You are on page 1of 11

HUBUNGAN CITA RASA DENGAN SISA MAKANAN LUNAK PASIEN KELAS III DI

RSUD BERKAH KABUPATEN PANDEGLANG

Diah Anggraeni1, Putri Ronitawati2, Lilik Sri Hartati3


Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul
Jln. Arjuna Utara Tol Tomang-Kebon Jeruk, Jakarta
anggraenidiah3@gmail.com

Abstrack
Sisa makanan merupakan persoalan klasik yang banyak ditemukan di berbagai rumah
sakit di Indonesia. Banyaknya sisa makanan dapat mengakibatkan pasien kehilangan
zat gizi setelah dirawat di rumah sakit. Kekurangan zat gizi tersebut akan berdampak
pada status gizi yang tidak optimal, sehingga proses penyembuhan penyakit akan
terganggu. Apabila makanan yang disajikan sudah sesuai kebutuhan, tetapi tidak
dihabiskan dan hal ini berlangsung dalam waktu lama, akan menyebabkan pasien
mengalami defisiensi zat gizi, sehingga terjadi hospital malnutrition. Pada kenyataanya
dalam penyelenggaraan makanan lunak, masih banyak ditemukan sisa makanan pasien
yang tidak sedikit, karena pasien dengan jenis makanan lunak memiliki kondisi yang
lebih parah dibandingkan dengan pasien jenis makanan biasa. Kelemahan dari
makanan lunak yaitu kadar air yang tinggi sehingga volume makanan besar dan bumbu
yang digunakan tidak boleh merangsang. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui
hubungan antara cita rasa dengan sisa makanan lunak pasien kelas III di RSUD Berkah
Kabupaten Pandeglang. Penelitian ini mengambil sampel pasien kelas III, karena
kapasitas tempat tidur terbanyak di rumah sakit tersebut di ruang perawatan kelas III.
Penelitian ini bersifat deskriptif analitik, dengan desain cross sectional, sampel berjumlah
70 orang pasien kelas III. Melakukan wawancara menggunakan kuesioner, selanjutnya
penimbangan secara langsung pada sisa makanan lunak pagi, siang dan malam selama
2 hari. Analisa menggunakan uji chi square. Hasil analisa bivariat dengan uji chi square
diperoleh variabel cita rasa menu makan pagi (p Value=0,017), makan siang (p
Value=0,008) dan makan malam (p Value=0,009). Hasil penelitian menunjukan ada
hubungan antara cita rasa dengan sisa makanan lunak pagi (p<0,05),siang (p<0,05),
dan malam (p<0,05). Sebaiknya diadakan evaluasi menu secara berkala (6 bulan sekali),
terutama pada aspek cita rasa terutama jika sisa makanan makin bertambah banyak.

Kata kunci : Sisa makan, cita rasa, makanan lunak

Abstrak
Sisa makanan merupakan persoalan klasik yang banyak ditemukan di berbagai rumah
sakit di Indonesia. Banyaknya sisa makanan dapat mengakibatkan pasien kehilangan
zat gizi setelah dirawat di rumah sakit. Kekurangan zat gizi tersebut akan berdampak
pada status gizi yang tidak optimal, sehingga proses penyembuhan penyakit akan
terganggu. Apabila makanan yang disajikan sudah sesuai kebutuhan, tetapi tidak
dihabiskan dan hal ini berlangsung dalam waktu lama, akan menyebabkan pasien
mengalami defisiensi zat gizi, sehingga terjadi hospital malnutrition. Pada kenyataanya
dalam penyelenggaraan makanan lunak, masih banyak ditemukan sisa makanan pasien
yang tidak sedikit, karena pasien dengan jenis makanan lunak memiliki kondisi yang
lebih parah dibandingkan dengan pasien jenis makanan biasa. Kelemahan dari
makanan lunak yaitu kadar air yang tinggi sehingga volume makanan besar dan bumbu
yang digunakan tidak boleh merangsang. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui
hubungan antara cita rasa dengan sisa makanan lunak pasien kelas III di RSUD Berkah
Kabupaten Pandeglang. Penelitian ini mengambil sampel pasien kelas III, karena
kapasitas tempat tidur terbanyak di rumah sakit tersebut di ruang perawatan kelas III.
