You are on page 1of 5

1.

Definisi
Hemoragik post partum atau perdarahan post partum menurut World
Health Organization (2012) sebagai kehilangan darah nifas 500 ml atau
lebih yang terjadi setelah anak lahir. Perdarahan postpartum juga didefinisi
sebagai pendarahan dari saluran genital yang lebih dari 500 ml setelah
melahirkan melalui vagina atau lebih dari 1000 ml setelah seksio sesaria
(Cunningham et al 2010).
2. Etiologi Perdarahan Postpartum
Perdarahan postpartum bisa disebabkan karena :
1) Atonia Uteri
Atonia uteri adalah ketidakmampuan uterus khususnya
miometrium untuk berkontraksi setelah plasenta lahir. Perdarahan
postpartum secara fisiologis dikontrol oleh kontraksi serat-serat
miometrium terutama yang berada di sekitar pembuluh darah yang
mensuplai darah pada tempat perlengketan plasenta (Wiknjosastro,
2006).
Atonia uteri merupakan penyebab paling banyak PPP, hingga
sekitar 70% kasus. Atonia dapat terjadi setelah persalinan vaginal,
persalinan operatif ataupun persalinan abdominal. Penelitian sejauh
ini membuktikan bahwa atonia uteri lebih tinggi pada persalinan
abdominal dibandingkan dengan persalinan vaginal (Alam, 2007).
2) Laserasi jalan lahir
Pada umumnya robekan jalan lahir terjadi pada persalinan dengan
trauma. Pertolongan persalinan yang semakin manipulatif dan
traumatik akan memudahkan robekan jalan lahir dan karena itu
dihindarkan memimpin persalinan pada saat pembukaan serviks
belum lengkap. Robekan jalan lahir biasanya akibat episiotomi,
robekan spontan perineum, trauma forsep atau vakum ekstraksi,
atau karena versi ekstraksi (Prawirohardjo, 2010).

Laserasi diklasifikasikan berdasarkan luasnya robekan yaitu


(Rohani, Saswita dan Marisah, 2011):
a) Derajat satu
Robekan mengenai mukosa vagina dan kulit perineum.
b) Derajat dua
Robekan mengenai mukosa vagina, kulit, dan otot
perineum.
c) Derajat tiga
Robekan mengenai mukosa vagina, kulit perineum, otot
perineum, dan otot sfingter ani eksternal.
d) Derajat empat
Robekan mengenai mukosa vagina, kulit perineum, otot
perineum, otot sfingter ani eksternal, dan mukosa rektum.

3) Retensio plasenta

Retensio plasenta adalah plasenta belum lahir hingga atau melebihi


waktu 30 menit setelah bayi lahir. Hal ini disebabkan karena
plasenta belum lepas dari dinding uterus atau plasenta sudah lepas
tetapi belum dilahirkan. Retensio plasenta merupakan etiologi
tersering kedua dari perdarahan postpartum (20% - 30% kasus).
Kejadian ini harus didiagnosis secara dini karena retensio plasenta
sering dikaitkan dengan atonia uteri untuk diagnosis utama
sehingga dapat membuat kesalahan diagnosis. Pada retensio
plasenta, resiko untuk mengalami PPP 6 kali lipat pada persalinan
normal (Blomberg, 2011).

Terdapat jenis retensio plasenta antara lain (Saifuddin, 2002) :

a) Plasenta adhesiva adalah implantasi yang kuat dari jonjot


korion plasenta sehingga menyebabkan mekanisme separasi
fisiologis.

b) Plasenta akreta adalah implantasi jonjot korion plasenta


hingga memasuki sebagian lapisan miometrium.

c) Plasenta inkreta adalah implantasi jonjot korion plasenta


yang menembus lapisan serosa dinding uterus.

d) Plasenta perkreta adalah implantasi jonjot korion plasenta


yang menembus serosa dinding uterus.
e) Plasenta inkarserata adalah tertahannya plasenta di dalam
kavum uteri, disebabkan oleh konstriksi ostium uteri.

