You are on page 1of 4

Penatalaksanaan Hernia

a. Konservatif
Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan
pemakaian penyangga atau penunjang untuk mempertahankan isi hernia
yang telah direposisi.
b. Operatif
1) Indikasi operasi:
Hernia inguinalis lateralis pada anak-anak harus diperbaiki secara
operatif tanpa penundaan, karena adanya risiko komplikasi yang
besar terutama inkarserata, strangulasi, yang termasuk gangren alat-
alat pencernaan (usus), testis, dan adanya peningkatan risiko infeksi
dan rekurensi yang mengikuti tindakan operatif.
Pada pria dewasa, dilakukan operasi elektif atau cito terutama pada
keadaan inkarserata dan strangulasi.
2) Macam Operasi:
Cito: hernia incerserata dan stranggulata
Urgen: penyebab tekanan irreponible, dapat ditunda tak boleh lama
Elektif: HIL, HIM, Hernia Femoralis
3) Herniotomi dan Hernioplasty
Pada herniotomi dilakukan pembebasan kantong hernia sampai
ke lehernya. Kantong dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada
perlekatan, kemudian direposisi, kantong hernia dijahit-ikat setinggi
mungkin lalu dipotong.
Pada hernioplasti dilakukan tindakan memperkecil anulus
inguinalis internus dan memperkuat dinding belakang kanalis
inguinalis. Hernioplasti lebih penting artinya dalam mencegah
terjadinya residif dibandingkan dengan herniotomi. Bila defek cukup
besar atau terjadi residif berulang diperlukan pemakaian bahan sintesis
seperti mersilene, prolene mesh atau marleks untuk menutup defek.
4) Teknik-Teknik Operasi Hernia
Tujuan operasi adalah menghilangkan hernia dengan cara
membuang kantung dan memperbaiki dinding abdomen. Adapun
teknik-teknik operasi hernia ada beberapa cara, yaitu:
a) Marcy dikenal dengan ligasi sederhana dengan diangkat tinggi
kantungnya.melewati ingunal yang dikombinasi dengan pengikatan
cincin interna. Lebih sering digunakan pada anak-anak.
b) Bassini, dahulu merupakan metode yang sering digunakan, dengan
cara conjoint tendon didekatkan dengan ligamentum Pouparts dan
spermatic cord diposisikan seanatomis mungkin di bawah
aponeurosis muskulus obliquus eksternus.
c) Halsted, menempatkan muskulus obliquus eksternus diantara cord
kebalikannya cara Bassini.
d) Mc Vay, dikenal dengan metode ligamentum Cooper, meletakkan
conjoint tendon lebih posterior dan inferior terhadap ligamentum
Cooper.4,11

Berdasarkan pendekatan operasi, banyak teknik hernioraphy dapat


dikelompokkan dalam 4 kategori utama5:
a) Kelompok 1 : Open Anterior Repair
Kel. 1 operasi hernia (teknik Bassini, McVay dan Shouldice)
melibatkan pembukaan aponeurosis otot obliquus abdominis
eksternus dan membebaskan funnikulus spermatikus. Fascia
transversalis kemudian dibuka, dilakukan inspeksi kanalis spinalis,
celah direct dan indirect. Kantung hernia diligasi dan dasar kanalis
spinalis di rekonstruksi.
Teknik Bassini
Komponen utama dari teknik ini adalah :
Membelah aponeurosis otot obliquus abdominis eksternus
dikanalis inguinalis hingga ke cincin eksternal.
Memisahkan otot kremaster dengan cara reseksi untuk mencari
hernia indirect sekaligus menginspeksi dasar dari kanalis inguinal
untuk mencari hernia direct.
Memisahkan bagian dasar atau dinding posterior kanalis
inguinalis (fascia transversalis)
Melakukan ligasi kantong hernia seproksimal mungkin.
Rekonstruksi dinding posterior dengan menjahit fascia
transversalis, otot transversalis abdominis dan otot abdominis
internus ke ligamentum inguinalis lateral.
Teknik kelompok ini berbeda dalam pendekatan mereka
dalam rekonstruksi, tetapi semuanya menggunakan jahitan permanen
untuk mengikat fascia disekitarnya dan memperbaiki dasar dari
kanalis inguinalis. Kelemahannya adalah tegangan yang terjadi
akibat jahitan tersebut, selain dapat menimbulkan nyeri juga dapat
terjadi nekrosis otot yang akan menyebabkan jahitan terlepas dan
mengakibatkan kekambuhan.
b) Kelompok 2: Open Posterior Repair
Posterior repair (iliopubic repair dan teknik Nyhus) dilakukan
dengan membelah lapisan dinding abdomen superior hingga ke
cincin luar dan masuk ke properitoneal space. Diseksi kemudian
diperdalam kesemua bagian kanalis inguinalis. Perbedaan utama
antara teknik ini dan teknik open anterior adalah rekonstruksi
dilakukan dari bagian dalam. Posterior repair sering digunakan pada
hernia dengan kekambuhan karena menghindari jaringan parut dari
operasi sebelumnya. Operasi ini biasanya dilakukan dengan anastesi
regional atau anastesi umum.
c) Kelompok 3: Tension-free repair with Mesh
Kelompok 3 operasi hernia (teknik Lichtenstein dan Rutkow)
menggunakan pendekatan awal yang sama dengan teknik open
anterior. Akan tetapi tidak menjahit lapisan fascia untuk
memperbaiki defek, tetapi menempatkan sebuah prostesis, yaitu
Mesh yang tidak diserap. Mesh ini dapat memperbaiki defek hernia
tanpa menimbulkan tegangan dan ditempatkan di sekitar fascia.
Hasil yang baik diperoleh dengan teknik ini dan angka kekambuhan
dilaporkan kurang dari 1 persen. Teknik ini dapat dilakukan dengan
anastesi lokal, regional atau general.

Gambar 3.12 Setelah pemasangan Mesh 4

d) Kelompok 4: Laparoscopic
Operasi hernia laparoscopic makin populer dalam beberapa
tahun terakhir, tetapi juga menimbulkan kontroversi. Pada awal
pengembangan teknik ini, hernia diperbaiki dengan menempatkan
potongan mesh yang besar di regio inguinal diatas peritoneum.
Teknik ini ditinggalkan karena potensi obstruksi usus halus dan
pembentukan fistel karena paparan usus terhadap mesh.
Saat ini kebanyakan teknik laparoscopic herniorhappies
dilakukan menggunakan salah satu pendekatan transabdominal
preperitoneal (TAPP) atau total extraperitoneal (TEP). Pendekatan
TAPP dilakukan dengan meletakkan trokar laparoskopik dalam
cavum abdomen dan memperbaiki regio inguinal dari dalam. Ini
memungkinkan mesh diletakkan dan kemudian ditutupi dengan
peritoneum. Sedangkan pendekatan TEP adalah prosedur
laparokopik langsung yang mengharuskan masuk ke cavum
peritoneal untuk diseksi. Konsekuensinya, usus atau pembuluh darah
bisa cedera selama operasi.

You might also like