Penelitian ini bersifat deskriptif analitik, dengan desain cross sectional, sampel berjumlah
70 orang pasien kelas III. Melakukan wawancara menggunakan kuesioner, selanjutnya
penimbangan secara langsung pada sisa makanan lunak pagi, siang dan malam selama
2 hari. Analisa menggunakan uji chi square. Hasil analisa bivariat dengan uji chi square
diperoleh variabel cita rasa menu makan pagi (p Value=0,017), makan siang (p
Value=0,008) dan makan malam (p Value=0,009). Hasil penelitian menunjukan ada
hubungan antara cita rasa dengan sisa makanan lunak pagi (p<0,05),siang (p<0,05),
dan malam (p<0,05). Sebaiknya diadakan evaluasi menu secara berkala (6 bulan sekali),
terutama pada aspek cita rasa terutama jika sisa makanan makin bertambah banyak.

Kata kunci : Sisa makan, cita rasa, makanan lunak

Pendahuluan Kekurangan zat gizi tersebut akan


Pelayanan gizi rumah sakit adalah berdampak pada status gizi yang tidak
pelayanan yang diberikan dan optimal, sehingga proses penyembuhan
disesuaikan dengan keadaan pasien penyakit akan terganggu (3). Bila
berdasarkan keadaan klinis, status gizi, makanan yang disajikan sudah sesuai
dan status metabolisme tubuh(1). kebutuhan, tetapi tidak dihabiskan dan
Sisa makanan merupakan suatu berlangsung dalam waktu lama, akan
dampak dan evaluasi dari sistem menyebabkan pasien mengalami
pelayanan gizi di rumah sakit. defisiensi zat-zat gizi, sehingga terjadi
Keberhasilan suatu sistem hospital malnutrition. Kejadian hospital
penyelenggaraan makanan dapat malnutrition masih merupakan masalah
dikaitkan dengan ada tidaknya sisa besar di berbagai rumah sakit di
makanan pada sistem penyelenggaraan Indonesia dan di negara-negara lain (4).
makanan tersebut (2). Dalam standar Masalah penyelenggaraan makan
pelayanan minimal rumah sakit, kepada orang sakit lebih kompleks
ditetapkan bahwa indikator standar dibandingkan dengan penyelenggaraan
pelayanan gizi meliputi ketepatan waktu makanan untuk orang sehat.Hal ini
pemberian makanan kepada pasien berkaitan dengan nafsu makan dan
100%, sisa makanan yang tidak kondisi pasien yang berubah akibat
dihabiskan oleh pasien 20% dan tidak penyakit yang dideritanya.Selain itu
adanya kesalahan pemberian diet 100% pada orang sakit lebih membutuhkan
(1). asupan zat gizi yang lebih banyak, maka
Banyaknya sisa makanan dapat dalam penyelenggaraan makan pada
mengakibatkan pasien kehilangan zat orang sakit harus meminimalisir sisa
gizi setelah dirawat di rumah sakit.
makanan yang ada untuk mendukung pada bulan Desember 2016 sampai
kesembuhan penyakit pasien (3). Januari tahun 2017.
Standar makanan umum rumah Populasi dari penelitian ini adalah
sakit terdiri dari makanan biasa, pasien rawat inap dewasa kelas III di
makanan lunak, makanan saring dan RSUD Berkah Kabupaten Pandeglang
makanan cair. Kelemahan dari makanan yang mendapatkan makanan lunak
lunak yang selalu menjadi permasalahan sebanyak 70 sampel. Penelitian ini
banyaknya sisa makanan di rumah sakit mengambil sampel pasien kelas III,
yaitu kadar air yang tinggi pada karena kapasitas tempat tidur terbanyak
makanan lunak sehingga volumenya di rumah sakit tersebut di ruang
besar dan bumbu yang digunakan tidak perawatan kelas III Teknik penentuan
boleh merangsang. Hal ini seringkali sampel menggunakan teknik sampling
membuat makanan menjadi hambar dan jenuh. Jumlah sampel minimal yang
dapat mempengaruhi sisa makan pasien. akan digunakan dalam penelitian
Cita rasa dapat meningkatkan selera berjumlah 70 orang
makan pasien yang berdampak pada Data yang diambil adalah data
peningkatan konsumsi makanan pada primer yaitu dengan melakukan
pasien dan akan mempengaruhi wawancara kuesioner pada pasien
terjadinya sisa makanan(5). dewasa mengenai cita rasa dan
Sisa makanan yang dihasilkan penimbangan secara langsung pada sisa
harus dipantau dan diaudit secara makanan pasien kelas III. Penimbangan
berkala.Pemantauan tersebut harus sisa makan dengan cara menimbangan
menjadi bagian dari sistem manajemen awal makanan pasien (sampling) terlebih
mutu dari setiap rumah sakit dengan dahulu sebelum disajikan ke pasien.
