Professional Documents
Culture Documents
BUKU INFORMASI
MENERAPKAN JADWAL
PEMELIHARAAN GUDANG
H.522900.015.01
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI-----------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------
2
BAB I PENDAHULUAN----------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------
4
A. Tujuan Umum ------------------------------------------------------------------- 4
B. Tujuan Khusus ------------------------------------------------------------------ 4
BAB II MEMPERSIAPKAN DATA PENDUKUNG-------------------------------- 5
A. Pengetahuan yang diperlukan dalam mempersiapkan data pendukung
dalam menerapkan jadwal pemeliharaan gudang.------------------------- 5
1. Konsep pemeliharaan gudang---------------------------------------------- 5
2. Jenis-jenis pemeliharaan ---------------------------------------------------- 6
3. Karakter gudang-------------------------------------------------------------- 7
4. Worksheet pemeliharaan gudang------------------------------------------ 8
5. Dokumen pemeliharaan gudang-------------------------------------------- 9
B. Keterampilan yang diperlukan dalam mempersiapkan data pendukung
dalam kegiatan pemeliharaan gudang---------------------------------------- 10
C. Sikap Kerja dalam mempersiapkan data pendukung dalam kegiatan
pemeliharaan gudang----------------------------------------------------------- 11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan Umum
Setelah mempelajari modul ini peserta latih diharapkan mampu menerapkan
jadwal pemeliharaan gudang.
B. Tujuan Khusus
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi menerapkan
jadwal pemeliharaan gudang ini guna memfasilitasi peserta didik sehingga pada
akhir pembelajaran diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut:
Mempersiapkan data pendukung, melaksanakan kegiatan pemeliharaan
gudang, dan melakukan evaluasi terhadap hasil pelaksanaan pemeliharaan
gudang.
BAB II
MEMPERSIAPKAN DATA PENDUKUNG DALAM MENERAPKAN JADWAL
PEMELIHARAAN GUDANG
2. Jumlah gudang.
3. Jarak antar gudang.
4. Material handling yang digunakan untuk memmindahkan bahan.
5. Jenis peralatan dan perlengkapan.
6. Jenis dan fungsi gudang.
Sebelum membahas lebih jauh tentang manajemen pemeliharaan dan perbaikan, lebih
dahulu perlu memahami sifat pekerjaan atau kegiatan pemeliharaan dan perbaikan
secara umum.
Pemeliharaan
Tidak Direncanakan
Direncanakan
Korektif Preventif
Darurat
yaitu: kegiatan yang dapat direncanakan dan kegiatan yang tidak terduga atau tidak
dapat direncanakan.
Beberapa pengertian perawatan (maintenance) menurut ahli :
1. Menurut Corder (1988), perawatan merupakan suatu kombinasi dari tindakan yang
dilakukan untuk menjaga suatu barang dalam, atau untuk memperbaikinya sampai,
suatu kondisi yang bisa diterima.
2. Menurut Assauri (1993), perawatan diartikan sebagai suatu kegiatan pemeliharaan
fasilitas pabrik serta mengadakan perbaikan, penyesuaian atau penggantian yang
diperlukan agar terdapat suatu keadaan operasi produksi yang sesuai dengan yang
direncanakan.
Selama beberapa dekade terakhir, para peneliti akademis dan praktisi daribeberapa
perusahaan industri mengembangkan beberapa aturan dan teknik dalam
merencanakan dan mengatur kegiatan perawatan di dalam sistem produksi.
Metode dan model pendukung keputusan ini dalam strategi perawatan dapat
diklasifikasikan, antara lain:
1. Corrective Maintenance (perawatan perbaikan) yaitu perawatan yang dilakukan
setelah kerusakan terjadi yang bertujuan untuk memperbaiki kerusakan tersebut.
Tidak terdapat kegiatan perencanaan untuk mengoptimumkan perawatan peralatan
dan manajemen pendukung keputusan. Strategi ini dipengaruhi oleh pemenuhan
suku cadang dan biaya kegiatan perawatan sangat bergantung pada tersedianya
atau tidak tesedianya kebutuhan suku cadang untuk melakukan kegiatan perbaikan.
