Professional Documents
Culture Documents
Pada bulan Februari 2016 di Kota Banda Aceh terjadi inflasi sebesar 0,02 persen, Kota
Lhokseumawe deflasi sebesar 0,13 persen, dan Kota Meulaboh inflasi sebesar 0,37 persen. Secara
agregat untuk Aceh pada bulan Februari 2016 mengalami inflasi sebesar 0,02 persen.
Inflasi yang terjadi di Kota Banda Aceh disebabkan oleh inflasi pada Kelompok Bahan
Makanan sebesar 0,44 persen, Kelompok Sandang sebesar 0,42 persen, Kelompok Makanan Jadi,
Minuman, Rokok & Tembakau sebesar 0,32 persen, Kelompok Kesehatan sebesar 0,07 persen, dan
Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga mengalami inflasi sebesar 0,07 persen. Sedangkan
Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar Lainnya mengalami deflasi sebesar 0,41
persen dan Kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan deflasi sebesar 0,31 persen.
Laju Inflasi tahun kalender hingga Februari 2016 untuk Kota Banda Aceh sebesar 0,63
persen, Kota Lhokseumawe 0,15 persen, Kota Meulaboh 0,83 persen dan Aceh 0,51 persen. Inflasi
year on year (Februari 2016 terhadap Februari 2015) untuk Kota Banda Aceh adalah sebesar 2,74
persen, Kota Lhokseumawe 4,30 persen, Kota Meulaboh 2,54 persen dan Aceh 3,17 persen.
Komponen Inti untuk Kota Banda Aceh pada Februari 2016 mengalami inflasi sebesar 0,05
persen, komponen yang Harganya Diatur Pemerintah mengalami deflasi 0,83 persen dan komponen
Bergejolak mengalami inflasi 0,60 persen.
Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi yang sering digunakan
untuk mengukur tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi) di tingkat konsumen, khususnya di daerah
perkotaan. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang
dikonsumsi oleh rumah tangga. Di Indonesia, tingkat inflasi diukur dari persentase perubahan IHK dan
diumumkan ke publik setiap awal bulan (hari kerja pertama) oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
Mulai Januari 2014, pengukuran inflasi di Indonesia menggunakan IHK tahun dasar 2012=100.
Ada beberapa perubahan yang mendasar dalam penghitungan IHK baru (2012=100) dibandingkan IHK
lama (2007=100), khususnya mengenai cakupan kota, paket komoditas, dan diagram timbang. Perubahan
tersebut didasarkan pada Survei Biaya Hidup (SBH) 2012 yang dilaksanakan oleh BPS, yang merupakan
salah satu bahan dasar utama dalam penghitungan IHK. Hasil SBH 2012 sekaligus mencerminkan adanya
perubahan pola konsumsi masyarakat dibandingkan dengan hasil SBH sebelumnya.
SBH 2012 dilaksanakan di 82 kota, yang terdiri dari 33 ibukota provinsi dan 49 kota besar lainnya.
Pada bulan Februari 2016 harga berbagai komoditas di Kota Banda Aceh secara umum
menunjukkan adanya kenaikan. Hal ini ditandai dengan naiknya Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 117,01
pada Januari 2016 menjadi 117,03 pada Februari 2016 atau terjadi inflasi sebesar 0,02 persen.
Laju Inflasi tahun kalender hingga Februari 2016 untuk Kota Banda Aceh sebesar 0,63 persen dan
Inflasi year on year (Februari 2016 terhadap Februari 2015) untuk Kota Banda Aceh adalah sebesar 2,74
persen.
Dari 98 jenis barang dan jasa yang mengalami perubahan harga untuk Kota Banda Aceh di bulan
Februari 2016, 51 jenis barang dan jasa menunjukkan adanya kenaikan harga dan 47 jenis barang dan
jasa mengalami penurunan harga.
Beberapa komoditas di Kota Banda Aceh yang mengalami kenaikan harga pada bulan Februari
2016 antara lain adalah Udang Basah dengan andil sebesar 0,2177 persen, Emas Perhiasan sebesar
0,0387 persen, Cumi-cumi sebesar 0,0322 persen, Tongkol/Ambu-ambu sebesar 0,0318 persen, Rokok
Kretek Filter sebesar 0,0278 persen, Cabai Merah sebesar 0,0260 persen dan Minyak Goreng dengan
andil sebesar 0,0231 persen.
Sementara beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga antara lain adalah Tarip Listrik
dengan andil sebesar -0,1077 persen, Bawang Merah sebesar -0,0912 persen, Jeruk sebesar -0,0482
persen, Telur Ayam Ras sebesar -0,0432 persen, Pepaya sebesar -0,0424 persen, Bensin sebesar -
0,0404 persen, Kembung/Gembung sebesar -0,0311 persen, Dencis sebesar -0,0275 persen dan Salak
dengan andil sebesar -0,0252 persen.
