You are on page 1of 10

NAMA :ELSA RAHMAYUNI

NIM :15033104
PRODI :PENDIDIKAN FISIKA C

KESIMPULAN

1. Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh
suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan
diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan.
2. Karakteristik Kurikulum
a. Mewujudkan pendidikan berkarakter.
b. Menciptakan Pendidikan Berwawasan Lokal.
c. Menciptakan Pendidikan yang ceria dan Bersahabat.
3. Komponen Kurikulum
a. Tujuan.
b. Isi/Materi.
c. Metode/Strategi.
d. Evaluasi.
4. Jenis Kurikulum
a. Separateed Subject Curriculum
b. Correlated Curriculum
c. Broad Fields Curriculum
d. Integrated Curriculum
5. Model Pengembangan Kurikulum
a. Model Administratif
b. Model dari Bawah (Grass-Roats)
c. Model Demonstrasi
d. Model Beaucham
e. Model Terbalik Hilda Taba
f. The Systematic Action-Reseacrh Model.

6 Fungsi Kurikulum : fungsi penyesuaian, integrasi, diferensiasi,persiapan,pemilihan, dll.


HAKEKAT KURIKULUM SECARA UMUM

A. PENGERTIAN KURIKULUM.

1. Secara Etimologis
Websters Third New International Distionery menyebutkan kurikulum berasal
dari kata curere dalam bahasa latin Currerre yang berarti :
a. Berlari cepat
b. Tergesa-gesa
c. Menjalani
Currerre dikatabendakan menjadi Curriculum yang berarti :
a. Lari cepat, pacuan, balapan berkereta, berkuda, berkaki
b. Perjalanan, suatu pengalaman tanda berhenti
c. Lapangan perlombaan, gelanggang, jalan
Menurut satuan pelajaran SPG yang dibuat oleh Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Kurikulum berasal dari bahasa Yunani yang berarti jarak yang ditempuh.
Semula dipakai dalam dunia olahraga. Pada saat itu kurikulum diartikan sebagai jarak
yang harus ditempuh oleh seorang pelari mulai dari start sampai finish untuk memperoleh
medali atau penghargaan.
2. Menurut Para Ahli
a. Menurut Saylor J. Gallen & William N. Alexander dalam bukunya Curriculum
Planning menyatakan Kurikulum adalah Keseluruhan usaha sekolah untuk
mempengaruhi belajar baik berlangsung dikelas, dihalaman maupun diluar sekolah.
b. Menurut B. Ragan, beliau mengemukakan bahwa Kurikulum adalah semua
pengalaman anak dibawah tanggung jawab sekolah
c. Menurut Soedijarto, Kurikulum adalah segala pengalaman dan kegiatan belajar
yang direncanakan dan diorganisir untuk diatasi oleh siswa atau mahasiswa untuk
mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan bagi suatu lembaga pendidikan.
B. KARAKTERISTIK KURIKULUM
1. Mewujudkan pendidikan berkarakter
Pendidkan berkarakter sebenarnya merupakan karakter dan ciri pokok kurikulum
pendidikan sebelumnya. Dimana dalam kurikulum tersebut dituntut bagaimana mencetak
peserta didik yang memiliki karakter yang baik, bermoral dan memiliki budi pekerti yang
baik.
2. Menciptakan Pendidikan Berwawasan Lokal
Kurikulum berperan dalam mendorong bagaimana penanaman budaya lokal
dalam pendidikan dapat diterapkan. Dengan adanya kurikulum diharapkan pilar budaya
lokal dapat kembali menjadi inspirasi dan implementasi dalam kehidupan bermasyarakat.
Dihrapkan budaya lokal dapat menjadi ciri penting dan menjadi raja di negeri sendiri dan
tidak punah ditelan zaman.
3. Menciptakan Pendidikan yang ceria dan Bersahabat
Pendidikan tidak hanya sebagai media pembelajaran. Tetapi pada dasarnya
pendidikan merupakan tempat untuk menggali seluruh potensi dalam diri. Olehnya itu,
dengan kurikulum pada sistem pendidikan nantinya akan diharapkan dapat menggali
seluruh potensi diri peserta didik, baik restasi akademik maupun non akademik.