2. Preventive Maintenance (perawatan pencegahan) yaitu kegiatan perawatan
terencana yang dilakukan untuk menghadapi dan mencegah kegagalan potensial
pada suatu komponen atau sistem. Pemilihan waktu dan hasil dari kegiatan
perawatan pencegahan harus direncanakan dan dioptimalkan dengan baik untuk
memaksimumkan hasil produksi dan meminimumkan biaya perawatan.
Menurut Dhillon (2006), dalam bukunya Maintainability, Maintenance, and
Reliability For Engineers ada 7 elemen dari preventive maintenance, yaitu:
1) Inspeksi adalah memeriksa secara berkala (periodic) bagian-bagian tertentu
untuk dapat dipakai dengan membandingkan fisiknya, mesin, listrik, dan
karakteristik lain untuk standar yang pasti.
2) Kalibrasi adalah mendeteksi dan menyesuaikan setiap perbedaan dalam akurasi
untuk material atau parameter perbandingan untuk standar yang pasti.
3) Pengujian adalah pengujian secara berkala (periodic) untuk dapat menentukan
pemakaian dan mendeteksi kerusakan mesin dan listrik.
4) Penyesuaian adalah membuat penyesuaian secara periodic untuk unsure variabel
tertentu untuk mencapai kinerja yang optimal.
5) Servicing adalah pelumasan secara periodic, pengisian, pembersihan, dan
seterusnya. Bahan atau barang untuk mencegah terjadinya dari kegagalan yang
baru.
6) Instalasi adalah mengganti secara berkala batas pemakaian barang atau siklus
waktu pemakaian atau memakai untuk mempertahankan tingkat toleransi yang
ditentukan.
7) Alignment adalah membuat perubahan salah satu barang yang ditentukan
elemen variabel untuk mencapai kinerja yang optimal.
3. Predictive Maintenance merupakan perawatan yang bersifat prediksi, dalam hal ini
merupakan evaluasi dari perawatan berkala.
4. Breakdown Maitenance (Perawatan setelah terjadi kerusakan) merupakan perbaikan
yang dilakukan tanpa adanya rencana terlebih dahulu. Dimana kerusakan terjadi
secara mendadak pada suatu alat/produk yang sedang beroperasi, yang
mengakibatkan kerusakan bahkan hingga alat tidak dapat beroperasi.
5. Running Maitenance (Perawatan Berjalan) merupakan perawatan yang dilakukan
ketika fasilitas atau peralatan dalam keadaan bekerja. Perawatan berjalan
diterapkan pada peralatan-peralatan yang harus beroperasi terus dalam melayani
Judul Modul: Menerapkan Jadwal Pemeliharaan Gudang Halaman: 9 dari 34
Buku Informasi Versi: 2017
9
Modul Pembelajaran Berbasis Kompetensi Kode Modul
bidang Manajemen Logistik Industri Agro H.522900.015.01
proses produksi.
6. Emergency Maitenance (Perawatan Darurat) merupakan pekerjaan pemeliharaan
yang harus segera dilakukan karena terjadi kemacetan atau kerusakan yang tidak
terduga.
7. Shutdown Maintenance (Perawatan Berhenti) merupakan perawatan yang hanya
dilakukan selama mesin tersebut berhenti beroperasi.
8. Routine Maintenance (Perawatan Rutin) merupakan perawatan yang dilaksanakan
secara rutin atau terus menerus.
9. Design Out Maitenance adalah merancang ulang peralatan untuk menghilangkan
sumber penyebab kegagalan dan menghasilkan model kegagalan yang tidak lagi
atau lebih sedikit membutuhkan maintenance.
10. Replacement (penggantian)
Replacement (penggantian) dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:
a. Planned replacement (penggantian terencana) yaitu pemilihan waktuterbaik
penggantian berdasarkan penentuan interval waktu optimum untuk
meminimumkan biaya perawatan. Kegiatan perawatan ini disebut juga preventive
replacement atau penggantian pencegahan.
b. Replacement upon failure (penggantian saat kerusakan) yaitu penggantian yang
dilakukan jika komponen atau sistem rusak. Kegiatan perawatan ini disebut juga
corrective replacement atau penggantian perbaikan.
