You are on page 1of 9

Analilis Kritis terhadap PT Roda Mas Timber Kalimantan di Samarinda

dan Perusahaan PDAM Tirta Moedal Kota Semarang

1. Judul

Pada kesempatan kali ini saya akan menganalisis tentang anggaran biaya produksi
yang dikutip dari dua jurnal yang berbeda. Jurnal pertama, yang disusun oleh Edwin Hadinata
berjudul (1) Efektivitas Anggaran Biaya Produksi Terhadap Peningkatan Kinerja Produksi
Pada PT.Roda Mas Timber Kalimantan di Samarinda. Studi kasus ini dilakukan pada PT.
Roda Mas Timber Kalimantan di Samarinda tahun 2015. Dalam jurnal pertama ini peneliti
melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana keefektifan penggunaan
anggaran biaya produksi pada perusahaan tersebut sebagai acuan untuk meningkatkan kinerja
produksi pada perusahaan tersebut.

Sedangkan pada jurnal yang kedua disusun oleh Vergiana Nurtias Herry Putri yang
berjudul (2) Efektifitas Anggaran Biaya Produksi Terhadap Pengendalian Biaya Produksi.
Studi kasus ini dilakukan pada Perusahaan PDAM Tirta Moedal Kota Semarang dari tahun
2009-2011. Dalam jurnal kedua ini peneliti melakukan penelitian dengan tujuan untuk
mengetahui bagaimana perusahaan menggunakan anggaran biaya produksinya secara efektif
sebagai acuan untuk pengendalian biaya produksi pada perusahaan tersebut.

Menurut saya, kedua jurnal ini memiliki tema yang sama yakni mengenai keefektifan
anggaran biaya produksi. Akan tetapi yang membedakan adalah mereka melakukan
penelitian pada objek yang berbeda serta pengaplikasiannya pada perusahaan yang berbeda
pula. Pada jurnal yang pertama, anggaran biaya produksi digunakan sebagai acuan untuk
meningkatkan kinerja produksi perusahaannya. Sementara itu, pada jurnal kedua anggaran
biaya produksi digunakan sebagai acuan pengendalian biaya produksi perusahaan.

2. Abstrak

Dalam jurnal yang pertama (1) secara umum jurnal ini membahas tentang Efektivitas,
Anggaran, Kinerja Produksi dan Realisasi. Menurut saya, jurnal yang pertama ini kata kunci
yang disajikan sudah cukup mewakili judul dan pembahasannya sangat spesifik serta
penulisan spasinya 1 sesuai standarisasi penulisan abstrak. Akan tetapi, memiliki kekurangan
pada penulisan fontnya yaitu 11.5. Setahu saya, strandar penulisan font untuk abstrak yaitu
10 dan spasi 1.

1
Sedangkan pada jurnal yang kedua (2) secara umum jurnal ini membahas tentang
Biaya Produksi, Biaya Standar, Analisis Selisih Biaya Produksi Standar. Menurut saya, jurnal
yang kedua ini kata kunci yang disajikan sudah mewakili judul, pembahasannya sangat
spesifik serta memiliki kelebihan dengan menggunakan dua bahasa yang berbeda yaitu
bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Sementara itu penulisannya kurang terstandarisasi
karena menggunakan font 11,5 tetapi spasinya sudah memenuhi standar yaitu spasi 1.

3. Pendahuluan

Menurut saya pendahuluan yang disajikan dari kedua jurnal ini sudah cukup memadai
serta mewakili dari judul masing-masing jurnal. Akan tetapi, yang membedakan antara jurnal
yang pertama (1) dan jurnal yang kedua (2) yaitu tujuan yang ingin dicapai oleh masing-
masing peneliti memililiki esensi yang berbeda serta pada tingkat spesifikasi yang berbeda
juga.

