You are on page 1of 5

TIPS MEMERAH ASI

Tetapkan jadwal rutin dan atur konsistensi waktu memerah, misalnya pukul 09.00-10.00
lalu pukul 12.00-13.00 dan terakhir sesaat sebelum pulang kantor sekitar pukul 16.00-
17.00. Menerapkan jadwal rutin adalah salah satu cara agar mendapat refleks pengeluaran
ASI (let down reflex) yang optimal.
ASI sedapat mungkin tetap diperah seandainya jadwal terlewat, karena pengosongan
payudara merupakan salah satu cara menjaga produksi ASI tetap lancar. Sedikit meleset
dari jadwal tidak akan terlalu mempengaruhi asalkan jangan ditunggu sampai payudara
bengkak.

Gunakan pompa ASI yang cocok, dan sesuai kenyamanan Anda. Pengeluaran ASI oleh
pompa ASI tidak selancar dengan isapan bayi. Sebelum memerah, rangsang puting
dengan jari dan tujukan pikiran kepada bayi.

Sebelum memerah ASI, pilihlah tempat yang tenang dan tanpa gangguan. Duduk di kursi
yang nyaman. Sekitar dua sampai lima menit sebelum mulai memerah, tarik napas dalam-
dalam atau cobalah untuk relaksasi sejenak.

Usahakan santai dan tidak memikirkan urusan pekerjaan di saat memerah. Bantu dengan
melihat foto bayi Anda saat memerah, yang bisa mengaktifkan hormon serotonin
(hormon yang memicu rasa bahagia dan gembira) sehingga akan membantu produksi dan
pengeluaran ASI lebih deras. Perasaan tegang, malu, takut gagal, sakit, lelah dan gelisah
dapat mengakibatkan gangguan dalam refleks pengeluaran ASI

Mulailah berlatih memerah ASI kurang lebih seminggu sebelumnya. Selama di tempat
bekerja, sebaiknya Anda memerah ASI sebanyak 2-3 kali

Letakkan handuk hangat di payudara selama satu atau dua menit. Selanjutnya pijat
dengan lembut payudara Anda, namun tidak perlu memijat di bagian puting. Jika sudah
siap, silahkan mulai memerah ASI.

Simpan ASI di cooler box atau kulkas, rekatkan wadah ASI dengan label tanggal ASI
diperah dan nama Anda.Cara yang tepat menyimpan ASI yang telah Anda perah agar
tetap baik diminum bayi.
Di masa awal memerah ASI, jumlah yang diperoleh biasanya belum sebanyak yang diinginkan.
Anda tak boleh putus asa. Untuk menjadi terampil, memang butuh waktu dan latihan.

TIPS MENYIMPAN ASI PERAH

Memerah dan menyimpan ASI memang menjadi solusi tepat untuk ibu bekerja yang ingin tetap
memberikan ASI untuk bayinya. Antara ASI yang langsung diberikan dengan ASI yang masih
harus disimpan di lemari es kualitasnya memang berbeda. ASI yang diberikan langsung memiliki
zat gizi, termasuk vitamin, maupun zat kekebalan tubuh yang lebih tinggi dan lebih baik
dibanding ASI perah dan telah disimpan. Walau kandungan zatnya berkurang seiring makin
lamanya penyimpanan, namun jumlah semua zat pada ASI tersebut tetap masih dalam batas nilai
yang telah ditetapkan secara internasional dan baik diberikan pada bayi

Tips menyimpan ASI Perah:

Wadah untuk menampung ASI sebaiknya terbuat dari bahan yang mudah disterilkan,
seperti botol bertutup rapat yang terbuat dari plastik atau gelas yang tahan panas.
Sebaiknya gunakan wadah yang volumenya sesuai dengan kebutuhan bayi untuk sekali
minum, misalnya 125 ml.

Bila ASI tidak diberikan langsung, pastikan penampungan dan penyimpanannya telah
steril dan tidak terkontaminasi.