keterlibatan formal dari bagian Kemudian pemberian tanda atau etiket
administrasi, medis, dan gizi (2). pada plato yang akan dijadikan sampel
Instalasi Gizi RSUD Berkah Kabupaten penelitian agar mudah dipisahkan pada
Pandeglang terakhir kali diadakan saat penimbangan sisa makanan.
penelitian tentang sisa makanan pada Setelah itu makanan dibagikan sesuai
tahun 2013, hingga saat ini belum ada etiket kepada pasien. Setelah selesa lalu
penelitian dan pengembangan di dilakukan penimbangan terhadap sisa
instalasi tersebut yang nantinya akan makan pasien. Sisa makanan ditimbang
dijadikan monitoring dan evaluasi selama 2 hari makan dengan 3 kali
khusus nya mengenai sisa makanan. waktu makan yaitu pagi, siang, dan
Maka dari itu peneliti ingin meneliti malam.
kembali di tempat yang sama dengan Data yang terkumpul dianalisis
variabel yang berbeda. secara deskriptif dan statistika
Metode Penelitian inferensial. Data yang terkumpul pada
Penelitian ini termasuk saat penimbangan sisa makanan lunak
penelitian yang bersifat deskriptif dan data wawancara mengenai cita rasa
analitik, dengan pendekatan cross menggunakan kuesioner, kemudian
sectional. Penelitian telah dilaksanakan dilakukan tahap editing, coding, skoring,
di Ruang Perawatan Dewasa Kelas III entry dan analisis data. Analisis data
RSUD Berkah Kabupaten Pandeglang, dilakukan dengan menggunakan
software SPSSVersion 15.0 for Windows responden yang berhasil dikumpulkan
Evalution dan Microsoft Excel 2007. pada tabel 1.
Cita rasa dan sisa makanan
kemudian dilakukan analisis bivariat Tabel 1
dengan uji chi square untuk mengetahui Karakteristik Sampel Pasien Kelas III di
hubungan antara cita rasa dengan sisa RSUD Berkah Kabupaten Pandeglang
makanan lunak pada pasien kelas III di (n=70)
RSUD Berkah Kabupaten Pandeglang. Karakteristik Frekuensi
Kategori
Berdasarkan analisis total cita rasa Sampel n %
dari 8 aspek yaitu warna,bentuk, 19 29* 7 10
35,7
konsistensi, cara penyajian, aroma, 30 49* 25
1
bumbu, tingkat kematangan, dan suhu. Umur 34,2
50 64* 24
Skor 1 untuk kategori penilaian tidak 9
menarik / tidak sesuai / tidak sedap / 20,0
65 77 * 14
0
tidak enak / tidak matang. Skor 2 untuk Jenis Perempuan 28 40
kategori penilaian kurang menarik / Kelamin Laki-Laki 42 60
kurang sesuai / kurang sedap / kurang < 3 Hari 29
41,4
enak / kurang matang. Skor 3 untuk Lama Hari 3
Rawat 58,5
kategori penilaian menarik / sesuai / 3 Hari 41
7
sedap / tidak enak /tidak matang. Bedah 29 41,4
Dengan nilai skor maksimal seluruh Ruang Penyakit
25 35,7
aspek, untuk makan pagi 96 poin, Perawatan Dalam
Pulmonologi 16 22,9
kemudian siang dan malam 120 poin.