Tingkat spesifikasi pada jurnal pertama (1) penjelasannya terkesan lebih menguraikan
tentang bagaimana kinerja produksi yang harus dicapai oleh perusahaan tersebut dan
keterkaitannya dengan anggaran produksi. Sedangkan tingkat spesifikasi pada jurnal kedua
(2) penjelasannya lebih ringkas namun sudah cukup mewakili judulnya sendiri serta dalam
penjelasnnya dicantumkan juga manfaat dari penelitian tersebut.
4. Kerangka Dasar Teori
Dalam jurnal yang pertama (1) kerangka dasar teorinya sudah terpenuhi sesuai dengan
yang telah disajikan atau yang ada dalam kata kunci dalam abstrak, bahkan disertai dengan
penjelasan mengenai hubungan antara anggaran penjualan dengan anggaran produksi. Serta
dalam jurnal ini juga menyampaikan tentang kerangka pikir penelitian sebagai berikut :

ANGGARAN BIAYA PRODUKSI

Biaya Fix/Tetap -Biaya tidak langsung Biaya variabel -Biaya langsung

TARGET KINERJA

RASIO/PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN


BIAYA PRODUKSI DAN KINERJA

EFEKTIF TIDAK / KURANG EFEKTIF

Sumber : PT.Roda Mas Timber Kalimantan

2
Sedangkan dalam jurnal yang kedua (2) kerangka dasar teori yang disajikan sudah
terpenuhi sesuai dengan yang ada dalam kata kunci abstrak. Bahkan lebih diperinci lagi
dengan dilengkapi penejelasan mengenai jenis-jenis biaya produksi. Serta juga dilengkapi
dengan adanya penelitian terdahulu.

5. Metode Penelitian

Menurut saya, metode penelitian yang digunakan antara jurnal pertama (1) dan jurnal
kedua (2) memiliki kesamaan pada jenis dan sumber data yang digunakan. Namun juga
terdapat perbedaannya. Pada jurnal pertama (1) metode yang digunakan yaitu penelitian
diskriptif kuantitatif, yakni penelitian yang dilakasanakan dengan maksud untuk
mendiskripsikan atau menjabarkan fenomena kebijakan anggaran produksi yang dibuat dan
dilaksanakan pada suatu perusahaan. Sedangkan sumber data penelitian diperoleh melalui
data primer (data yang diperoleh dan dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian
atau yang bersangkutan yang memerlukannya) dan data sekunder (data yang diperoleh dan
dikumpulkan dari sumber-sumber data yang telah disediakan oleh pihak lain).

Sedangkan metode penelitian yang digunakan dalam jurnal kedua (2) yaitu data
penelitian yang menggunakan laporan keuangan berupa anggaran biaya produksi dari tahun
2009 sampai dengan 2011. Jenis data yang disajikan memiliki kesamaan dengan metode
pada jurnal pertama (1) yaitu menggunakan data primer dan data sekunder. Sementara itu,
metode pengumpulan data yang digunakan dalam jurnal kedua (2) yaitu dengan metode
penelitian lapangan yang dilakukan dengan mengadakan peninjauan secara langsung terhadap
perusahaan yang menjadi objek penelitian.

Penelitian lapangan ini dapat meliputi metode pengamatan (observation)


pengumpulan data yang dilakukan untuk memperoleh data yang lengkap dan kongkret
dengan mengumpulkan data kuantitatif dan informasi dari perusahaan yang berkaitan dengan
pembuatan laporan keuangan. Metode dokumentasi yaitu dengan sepengetahuan dan seijin
dari pihak yang berwenang dalam perusahaan, penulis meneliti dokumen-dokumen
perusahaan yang berhubungan dengan objek yang akan diteliti. Dan juga menggunakan
metode wawancara yaitu percakapan antara dua orang atau lebih berlangsung kepada
narasumber dan pewancara untuk mendapatkan informasi.

3
6. Analisis Data

Pada jurnal pertama (1) analisis data yang digunakan dengan membuat perbandingan
anggaran biaya produksi dan realisasi kinerja produksi PT Roda Mas Timber Tahun 2010-
2012. Dengan menggunakan perbandingan antara anggaran biaya produksi dan realisasi
anggaran dalam periode anggaran 2010-2012 dapat diperoleh angka tingkat efektivitas
anggaran biaya produksi PT Roda Mas timber sebagai berikut :

Tabel Anggaran Realisasi Produksi PT Roda Mas Timber Tahun 2010-2012

Realiasan Kinerja Periode

Realisasi Anggaran Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012

Realisasi Kinerja Anggaran 34.961.287.648 45.463.332.417 49.409.282.713


Produksi (dalam Rupiah)

