Professional Documents
Culture Documents
PRESENTASI KASUS
DIAJUKAN OLEH :
HENY KUSTANTI NURAIDAH (110.1999.088)
NAELA (110.1999.150)
SMF ANESTESI
RSUD Dr. Hi. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG
MEI 2005
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS
Nama : Tn. C
Umur : 49 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Jl. kelinci, Bandar Lampung.
Tanggal masuk RSAM : 27 April 2005
Tanggal operasi : 20 Mei 2005
II. ANAMNESIS
Autoanamnesis ( 20 Mei 2005 )
Keluhan utama : Nyeri pada kaki kiri sejak 1 bulan yang lalu
Keluhan tambahan :
Riwayat Operasi
Tidak ada
Status Generalis
KEPALA
Bentuk : Bulat simetris
Rambut : Hitam beruban, tidak mudah dicabut
Mata : Palpebra oedem -/-, konjungtiva ananemis, sklera anikterik, lensa jernih,
pupil isokor, reflek cahaya (+/+),
Telinga : Tidak ada kelainan
Hidung : Tidak ada pernapasan cuping hidung, septum tidak deviasi, sekret (-),
mukosa tidak hiperemis
Mulut : Bibir tidak kering, bibir sianosis (-), lidah kotor(-), faring tidak hiperemis
Leher : Tidak ada kelainan
THORAK
PARU
Inspeksi : Bentuk dada normal, pergerakan nafas kanan kiri simetris
Palpasi : Fremitus taktil simetris kanan kiri
Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : Vesikuler seluruh lapang paru, wheezing (-/-) ronkhi (-/-)
JANTUNG
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis teraba sela iga VI axilaris anterior
Perkusi : Batas atas : sela iga III parasternal kiri
Batas kanan : sela iga V parasternal kanan
Batas kiri : sela iga VI axilaris anterior
Auskultasi : Bunyi jantung I - II reguler , murmur (-), gallop (-)
ABDOMEN
Inspeksi : Perut cembung
Palpasi : Hepar dan lien tidak teraba.
Perkusi : Timpani, shifting dullness (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
GENITALIA EXTERNA
Kelamin : laki-laki, tidak ada kelainan.
EKSTREMITAS
Superior : Oedem (-/-), sianosis (-)
Inferior : Sinistra : terdapat luka di kaki, nyeri (+), Oedem (+)
Dextra : Oedem (+), sianosis (-)
3
IV. LABORATORIUM
1. Darah Rutin
- Hb : 10,1 gr% (12 16 gr%)
- Leukosit : 16000 /mm (4500 10.700 / ul)
- Hitung Jenis : 0/0/0/90/7/3
- LED : 33 mm/jam (0-20 mm/jam)
- Masa perdarahan : 2 menit
- Masa pembekuan : 10 menit
Rencana Operasi
Debrideman pedis Sinistra
Kesan
Status Fisik ASA IV
Jenis Anestesi
Anestesi Umum
Teknik Anestesi
Face mask
Persiapan Operasi
Surat izin operasi
Puasa 6-8 jam sebelum operasi
Tidak memakai perhiasan / kosmetik
Tidak memakai gigi palsu
Memakai baju khusus kamar bedah
Thorax foto
Konsul jantung dan internist
Konsul anestesi
Premedikasi
Pethidin 25 mg
Induksi
Ketamin 40 mg
Propofol 30 mg
Maintenance
02 5 liter / menit
N20 3 liter / menit
Ethrane 2 vol %
Tekhnik anestesi
1. Setelah alat disiapkan dan pasien dalam posisi terlentang dipasang infuse RL + infuse set pada lengan
kanan
2. Diberikan premedikasi pethidin 25 mg IV
3. Lalu di masukan ketamin 40 mg, setelah itu diberikan propofol 30 mg
4
4. Kemudian setelah reflek bulu mata hilang sungkup muka dipasang , N2O mulai diberikan 3 ltr/mnt
denagn o2 2 ltr/mnt dan ethrane 2 vol %
5. setelah diyakini anastesi berhasil dan aman untuk dilakukan operasi, operasi dimulai.
6. 5 menit kemudian pasien terbangun lalu ketamin ditambah sebanyak 50 mg di drip dan pethidin 25
mg bolus
7. Setelah operasi selesai ethrane dan N20 dimatikan dan diberikan O2 3 ltr/mnt sampai diyakini jalan
nafas bebas.
Lama operasi
30 menit
Penatalaksanaan
Pemberian oksigen 3 lt/menit
RESUME
Pasien, laki-laki, 49 thn, datang dengan keluhan nyeri pada kaki kiri, disertai luka yang tak sembuh -
sembuh . Pasien mempunyai penyakit kencing manis dan jantung
D/ pre op : Ulkus diabetikum pedis sinistra
Rencana operasi : Debrideman pedis sinistra
Kesan : Status fisik ASA IV
Jenis anestesi : General anestesi
Tekhnik anestesi : Facemask
DISKUSI
Diagnosis pasien ini adalah Ulkus diabetikum pedis sinistra yang disertai dengan diabetes mellitus dan
Decompensasi cordis. Pada pasien ini direncanakan untuk dilakukan tindakan debrideman. Pada
pemeriksaan fisik pre-anestesi didapatkan tekanan darah 150/90 mmHg, nadi 100 x/menit, respirasi 26
x/menit, suhu afebris. Pada pasien dilakukan Anastesi umum yaitu dengan facemask.
Pada pasien ini kami menggunakan teknik anestesi umum dengan facemask karena indikasi pada tehnik ini
adalah Untuk tindakan yang singkat ( 0,5-1 jam ) tanpa membuka rongga perut.
Pasien ini memiliki riwayat penyakit diabetes mellitus dan jantung ( decompensasi cordis ) sehingga
dipilih obat-obat anastesi yang tidak memperberat penyakitnya ini. Dalam hal ini obat yang digunakan
adalah Ketamin dan propofol, ketamin dipilih sebagai obat anastesi pada kasus ini karena ketamin sendiri
memiliki sifat sebagai analgesi kuat,digunakan untuk tindakan operasi kecil dan pada pasien dengan resiko
tinggi karena ketamin tidak mendepresi fungsi vital, dan penggunaan ketamin ini sendiri tidak dianjurkan
untuk pasien Diabetes mellitus Karena menyebabkan hiperglikemi tetapi pada pasien ini selain diabetes
5
melitusnya sudah terkontrol dan juga dengan pertimbangan bila hanya diberikan obat-obat anastesi dalam
dosis tinggi akan menyebabkan kerusakan ginjal, dimana pada pasien ini sudah terlihat komplikasi pada
ginjalnya yaitu terlihat dari kadar ureum dan creatinin yang tinggi. Penggunaan ketamin ini juga
merupakan kontraindikasi untuk pasien dengan decompensasi cordis tetapi pada pasien ini hanya diberikan
setengah dosis sebenarnya. Karena ketamin memiliki efek hipnotik yang kurang maka ditambah dengan
pemberian propofol dan diberikan setengah dosis sebenarnya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Suntoro, Adji; Terapi Cairan Perioperatif dalam Anestesiologi, Bagian Anestesiologi dan Terapi
Intensif FKUI, Jakarta, 1989, hal7-92
2. Muhardi; teknik memberi Anastesia umum, Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif FKUI,
Jakarta, 1989, hal.98-99