*Kategori umur sessuai dengan AKG
Berdasarkan analisis ketepatan
waktu penyajian makan, pasien yang Pada Tabel 1 dapat dilihat dari 70
mejawab tepat waktu akan diberi nilai 0 sampel, hasil analisa deskriptif
, dan pasien yang menjawab tidak tepat menunjukan rata-rata umur terbanyak
waktu akan diberi nilai 1. Berdasarkan yaitu pada rentang 30-49 tahun.
analisa sisa makanan lunak, pasien Hasil analisa deskriptif
dengan sisa makanan sedikit (20%) berdasarkan jenis kelamin menunjukan
akan diberi nilai 0, dan pasien dengan jumlah sampel laki-laki lebih banyak
sisa makanan banyak (<20%) akan dibandingkan dengan perempuan, dan
diberi nilai 1. lama hari rawat 3 hari lebih banyak
dibanding dengan pasien dengan rawat
Hasil dan Pembahasan inap kurang dari tiga hari. Kemudian
Karakteristik Sampel sampel pada ruang perawatan bedah
Sampel yang berhasil lebih banyak dibandingkan dengan
dikumpulkan berjumlah 70 sampel. ruang perawatan penyakit dalam
Sampel diambil dari pasien rawat inap maupun ruang rawat pulmonologi.
kelas IIIdi RSUD Berkah Kabupaten
Pandeglang, yang memiliki empat
karakteristik yaitu umur, jenis kelamin,
lama rawat inap dan ruang perawatan.
Berikut merupakan karakteristik
Cita Rasa Sisa Makanan Lunak
Dalam penelitian ini cita rasa Sisa makanan dari setiap hidangan
dilihat dari gabungan penilaian ke 8 yang tidak habis dikonsumsi merupakan
aspek yaitu, Warna, Bentuk, Konsistensi, cara untuk mengetahui daya terima
Cara Peyajian, Aroma, Bumbu, Tingkat makanan pasien di rumah sakit. Sisa
Kematangan, dan Suhu. Penilaian makan pasien dapat dilihat pada tabel 3.
sampel terhadap cita rasa dapat dilihat Tabel 3
pada tabel 2. Sisa Makanan Lunak Pada Pasien
Tabel 2 Kelas III di RSUD Berkah Kabupaten
Pandeglang (n = 70)
Penilaian Sampel Terhadap Cita Rasa di
RSUD Berkah Kabupaten Pandeglang Sisa Malam
Pagi Siang
(n=70) Makanan
N % n % n %
Sedikit
Pagi Siang Malam 32 45,7 34 48,6 34 48,6
(< 20%)
Cita Rasa Banyak
38 54,3 36 51,4 36 51,4
n % n % n % ( 20%)

Baik 53 75,7 53 75,7 33 47,1 Pada Tabel 3 di atas dilihat dari


(80%) 70 orang sampel yang memiliki sisa
makanan banyak (20%) sebanyak 38
Kurang Baik 17 24,3 17 24,3 37 52,9 orang (54,3%) yaitu pada makan pagi.
(60% -79,99%) Sedangkan sisa makan sedikit (<20%)
sebanyak 34% yaitu pada makan siang
Berdasarkan tabel 2 di atas dapat dan malam.
diketahui dari 70 sampel pasien kelas III
yang mendapatkan makanan lunak,
menyatakan bahwa cita rasa baik Hubungan Cita Rasa dengan Sisa
tertinggi terdapat pada makan pagi dan Makanan Lunak
siang yaitu sebanyak 53 orang (75,7%). Hasil Analisa Bivariat antara cita
Sementara yang menyatakan kurang rasa yang terdiri dari 8 aspek meliputi
baik tertinggi adalah pada makan malam (warna, konsistesi, cara penyajian,
sebanyak 37 orang (52,9%). aroma, bumbu, tingkat kematangan, dan
suhu) dengan sisa makanan lunak pagi,
siang dan malam pada pasien kelas III di
RSUD Berkah Kabupaten Pandeglang,
dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4 sebanyak 33 (66,7%) pasien
Hubungan Cita Rasa dengan Sisa menyatakan bahwa cita rasa makanan
Makanan Lunak Pagi, Siang, dan Malam di RSUD Dr. H. Moch Ansori
Pasien Kelas III di RSUD Berkah memuaskan karena pemberian makanan
Kabupaten Pandeglang (n=70) sudah ditangani oleh tenaga ahli gizi
kompeten, sehingga hasil dari
SisaMakan penjumlahan ke 8 aspek yang terdiri
Waktu Cita p
Banyak Sedikit
Makan Rasa Value dari warna, bentuk, konsistensi /
(80%) (60% -79,99%)
Kurang 14 3 tekstur, cara penyajian, aroma, bumbu,
Baik 82,4% 17,6% tingkat kematangan, dan suhu secara
24 29 0,017 keseluruhan sudah baik (7).