C. KOMPONEN KURIKULUM
1. Tujuan
Komponen tujuan berhubungan dengan arah atau hasil yang diharapkan. Dalam
skala makro, rumusan tujuan kurikulum erat kaitannya dengan filsafat atau sistem nilai
yang dianut masyarakat. Tujuan yang diharapkan tercapai oleh suatu kurikulum adalah
terbentuknya masyarakat yang pancasilais. Dalam skala mikro, tujuan kurikulum
berhubungan dengan misi dan visi sekolah serta tujuan yang lebih sempit, seperti tujuan
setiap mata pelajaran dan tujuan proses pembelajaran. Berikut hirarki dari komponen
tujuan :
a. Tujuan Instruksional/Tujuan Pembelajaran.
Meliputi kemampua yang harus dimilii oleh setiap anak didik setelah mereka
mempelajari pokok bahasan tertentu pada bidang studi tertentu dalam satu kali
pertemuan.
b. Tujuan Kurikuler
Didefenisikan sebagai kualifikasi yang harus dimilii oleh peserta didik setelah
mereka menyelesaikan suatu bidang studi tertentu dalam suatu lembaga pendidikan.
c. Tujuan Institusional
Didefenisikan sebagai kualifikasi yang harus dimilii oleh peserta didik setelah
mereka menyelesaikan program di suatu lembaga pendidikan tertentu.
d. Tujuan Pendidikan Nasional
Dalam UU Nomor 20 tahun 2003 pasal 3, dicantumkan Tujuan Pendidikan
Nasional sebagai berikut :
Pendidikan nasional berfungsi untuk mengenbangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
Negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
2. Komponen Isi/Materi Pelajaran
Isi kurikulum merupakan komponen yang berhubungan dengan pengalaman
belajar yang harus dimiliki siswa. Isi kurikulum itu menyangkut semua aspek baik yang
berhubungan dengan pengetahuan atau materi pelajaran yang biasanya tergambarkan
pada isi setiap materi pelajaran yang diberikan maupun aktivitas dan kegiatan siswa. Baik
materi maupun aktivitas itu seluruhnya diarahkan untuk mencapai tujuan yang
ditentukan.
3. Komponen Metode/Strategi
Strategi dan metode merupakan komponen ketiga dalam pengembangan
kurikulum. Komponen ini merupakan komponen yang memiliki peran yang sangat
penting, sebab berhubungan dengan implementasi kurikulum. Bagaimana bagus dan
idealnya tujuan yang harus dicapai tanpa strategi yang tepat untuk mencapainya, maka
maka tujuan itu tidak mungkin dapat tercapai. Strategi meliputi rencana, metode dan
perangkat kegiatan yang direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu. Sejalan dengan
pendapat diatas, T. Rajakoni mengartikan strategi pembelajaran sebagai pola dan urutan
umum perbuatan guru-siswa dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan.
4. Komponen Evaluasi
Evaluasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kurikulum. Melalui
evaluasi, dapat ditentukan nilai dan arti kurikulum sehingga dapat dijadikan bahan
pertimbangan apakah suatu kurikulum perlu dipertahankan atau tidak, dan bagian
bagian mana yang harus disempurnakan. Evaluasi merupakan komponen untuk melihat
efektivitas pencapaian tujuan. Dalam konteks kurikulum, evaluasi dapat berfungsi untuk
mengetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai atau belum, atau evaluasi
digunakan sebagai umpan balik dalam perbaikan strategi yang ditetapkan. Kedua fungsi
tersebut menurut Scriven (1967) adalah evaluasi sebagai fungsi sumatif dan evaluasi
sebagai fungsi formatif. Evaluasi sebagai alat untuk melihat keberhasilan pencapaian
tujuan dapat dikelompokkan kedalam dua jenis, yaitu tes dan nontes.

D. JENIS & MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM


1. Jenis Kurikulum
a. Separateed Subject Curriculum
Kurikulum ini di pahami sebagai kurikulum mata pelajaran yang terpisah satu
sama lainnya. Kurikulum mata pelajaran terpisah (separated subject curriculum),
bahkan kurikulumnya dimaksudkan dalam bentuk mata pelajaran yang terpisah-
pisah, yang kurang mempunyai keterkaitan dengan mata pelajaran lainnya.
Konsekuensinya adalah anak didik di haruskan mengambil mata pelajaran semakin
banyak.
b. Correlated Curriculum
Kurikulum jenis ini mengandung makna bahwa sejumlah mata pelajaran
dihubungankan antara yang satu dengan yang lain, sehingga ruang lingkup bahan
yang tercakup semakin luas.
c. Broad Fields Curriculum
Broad fields merupakan bentuk organisasi kurikulum yang dibuat dengan melebur
mata pelajaran sejenis ke dalam satu bidang studi.
d. Integrated Curriculum
Kurikulum terpadu (integrated curriculum) merupakan suatu produk dari usaha
pengintegrasian bahan pelajaran dari berbagai macam masalah tertentu yang
memerlukan solusinya dengan materi atau bahan dari berbagai disiplin ilmu atau
mata pelajaran.

