You are on page 1of 3

Professional Behavior Booster |0

TUGAS ESAI
Professional Behavior Booster

GHANDY IRAWAN
2008
13/ 360155/ KU/ 16647 - 13305

Nama Mahasiswa | NIM/Kelompok Ko-ass


Professional Behavior Booster |1

Selama saya menjalani kegiatan menempuh pendidikan profesi dokter muda banyak
sekali pelajaran yang diperoleh, dimulai dari ilmu tentang kedokteran, sikap, dan budaya
yang terjadi dalam seluk beluk dunia kesehatan.
Saya mendapatkan banyak pembelajaran dalam menjalani kegiatan pendidikan profesi
dokter muda pada penempatan di RSUP dr. Sardjito maupun di Rumah Sakit jejaring. Salah
satu yang menurut saya menarik adalah tentang tindakan sikap professional selama
memberikan pelayanan kepada para pasien. Salah seorang guru pernah berkata, dokter yang
baik adalah bukan dokter yang pintar, dokter yang baik adalah yang mau mendengar apa yang
dirasakan pasien dan mau untuk senyum. Yakinlah, adek akan menjadi dokter yang pasiennya
banyak dan karena senyummu mereka akan kembali dan untuk itu tidak perlu IP 3.9.
Pernyataan beliau inilah yang menjadi salah satu dasar saya untuk melaksanakan
pembelajaran dokter muda untuk selalu berusaha menjadi lebih baik.
Selama pengamatan saya sering menemukan beliau-beliau (dokter umum, residen dan
dokter spesialis) yang memberikan pelayanan yang sungguh sangat luar biasa kepada para
pasiennya, hingga ada yang mau menanggung biaya pengobatan pasien salama dirawat di
Rumah Sakit. Akan tetapi kadang saya juga menemukan beliau yang menurut saya
memberikan pelayanan secara tidak baik. Pemberian pelayanan tidak baik yang saya
maksudkan adalah dengan cara membentak/ menghardik pasien.
Perlakuan kepada pasien dengan meninggikan nada suara atau membentuk tersebut
seharusnya tidak perlu dilakukan, dikarenakan tingkat pendidikan pasien yang rendah, pasien
dalam keadaan bingung atau tidak fokus, dan lain-lain sehingga membuat komunikasi tidak
bisa berjalan dua arah. Pelaku tindakan juga mungkin tanpa sengaja bersikap seperti tersebut
karena ada yang mendasari seperti sedang menghadapi masalah yang berat, tugas yang
menumpuk, keadaan ekonomi yang memburuk atau kondisi tubuh yang tidak fit. Tetapi
tindakan tersebut seharusnya tetap tidak perlu dilakukan, apalagi didepan mahasiswa profesi
seperti saya. Bisa saja malah menjadi dasar untuk membenarkan tindakan yang serupa
dikemudian hari, dengan meniru perbuatan tersebut.
Sikap profesionalisme inilah yang menurut saya menjadi dilemma selama
pembelajaran dalam hal memberikan pelayanan. Selama ini baik dari tingkat sarjana ataupun
kegiatan profesi yang diajarkan oleh guru-guru untuk selalu bersikap professional dalam
2 melakukan kewajiban dengan tidak mengubung-hubungkan dengan hal yang bersifat pribadi.
Solusi dan rencana perbaikan dari saya adalah dengan coba mencoba membatasi diri
dan memilah untuk sedapat mungkin untuk tidak melakukan tindakan menghardik pasien.

Nama Mahasiswa | NIM/Kelompok Ko-ass


Professional Behavior Booster |2

Pencegahan bisa dilakukan dengan contoh menganggap pasien tersebut adalah adik, kakak,
ibu, atau bapak sendiri. Contoh lainnya adalah dengan berusaha sedapat mungkin fokus saat
berkerja, tanpa masih membawa pikiran dari pribadi.
Demikian esai saya tentang salah satu dan yang menjadi perhatian dalam hal
professional behavior. Terima kasih.

Nama Mahasiswa | NIM/Kelompok Ko-ass

You might also like