Realisasi Peningkatan - 30% 8%


kinerja (dalam %) Realisasi
Nilai Produksi

Realisasi Anggaran (kinerja 18.143 M3 40.004 M3 45.108 M3


Produksi) Kayu bulat (m3)

Peningkatan (dalam %) - 120% 20%


Realisasi Produksi Kayu Log

Efektivitas Anggaran Biaya Rp 632.807: Rp 627.985: Rp 624.553:1


Produksi terhadap 1M3 1M3 M3
Peningkatan Kinerja
Produksi Kayu Bulat
(rupiah/M3 kayu log)

Efektivitas Anggaran Biaya 1: 3 1: 1,8 1: 1,75


Produksi terhadap
Peningkatan Kinerja (300 %) (180%) (175 %)
Produksi Kayu Bulat 11 481 035 000 25 121 951 000 28 172370 000
(rupiah/M3 kayu log)

Sumber PT Roda Mas Timber

Sedangkan analisis data pada jurnal kedua (2) menggunakan metode komparatif yaitu
dengan membandingkan teori yang ada dengan praktik yang ditemui di dalam perusahaan dan
menarik kesimpulan. Metode komparatif dapat dibagi tiga jenis yaitu perhitungan standar

4
varians bahan baku, perhitungan standar varians tenaga kerja, dan perhitungan standar
varians biaya overhead pabrik.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa metode analisis data yang digunakan oleh
kedua jurnal tidak jauh berbeda yakni adanya unsur pembandingan dalam metode tersebut.
Dimana dalam jurnal pertama (1) yang diperbandingkan adalah antara biaya produksi tahun
2010-2011. Sementara pada jurnal kedua (2) yang dibandingkan adalah perhitungan standar
varians bahan baku, tenaga kerja dan biaya overhead pabriknya.

7. Pembahasan

Menurut saya dalam pembahasan materi antara kedua jurnal ini memiliki tujuan yang
berbeda. Dimana dalam jurnal pertama (1) tujuannya yaitu untuk meningkatkan kinerja
produksi perusahaan. Sedangkan dalam jurnal kedua (2) tujuannya untuk mengendalikan
biaya produksi.

Dalam jurnal pertama (1) peneliti menggunakan data keefektifan anggaran biaya
produksi sebagai acuan untuk meningkatkan kinerja produksi perusahaan. Berdasarkan
metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif kuantitatif yang
berkaitan dengan analisis statistik yang digunakan untuk mengetahui dan menganalisis
seberapa efektif variabel kebijakan anggaran biaya produksi yang disusun perusahaan
terhadap peningkatan kinerja produksi. Maka dapat diperoleh data sebagai berikut :

Tabel Anggaran Biaya Produksi PT Roda Mas Timber Kaltim Tahun 2010-2013

Mata Anggaran Biaya


Produksi Tahun Tahun +/_ Tahun +/_
2010 2011 2012
% %
(000) (000) (000)

Penebangan, 115.663 231.211 99 295.735 27

Penyaradan, 80.149 156.631 95 200.343 27

Kupas Kulit 54.724 84.058 53 107.517 27

Muat/angkut/ bongkar, 80.767 154.315 91 197.380 11

5
Pelegoan/ perakitan 1.629.173 2.469.300 51 3.619.000 46

Pengurusan Dokumen 1.041.797 1.187.507 13 1.284.125 8

TPK (Log Pond) 84.268 153.425 82 168.650 9

Biaya Pengangkutan 158.752 164.417 4 180.950 10


Barang

Biaya Bahan Bakar 3.398.131 13.650.734 300 14.659.100 5

Administrasi camp 4.115.808 5.762.829 40 5.720.570 9

Jumlah 11.481.035 25.121.951 118 28.172.370 12

Sumber PT Roda Mas Timber

Dari data tersebut menunjukkan bahwa anggaran biaya produksi pada PT Roda Mas
Timber selama tiga tahun berturut-turut mengalami peningkatan. Dengan peningkatan
anggaran biaya produksi maka dapat diwujudkan realisasi kinerja produksi kayu log pada PT
Roda Mas Timber. Meskipun menjadi beban bagi manajer untuk merealisasikan hal tersebut
karena adanya kondisi usaha perkayuan pada hutan alam yang semakin menipis namun
perusahaan mampu merealisasikannya. Buktinya terdapat pada tabel berikut ini:
Tabel Realisasi Kinerja Produksi Kayu Log PT Roda Mas Timber Kalimantan 2010-2012

