You are on page 1of 2

Tugas Resume Akta PPAT

Nama: Helry wongso

NIM: 00000023982

1. Dalam kasus pembagian waris, maka sebagaimana diketahui bahwa sepasang


suami istri hedak membuat suatu surat wasiat, yang sebagaimana diketahui
bahwa pembuatan suart wasiat dapat dibuat dibawah tangan maupun
dihadapan notaris. Dalam suart wasiat yang dikehendaki leh sepasang suami
istri tersebut, maka dapat diketahui terdapat 5 (lima) ahli waris didalamnya,
namun pembagian warisan yang dikehendaki adalah pemeberin bagian harta
warisan lebih banyaik diberikan kepada anak sulung dibanding 4 saudara
lainnya, sehingga dalam pelaksanaany A selaku anak sulung ingin membagi
harta warisan yang ia dapat sehingga dapat terbagi sama rata dengan 4 suadara
lainnya. hendaklah harus memenuhi ketentuan yang terdapat dalam Undang-
undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang perkawinan. Apabila berbicara
mengenai pembagian warisan, maka di Indonesia mengenal 3 cara pembagian
warisan, yaitu waris secara adat, waris Islam dan waris secara Kitab Undang-
undang Hukum Perdata. Pada dasarnya pembagian warisan yang dikehendaki
oleh sepasang suami istri tersebut hendaklah memperhatikan ketentuan yang
terdapat pada buku kedua Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Dalam hal
ini Notaris dapat membuat surat keterangan waris yang untuk membuktikan
bahwa seseorang merupakan ahli waris dari pewaris dalam proses pendaftaran
balik nama waris atas tanah. Setelah sertipikat hak atas tanah tertulis atas
nama para ahli waris, lalu di kemudian hari terjadi pembagian hak yang
dikehendaki oleh A, maka dibuatlah APHB (Akta Pembagian Harta Bersama).
Tahapan-Tahapan sebagai notaris yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Pengumpulan data pemberi hak dan penerima hak (KTP dan KK)
2. Copy PBB Tahun terakhir
3. Sertipikat Asli yang telah dilakukan pengecekan
4. Surat pajak BPHTB (Bea Perolehan Hak Tanah dan Bangunan)
5. Akta Pemberian Hak Bersama yang dibuat oleh PPAT.
Dasar Hukum: Pasal 832, 874, 875, 913, 914 KUHPer
2. X mempunyai hak tanggungan sebidang tanah yang di tanggungkan kepada
bank Y, namun karena pembayaran kredit yang macet yang dilakukan oleh X,
maka X berencana menjual tanahnya tersebut kepada Bank Z yang siap
mengtake over tanah tersebut

Tahapan-Tahapan sebagai notaris yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:


Pengumpulan data-data identitas pembeli (calon debitur) dan penjual
(Pemilik Sertipikat) antara lain: KTP, KK, Akta Nikah, Perjanjian Kawin
(Jika ada), NPWP
Pengumpulan data jaminan berupa Copy Sertipikat, Copy PBB

Surat Kuasa yang harus ditandatangani oleh pemilik jaminan yang


dipergunakan untuk pengecekan sertipikat
SKPT (Surat Keterangan Pendaftaran Tanah)

Penyetoran Pajak Penjual dan Pajak Pembeli

Penandatangan Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB), dalam hal ini


dilakukan karena jaminan masih dijaminkan di Bank Mandiri.
Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan (SKMHT)

Akta Pembatalan PPJB berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak.


Artinya dalam hal ini jika sertipikat tersebut telah diperoleh dari Bank
Mandiri berikut SHT, Surat Roya dan Copy Surat Lunas.
Akta Jual Beli (AJB)

Proses selanjutnya antara C dan A, membayar pajak baik itu PPH, BPHTB
maupun PBB, yang kemudian pajak tersebut di validasi barulah pembuatan Akta
Jual Beli (AJB) dibuat oleh notaris/PPAT barulah tanah dan/atau bangunan
tersebut dibalik nama

You might also like