon yang
dilakukan atau ditampilkan oleh peserta didik. Indicator juga
dikembangkan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan
potensi daerah dan peserta didik dan juga dirumuskan dalam
rapat kerja operasional yang dapat diukur dan diobservasi
sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam penyusunan
alat penilaian.

Sedangkan menurut Darwin Syah indikator pembelajaran


adalah karakteristik, cirri-ciri, tanda-tanda perbuatan atau
respon yang dilakuakan oleh siswa, untuk menunjukkan
bahwa siswa telah memiliki kompetensi dasar tertentu.

Jadi indikator adalah merupakan kompetensi dasar secara


spesifisik yang dapat dijadikan untuk menilai ketercapaian
hasil pembelajaran dan juga dijadikan tolak ukur sejauh
mana penguasaan siswa terhadap suatu pokok bahasan atau
mata pelajaran tertentu

1. B. Langkah-langkah penyusunan Kompetensi


Dasar dan indicator
1. Langah-langkah Penyusunan Kompetensi Dasar
Adapun dalam mengkaji Kompetensi dasar mata pelajaran
sebagaimana yang tercantum pada standar isi dilakukan
dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/
atau tingkat kesulitan materi, tidak harus selalu sesuai
dengan urutan yang ada distandar isi.
2. Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi
dasar dalam mata pelajaran.
3. Pada dasarnya rumusan kompetensi dasar itu ada yang
operasional maupun yang tidak operasional karena setiap
kata kerja tindakan yang berada pada kelompok pemahaman
dan juga pengetahuan yang tidak bisa digunakan untuk
rumusan kompetensi dasar. Sehinggah langkah-langkah
untuk menyusun kompetensi dasar adalah sebagai berikut:
1) Menjabarkan Kompetensi yang dimaksud, dengan
bertanya : kemampuan apa saja yang harus dimiliki siswa
agar standar kompetensi dapat dicapai? jawaban dari
pertanyaan tersebut kemudian didaftar baik yang
menyangkut pengetahuan, sikap dan keterampilan.

2) Tulislah rumusan Kompetensi Dasarnya.

1. Langkah-langkah penyusunan Indikator


Sebelum melakukan penyusunan indicator, maka harus
diperhatikan terlebih dahulu komponen-komponen sebagai
berikut :[5]
1. Indikator merupakan penjabaran dari KD yang
menunjukkan tanda-tanda, perbuatan atau respon yang
dilakukan atau ditampilkan oleh peserta didik.
2. Rumusan indicator menggunakan kerja operasional yang
terukur atau dapat diobservasi
3. Indikator digunakan sebagai bahan dasar untuk
menyusun alat penilaian.
Kata-kata Operasional yang Dijabarkan Dalam Membuat
Indikator:

1. Kognitif Meliputi:
1) Knowledge (pengetahuan) yaitu, menyebutkan,
menuliskan, menyatakan, mengurutkan, mengidentifikasi,
mendefinisikan, mencocokkan, memberi nama, memberi
leber, dan melukiskan.
2) Comprehension (pemahaman) yaitu, menerjemahkan,
mengubah, menggeneralisasikan, menguraikan, menuliskan
kembali, merangkum, membedakan, mempertahankan,
menyimpulkan, mengemukakan pendapat, dan menjelaskan.

3) Application (penerapan) yaitu, mengoperasikan,


menghasilkan, mengatasi, mengubah, menggunakan,
menunjukkan, mempersiapkan, dan menghitung. Analysisi
(analisis) yaitu, menguraikan, membagi-bagi, memilih dan
membedakan.

4) Syntnesis (sintesisi) yaitu, merancang, merumuskan,


mengorganisasikan, menerapkan, memadukan, dan
merencanakan.

5) Evaluation (evaluasi) yaitu, mengkritisi, menafsirkan


dan memberikan evaluasi.

1. Efektif meliputi:
1) Receiving (penerimaan) yaitu mempercayai, memilih,
mengikuti, bertanya, dan mengalokasikan.

2) Responding (menanggapi) yaitu, konfirmasi, menjawab,


membaca, membantu, melaksanakan, melaporkan, dan
menampilkan.

3) Valuing (penanaman nilai) yaitu, menginisiasi,


mengundang, melibatkan, mengusulkan, dan melakukan.

4) Organization (pengorganisasian) yaitu, menverivikasi,


menyusun, menyatukan, menghubungkan dan
mempengaruhi.

5) Characterization (karakterisasi) yaitu menggunakan


nilai-nilai sebagai pandangan hidup, mempertahankan nilai-
nilai yang sudah diyakini.