2. Model Pengembangan Kurikulum


Berikut adalah model pengembangan kurikulum menurut Zais :

a.Model Administratif

Model administratif sering disebut sebagai model garis dan staf atau
dikatakan pula sebagai model dari atas ke bawah. Model ini pada dasarnya
mudah dilaksanakan pada negara penganut sistem sntralisasi dalam
pengembangan kurikulum dan juga bagi negara yang kemapuan profesional
gurunya masih lemah.
Pengembangan kurikulum ini dilaksanakan sebagai berikut:
1) Atasan membentuk tim yang terdiri atas pejabat teras yang berwenang
(pengawas, pendidikan, kepala sekolah, dan pengajar inti).
2) Tim merencanakan konsep rumusan tujuan dan falsafah yang diikuti.
3) Dibentuk beberapa kelompok kerja yang anggotanya terdiri atas para
spesialis kurikulum dan staf pengajar yang berugas untuk merumuskan
tujuan khusus, GBPP, dan kegiatan belajar.
4) Hasil kerja dari butir 3 direvisi oleh tim atas dasar pengalaman atau hasil
dari try out.
5) Setelah try out yang dilaksanakan oleh beberapa kepala sekolah, dan telah
direvisi seperlunya, baru kurikulum tersebut diimplementasikan.
b. Model dari Bawah (Grass-Roats)
Model yang ini inisiatif berasal dari bawah. Model ini didasarkan pada dua
pandangan pokok, yaitu:
1) Implementasi kurikulum akan lebih berhasil apabila guru-guru sebagai
pelaksana sudah dari semula terlibat secara langsung dalam pengembangan
kurikulum.
2) Pengembangan kurikulum bukan hanya melibatkan personel yang
profesional (guru) saja, tetapi juga siswa, orang tua, dan anggota
masyarakat. Dalam kegiatan pengembangan kurikulum ini, kerja sama
dengan orang tua murid dan masyarakat sangatlah penting. Kerjasama
diantara sesama guru dengan sendirinya merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari model ini.
Model ini didasarkan atas empat prinsip, yaitu:
1) Kurikulum akan bertambah baik, jika kemampuan profesional guru
bertambah baik.
2) Kompetensi guru akan bertambah baik, jika guru terlibat secara pribadi di
dalam merevisi kurikulum.
3) Jika guru terlibat dalam merumuskan tujuan yang ingin dicapai, menyeleksi,
mendefinisikan dan memecahkan masalah, mengevaluasi hasil, maka hasil
pengembangan kurikulum akan lebih bermakna.
4) Hendaknya diantara guru-guru terjadi kontak langsung sehingga mereka
dapat saling memahami dan mencapai suatu konsensus tentang prinsip-
prinsip dasar, tujuan, dan rencana.
Langkah-langkahnya yaitu:
1) Inisiatif pengembangan berasal dari bawah (para pengajar)
2) Tim pangajar dari beberapa sekolah ditambah narasumber lain orang tua
peserta didik atau masyarakat luas yang relevan.
3) Pihak atasan memberikan bimbingan dan dorongan.
4) Untuk memantapkan konsep perkembangan yang telah dirintisnya diadakan
lokal karya mencari input yang diperlukan.
c. Model Demonstrasi

