You are on page 1of 12

PRESENTASI KASUS

PENATALAKSANAAN ANESTESI UMUM


PADA PREEKLAMPSI BERAT

DIAJUKAN OLEH :
M. RUCHYAT AMAR YASIN (110.1999.147)
ABDUL RACHMAN (110.1999)

PEMBIMBING :
Dr. ACHMAD ASSEGAF, SpAn
Dr. UNDANG KOMARUDIN, SpAn
Dr. GUNAWAN, SpAn

SMF ANESTESI
RSUD Dr. Hi. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG
JULI 2005

0
STATUS PASIEN

I. IDENTITAS

Nama : Ny. E
Umur : 28 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jl. Pramuka blok 5 kemiling, Bandar Lampung.
Tanggal masuk RSAM : 22 Juni 2005, Pk 08.50 WIB
Tanggal operasi : 25 Juni 2005

II. ANAMNESIS
Autoanamnesis ( 22 juni 2005 )
Keluhan utama : perut terasa mulas sejak 5 hari yang lalu
Keluhan tambahan : sakit kepala, nyeri ulu hati, mual.

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang dengan keluhan perut terasa mulas menjalar ke pinggang yang
dirasakan makin lama makin sering dan kuat 1 hari SMRS. Keluhan ini juga disertai
dengan keluar darah dan lendir dari kemaluan.
Pasien mengeluh sering sakit kepala, mual, nyeri ulu hati, sejak 2 bulan yang lalu.
Karena keluhan ini pasien berobat ke SpOG dan dikatakan pasien menderita sakit
darah tinggi, dengan tekanan darah 160 / 110 mmHg, kemudian dirujuk ke RSAM.
Pasien hamil cukup bulan dan hamil yang kedua kali.

Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien mempunyai penyakit darah tinggi sejak 6 tahun yang lalu.
Riwayat Alergi Obat
Tidak ada

Riwayat Minum Obat Penenang


Tidak ada

Riwayat Operasi

1
Tidak ada

III. PEMERIKSAAN FISIK


Status Present
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan Darah : 160 / 110 mmHg
Nadi : 98 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 37 C
Berat Badan : 70 kg
Tinggi badan : 160 cm

Status Generalis
KEPALA
Bentuk : Bulat simetris
Rambut : Hitam, tidak mudah dicabut
Mata : Palpebra oedem -/-, konjungtiva ananemis, sklera anikterik,
lensa jernih, pupil isokor, reflek cahaya (+/+),
Telinga : Tidak ada kelainan
Hidung : Tidak ada pernapasan cuping hidung ,septum tidak deviasi,
sekret (-), mukosa tidak hiperemis

Mulut : Bibir tidak kering, bibir sianosis (-), lidah kotor(-),


faring tidak hiperemis
Leher : Tidak ada kelainan

THORAK
PARU
Inspeksi : Bentuk dada normal, pergerakan nafas kanan kiri simetris
Palpasi : Fremitus taktil simetris kanan kiri
Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : Vesikuler seluruh lapang paru, wheezing (-/-) ronkhi (-/-)

JANTUNG
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat

2
Palpasi : Iktus kordis tidak teraba
Perkusi : sulit dinilai
Auskultasi : Bunyi jantung I - II reguler murni, murmur (-), gallop (-)

ABDOMEN
Status Lokalis

GENITALIA EXTERNA
Kelamin : Wanita, perdarahan pervaginam (+).

EKSTREMITAS
Superior : Oedem (-/-), sianosis (-)
Inferior : Oedem (+/+), sianosis (-)

STATUS LOKALIS (OBSTETRI)

Palpasi : Tinggi fundus uteri 3 jari dibawah processus xypoideus (34 cm),
memanjang, terbawah kepala, bagian yang masuk pintu janin 4/5, his (2x-10-25),
DJJ 120 x/mnt ireguler, taksiran berat janin 3100 gram.
Vagina Toucher : Portio lunak, posterior, pembukaan 2cm, kepala H I-II, petunjuk
belum dapat dinilai.