Pada era modernisasi dan industrialisasi ini, Budaya Kerja 5S, merupakan suatu
budaya kerja perusahaan yang terunggul di dunia saat ini. Budaya Kerja 5S,
merupakan suatu ilmu yang sangat perlu untuk dipelajari, dalam pengembangan suatu
perusahaan atau organisasi, untuk mencapai efektivitas dan efisiensi, menciptakan
Judul Modul: Menerapkan Jadwal Pemeliharaan Gudang Halaman: 10 dari 34
Buku Informasi Versi: 2017
10
Modul Pembelajaran Berbasis Kompetensi Kode Modul
bidang Manajemen Logistik Industri Agro H.522900.015.01
manusia yang berdisiplin tinggi, menghargai waktu, pekerja keras, teliti, berorientasi
sukses, tidak hedonis, hemat dan bersahaja, suka menabung dan investasi, berorientasi
kepada Integritas dan hal yang positif lainnya.
Ada pun yang menjadi dasar-dasar pemahaman dari 5S adalah sebagai berikut:
Merupakan langkah awal dalam menjalankan budaya 5S, yaitu membuang/menyortir/
menyingkirkan barang-barang, file -file yang tidak digunakan lagi ke tempat
pembuangan. Semua barang yang ada di lokasi kerja, hanyalah barang yang benar-
benar dibutuhkan untuk aktivitas kerja. Tindakan dilakukan agar tempat penyimpanan
menjadi lebih efisien, karena dipergunakan untuk menyimpan barang atau file yang
memang penting dan dibutuhkan, serta bertujuan juga agar tempat kerja terlihat lebih
rapi dan tidak berantakan. Keuntungan yang akan didapat dalam menerapkan Seiri
(Ringkas, Sisih, Keteraturan,Pemilahan, Sort):
1. Kuantitatif:
1) Penghematan pemakaian ruangan.
2) Persediaan dan produk barang yang bermutu.
3) Kecepatan waktu pencarian barang/dokumen yang dibutuhkan.
2.Kualitatif:
1)Tempat kerja lebih aman.
2)Suasana kerja lebih nyaman.
3)Mencegah tempat/alat/bahan menjadi rusak lebih awal.
Setelah menyortir semua barang atau file yang tidak dipergunakan lagi, pastikan segala
sesuatu harus diletakkan sesuai posisi yang ditetapkan, sehingga selalu siap digunakan
pada saat diperlukan. Pastikan bahwa:
1) Bila berbentuk barang, berikan label dengan nama atau visual sebagai ciri khas.
2) Bila berbentuk file atau softcopy data, atur semua folder di komputer.
3) Pastikan agar mudah mengidentifikasi, saat file, barang ataupun benda tersebut
dibutuhkan, sehingga tidak perlu membuang banyak waktu untuk mencarinya.
Keuntungan yang akan didapat dalam menerapkan Seiton (Rapi, Susun, Kerapian,
Penataan, Set in Order):
1.Kuantitatif:
1) Kendali persediaan dan produk, secara efisien.
2) Waktu pencarian yang cepat.
3) Proses kerja yang lebih cepat.
4) Menghindari kesalahan.
5) Meminimalkan terjadinya kehilangan peralatan.
BAB III
MELAKSANAKAN KEGIATAN PEMELIHARAAN GUDANG
Perawatan preventif ini sangat penting karena kegunaannya yang sangat efektif didalam
fasilitas fasilitas produksi yang termasuk dalam golongan critical unit , sedangkan ciri
ciri dari fasilitas produksi yang termasuk dalam critical unit ialah kerusakan fasilitas
atau peralatan tersebut akan :
Membahayakan kesehatan atau keselamatan para pekerja
Mempengaruai kualitas produksi yang dihasilkan
Menyebabkan kemacetan seluruh proses produksi
Harga dari fasilitas tersebut cukup besar dan mahal
Dalam prakteknya perawatan preventif yang dilakukan oleh suatu perusahaan dapat
dibedakan lagi sebagai berikut:
Perawatan rutin, yaitu aktivitas pemeliharaan dan perawataan yang dilakukan
secara rutin (setiap hari). Misalnya pembersihan peralatan , pengecekan, dan lain
sebagainya.
