You are on page 1of 12

PEMANFAATAN AIR TANAH UNTUK KEPERLUAN IRIGASI

DI WILAYAH CEKUNGAN AIR TANAH (CAT) RANDUBLATUNG


(STUDI KASUS KEBERHASILAN KELOMPOK TANI P3A SUMBER
AGUNG DI DESA SUMBER, KECAMATAN KRADENAN, KABUPATEN
BLORA)
Agus Heri Sutopo 1) Nugroho Kunwardiantara 2) Fuad Nuruddin 2) Geni Dipo Sudarmo 2)
1
PPK Pendayagunaan Air Tanah SNVT PJPA BBWS Pemali Juana
2
Groundwater Team PT. Wahana Krida Konsulindo

ABSTRAK

Salah satu kebutuhan pokok makhluk hidup adalah air. Air dibutuhkan untuk minum, kebutuhan
rumah tangga dan irigasi. Air bisa diperoleh dari hujan, air sungai, danau, atau tampungan lain. Namun
sering kali air yang dibutuhkan tersebut sulit untuk diperoleh, disebabkan rendahnya curah hujan suatu
daerah, debit sungai kecil, tidak adanya tampungan (waduk atau embung) dan jauh dari sumber air
lainnya. Hal inilah yang terjadi di Kabupaten Blora, khususnya di Desa Sumber, Kecamatan Kradenan,
dimana untuk mengandalkan air permukaan untuk kebutuhan sehari-hari sangat kurang, terutama untuk
irigasi yang membutuhkan air lebih banyak. Oleh sebab itu, solusi dari permasalahan tersebut adalah
pemanfaatan air tanah.
Desa Sumber, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Blora merupakan salah satu daerah yang berada
di wilayah Cekungan Air Tanah (CAT) Randublatung, sehingga memiliki potensi ketersediaan air tanah
yang cukup banyak. Dengan mengeksplorasi dan eksploitasi di wilayah tersebut, maka pengeboran
dilakukan untuk membuat sumur bor dalam (deep well) yang dimanfaatkan sebagai sumber air untuk
keperluan irigasi. Setelah sumur tersebut dibangun, dibuat bangunan sarana dan prasarana Jaringan
Irigasi Air Tanah (JIAT) untuk mendistribusikan air dari sumur ke masing-masing box bagi yang ada di
area persawahan. Pemompaan air sumur tersebut menggunakan pompa submersible atau turbin, yang
digerakkan oleh tenaga listrik yang berasal dari genset atau jaringan listrik perumahan (PLN), yang bisa
menghasilkan rata-rata debit air tiap sumur 27 l/detik.
Persatuan Petani Pemakai Air (P3A) Sumber Agung di Desa Sumber, Kecamatan Kradenan,
Kabupaten Blora, Provinsi Jawa Tengah adalah salah satu organisasi kelompok tani yang memanfaatkan
dan mengembangkan air tanah serta mengatur pola operasi dan pemeliharaan pada sumur bor di daerah
tersebut. Dengan kegiatan tersebut, Persatuan Petani Pemakai Air (P3A) Sumber Agung mempunyai
kas sebesar Rp 848.221.377,- (delapan ratus empat puluh delapan juta dua ratus dua puluh satu ribu tiga
ratus tujuh puluh tujuh rupiah) sampai dengan bulan Juli 2016, dan berhasil menyejahterakan para
petani dan masyarakat sekitar desa.

Kata Kunci : Air Tanah, Irigasi, Cekungan Air Tanah, Sumur Bor Dalam, P3A

1
GROUNDWATER FOR IRRIGATION
IN THE GROUNDWATER BASIN (CAT) RANDUBLATUNG.
(CASE STUDY OF SUCCESSFUL WATER USER ASSOCIATION (WUA)
"SUMBER AGUNG" THE VILLAGE OF SUMBER,
KRADENAN SUB DISTRICT, BLORA REGENCY)

Agus Heri Sutopo 1) Nugroho Kunwardiantara 2) Fuad Nuruddin 2) Geni Dipo Sudarmo 2)
1
PPK Pendayagunaan Air Tanah SNVT PJPA BBWS Pemali Juana
2
Groundwater Team PT. Wahana Krida Konsulindo

ABSTRACT

One of the basic needs of living things is water. Water is needed for drinking, household use and
irrigation. Water can be obtained from the rain, rivers, lakes, or other water reservoir. But often times
the water needed is difficult to obtain, due to an area of low rainfall, river flow is small, the absence of
reservoirs (dams or reservoirs) and away from other water sources. This is what happens in Blora,
particularly in village of Sumber, Kradenan, where to expecting surface water for their daily needs is
lacking, particularly for irrigation which require more water. Therefore, the solution to these problems is
the use of groundwater.
Village of Sumber, Kradenan Sub District, Blora Regency is one of the areas that are in the area of
Groundwater Basin (CAT) Randublatung, so it has the potential of groundwater availability is quite a
lot. By exploring and exploitation in the region, then the drilling is done to make the deep well, were
used as a source of water for irrigation purposes. After the well was built, made building infrastructure
Groundwater Irrigation Network (JIAT) to distribute water from the well to each box for existing rice
fields. The water pumping wells using a submersible pump or turbine, which is driven by electricity
from the Generator or State Electricity Company (PLN), which can produce an average of discharge 27
l / sec on each well.
Water User Association (P3A) "Sumber Agung" in Sumber Village, Kradenan, Blora, Central Java
Province is one of the organizations group of farmers who utilize and develop groundwater and set the
pattern for operation and maintenance of the wells drilled in the area. With these activities, Water User
Association (P3A) "Sumber Agung" has a cash of Rp 848.221.377, - (eight hundred and forty-eight
million, two hundred and twenty one thousand three hundred and seventy-seven rupiahs) up to a month
in July 2016, and managed the welfare of farmers and communities around the village.