IV. LABORATORIUM
Kimia darah : Bilirubin total : 0,5 mg/dl Ureum : 24 mg/dl
Bilirubin indirek : 0,3 mg/dl Kreatinin : 0,8 mg/dl
Bilirubin direk : 0,2 mg/dl GDS : 72 mg/dl
SGOT : 18 U/L
SGPT : 14 U/L
Total protein : 6,4 gr/dl
Albumin : 3,6gr/dl
Globulin : 2,8 gr/dl
Urin lengkap : warna : kuning sedimen : leukosit : 20-40/LPB
Kejernihan : keruh eritrosit :4-8/LPB
Leukosit : 500 u/l epitel : (+)
Protein : 75 mg/dl (++)
Glukosa : (-)
Keton : (-)
Darah samar : 50u/l

Diagnosis pre operasi


G2P1A0 hamil aterm dengan Pre Eklampsia Berat inpartu kala I fase laten janin
tunggal hidup presentasi kepala dengan gawat janin

3
Rencana Operasi
Sectio Caesar

Kesan
Status Fisik ASA II

Jenis Anestesi
Anestesi umum

Teknik Anestesi
Induksi Anestesi Intravena dilanjutkan dengan intubasi endotracheal tube no. 7.0 dan
dipasang guedel.

Persiapan Operasi
Surat izin operasi
Tidak puasa 6-8 jam sebelum operasi
Tidak memakai perhiasan / kosmetik
Memakai baju khusus kamar bedah

Pemeriksaan Fisik dikamar Operasi


Tekanan darah : 160 / 110mmHg
Nadi : 100 x/mnt
Respirasi : 20 x/mnt
Suhu : 37 C
Premedikasi
-
Induksi
Propofol 150 mg
Relaksasi otot
Tracrium 25 mg
Succinil cholin 80 mg
Medikasi
Pethidin 50mg
Piton 40 UI

4
maintenance
O 2 liter/ menit
NO 2 liter/ menit
Isofluran 2 Vol %
Nafas terkendali

Tekhnik anestesi
1. Setelah alat disiapkan dan pasien posisi terlentang, dipasang infus RL 1 jalur.
2. Sungkup muka dipasang dengan pemberian oksigen 100% sebesar 2,5 liter/
menit selama 5 menit.
3. Setelah 5 menit, diberikan obat pelumpuh otot Tracrium 25 mg, dan mulai
dilakukan induksi dengan propofol 150 mg (iv), lalu Succcinyl cholin 80 mg.
4. Intubasi dengan endotracheal tube no.7.0 dengan cuff dan guedel terpasang.
5. Setelah diyakini anestesi berhasil dan aman untuk dilakukan operasi, operasi
di mulai dengan Insisi (SC).
6. Kontrol TD, nadi dan respirasi setiap 5 menit.
7. Sekitar 15 menit kemudian bayi lahir lalu diberi Piton 20 IU/ drip.
8. Pada lapangan operasi terjadi perdarahan.
9. 15 menit kemudian TD menjadi 160/120 mmHg.
10. TD tidak stabil, saat operasi selesai TD 120/70 mmHg.
11. Setelah operasi selesai dilakukan pengisapan lendir, ekstubasi setelah nafas
spontan, kemudian isofluran dan NO dimatikan diberi O 6 liter/ menit sampai
diyakini jalan nafas bebas
12. Os diberi analgetik pronalges supp.
13. Pasien diobservasi di RR.

Lama operasi
1 jam 15 menit

Perawatan diruang pemulihan


Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Belum sadar penuh
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Nadi : 90 x/menit

5
Respirasi : 20 x/menit
Os dikirim keruang observasi RR

Penatalaksanaan
Pemberian oksigen 3 lt/menit

6
RESUME

Pasien, wanita, 28 thn, datang dengan keluhan perut mules sejak 1 SMRS disertai
keluhan sakit kepala,mual dan nyeri ulu hati dan pasien mempunyai riwayat
hipertensi sejak 6 tahun yang lalu.
D/ pre op : Pre Eklampsia Berat + gawat janin
Rencana operasi : SC
Kesan : Status fisik ASA II
Jenis anestesi : General anestesi
Tekhnik anestesi : Endotracheal tube no. 7.0 dengan cuff dan guedel, dan nafas
terkendali

Pemeriksaan fisik di kamar operasi


TD : 160 / 110 mmHg
N : 100x/mnt
RR : 20 x/mnt
S : 37 C
Premedikasi : -
Induksi : Propofol 150 mg i.v
Relaksasi Otot : Tracrium 25 mg
Succinil choline 80 mg
Medikasi : pethidin 50mg
Piton 40 IU
Maintenance
- O 2 liter/ menit
- NO 2 liter / menit
- Isofluran 2 Vol %
- Nafas terkendali
Lama operasi : 1 jam 15 menit
Perawatan di ruang pemulihan
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : belum sadar penuh
TD : 120 / 70 mmHg