Perawatan periodik, yaitu aktivitas pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan
secara periodic atau dalam jangka waktu tertentu. Perawatan preventif akan
menguntungkan atau tidak tergantung pada:
maka walaupun waktu untuk menyelesaikan perawatan preventif sama dengan waktu
untuk menyelesaikan kerusakan , perawatan preventif masih dapat dipertimbangkan
untuk dilaksanakan.
A. STRUKTURAL
2. Memelihara secara baik dan teratur unsur-unsur struktur gudang dari pengaruh
korosi, cuaca, kelembaban, dan pembebanan di luar batas kemampuan struktur,
serta pencemaran lainnya.
3. Memelihara secara baik dan teratur unsur-unsur pelindung struktur.
4. Melakukan pemeriksaan berkala sebagai bagian dari perawatan preventif
(preventive maintenance).
Meliputi seluruh kegiatan Housekeeping yang membahas hal-hal terkait dengan sistem
pemeliharaan dan perawatan bangunan gudang, di antaranya mengenai Cleaning
Service,Landscape,Pest Control,General Cleaning mulai dari persiapan pekerjaan, proses
operasional sampai kepada hasil kerja akhir.
A. REHABILITASI
Memperbaiki bangunan yang telah rusak sebagian dengan maksud menggunakan
sesuai dengan fungsi tertentu yang tetap, baik arsitektur maupun struktur gudang
tetap dipertahankan seperti semula, sedang utilitas dapat berubah.
B. RENOVASI
Memperbaiki bangunan yang telah rusak berat sebagian dengan maksud
menggunakan sesuai fungsi tertentu yang dapat tetap atau berubah, baik arsitektur,
struktur maupun utilitas bangunannya
C. RESTORASI
Memperbaiki bangunan yang telah rusak berat sebagian dengan maksud
menggunakan untuk fungsi tertentu yang dapat tetap atau berubah dengan tetap
mempertahankan arsitektur bangunannya sedangkan struktur dan utilitas
bangunannya dapat berubah.
D. TINGKAT KERUSAKAN
a. Kerusakan ringan
1) Kerusakan ringan adalah kerusakan terutama pada komponen non-struktural,
seperti penutup atap, langit-langit, penutup lantai, dan dinding pengisi.
2) Perawatan untuk tingkat kerusakan ringan, biayanya maksimum adalah sebesar
35% dari harga satuan tertinggi pembangunan gudang baru yang berlaku, untuk
tipe/klas dan lokasi yang sama.
b. Kerusakan sedang
c. Kerusakan berat
1) Kerusakan berat adalah kerusakan pada sebagian besar komponen bangunan
gudang, baik struktural maupun non-struktural yang apabila setelah diperbaiki masih
dapat berfungsi dengan baik sebagaimana mestinya.
2) Biayanya maksimum adalah sebesar 65% dari harga satuan tertinggi
pembangunan bangunan gudang baru yang berlaku, untuk tipe/klas dan lokasi yang
sama.
Judul Modul: Menerapkan Jadwal Pemeliharaan Gudang Halaman: 18 dari 34
Buku Informasi Versi: 2017
18
Modul Pembelajaran Berbasis Kompetensi Kode Modul
bidang Manajemen Logistik Industri Agro H.522900.015.01
c. Perawatan Khusus
Untuk perawatan yang memerlukan penanganan khusus atau dalam usaha
meningkatkan wujud bangunan, seperti kegiatan renovasi atau restorasi, besarnya
biaya perawatan dihitung sesuai dengan kebutuhan nyata dan dikonsultasikan
terlebih dahulu kepada Instansi Teknis setempat.
Pemeliharaan dan Perawatan Sistem Tata Udara Pemeliharaan dan perawatan sistem
tata udara harus memperhatikan mutu udara dalam bangunan agar tidak menimbulkan
dampak pada kesehatan dan kenyamanan manusia.
Pemeliharaan yang baik terhadap salah satu peralatan akan menentukan bagaimana
kesiapan dan kelangsungan operasi peralatan tersebut. Dengan pemeliharaan yang
baik, maka diharapkan life time dari suatu peralatan akan menjadi lebih panjang, dan
dioperasikan setiap saat.