1. Psikomotorik atau gerak jiwa meliputi:


1) Observing (pengamatan) yaitu mengamati proses,
memperhatikan pada tahap-tahap sebuah perbuatan,
memberi perhatian pada sebuah artikulasi.

2) Initation (peniruan) yaitu melatih, mengubah,


membongkar sebuah struktur, membangun kembali struktur
dan menggunakan sebuah model.

3) Practicing (pembiasaan) yaitu membiasakan perilaku


yang sudah dibentuknya, mengontrol kebiasaan agar tetap
konsisten.

4) Adapting (penyesuaian) yaitu menyesuaikan model,


mengembangkan model, dan menerapkan model. [6]
Berikut ini urutan cara penyusunan Indikator :

1) Mengkaji KD tersebut untuk mengidentifikasi


indikatornya dan rumuskan indikatornya yang dianggap
relevan tanpa memikirkan urutannya lebih dahulu juga
tentukan indikator-indikator yang relevan dan tuliskan sesuai
urutannya.

2) Kajilah apakah semua indikator tersebut telah


mempresentasikan KD nya, apabila belum lakulanlah analisis
lanjut untuk menemukan in dikator-indikator lain yang
kemungkinan belum teridentifikasi.

3) Tambahkan indikator lain sebelumnya dan rubahlah


rumusan yang kurang tepat dengan lebih akurat dan
pertimbangkan urutannya.

1. C. Perumusan Kompetensi Dasar dan Indikator


1. Perumusan Kompetensi Dasar
Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam merumuskan
KD diantaranya antara lain:
1. Meluas, artinya peserta didik memperoleh kesempatan
yang luas untuk mengembangkan pengalaman tentang
pengetahuan, keterampilan, sikap, nilai yang berkaitan pada
saat pembelajaran berlangsung.
2. Seimbang, artinya dimana setiap peserta Kompetensi
perlu dapat dicapai melalui alokasi waktu yang cukup untuk
pembelajaran yang efektif.
3. Relevan, maksudnya adalah dimana setiap Kompetensi
terkait dengan penyiapan peserta didik untuk meningkatkan
mutu kehidupan melalui kesempatan pengalaman.
4. Perbedaan, merupakan upaya pelayanan individual
dimana peserta didik perlu memahami apa yang perlu untuk
dipelajari, bagaimana berfikir, bagaimana berbuat untuk
mengembangkan Kompetensi serta kebutuhan individu
masing-masing. (yulaewati 2004:20)[7]
Adapun Syarat yang harus dipenuhi untuk dapat
merumuskan KD yang baik adalah sebagai berikut:

1. Rumusan tujuan yang dibuat harus berpusat pada siswa,


mengacu kepada perubahan tingkah laku subjek
pembelajaran yaitu siswa sebagai peserta didik.
2. Rumusan KD harus mencerminkan tingkah laku
operasional yaitu tingkah laku yang dapat diamati dan diukur
yang dirumuskan dengan menggunakan kata-kata
operadional.
3. Rumusan KD harus berisikan makna dari pokok bahasan
atau materi pokok yang akan diajarkan pada saat kegiatan
belajar mengajar ).[8]
1. Perumusan Indikator
Pengembangkan indikator memerlukan informasi
karakteristik peserta didik yang unik dan beragam. Peserta
didik memiliki keragaman dalam intelegensi dan gaya
belajar, oleh karena itu indikator selayaknya mampu
mengakomodir keragaman tersebut.

Peserta didik dengan karakteristik unik visual-verbal atau


psiko-kinestetik selayaknya diakomodir dengan penilaian
yang sesuai sehingga kompetensi siswa dan dapat terukur
secara proporsional. Karakteristik sekolah dan daerah juga
menjadi acuan dalam pengembangan indikator karena target
pencapaian sekolah tidak sama. Sekolah kategori tertentu
yang melebihi standar minimal dapat mengembangkan
indikator lebih tinggi. termasuk sekolah bertaraf internasional
dapat mengembangkan indikator dari SK dan KD.

Dengan mengkaji tuntutan kompetensi sesuai rujukan


standar nasional yang digunakan. Sekolah dengan
keunggulan tertentu juga menjadi pertimbangan dalam
mengembangkan indikator. Dalam merumuskan indikator
pembelajaran perlu diperhatikan beberapa ketentuan sebagai
berikut:

1. Setiap KD dikembangkan sekurang-kurangnya menjadi


dua indikator

2. Keseluruhan indikator memenuhi tuntutan kompetensi


yang tertuang dalam kata kerja yang digunakan dalam SK
dan KD.

3. Indikator harus mencapai tingkat kompetensi minimal KD


dan dapat dikembangkan melebihi kompetensi minimal
sesuai dengan potensi dan kebutuhan peserta didik.