7
Nadi : 86 x/mnt
Pernapasan : 20 xmnt
Penatalaksanaan : O2 3 lt/mnt

8
DISKUSI

Pada pasien ini di diagnosis Pre Eklampsia Berat + gawat janin setelah dilakukan
anamnesa, dan pemeriksaan fisik di RSAM. Kemudian dilakukan SC.
Persiapan Operasi pada pasien ini :
tidak berpuasa 6-8jam, yang merupakan Kontra Indikasi untuk dilakukan tindakan
anestesi.
Persiapan Pre Anestesi :
Pemeriksaan fisik didapatkan TD 160 /110 mmHg, nadi 100 x/mnt, respirasi 20
x/mnt, suhu 37 C. pasien dilakukan Anestesi Umum dengan Propofol 150 mg,
sebaiknya pada pasien ini diberikan premedikasi berupa pemberian ranitidin 50-100
mg IV untuk mengurangi sekresi cairan lambung dan juga diberikan emulsi antasid
30 ml untuk menaikan PH lambung
Tehnik anestesi yang dipilih adalah anestesi umum dengan endotracheal tube karena
diperkirakan operasi akan berlangsung lebih dari 60 menit dan agar lebih mudah
mengontrol pernafasan, diberikan muscle relaxan karena obat ini sangat membantu
dalam pelaksanaan anestesi umum dan mengurangi cidera tindakan Laringoscopy
dan intubasi tracheal, terutama Succinil cholin 80 mg i.v serta pelumpuh otot jangka
panjang berupa Tracrium 35 mg i.v untuk mencegah nafas spontan dan
merelaxasikan otot dalam waktu yang lebih lama.
Induksi dilakukan dengan menggunakan Propofol yang merupakan gol.
Nonbarbiturat, yang memiliki effek pada CVS. Propofol menurunkan TD dikarenakan
effek simpatolitik atau vagotonik dan diikuti perubahan pada Cardiac Output atau
Resistensi Vascular Sistemik. 15 mnt setelah induksi TD turun menjadi 130/70
mmHg lalu meningkat menjadi 160/80 mmHg sehingga diberikan pethidin 50 mg
Pada pasien ini selama operasi berlangsung kurva tekanan darah tidak stabil (naik
turun ).
Operasi berlangsung selama 1 jam 15 menit, setelah operasi selesai Isofluran dan
NO dihentikan dan diberikan O 100% 6-8 liter/menit untuk mencegah hipoksia
difusi. Setelah nafas spontan pasien dibawa ke ruang RR untuk diobservasi.

Terapi Cairan

9
Diberikan cairan lewat kanula vena pada tangan kiri berupa cairan kristaloid ( RL )
sebanyak 1000 ml
Perhitungan cairan yang diberikan :

Cairan keluar
Perdarahan (tabung suction + duk + kassa) 30 cc x 3-4 cc : 500 cc
Insessible loss (1,5 2 cc/kgBB/jam) : 150 cc

Urin : 200 cc
Kebutuhan pemeliharaan selama operasi 6 cc/kgBB/jam : 420 cc
Total 1270 cc

Cairan yang masuk selama operasi


Kristaloid 1000 cc

Selisih cairan keluar dan masuk


1000 cc 1270 cc = -270 cc (balance +)
Kesan : cairan yang diberikan pada pasien ini sesuai kebutuhan.

Kebutuhan cairan pasca operatif


Diberikan berdasarkan perhitungan jumlah urin dan insensible loss. Bila kondisi
sudah memungkinkan per oral, cairan diberikan sesuai kemauan pasien. Bila belum
bisa, cairan diberikan parenteral.

10
DAFTAR PUSTAKA

1. Kristanto; Analgesia Regional d.8alam Anestesiologi, Bagian Anestesiologi


dan Terapi Intensif FKUI, Jakarta, 1989, hal.123-128
2. Snow, Jhon.C; Spinal Anesthesia in Manual of Anesthesia, Medical Sciences
International Ltd, Japan, 1982, page 125-143.
3. Suntoro, Adji; Terapi Cairan Perioperatif dalam Anestesiologi, Bagian
Anestesiologi dan Terapi Intensif FKUI, Jakarta, 1989, hal7-92

11

You might also like