Pagi Baik
45,3% 54,7% Sementara sampel yang
Total 38 32 menyatakan kurang baik lebih banyak
54,3% 45,7%
Kurang 14 3
terdapat pada makan malam yaitu
Baik 82,4% 17,6%
sebanyak 37 orang (52,9 %). Hal ini
22 31
karena pada saat penelitian, terlihat
Siang Baik 0,008
41,5% 58,5% terdapat makanan yang dibagikan ke
Total 36 34 plato pada saat pendistribusian makan
51,4% 48,6% malam dilakukan lebih awal
Kurang 25 12
Baik dibandingkan pada saat makan pagi dan
67,6% 32,4%
makan siang. Seharusnya
Malam Baik 11 22
0,009 pendistribusian makanan di ke plato
33,3% 66,7%
Total 36 24 dilakukan tidak jauh dari waktu
51,4% 48,6% pendistribusian makanan ke pasien Hal
ini yang menyebabkan aspek cita rasa
Cita rasa pagi, siang dan malam yaitu suhu mengalami perubahan dan
secara keseluruhan sudah baik menyebabkan pasien kurang selera
walaupun masih terdapat sampel yang untuk makan. Selain itu karena tidak
mengatakan kurang baik. Hal ini karena adanya ahli gizi yang melakukan test
penilaian cita rasa merupakan penilaian food pada saat sebelum pemorsian
yang sukar untuk dinilai secara akurat makanan. Hal ini sejalan dengan
karena bersifat subjektif atau tergantung penelitian Gobel et al. (2011), di RSUD
selera pasien yang menilai (6). Provinsi Sulawesi Tenggara, menyatakan
Pada tabel 2 dilihat cita rasa baik bahwa suhu makanan pada waktu
lebih banyak terdapat pada makan pagi disajikan memegang peranan dalam
dan makan siang yaitu sebanyak 53 penentuan cita rasa makanan (8).
orang (75,7%). Hal ini disebabkan pada Hasil penelitian ini didapat bahwa
saat makan pagi dan makan siang lebih ada hubungan antara cita rasa dengan
terkontrol karena terdapat ahli gizi sisa makan pagi (p Value = 0,017), siang
melakukan pengawasan terhadap (p Value = 0,008), dan malam (p Value =
makanan meliputi pengecekan suhu, 0,009). Pasien yang menilai baik cita
rasa, tingkat kematangan, konsistensi, rasa makan pagi, siang dan malam akan
bumbu, aroma, dan warna sebelum menyisakan sedikit makanan, juga
distribusikan ke pasien. Hal ini sejalan sebaliknya pasien yang menilai kurang
dengan penelitian Salman et al. (2014), baik cita rasa dengan sisa makan pagi,
siang, dan malam akan menyisakan makanan pasien pada penelitian ini
lebih banyak sisa makanan. Hal ini karena berbagai faktor atau alasan
sejalan dengan penelitian Puspita dan pasien terhadap makanan seperti; rasa
Rahayu (2011) di RSUD Dr. M Ashari dari makanan yang di sajikan tidak
Pemalang, bahwa ada hubungan antara memuaskan atau tidak berasa dan
cita rasa makanan dengan terjadinya warna dari makanan yang disajikan
sisa makan pasien (9). tidak menarik sehingga tidak
Aspek cita rasa pada penelitian ini menggugah selera makan pasien
terdiri dari warna, bentuk, konsistensi, menjadi lebih baik (10).
cara penyajian, aroma, bumbu, tingkat Aspek selanjutnya adalah bentuk
kematangan, dan suhu. Pada warna makanan, pada penelitian ini dari
makanan yang dinilai oleh pasien secara penilaian pasien sebanyak 67,62 %
keseluruhan sudah menarik, rata-rata menilai bentuk makanan sudah menarik.