Laju
Inflasi Inflasi
IHK IHK IHK Inflasi
Bulan Tahun
Kelompok Pengeluaran Februari Desember Februari Tahun
Februari Ke
2015 2015 2016 Kalender
2016 1) Tahun 3)
2016 2)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
UMUM 113.91 116.30 117.03 0.02 0.63 2.74
1 Bahan Makanan 122.94 123.56 128.87 0.44 4.30 4.82
2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 109.12 111.97 112.61 0.32 0.57 3.20
3 Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 109.98 111.24 110.54 -0.41 -0.63 0.51
4 Sandang 108.27 111.48 112.38 0.42 0.81 3.80
5 Kesehatan 107.16 109.63 110.01 0.07 0.35 2.66
6 Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 111.09 115.93 116.28 0.07 0.30 4.67
7 Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 119.16 124.15 122.04 -0.31 -1.70 2.42
Gambar 1
Perkembangan Indeks Harga Konsumen Kota Banda Aceh
Februari 2015 Februari 2016
130,00
125,00
120,00
115,00
110,00
105,00
100,00
Feb-15 Mar-15 Apr-15 Mei-15 Jun-15 Jul-15 Agt-15 Sep-15 Okt-15 Nov-15 Des-15 Jan-16 Feb-16
0,5
0
Feb-15 Mar-15 Apr-15 Mei-15 Jun-15 Jul-15 Agt-15 Sep-15 Okt-15 Nov-15 Des-15 Jan-16 Feb-16
-0,5
-1
-1,5
-2
-2,5
Tabel 2
Inflasi Bulanan, Tahun Kalender, dan Tahun ke Tahun (persen)
Banda Lhokseu
Inflasi Meulaboh Aceh
Aceh mawe
Tabel 3
Sumbangan Kelompok Pengeluaran terhadap Inflasi Menurut Kota
Februari 2016 (persen)
Komponen Inti pada Februari 2016 mengalami inflasi sebesar 0,05 persen atau terjadi kenaikan
indeks dari 108,68 pada Januari 2016 menjadi 108,74 pada Februari 2016. Sedangkan Komponen Harga
Diatur Pemerintah mengalami deflasi 0,83 persen dan Komponen Bergejolak mengalami inflasi 0,60
persen
Inflasi komponen inti, komponen yang harganya diatur pemerintah dan komponen bergejolak untuk
tahun kalender (Januari Desember) 2016 masing-masing minus 0,05 persen, minus 1,61 persen dan
4,77 persen. Sedangkan inflasi tahun ke tahun (Februari 2015 terhadap Februari 2016) masing-masing
1,55 persen, 4,19 persen dan 5,35 persen.
Komponen inti, komponen harga diatur pemerintah dan komponen bergejolak pada bulan Februari
2016 memberikan andil/sumbangan inflasi masing-masing sebesar 0,03 persen, minus 0,14 persen dan
0,12 persen.
Tabel 4
Tingkat Inflasi Februari 2016, Inflasi Tahun Kalender 2016, Inflasi Tahun ke Tahun & Andil Inflasi
Kota Banda Aceh Menurut Komponen
Laju
Inflasi Inflasi Inflasi Andil
IHK IHK Inflasi
Bulan Bulan Tahun Inflasi
Komponen Februari Februari Tahun
Desember Februari Ke Februari
2015 2016 Kalender
2015 2016 Tahun 2016
2016
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
UMUM 113,91 116,30 117,03 0,02 0,63 2,74 0,02
Grafik 3
Perkembangan Andil Inflasi Komponen Inti Kota Banda Aceh
Februari 2015 Februari 2016
1,0 Inti Harga Diatur Pemerintah Bergejolak
0,8
0,6
0,4
0,2
0,0
-0,2 Feb-15 Mar-15 Apr-15 Mei-15 Jun-15 Jul-15 Agt-15 Sep-15 Okt-15 Nov-15 Des-15 Jan-16 Feb-16
-0,4
-0,6
-0,8
-1,0
1. Bahan Makanan
Pada bulan Februari 2016 Kelompok Bahan Makanan mengalami inflasi sebesar 0,44 persen
atau mengalami kenaikan IHK dari 128,30 pada Januari 2016 menjadi 128,87 pada Februari 2016.
Dari 11 subkelompok dalam Kelompok Bahan Makanan 7 subkelompok mengalami inflasi dan
4 subkelompok mengalami deflasi.
Inflasi yang terjadi pada Kelompok Bahan Makanan, terutama disebabkan oleh naiknya
indeks pada Subkelompok Ikan Diawetkan mengalami inflasi 6,30 persen, Subkelompok Sayur-
sayuran inflasi 3,62 persen, Subkelompok Ikan Segar inflasi 3,17 persen, Subkelompok Lemak dan
Minyak inflasi sebesar 2,23 persen, Subkelompok Bahan Makanan Lainnya mengalami inflasi 1,01
persen, Subkelompok Daging dan Hasil-hasilnya inflasi 0,43 persen dan Subkelompok Padi-padian,
Umbi-umbian dan Hasilnya mengalami inflasi sebesar 0,18 persen. Sedangkan Subkelompok
Bumbu-bumbuan yang mengalami deflasi sebesar 4,58 persen, Subkelompok Buah-buahan deflasi
4,51 persen, Subkelompok Telur, susu dan Hasil-hasilnya deflasi 2,50 persen dan Subkelompok
Kacang-kacangan mengalami deflasi 0,36 persen.