Bila ASI perah akan diberikan kurang dari 6 jam, maka tidak perlu di simpan di lemari
pendingin. Namun disarankan untuk tidak menyimpan ASI di suhu kamar lebih dari 3
atau 4 jam.

Bila perlu disimpan selama 24 jam, segera masukkan ASI perah ke dalam lemari
pendingin pada suhu 4 derajat celcius (jangan sampai beku).

Bila ASI perah akan digunakan dalam waktu 1 minggu atau lebih, maka ASI perah
tersebut harus segera didinginkan dalam lemari pendingin selama 30 menit, lalu
dibekukan pada suhu -18 derajat celcius atau lebih rendah. ASI yang sudah dibekukan
dapat disimpan antara 3 6 bulan.
Simpan ASI perah Anda di bagian tengah atau bagian terdalam freezer. Bagian-bagian itu
memiliki suhu yang lebih dingin dan konstan sehingga bila listrik padam, suhunya tak
cepat naik. Jangan biarkan ASI perah tersebut tetap tersimpan di kulkas dalam keadaan
listrik padam lebih dari 3-4 jam.

Jangan menyimpan ASI pada rak yang menempel di pintu lemari pendingin karena
temperatur di tempat ini mudah berubah ketika pintu dibuka dan ditutup.

Beri label setiap wadah ASI yang berisi keterangan kapan ASI tersebut diperah.

Jangan mengisi penuh wadah penampung ASI, karena ASI akan memuai saat membeku.
Sisakan kurang lebih bagian kosong.

Pembekuan yang lama (lebih dari 6 bulan) dapat mengubah komposisi kimia ASI, seperti
terjadi penguraian beberapa senyawa lemak dan hilangnya beberapa senyawa yang
berfungsi melawan organisme berbahaya. Risiko kontaminasi juga tinggi, jika tiba-tiba
listrik padam sehingga susu cair dan dibekukan kembali.

Namun sebaiknya ASI beku disimpan sebagai cadangan untuk keadaan darurat. Jika Anda
berada di rumah, susui langsung bayi.
TIPS PEMBERIAN ASI DARI LEMARI PENDINGIN

1. Jika Anda akan mencairkan ASI perah yang disimpan di lemari pendingin pada suhu 4
derajat Celcius, sebaiknya Anda tidak mencairkannya semalam suntuk pada suhu kamar.
Sebaliknya, tidak perlu mencairkan di atas kompor.
2. Jangan pula memanaskan dengan microwave. Pemanasan di microwave bukan saja akan
menghancurkan kandungan vitamin di dalam ASI, tapi juga menimbulkan titik-titik panas
(hot spots) yang bisa membakar lidah atau mulut bayi.

3. Jadi, bila Anda ingin mencairkan ASI beku, kurang lebih setengah jam sebelum waktu
menyusui tiba, ambil wadah ASI dari lemari pendingin. Selanjutnya hangatkan dengan
memegang wadah tersebut di bawah air mengalir yang hangat. Secara bertahap
tingkatkan suhu air sampai ASI cair dan hangat. Kocok wadah penampung ASI sebelum
ASI diberikan pada bayi.

4. ASI perah sudah tidak terlalu dingin tersebut dapat diberikan menggunakan cangkir atau
sendok kecil yang bersih. Bila menggunakan cangkir, tempelkan bibir cangkir pada bibir
bawah bayi dan biarkan bayi menggunakan lidahnya untuk meminum ASI (tidak
ditumpahkan). Selain itu, yang memberi ASI perah dengan sendok/cangkir tersebut harus
orang lain, bukan Anda. Agar ada konsistensi, sehingga bayi tahu kalau dari Anda ia
menyusu dan kalau dari orang lain ia minum ASI perah menggunakan sendok/cangkir.
Diharapkan, ia tidak akan mengalami bingung puting.

5. Sebaiknya Anda tidak menyimpan atau membekukan ulang sisa susu yang tidak
dihabiskan bayi agar bayi terhindar dari risiko diare.
6. Perlu diingat, ASI yang telah dihangatkan tidak boleh didinginkan lagi untuk diberikan
pada bayi di waktu minum berikutnya.

You might also like