sebanyak 73% pasien menilai warna Bentuk makan di RSUD Berkah
makan baik pada pagi, siang maupun Kabupaten Pandeglang sudah menarik
malam, hal ini karena di RSUD Berkah misalnya, seperti bentuk nasi tim yang
Pandeglang memakai sistem dapur dibentuk kotak dan bentuk potongan
sentralisasi dimana makanan yang wortel yang bergerigi (keriting) agar
disajikan dapat langsung dipatau oleh terlihat menarik pada saat disajikan dan
ahli gizi saat persiapan, pengolahan akan menambah selera makan sehingga
hingga pendistribusian, karena warna menyisakan sedikit sisa makanan.
masakan sangat dipengaruhi dari teknik Namun masih ada pasien yang menilai
pemasakan, jika terpantau dengan baik bentuk makanan kurang menarik
oleh ahli gizi, kualitas warna masakan sebanyak 29,05%. Hal ini disebabkan
akan baik. Jika warna makanan tidak semua menu makanan bentuknya
menarik seperti warna pada makanan menarik, terdapat beberapa menu
terlihat terlihat lebih segar (tidak seperti tempe bumbu kuning yang
overcook) dan beraneka ragam warna, bentuk potongan tempenya banyak yang
akan membuat selera makan pasien berbeda beda tiap ukuranya dan ada
meningkat dan akan menghabiskan yang menjadi serpihan-serpihan kecil
makanan yang disajikan. Warna pada karena terlalu kecil saat memotong
makanan merupakan salah satu hal sehingga pada saat dimasak banyak
penting dalam mempengaruhi bentuk yang hancur, kemudian sama
penampilan makanan, maka dari itu halnya pada potongan tahu yang tidak
warna pada makan akan mempengaruhi berbentuk kotak sama besar, tetapi
sisa makan pasien(3). banyak tahu yang bentuknya tidak sama
Pada penelitian ini terdapat dan menjadi hancur setelah dimasak.
pasien yang menilai warna makanan Hal ini menjadikan makanan kurang
kurang menarik rata-rata sebesar 27,62 % menarik sehingga akan mempengaruhi
dan dilihat dari sisa makanannya pun sisa makanan tersebut, hal ini perlu
menyisakan banyak makanan. Hal ini adanya standar pemotongan bahan
sejalan dengan pebelitian Mourbas et al makanan agar bentuk lebih terstandar
di RSUD Prof .Dr. M.A Hanafiah Batu dan menarik. Sejalan dengan penelitian
sangkar menyatakan bahwa, tingginya Sitoayu (2016), menyatakan bahwa pada
angka rata-rata persentase sisa segi bentuk makan banyak pasien yang
menyatakan biasa, hal ini dikarenakan dan akan menyisakan banyak sisa
menu lauk hewani dan nabati yang makanan.
disajikan pada kelas III tidak memakai Aspek cara penyajian makanan
garnish sebagai penghias hidangan, menurut penilaian pasien sebagain
tidak seperti kelas utama yang disajikan besar sudah baik yaitu sebesar 70,95%.
terdapat garnish yang dapat Cara penyajian makanan di RSUD
memperindah suatu penampilan Berkah Kabupaten Pandeglang untuk
makanan (11). kelas tiga memakai plato. Plato yang
Aspek konsistensi / tekstur digunakan merupakan plato melamin
makanan dari hasil penilaian pasien berwarna cerah berbentuk kotak dan
sebagian besar sudah sesuai yaitu tidak bertutup. Penyajian makan yang
sebesar 69,05%. Konsistensi makanan baik akan merangsang indra penglihatan
yang disajikan di RSUD Berkah sehingga menimbulkan selera makan
Kabupaten Pandeglang, seperti yang berkaitan dengan cita rasa dan
konsistensi pada bubur terlihat sudah akan menyisakan lebih sedikit makanan.
sesuai, juga tekstur pada ayam Meskipun makanan diolah dengan
kecap,ikan fillet asam manis, tumis tahu cita rasa yang tinggi tetapi bila dalam
toge, sayur manis, dan sayur lodeh yang penyajiannya tidak dilkaukan dengan
sudah sesuai. Konsistensi/tekstur baik maka nilai makanan tersebut tidak
makanan yang sudah sesuai seperti ikan akan berarti (3). Pada cara penyajian
fillet, dan ayam yang empuk ketika makanan kelas 3 tidak tersedianya
sudah digoreng. Hal ini akan garnish atau penghias makanan, hal
mempengaruhi cita rasa dari makanan tersebutlah yang menyebabkan ada
itu sendiri dan pasien akan menyisakan sebagian pasien yang menilai cara
sisa makanan lebih sedikit, karena penyajian makanan kurang menarik
konsistensi makanan merupakan hal yaitu sebesar 29,04%.