Realisasi Kinerja Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012


Produksi Kayu (m3) (m3) (m3)
Log
Realisasi 18.143 M3 40.004 M3 45.108 M3
Anggaran (kinerja
Produksi) Kayu
bulat (m3)

Realisasi Kinerja 34.961.287.648 45.463.332.417 49.409.282.713


Anggaran
Produksi (dalam
Rupian)

Sumber PT Roda Mas Timber

6
Tabel data tersebut menunjukkan bahwa perusahaan masih menunjukkan adanya
peningkatan produksi kayu bulat di tengah kondisi usaha perkayuan pada hutan alam yang
semakin menipis. Data juga menunjukkan bahwa peningkatan produksi PT Roda Mas Timber
2010-2012 cenderung makin menurun, dalam arti bahwa anggaran biaya produksi makin
bertambah banyak, namun tidak diikuti peningkatan produksi yang seimbang dengan
peningkatan biaya.

Dengan memahami persoalan usaha perkayuan di Kalimantan Timur khususnya dan di


Indonesia pada umumnya, karena persoalan biaya produksi yang sangat rumit, yakni
banyaknya biaya-biaya yang tak terduga. Angka-angka hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa manajemen produksi pada PT Roda Mas timber telah bekerja dengan baik. Karena
pada tahun 2011 ke tahun 2012 terjadi peningkatan kinerja biaya produksi, dengan demikian
peningkatan kinerja produktivitas sekecil apapun dalan situasi krisis usaha kehutanan berarti
manajemen bekerja sangat luar biasa baik.

Sedangkan dalam jurnal kedua (2) peneliti menggunakan data yang menggunakan
laporan keuangan berupa anggaran biaya produksi dari tahun 2009 sampai dengan 2011.
Serta menggunakan data primer dan data sekunder dengan metode pengumpulan data berupa
penelitian lapangan yang dilakukan dengan mengadakan peninjauan secara langsung terhadap
perusahaan yang menjadi objek penelitian. Berdasarkan data yang diperoleh oleh peneliti
maka dapat diperoleh anggaran biaya produksinya sebagai berikut :

Anggaran Biaya Produksi PDAM Tirta Moedal Kota Semarang Tahun 2009-2011

Jenis Biaya Anggaran (dalam rupiah)


2009 2010 2011
Biaya Sumber :
a. Biaya pegawai instalasi 1.990.049.000 2.758.181.000 2.778.140.000
pengumpulan air
b. Tunjangan 308.600.000 414.600.000 415.800.000
c. Iuran pension 408.000.000 486.000.000 699.480.000
d. Lembur 48.672.000 96.336.000 79.168.000
e. TKK, Insentif dan THR 1.370.552.000 1.799.384.000 1.972.752.000
f. Biaya bahan bakar 19.500.000 35.000.000 75.300.000
g. Biaya listrik PLN 5.522.880.000 8.026.092.000 8.941.950.000
h. Pemakaian bahan pembantu 15.600.000 36.000.000 36.000.000
i. Rupa2 biaya operasi 16.800.000 33.000.000 33.000.000
Instalaso pengolahan.
j. Pemeliharaan Barang 16.000.000 109.500.000 162.500.000
instalasi & Penyempurnaan
k. Pemeliharaan, Pengumpulan 33.950.000 192.172.000 147.862.000
& Resv air.

7
l. Pemeliharaan Mata air & 100.000.000 100.000.000 125.000.000
saluran
m. Biaya pemeliharaan sumur- 126.848.000 185.840.000 211.500.000
sumur
n. Biaya pemeliharaan pipa 26.875.000 148.150.000 225.094.000
induk
o. Pemeliharaan alat 99.785.000 289.383.000 683.715.000
perpompaan
p. Pemeliharaan Instalasi 80.000.000 90.000.000 140.000.000
pengumpulan air lainnya
q. Biaya ABT/APT 523.800.000 540.000.000 640.000.000
r. Biaya pembelian air bersih 17.426.016.000 18.228.626.000 22.320.624.000
Total 28.133.927.000 33.568.266.000 39.687.885.000

