Professional Documents
Culture Documents
Abstract
1
Mahasiswa Kepaniteraan IKM FK Untar, email: rhegifairuz@yahoo.com
2
Mahasiswa Kepaniteraan IKM FK Untar, email: ronald_salim@hotmail.com
3
Mahasiswa Kepaniteraan IKM FK Untar, email: tantynotavia11@gmail.com
4
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat FK Untar, email: nnovendy@gmail.com
UPAYA PENURUNAN INSIDEN LEPTOSPIROSIS DENGAN
PENINGKATAN PENGETAHUAN MELALUI PENYULUHAN
DAN PARTISIPASI WARGA
DI DESA PASILIAN RT 006 RW 003, KECAMATAN KRONJO,
KABUPATEN TANGERANG, PROVINSI BANTEN
PERIODE 29 OKTOBER 21 NOVEMBER 2015
Rhegi Isdiara Fairuz1, Ronald Salim2, Tanty Notavia3, Novendy4
ABSTRAK
Leptospirosis adalah suatu penyakit zoonosis yang disebabkan oleh bakteri patogen
leptospira yang ditularkan baik secara langsung maupun tidak langsung dari hewan ke
manusia. Salah satu faktor risiko leptospirosis adalah paparan terhadap air yang
terkontaminasi bakteri leptospira. Berdasarkan data Puskesmas Kecamatan Kronjo tahun
2014 terdapat 4 kasus dan sampai Oktober tahun 2015 terjadi peningkatan menjadi 6
kasus dengan case fatality rate (CFR) 50%. Desa Pasilian tercatat sebagai desa dengan
angka kejadian tertinggi dan dengan lokasi hunian RT 006 RW 003 tepat dipinggir sungai
yang merupakan salah satu faktor risiko terjadinya leptospirosis. Hal ini merupakan
alasan utama perlunya dilakukan intervensi dalam upaya penurunan insiden leptospirosis.
Metode yang diguanakan adalah diagnosis komunitas dengan paradigma BLUM
dan diagram fishbone untuk mencari masalah penyebab. Penentuan prioritas masalah
dengan metode non scoring secara Delbecq. Desain yang digunakan adalah kuasi
eksperimental sementara pemilihan sampel menggunakan purposive non random
sampling. Data dikumpulkan dengan wawancara menggunakan kuisioner. Setelah
wawancara, diketahui masalah penyebab berupa kurangnya pengetahuan dan rendahnya
angka perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) maka dilakukan penyuluhan tentang
leptospirosis, penanganan tikus dan sanitasi dalam rumah.
Sebanyak 58 warga yang ikut berpartisipasi dengan hasil intervensi menunjukkan
adanya peningkatan pengetahuan sebesar 20%, peningkatan persentase warga yang dapat
menangani tikus menjadi 100% serta peningkatan sanitasi dalam rumah warga menjadi
100%. Monitoring dilakukan secara rutin dengan menggunakan plan-do-check-act
(PDCA) cycle.
Dapat disimpulkan bahwa hasil intervensi yang sudah dilakukan dapat
meningkatkan pengetahuan tentang leptospirosis, penanganan tikus serta sanitasi dalam
rumah. Maka dengan itu disarankan penyuluhan dapat diteruskan sehingga upaya
penurunan insiden leptospirosis dapat terwujud.
1
Mahasiswa Kepaniteraan IKM FK Untar, email: rhegifairuz@yahoo.com
2
Mahasiswa Kepaniteraan IKM FK Untar, email: ronald_salim@hotmail.com
3
Mahasiswa Kepaniteraan IKM FK Untar, email: tantynotavia11@gmail.com
4
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat FK Untar, email: nnovendy@gmail.com