Model yang ini, inisiatif berasal dari kebersamaan dan hasilnya


diumumkan disekolah sekitar.
d.Model Beaucham
Model ini dikembangkan oleh G. A Beaucham. Langkah-langkahnya yaitu:
1) Menentukan arena yaitu suatu gagasan pengambangan kurikulum yang telah
dilaksanakan di kelas, diperluas disekolah, disebarkan sekolah-sekolah daerah
tertentu baik berskala regional maupun nasional.
2) Memilih kemudian mengikutsertakan para pengembangan kurikulum yang
terdiri dari ahli kurikulum, wakil kelompok profesional, staf pengajar,
petugas bimbingan, dan narasumber lain.
3) Mengorganisasikan dan menetukan prosedur perencanaan kurikulum yang
meliputi penentuan tujuan, materi pelajaran, dan kegiatan belajar. Untuk
tugas tersebut perlu dibentuk dewan kurikulum sebagai koordinasi yang
bertugas.
4) Menerapkan atau melaksanakan kurikulum secara sistematis disekolah.
5) Mengevaluasi kurikulum yang berlaku.
e. Model Terbalik Hilda Taba
Model ini dikembangkan oleh Hilda Taba atas data edukatif yang disebut
model terbalik karena biasanya pengembangan kurikulum didahului oleh
konsep-konsep yang datangnya dari atas secara edukatif.
Langkah-langkahnya sebagai berikut:
1) Mendiagnosis kebutuhan, merumuskan tujuan, menentukan materi,
menemukan penilaian, memperhatikan antara luas dan dalam nya bahan
kemudian disusunlah suatu unit kurikulum.
2) Mengadakan try out
3) Mengadakan revisi atas dasar try out.
4) Menyusun kerangka kerja teori.
5) Mengemukakan adanya kurikulum baru yang akan didesiminasikan.

f. The Systematic Action-Reseacrh Model


Tiga faktor utama yang dijadikan bahan pertimbangan dalam model ini
adalah adanya hubungan antarmanusia, organisasi sekolah, dan masyarakat, serta
otoritas ilmu.
Langkah-langkah dalam model ini adalah:
1) Merasakan adanya suatu masalah dalam kelas atau sekolah yang perlu
diteliti secara mendalam.
2) Mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya.
3) Merencanakan secara mendalam tentang bagaimana pemecahan
masalahnya.
4) Menetukan keputusan apakah yang perlu diambil sehubungan dengan
masalah tersebut.melaksanakan keputusan yang telah diambil dan
menjalankan rencana yang telah disusun.
5) Mencari fakta secara meluas.
6) Menilai tentang kekuatan dan kelemahan.

E. FUNGSI KURIKULUM yaitu:

1. Fungsi penyesuaian
Kurikulum berperan sebagai penyesuaian yaitu kemampuan untuk beradaptasi dengan
perubahan yang terjadi dilingkungannya karena lingkungan bersifat dinamis yang artinya
berubah-ubah.
2. Fungsi Integrasi
Kurikulum berperan sebagai penyesuaian mengandung arti bahwa kurikulum adalah alat
pendidikan yang dapat menghasilkan pribadi-pribadi yang cakap yang bisa dibutuhkan
dan berintegrasi di masyarakat.
3. Fungsi Diferensiasi
Kurikulum berperan sebagai diferensiasi yaitu sebagai alat yang member pelayanan dari
beragam perbedaan dari setiap siswa yang perlu dihargai dan dilayani.
4. Fungsi Persiapan
Kurikulum berperan sebagai persiapan yang mengandung arti kalaw kurikulum sebagai
alat pendidikan mampu mempersiapkan siswa kejenjang selanjutnya serta juga mampu
mempersiapkan diri untuk hidup dalam masyarakat bila tidak melanjutkan pendidikan.
5. Fungsi Pemilihan
Kurikulum berperan sebagai pemilihan yaitu member kesempatan untuk siswa,
menentukan pilihan program belajar yang dengan minat serta bakatnya
6. Fungsi Diagnostik
Kurikulum sebagai diagnostik mengandung arti kalau kurikulum merupakan alat
pendidikan yang dapat mengarahkan serta memahami potensi siswa dan kekurangannya.
Bila sudah memahami potensi siswa maka diharapkan siswa dapat mengembangkan
potensi dan memperbaiki kekurangannya.

DAFTAR PUSTAKA
Nana Syaodih Sukmadinata. 1997. Pengembangan Kurikum; Teori dan Praktek.
Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya.
Tim Pengembang MKDK. 2002. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung : Jurusan
Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan UPI.
Ali, Moh. Pengembangan Kurikulum di Sekolah. Bandung: Sinar Baru, 1989.

Arifin, Zainal. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja


Rosdakarya, 2012.

You might also like