Jenis Biaya Anggaran (dalam rupiah)


2009 2010 2011
Biaya pengolahan air :
a. Pemakaian bahan 11.652.905.000 14.918.904.000 14.178.258.000
kimia
b. Pemakaian bahan 69.300.000 80.287.000 115.200.000
bakar
c. Biaya listrik PLN 11.577.000.000 15.665.932.000 17.254.776.000
d. Biaya pengolahan 185.983.000 432.940.000 407.840.000
lainnya.
e. Pemeliharaan instalasi 130.600.000 237.750.000 306.650.000
pengolahan air
f. Biaya instalasi pompa 0 500.451.000 1.004.227.000
g. Pemeliharaan alat 545.077.000 75.000.000 50.000.000
pembangkit tenaga
h. Pemeliharaan inst. 249.887.000 231.897.000 291.697.000
Penglahan lainnya
Total 24.410.752.000 32.142.981.000 33.608.648.000

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa biaya anggaran produksi dibagi menjadi 2 yaitu
biaya sumber dan biaya pengolahan air. Budget anggaran PDAM Tirta Moedal Kota
Semarang mengalami kenaikan setiap tahunnya, yaitu sebesar Rp. 52.544.679.000 pada tahun
2009 meningkat sebesar 25,08 % pada tahun 2010 menjadi Rp. 65.724.227.000 dan
meningkat kembali sebesar 11,52 % pada tahun 2011 sebesar Rp. 73.296.533.000,-.

Efektifitas tingkat produksi merupakan tolak ukur tingkat keberhasilan dalam


pengendalian yang telah disusun oleh manajemen perusahaan. Pada jurnal kedua (2) ini dapat
ditarik kesimpulan produksi yang efektif terjadi pada tahun 2010 dan 2011. Karena telah
mengalami peningkatan yang signifikan.

8
8. Kesimpulan

Dari hasil analisis dua jurnal tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa
persamaan yaitu tema yang disajikan sama mengenai keefektifan anggaran biaya produksi
serta menggunakan metode yang sama pada jenis dan sumber data yang digunakan. Serta
analisis datanya sama-sama menggunakan metode perbandingan. Meskipun kedua jurnal
tersebut memiliki beberapa kesamaan tetapi terdapat pula perbedaan antara jurnal pertama (1)
dan jurnal kedua (2) sebagai berikut ini:

Dalam jurnal pertama (1) ini kata kunci yang disajikan sudah cukup mewakili judul
dan pembahasannya sangat spesifik serta penulisan spasinya 1 sesuai standarisasi penulisan
abstrak. Akan tetapi, memiliki kekurangan pada penulisan fontnya yaitu 11.5. Sedangkan
dalam jurnal kedua (2) kata kunci yang disajikan sudah mewakili judul, pembahasannya
sangat spesifik serta memiliki kelebihan dengan menggunakan dua bahasa yaitu bahasa
Inggris dan bahasa Indonesia. Sementara itu penulisannya kurang terstandarisasi karena
menggunakan font 11,5 tetapi spasinya sudah memenuhi standar yaitu spasi 1.

Pada jurnal pertama (1) tujuan dari penelitiannya yaitu untuk meningkatkan kinerja
produksi perusahaan PT Roda Mas Timber Kalimantan dengan menggunakan acuan
efektifnya anggaran biaya produksi. Sedangkan pada jurnal kedua (2) tujuan dari
penelitiannya yaitu anggaran biaya produksinya secara efektif sebagai acuan untuk
pengendalian biaya produksi pada perusahaan PDAM Tirta Moedal Kota Semarang.

Dalam pembahasan jurnal pertama (1) mengenai realisasi kinerja produksi dari tahun
2011 ke tahun 2012 mengalami peningkatan walaupun kondisi usaha perkayuan pada saat itu
menipis. Sedangakan dalam pembahasan jurnal kedua (2) mengenai pengendalian biaya
produksinya justru meningkat secara signifikan dari tahun ke tahun dengan prosentase
meningkat sebesar 25,08 % pada tahun 2010 menjadi Rp. 65.724.227.000 dan meningkat
kembali sebesar 11,52 % pada tahun 2011 sebesar Rp. 73.296.533.000,-.

You might also like