A. Chiller
Unit Chiller dapat dibagi menjadi beberapa bagian besar seperti:
Judul Modul: Menerapkan Jadwal Pemeliharaan Gudang Halaman: 19 dari 34
Buku Informasi Versi: 2017
19
Modul Pembelajaran Berbasis Kompetensi Kode Modul
bidang Manajemen Logistik Industri Agro H.522900.015.01
1)Compressor
2)Condenser
3)Metering Device
4)Evaporator
5)Panel Control / Power
b. Compressor.
Merupakan jantung dari unit chiller yang hampir semua bagian dalamnya bergerak.
Oleh sebab itu pemeriksaan kompresinya secara berkala adalah suatu keharusan.
Kompresi dari compressordiukur di sisi tekanan tinggi ( disharge) dan di sisi tekanan
rendah (suction). Tekanan diukur dengan menggunakan pressure gauge.Demikian
juga dengan motor compressor sebagai penggerak, arus yang masuk dan
tegangannya diukur dengan menggunakan Tang Ampere dan harus diukur secara
berkala, dan juga harus di- Megger apabila diperlukan. Dengan menggunakan
pressure gauge tekanan oli sebagai pelumas bagian yang bergerak dalam
kompresor diukur secara periodik. Sedangkan level oli yang dapat dilihat pada Sight
Glasssecara visual harus diperhatikan dan tidak boleh lebih rendah dari yang
diisyaratkan oleh pabrik.
d. Condenser/Cooler UnitChiller.
Apabila perpindahan panas pada kedua heatexchanger ini tidak baik, maka
temperatur yang diinginkan tidak akan tercapai. Untuk mengetahui perpindahan
panas baik atau tidak maka tekananrefrigerant pada condensor dan cooler harus
diukur secara rutin. Dan khusus untuk condensor,motor fan yang berfungsi untuk
menggerakkan udara pendingin harus diperiksa. Untuk Cooler,temperatur air yang
masuk dan keluar diukur secara rutin.
g. AHU / FCU / Ducting Dengan menggunakan Air Flow Meter harus diyakinkan bahwa
udara yang dipasok dari Air Handling Unit (AHU) / Fan Coil Unit (FCU) masih sesuai
dengan yang diisyaratkan. Dan untuk mengetahui operasi dari AHU / FCU harus
diperiksa tekanan air dingin masuk dan keluar AHU dengan menggunakan pressure
gauge dan juga temperatur air dingin masuk dan keluar AHUdengan menggunakan
Thermometer. Dari data ini dapat diketahui bagaimana operasi dari AHU dan FCU.
Demikian juga dengan arus motor penggerak AHU dan FCU diukur secara berkala
dengan menggunakanTang Ampere atau Multimeter. Untuk AHU,V beltharus
diperiksa ketegangannya secara rutin. Ducting yang merupakan saluran udara harus
diperiksa apakah ada kebocoran atau tidak khususnya flexible duct dan main
duct,dan juga distribusi ke setiap ruangan harus sesuai dengan masing-masing
kebutuhan. Ini dapat diketahui dengan mengukur temperatur udara tiap ruangan
dengan menggunakan thermometer.
h. Pompa ; Motor dan Starter pompa harus diperiksa secara rutin, yaitu arus dan
tegangannya harus sesuai dengan nominal. Demikian juga alignment coupling-nya
harus diperiksa dengan menggunakan dial gauge. Seal harus diperiksa dan diganti
secara rutin.
i. Instalasi; PipaInstalasi pipa chiller harus diperiksa secara rutin apakah pipanya
berkarat dan isolasinya masih cukup baik atau tidak. Kegiatan pemeliharaan berupa
inspeksi, service, dan penggantian suku cadang terhadap sub sistem/peralatan
sistem pengkondisian udara disesuaikan dengan jadwal.