yang berkaitan dengan struktur Pada aspek aroma makanan
makanan yang dirasakan di mulut, juga merupakan salah satu aspek yang
sebagai salah satu yang menentukan mempengaruhi rasa makanan,
cita rasa makanan dan akan berdasarkan penilaian pasien sebagain
mempengaruhi sensitifitas makanan. besar aroma makanan sudah baik yaitu
Sebagian pasien menilai sebesar 78,57%. Aroma makanan
konsistensi makanan kurang baik yaitu berasal dari bahan makanan yang
sebesar 29,04 % hal tersebut karena jika disajikan yang merangsang indra
dilihat dari hasil pengamatan terdapat penciuman sehingga menimbulkan
beberapa menu makanan yang kurang selera makan, dan aroma dari setiap
sesuai konsistensinya seperti nasi tim bahan makanan berbeda-beda
yang kadang masih kurang lembik, tergantung pada cara memasaknya.
kacang panjang yang masih keras, dan Timbulnya aroma sendiri terbentuk dari
daging sapi yang masih kurang empuk. senyawa makanan yang mudah
Ketidaksesuaian konsistensi ini menguap. Proses pemasakan yang
dipengaruhi oleh cara memasak dan menggunakan panas tinggi seperti
lama waktu masak (3). Ketidakseuaian dipanggang dan digoreng akan
konsistensi makanan disini akan menghasilkan aroma yang lebih kuat
menjadikan selera makan menurun, dibandingkan dengan masakan yang
dikukus dan direbus karena aromanya yaitu, jeruk, pisang ambon, dan
telah larut dalam air (3). Seperti menu semangka.
lauk hewani dan lauk nabati di RSUD Pada aspek suhu makanan,
Berkah Kabupaten Pandeglang yang berdasarkan hasil penilaian pasien
lebih sedikit menyisakan makanan sudah sesuai yaitu sebesar 84,76%. Hal
dibandingkan menu sayuran, karena ini karena di RSUD Berkah Kabupaten
menu lauk hewani dan nabati lebih Pandeglang, dari proses pemorsian ke
beraroma sedap yang membangkitkan proses pendistribusian makanan ke
selera makan ketimbang menu sayuran pasien memiliki rentang jarak waktu
yang kurang beraroma sedap kemudian yang dekat sehingga suhu makanan
akan menghasilkan sisa makanan lebih dapat dipertahankan. Hanya saja untuk
banyak. mencegah suhu yang turun pada saat
Pada aspek penggunaan bumbu pendistribusian, tentunya harus
makanan yang disajikan, dari hasil difasilitasi dengan troli makanan yang
penialain pasien sudah enak yaitu dilengkapi alat pemanas, sementara alat
sebesar 72,85%. Rasa makanan sangat ini belum tersedia di RSUD Berkah
ditentukan oleh penggunaan bumbu. Kabupaten Pandeglang. Suhu makanan
Bumbu merupakan bahan yang pada saat disajikan sangat memegang
ditambahkan pada makanan dengan peranan dalam penentuan cita rasa
maksud untuk mendapankan rasa yang makanan. Suhu makanan yang sesuai
enak kemudian meningkatkan selera akan menyebabkan selera makan pasien
makan dan pada akhirnya akan baik dan akan menghabiskan makanan
menyisakan sedikit sisa makanan (3). yang disajikan (12).
Pada aspek tingkat kematangan
makanan, pasien menilai makanan Kesimpulan dan Saran
matang sebesar 81,43%. Sepeti tingkat Hasil penelitian menunjukan ada
kematangan makanan pada buah di hubungan antara cita rasa makan
RSUD Berkah Kabupaten Pandeglang dengan sisa makanan lunak pagi, siang,
sudah baik terlihat tidak adanya buah dan malam pasien kelas III di RSUD
yang tersisa. Hal ini karena di RSUD Berkah Kabupaten Pandeglang.