4) Koagulopati

Perdarahan postpartum juga dapat terjadi karena kelainan pada


pembekuan darah. Penyebab tersering PPP adalah atonia uteri,
yang disusul dengan tertinggalnya sebagian plasenta. Namun,
gangguan pembekuan darah dapat pula menyebabkan PPP Hal ini
disebabkan karena defisiensi faktor pembekuan dan penghancuran
fibrin yang berlebihan. Gejala-gejala kelainan pembekuan darah
bisa berupa penyakit keturunan ataupun didapat (Wiknjosastro,
2006).

Kelainan pembekuan darah dapat berupa hipofibrinogenemia,


trombositopenia, Idiopathic Thrombocytopenic Purpura (ITP),
HELLP syndrome (hemolysis, elevated liver enzymes, and low
platelet count), Disseminated Intravaskuler Coagulation (DIC),
dan Dilutional coagulopathy (Prawirohardjo, 2010).

3. Epidemiologi

Angka kematian maternal merupakan indikator yang mencerminkan status


kesehatan ibu, terutama risiko kematian bagi ibu pada waktu hamil dan
persalinan (Saifudin, 2010). Setiap tahun diperkirakan 529.000 wanita di
dunia meninggal sebagai akibat komplikasi yang timbul dari kehamilan
dan persalinan, sehingga diperkirakan Angka kematian maternal di seluruh
dunia sebesar 400 per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2012). Kematian
maternal 98% terjadi di Negara berkembang. Indonesia sebagai Negara
berkembang, masih memiliki Angka kematian maternal cukup tinggi
(UNFPA, 2004). Hasil SDKI 2002/2003 menunjukkan bahwa Angka
kematian maternal di Indonesia sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup.
Menurut SKRT 2001, penyebab obstetric langsung sebesar 90%, sebagian
besar perdarahan (28%), eklampsia (24%) dan infeksi (11%). Penyebab
tak langsung kematian ibu berupa kondisi kesehatan yang dideritanya
misalnya Kurang Energi Kronis (KEK) 37%, anemia (Hb < 11 g%) 40%
dan penyakit kardiovaskuler (Depkes RI, 2004).

Dapus

WHO. Maternal mortality in 2012. Department of Reproductive Health


and Research WHO, 2012.

Saifudin AB. Issues in training for essential maternal healthcare in


Indonesia. Medical Journal of Indonesia Vol 6 No. 3, 2010: 140-148.

UNFPA, SAFE Research study and impacts. Maternal mortality update


2004, delivery into good hands. New York, UNFPA; 2004.

Depkes RI, Dirjen Binkesmas.Prinsip Pengelolaan Program KIA. Dalam:


Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak
(PWS-KIA). 2004. Hal.1-11

. Cunningham G.F., Leveno K.J., Bloom S.L., Hauth J.C., Rouse D.J.,
Spong C.Y., et al. 2010. Williams Obstetrics. 23rd ed. USA : McGraw-
Hill Company.

Wiknjosastro, H., 2006. Perubahan Anatomik dan Fisiologik pada Wanita


Hamil. Dalam: Prawirohardjo, S., ed. Ilmu Kebidanan. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 89-100.

Alam, N., Panay, N., Dutta, R., Ryan, A., Broadbent, M., 2007. Crash
Course: Obstetrics and Gynecology. Rev. ed. UK: Mosby Elsevier.

Prawirohardjo, S. 2010. Ilmu Kebidanan. Edisi 4. Jakarta : P.T Bina Pustaka


Sarwono Purwirohardjo. Hal 439 47.

Rohani, Saswita, R., Marisah, 2011, Asuhan Kebidanan Pada Masa


Persalinan, Jakarta : Salemba medika.
Blomberg M. 2011. Maternal obesity and risk of postpartum hemorrhage.
Obstet Gynecol. 118(3):561-8.

You might also like