Beberapa permasalahan tersebut diatas dapat kita atasi dengan melakukan penerapan
program 5 R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin) yang merupakan adaptasi program 5S
(Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, dan Shitsuke) yang dikembangkan di Jepang dan sudah
digunakan oleh banyak Negara di seluruh penjuru dunia. Ini merupakan suatu metode
sederhana untuk melakukan penataan dan pembersihan tempat kerja yang
dikembangkan dan diterapkan di Jepang 5R merupakan budaya tentang bagaimana
seseorang memperlakukan tempat kerjanya secara benar. Bila tempat kerja tertata rapi,
bersih dan tertib, maka kemudahan bekerja perorangan dapat diciptakan dan dengan
demikian 4 bidang sasaran pokok industri, yaitu efisiensi, produktifitas, kualitas dan
keselamatan kerja dapat lebih mudah dicapai.
1. Ringkas (seiri): Barang yang perlu dan tidak perlu dipisahkan, dan yang tidak
perlu dibuang.
2. Rapi (seiton): Barang yang tidak perlu, agar mudah dipakai, disusun dengan
rapi.
3. Resik (seiso) : Membersihkan tempat kerja supaya benar benar bersih.
4. Rawat (seiketsu) :Memelihara keadaan yang sudah dicapai pada proses seiri,
seton, seiso.
5. Rajin (shitsuke): mematuhi dengan benar apa yang sudah ditetapkan/diatur,
menajga dan menerapkan dengan sungguh empat komponen yang lain.
1. Kaizen di tempat kerja (gemba) harus diawali dari 2r (ringkas(seiri) dan rapi(seiton))
2. Pembersihan (resik/seiso) dapat menemukan keadaan abnormalitas.
3. Kebersihan (rawat/seiketsu) dimulai dari disiplin (rajin/shitsuke)
BAB IV
MELAKUKAN EVALUASI TERHADAP HASIL PELAKSANAAN
PENYIMPANAN BAHAN BAKU
dan masalah material atau bahan. Masalah volume pekerjaan bagi manajemen
diperlukan untuk memperkirakan adanya upah lembur. Sedangkan masalah bahan atau
material sangat berkaitan dengan ketersediaan suku cadang di gudang. Kedua informasi
ini dapat digunakan oleh manajemen untuk memberikan informasi kepada pelanggan
atau pemberi pekerjaan kapan pekerjaan tersebut selesai.
Catatan Backlog
File aktif berisi semua catatan W.O disimpan sebagai catatan Backlog. Catatan Backlog
dapat digunakan oleh manajemen untuk menentukan jumlah pelaksana, membuat
prioritas pekerjaan, membuat status keselamatan kerja, memprediksi biaya, dan
sebagainya. Bagi seorang analis, catatan Backlog dapat digunakan untuk membantu
menentukan tingkatan staf dan mengurangi overhead cost (biaya yang tidak perlu).
Sistem manajemen perawatan dan perbaikan yang biasa dilakukan adalah secara
manual. Sistem tersebut dapat dilaksanakan dengan menggunakan komputer.
CMMS dapat digunakan untuk memantau semua biaya pemeliharaan dan perbaikan alat
melalui:
Modul ini digunakan untuk mengubah atau meng- up date informasi jadwal
pemeliharaan preventif. Pemilihan jadwal diserahkan kepada pemakai (pelanggan),
apakah akan menggunakan kalender atau pembacaan meter.
Modul ini harus dapat menunjukkan:
1. Jenis pekerjaan, tenaga kerja yang diperlukan dan alat yang diperlukan
2. Jadwal pemeliharaan yang dapat dibuat harian, mingguan, atau tahunan untuk
memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut
3. Instruksi detail
Suatu perusahaan tidak hanya memproduksi barang-barang yang dapat dijual, tetapi
juga harus siap menghadapi persaingan. Untuk itu, barang-barang tersebut harus
memenuhi:
- harga wajar;
- berkualitas;
- produksi dan distribusi tepat waktu .
1. Efisien dan ekonomis: semua peralatan harus beroperasi secara efisien dan
akurat pada tingkat produksi yang disyaratkan.
2. Penjadwalan waktu istirahat direncanakan secara cermat.
3. Pengembangan produksi harus terus dilakukan dengan menghasilkan produk
baru dan berstandar serta berkualitas.
Melalui teknis, proses, sistem, metoda serta optimalisasi. Maka bagian pemeliharaan:
Harus maju sesuai dengan teknik mutakhir yang dipakai.