4. Indikator yang dikembangkan harus menggambarkan


hirarki kompetensi.

5. Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua


aspek, yaitu tingkat kompetensi dan materi pembelajaran.

6. Indikator harus dapat mengakomodir karakteristik mata


pelajaran sehingga menggunakan kata kerja operasional
yang sesuai.

7. Rumusan indikator dapat dikembangkan menjadi


beberapa indikator penilaian yang mencakup ranah kognitif,
afektif, dan psikomotorik.[9]
Contoh indikator pencapaian kompetensi:
Standar
Kompeten Kompetensi
si Dasar Indikator

o Mampu menjelaskan langkah-


langkah/tatacara memandikan
jenazah
o Mampu menjelaskan tata cara
Memaham
mengkafani jenazah
i
ketentuan
o Mampu menjelaskan tata cara
hukum menshalatkan jenazah
Islam Menjelaskan
tentang tatacara
o Mampu menjelaskan tata cara
pengurusa pengurusan menguburkan jenazah
n jenazah. jenazah

Mampu
memperagakan/mempraktikkan
tata cara memandikan jenazah
Mampu
memperagakan/mempraktikkan
tata cara mengkafani jenazah
Memperagak
Mampu
an
memperagakan/mempraktikkan
tatacara tata cara menshalatkan jenazah
pengurusan
Mampu memperagakan tata
jenazah cara menguburkan jenazah

1. D. Penyusunan materi pokok/ materi


pembelajaran
Komponen lain yang harus diperhatikan dalam perencanaan
pembelajaran adalah penentuan materi pokok. Materi pokok
harus disusun sedemikian rupa agar dapat menunjang
tercapainya kompetensi. Materi pokok adalah pokok-pokok
materi pembelajaran yang harus dipelajari siswa sebagai
sarana pencapaian kompetensi dan yang akan dinilai dengan
menggunakan instrument penilaian yang disusun
berdasarkan indicator pencapaian belajar.

Karena standar materi pokoktelah ditetapkan secara


nasional, maka materi pokok tinggal disalin dari buku Standar
kompetensi Mata Pelajaran. Sementara tugas para
pengembang silabus adalah memberikan jabaran/ materi
pokok tersebut ke dalam uraian meteri atau biasa disebut
materi pembelajaran untuk memudahkan guru, sekaligus
memberikan arah serta cakupan materi pembelajarannya.
[10]
Materi pokok disusun untuk pencapaian tujuan, karenanya
materi pokok dipilih sesuai dengan kompetensi dasar yang
harus dicapai. Beberapa pertimbangan yang harus
diperhatikan dalam menentukan materi pokok adalah:[11]
a) Potensi peserta didik

b) Relevan dengan karakteristik daerah

c) Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional,


social, dan spiritual peserta didik

d) Kebermanfaatan bagi peserta didik

e) Struktur keilmuan

f) Aktualitas, kedalaman, keluasan materi pembelajaran,

g) Relevan dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan


lingkungan

h) Sesuai dengan alokasi waktu yang tersedia

i) Merumuskan kegiatan pembelajaran.


Al-Quran-Hadis

Kelas VII, Semester 1

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

1.1 Menjelaskan pengertian


dan fungsi al-Quran dan al-Hadis
1.2 Menjelaskan cara-cara
menfungsikan al-Quran dan al-
Hadis

1.3 Menerapkan al-Quran


sebagai pedoman hidup umat
Islam
1. Memahami al-Quran
dan al-Hadis sebagai
pedoman hidup
Kelas VIII, Semester 1

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

1.1 Menerapkan hukum


bacaan Qalqalah, tafkhim,
dan mad aridh lissukun dalam
al-Quran
1.2 Menerapkan hukum
bacaan nun mati, dan mim
1. Membaca al-Quran mati dalam al-Quran
surat pendek pilihan

Kelas IX, Semester 1


STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

1.1 Menerapkan hukum mad


silahdalam QS al-Qaariah dan al-
Zalzalah
1.2 Menerapkan hukum mad
laazim mukhaffaf kilmi, mutsaqqal
1. Membaca al-Quran kilmi, dan Farqi dalam al-Quran
surat pendek
pilihan

Kelas X, Semester 1

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

1. Memahami pengertian al- 1.1 Menjelaskan pengertian


Quran dan bukti keotentikannya al-Quran menurut para ahli
1.2 Membuktikan
keotentikan al-Quran
ditinjau dari segi keunikan
redaksinya,
kemukjizatannya, dan
sejarahnya.

1.3 Menunjukkan prilaku


[nurfitriyanielfima.wordpress.com orang yang meyakini
] kebenaran al-Quran

You might also like