Berkah Kabupaten Pandeglang dalam Saran yang dapat diberikan oleh peneliti
proses penerimaan bahan makanan dari adalah dalam penelitian yang akan
rekanan sudah sesuai spesifikasi yang datang sebaiknya perlu diteliti faktor-
ditentukan. Tingkat kematangan faktor lain yang berpengaruh terhadap
berpengaruh terhadap keinginan pasien sisa makan pasien seperti kesukaan dan
untuk menghabiskan makanan, buah ketidaksukaan pada makanan,
yang kurang matang akan membuat kebiasaan makan dan lain lain. Adanya
pasien enggan untuk memakan, evaluasi menu secara berkala (6 bulan
sebaliknya jika buah tersebut tingkat sekali, terutama pada aspek cita rasa
kematangan nya sesuai makan pasien terutama jika sisa makanan semakin
akan menghabiskan nya, kecuali pasien bertambah banyak.
tersebut tidak menyukai buah yang
disajikan. Buah yang sering disajikan di
RSUD Berkah Kabupaten Pandeglang
Daftar Pustaka Sulawesi Tenggara. Jurnal Gizi
Klinik , 7 (3), 136-145.
1. Kemenkes, R. (2013). Pedoman 9. Puspita, D. K., & Rahayu, S. R.
PGRS. Jakarta: Kementrian (2011). Faktor-Faktor yang
Kesehatan RI. Berhubungan Dengan Perilaku
2. Umihani, A., & Pramono, A. (2015). Menyisakan Makanan Pasien Diit
Analisa Biaya Yang Hilang Dari Diabetes Mellitus. Jurnal Kesehatan
Sisa Makanan Pasien Di RSUD Masyarakat , 6(2), 120-126.
DR.Adhyatma, MPH. Journal of 10. Mourbas, I., Thamrin, M. H., &
Nutrition College, 4(1),18-23. Restika, A. (2015). Analisa Biaya
3. Moehyi. (2002). Penyelenggaraan Sisa Makanan Bisa Pada Pasien Di
Makanan dan Diit Untuk RSUD Prof.Dr.M.A Hanafiah
Penyembuhan. Jakarta: Gramedia. Batusangkar Tahun 2014. Jurnal
Sehat Mandiri , 10(1), 24-34.
4. Djamaluddin, M., Prawirohartono, 11. Sitoayu, L., & Trisia, N. (2016). Cita
E. P., & Paramastri, I. (2005). RasaSebagai Faktor Dominan
Analisa Zat Gizi Dan Biaya Sisa Terhadap Daya terima Pasien
Makanan Pada Pasien Dengan Bedahdi RSUD Cengkareng Tahun
Makanan Biasa. Gizi Klinik 2016. Jurnal Nutrire Diaita, 8(2),
Indonesia , Vol.1, No.3, hlm 108- 50-57.
112. 12. Mustafa, E., Hadju, V., & Jafar, N.
5. Liber, & Dede. (2014). Peningkatan (2012). Tingkat Kepuasan Pasien
Kualitas Cita Rasa Makanan Rawat Inap Terhadap Pelayanan
Rumah Sakit untuk. Jurnal Mutu Makanan Di Rumah Sakit Umum
Pangan , 1(2), 83-90. (Rsud) Mamuju. Jurnal Media Gizi
6. Connors, P., & Rozell, S. (2004). Indonesia,2(1), 27-32.
Using a Visual Plate Waste Study to
Monitor Menu Performance. Journal
of American Dietetic Association ,
104(1), 94-96.
7. Salman, Y., Saputri, R., & Ridha, M.
R. (2014). Faktor-Faktor Yang
Berhubungan denganTerjadinya
Sisa Makanan Pasien Diabetes
Mellitus Di Rumah Sakit Umum
Daerah Dr. H. Moch. Ansari Saleh
Banjarmasin. Jurnal Kesehatan
Asia , 4 (2), 1-6.
8. Gobel, S. Y., Prawiningdyah, Y., &
Budiningsari, R. D. (2011). Menu
pilihan diit nasi yang disajikan
berpengaruh terhadap tingkat
kepuasan pasien VIP di Rumah
Sakit Umum Daerah Provinsi

You might also like