Harus merencanakan pemeliharaan secara teratur tidak mengganggu jadwal produksi
sehingga waktu tunggu dan kerugian menjadi minimal.
Pemeliharaan yang tidak memadai dapat menimbulkan kerusakan dengan biaya tinggi
dan tidak hanya dalam perbaikan saja tetapi juga kerugian jumlah produksi. Jadi,
pemeliharaan bagian pelayanan yang bersifat umum juga harus diperhatikan, karena
secara tak langsung berhubungan dengan kelangsungan atau kelancaran perusahaan itu
sendiri.
2. Pemeliharaan akan dilaksanakan bila hal itu paling menguntungkan dan akan
3. menyebabkan kerugian produksi yang minimum;
4. Tuntutan komponen dan perlengkapan diketahui sebelumnya dan tersedia
bila perlu.
5. Pelayanan yang diprogram dan penyesuaian memelihara hasil pabrik yang
terusmenerus;
6. Pelayanan yang rutin lebih murah dari pada perbaikan yang tiba-tiba;
menggunakan tenaga lebih banyak tapi efektif;
7. Penyesuaian perlengkapan dapat dimasukkan dalam program;
8. Dapat membatasi ongkos pemeliharaan dan perbaikan secara optimum.
1. Menurunkan pemborosan.
2. Meningkatkan mutu dan produktivitas.
3. Menghindari kecelakaan kerja.
4. Meningkatkan kinerja tim.
5. Absensi yang rendah.
6. Peningkatan dan perbaikan kinerja yang berkelanjutan.
7. Peralatan kantor dan lokasi kerja yang teratur, rapi dan bersih.
8. Gugus mutu yang berjalan dengan baik.
9. Hasil produksi yang berkualitas baik.
10. Keunggulan untuk mempunyai karyawan yang bermental maju dan bersikap dan
berperilaku positif.
Judul Modul: Menerapkan Jadwal Pemeliharaan Gudang Halaman: 30 dari 34
Buku Informasi Versi: 2017
30
Modul Pembelajaran Berbasis Kompetensi Kode Modul
bidang Manajemen Logistik Industri Agro H.522900.015.01
DAFTAR PUSTAKA
A. Dasar Perundang-undangan
1. Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Cipta
Karya. 2008. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 24/Prt/M/2008
Tanggal 30 Desember 2008 Tentang Pedoman Pemeliharaan Dan Perawatan
Bangunan Gedung
B. Buku Referensi
1. Emmett, Stuart. 2005. Excellent in Warehouse Management: How to Minimize
Cost and Maximize Value. John Willey & Son, Ltd.
2. Warman, John. 2010. Manajemen Pergudangan. Lembaga Pendidikan
Pembinaan Manajemen dan PT. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.
3. Dwiantara, Lukas., Sumarto, Rumsari. 2005. Manajemen logistik. Jakarta:
Grasindo
4. Gaspersz, Vincent. 2004. Production Planning and Inventory Control. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama
5. Gopalakrishnan, P. 1979. Materials Management. New Delhi: Prentice Hall of
India Private Limeted
6. Logistik Indonesia. 2010. Pergudangan. Diperoleh dari
http://logistikindonesia.blogspot.com pada 18 Juli 2013
7. Mustopa, Oban. 2012. Sistem Informasi Manajemen Barang Daerah. Diperoleh
dari http://barangdaerah.blogspot.com/ pada 21 Mei 2013
Judul Modul: Menerapkan Jadwal Pemeliharaan Gudang Halaman: 31 dari 34
Buku Informasi Versi: 2017
31
Modul Pembelajaran Berbasis Kompetensi Kode Modul
bidang Manajemen Logistik Industri Agro H.522900.015.01
D. Referensi Lainnya
1. http://wahyufisipuns.blogspot.co.id/2014/02/penyimpanan-logistik.html, diakses
pada 9 April 2017
2. https://tianstefanus18.files.wordpress.com/2014/06/manlog-7-pergudangan.pdf,
diakses pada 10 April 2017.
3. https://splashfresh.wordpress.com/2013/06/19/pemeliharaan-preventif-
preventive-maintenance-2/, diakses pada tanggal 9 April 2017
A. Daftar Peralatan/Mesin
3.
B. Daftar Bahan