You are on page 1of 3

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Ilmu yang dipelajari dalam kedokteran sangat luas, terdiri dari anatomi, fisiologi,
histologi, patofisiologi, farmakologi, etika, dan lain lain. Namun dari semua ilmu tersebut, ada
beberapa ilmu dasar yang dijadikan pondasi keilmuan kedokteran ,salah satunya adalah anatomi.
Anatomi merupakan ilmu dasar yang harus dipelajari dalam proses awal studi pendidikan
kedokteran umum. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) anatomi adalah ilmu yang
melukiskan letak dan hubungan bagian-bagian tubuh manusia. Melihat dari pengertian tersebut
maka dapat dikatakan sangat penting untuk menguasai anatomi. Dalam mempelajari anatomi,
tidak hanya teori yang dibutuhkan, namun mencocokkan dengan aslinya, yaitu dalam bentuk
cadaver. Oleh karena itu, dalam memantapkan ilmu anatomi, diperlukan waktu yang panjang.
Dalam proses pembelajaran, banyak variasi yang dilakukan sehingga memudahkan mahasiswa
untuk memahami anatomi. Beberapa hal yang dilakukan, 1) Melakukan diseksi; 2) Melakukan
proseksi; 3) Mempelajari cadaver yang telah di-diseksi dengan menggunakan atlas. Melakukan
diseksi secara pribadi merupakan bagian yang tidak tergantikan dalam proses pembelajaran
anatomi. Hal tersebut mempertajam kemampuan spatial mahasiswa.1

Sekarang ini program studi pendidikan kedokteran umum menggunakan sistem


kurikulum berbasis kompetensi (KBK), yang terdiri dari tiga setengah tahun program studi
sarjana kedokteran (PSSK) dan satu setengah tahun program studi profesi dokter (PSPD).
Dengan sistem KBK, mahasiswa dihimbau untuk proaktif dalam kegiatan belajar mengajar,
sehingga lebih mandiri. Pada PSSK, terdapat beberapa paket mata kuliah yang akan diikuti, yang
terdiri atas ilmu- ilmu terkait kedokteran umum, contohnya anatomi, fisiologi, histologi, dsb
yang disusun dalam setiap sistem di dalam tubuh manusia. Dibandingkan sistem satuan kredit
semester (SKS) pada jurusan lain, jadwal perkuliahan pada KBK terbilang padat, karena dalam
beberapa minggu, mahasiswa diharuskan mempelajari sebuah sistem, yang terdiri dari ilmu- ilmu
dasar tersebut. Bagi mahasiswa, kendala dalam sistem KBK ini salah satunya pematangan ilmu
dasar yang berbeda seperti kurikulum sebelumnya. Dengan padatnya jadwal perkuliahan,
mahasiswa tidak mampu mempelajari ilmu dasar secara mendalam, dan hal ini dapat
mempengaruhi pondasi dasar keilmuan kedokteran yang membantu mahasiswa berkompeten
sebagai klinisi.

Akibat perubahan kurikulum, nampak pula perubahan sistem pembelajaran anatomi,


khususnya di FKUAJ. Dahulu, mahasiswa melakukan diseksi secara pribadi, sehingga mereka
mendapatkan pengalaman tersendiri dan mampu mempertahankan integritas tubuh manusia,
dengan begitu, pemahaman dalam anatomi menjadi baik. Dalam kurikulum KBK saat ini, di
mana mahasiswa di persilahkan untuk mempelajari sendiri baik dari buku maupun cadaver yang
telah di-diseksi dengan bimbingan tambahan dari staff pengajar. Cadaver yang telah terdiseksi
menjadi beberapa bagian, akan ditusuk menggunakan jarum sesuai topik praktikum hari itu.
Setiap jarum yang ditusuk telah ditulis penjelasannya oleh asisten pengajar dan tertera di
samping cadaver. Sejauh ini, dengan keterbatasan yang dipunyai oleh departemen, sistem
pembelajaran ini dipertahankan.

Maka dari itu, untuk mempermudah dalam mempelajari anatomi, diperlukan metode
pembelajaran yang efektif dan efisien sehingga memudahkan mahasiswa dalam menangkap
informasi ditengah kepadatan jadwal kuliah atau praktikum. Dalam sebuah penelitian dikatakan
otak akan mampu mengingat lebih baik pada saat mencari informasi sendiri dibandingkan
mendengarkan kuliah. Dari hal tersebut, terpikirkan beberapa metode pembelajaran proaktif,
salah satu nya dengan adanya kuis berkelompok sebelum asisten pengajar memberikan jawaban
dan penjelasan atas cadaver yang telah ditusuk. Dengan diadakan kuis tersebut, departemen
berharap mahasiswa dapat lebih aktif belajar sehingga mampu memahami anatomi lebih baik.
Diharapkan, dampak yang ditemukan berupa peningkatan nilai ujian praktikum.

I.2. Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Membandingkan secara objektif nilai ujian praktikum anatomi sebelum dan sesudah adanya kuis
dalam proses pembelajaran praktikum anatomi.

1.2.2 Tujuan Khusus

Melihat peningkatan nilai ujian praktikum mahasiswa yang menggunakan sistem kuis
selama diadakan praktikum anatomi
Menemukan teknik pembelajaran praktikum anatomi yang lebih efektif

You might also like