Secara keseluruhan kelompok ini pada bulan Februari 2016 memberikan sumbangan inflasi
sebesar 0,1016 persen. Beberapa komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara
lain: Udang Basah dengan andil sebesar 0,2177 persen, Cumi-cumi dengan andil sebesar 0,0322
persen, Tongkol/Ambu-ambu dengan andil sebesar 0,0318 persen, Cabai Merah dengan andil
sebesar 0,0260 persen, Minyak Goreng dengan andil sebesar 0,0231 persen dan Kentang dengan
andil sebesar 0,0228 persen.
Sementara komoditi yang dominan memberikan sumbangan deflasi pada Kelompok ini
antara lain: Bawang Merah dengan andil sebesar -0,0912 persen, Jeruk dengan andil sebesar -
0,0482 persen, Telur Ayam Ras dengan andil sebesar -0,0432 persen, Pepaya dengan andil sebesar
-0,0424 persen, Kembung/Gembung dengan andil sebesar -0,0311 persen, Dencis dengan andil
sebesar -0,0275 persen dan Salak dengan andil sebesar -0,0252 persen.
Pada bulan Februari 2016 Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau
mengalami inflasi sebesar 0,32 persen atau mengalami kenaikan IHK dari 112,25 pada Januari 2016
menjadi 112,61 pada Februari 2016.
Dari tiga subkelompok dalam kelompok ini, Subkelompok Tembakau dan Minuman Beralkohol
mengalami inflasi 0,90 persen, Subkelompok Minuman yang Tidak Beralkohol inflasi 0,34 persen
dan Subkelompok Makanan Jadi tidak mengalami perubahan indeks.
Pada bulan Februari 2016 Kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,0497
persen. Komoditas yang dominan menyumbang terhadap kenaikan indeks pada kelompok ini adalah
Rokok Kretek Filter dengan andil sebesar 0,0278 persen.
4. S a n d a n g
Kelompok Sandang pada Februari 2016 mengalami inflasi sebesar 0,42 persen atau terjadi
kenaikan IHK dari 111,91 pada Januari 2016 menjadi 112,38 pada Februari 2016.
Subkelompok yang menyumbang terhadap kenaikan indeks pada Kelompok ini adalah
subkelompok Barang Pribadi dan Sandang Lain yang mengalami inflasi sebesar 2,28 persen.
Sedangkan Subkelompok Sandang Anak-anak mengalami deflasi sebesar 0,78 persen dan
Subkelompok Sandang Wanita dan Subkelompok Sandang Laki-laki tidak mengalami perubahan
indeks.
Kelompok ini pada Februari 2016 secara keseluruhan memberikan sumbangan inflasi sebesar
0,0276 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah Emas Perhiasan
dengan andil sebesar 0,0387 persen.
5. K e s e h a t a n
Pada Februari 2016 Kelompok ini mengalami inflasi sebesar 0,07 persen atau mengalami
kenaikan IHK dari 109,93 pada Januari 2016 menjadi 110,01 pada Februari 2016.
Subkelompok yang menyumbang terhadap inflasi pada Kelompok ini adalah Subkelompok
Perawatan Jasmani dan Kosmetika yang mengalami inflasi sebesar 0,19 persen. Sedangkan
Subkelompok Obat-obatan, Subkelompok Jasa Perawatan Jasmani dan Subkelompok Jasa
Kesehatan tidak mengalami perubahan indeks.
Kelompok ini pada Februari 2016 secara keseluruhan memberikan sumbangan inflasi sebesar
0,0031 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah Parfum dengan
andil sebesar 0,0031 persen.
Jenis Barang dan Jasa Andil Jenis Barang dan Jasa Andil
No No
Penyumbang Inflasi (%) Penyumbang Deflasi (%)
(1) (2) (3) (1) (2) (3)
1 UDANG BASAH 0,2177 1 TARIP LISTRIK -0,1077
Dari 82 kota di Indonesia yang dipantau harganya pada Februari 2016, tercatat 30 kota mengalami
inflasi dan 52 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Tanjung Pandang sebesar 1,02
persen dan yang terendah di Kota Banda Aceh sebesar 0,02 persen. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di
Kota Merauke sebesar 2,95 persen dan terendah terjadi di Kota Sibolga sebesar 0,02 persen.
Bila dilihat dari 23 kota di Sumatera, pada Februari tercatat inflasi tertinggi terjadi di Kota Tanjung
Pandan sebesar 1,02 persen dan yang terendah di Kota Banda Aceh sebesar 0,02 persen. Sedangkan
deflasi tertinggi terjadi di Kota Bandar Lampung sebesar 0,51 persen dan terendah terjadi di Kota Sibolga
sebesar 0,02 persen.
Tabel 6
Perbandingan IHK dan Inflasi Februari 2016
Kota-kota di Pulau Sumatera (2012=100)