Keywords : Groundwater, Irrigation, Groundwater Basin, Deep Well, Water User Association

2
1. PENDAHULUAN (INTRODUCTION) Air tanah memiliki cadangan ketersediaan
yang cukup, tergantung dari cakupan wilayah
Salah satu kebutuhan pokok makhluk hidup Cekungan Air Tanah (CAT) di suatu daerah.
adalah air, yang dibutuhkan untuk minum, Sedangkan untuk mengandalkan air permukaan,
kebutuhan rumah tangga dan Irigasi. Air bisa seperti air sungai tidak bisa, dikarenakan curah
diperoleh dari hujan, air sungai, danau, atau hujan relatif rendah, temperatur tinggi atau tidak
tampungan lain. Air di bumi antara lain meliputi adanya waduk atau embung karena tidak layak
yang ada di atmosfer, di atas permukaan tanah dan untuk dibangun dengan alasan teknis maupun
di bawah permukaan tanah. Jumlah air di bumi ekonomis.
kurang lebih berjumlah 1,4 Milyar Km P2AT (Proyek Pengembangan Air Tanah)
(Limantara, 2010 : 2), yang terdiri dari : Jawa Tengah telah melakukan studi atau
1. Air Laut : 97 % eksplorasi di seluruh daerah tadah hujan di Jawa
2. Air Tawar : 3%, yang Tengah sejak tahun 1979 sampai tahun 1991.
meliputi : Daerah yang di eksplorasi meliputi area Brebes-
a. Salju, es, glester Tegal, Pemalang, Cilacap, Banyumas, Jepara-
75 % Kudus, Pati, Grobogan, Randublatung, Klaten-
b. Air Tanah (Jenuh) Prambanan, Gemolong-Hadiluwih, Tanon
24 % (Sragen) dan Karanganyar. Kegiatan eksplorasi ini
c. Air Danau dilakukan dengan pemboran sumur uji sejumlah
0,3 % 213 sumur bor seluas 39.900 ha. P2AT Jawa
d. Butir-butir daerah tak jenuh Tengah juga melakukan ekslpoitasi dari tahun
0,065 % 1992 sampai tahun 2000 dengan membuat sumur
e. Awan, kabut, embun, hujan bor yang berjumlah 648 buah sumur bor dengan
0,035 % luas area 16.253 ha. Eksploitasi ini masih
f. Air Sungai berlangsung sampai sekarang, meskipun tidak
0,030 % dalam skala besar.
Pergerakan air tersebut dapat dilihat pada siklus
hidrologi berikut. 2. LOKASI PENELITIAN (STUDI AREA)

Desa Sumber yang ada di Kecamatan


Kradenan, Kabupaten Blora termasuk dalam zona
Cekungan Air Tanah (CAT) Randublatung. Secara
geografis terletak di sekitar 7o1318,63 LS dan
111o2721,81 BT. Zona ini memanjang dengan
arah timur-barat, merupakan dataran aluvial yang
dibatasi di bagian utara dan selatan dengan
perbukitan Rembang dan Kendeng (Anonym,
1999 : 7). Di bagian tenggara berbatasan dengan
Sungai Bengawan Solo yang berkelok-kelok.
Secara struktur geologi, zona ini merupakan
cekungan memanjang diisi dengan endapan
sungai yang berasal dari bahan hasil erosi dari
perbukitan yang mengelilinginya. Sedimen
Gambar 1. Siklus Hidrologi lempung mendominasi endapan ini dengan
Sumber : Anonim, 2012 beberapa lapisan interbedded pasir dan kerikil
yang merupakan bagian dari endapan aluvium.
Namun sering kali air yang dibutuhkan
tersebut sulit untuk diperoleh, disebabkan karena
rendahnya curah hujan suatu daerah, debit sungai
kecil, tidak adanya tampungan dan jauh dari
sumber air yang lain. Salah satu solusi dari
permasalahan tersebut adalah pemanfaatan air
tanah.

3
Daerah gungung api
Dataran
Pegunungan pra-tersier tersusun oleh
batuan metamorf yang kurang meluluskan air
dengan potensi air tanah yang kecil.
Pegunungan lipatan, tersusun oleh napal, lempung
sedimen laut, batupasir yang bersifat kedap air.
Potensi air tanahnya relatif kecil, kecuali bial
terdapat intrusi batuan beku atau struktur geologi
Gambar 2. Lokasi CAT Randublatung berupa sesar mayor.
Sumber : Setiadi, 2004 Dataran gamping, merupakan batuan yang
padu tapi mempunyai rekahan atau rongga hasil
3. METODE (METHODS) pelarutan. Pada umumnya potensi air tanahnya
baik,
3.1 Survei Awal Dataran gungung api, dimana sebagian
a. Survei Geohidrologi besar merupakan hasil produk gunung api dimana
Di Indonesia, kondisi air tanah dipengaruhi vegetasi dataran ini menentukan resapan air dalam
oleh kondisi geologi dan hidrologinya. Curah tanah. Dengan fungsinya sebagai daerah resapan
hujan di Indonesia berkisar antara 800 4000 mm air, maka akan sering ditemukan mata air (spring)
pertahun. Sedangkan dari segi geologi, Indonesia pada dataran ini.
terdiri dari batuan tersier hingga kuarter. Dataran, dapat berupa dataran antar gunung
Studi geohidrologi ini meliputi studi berdasarkan api yang disusun oleh rombakan produk gunung
(Santoso dkk, 2004 : 30) : api. Akumilasi air tanahnya umumnya air tanah
Peta topografi tertekan. Selain itu berupa dataran pantai berumur
Peta geologi recent yang kondisi air tanahnya tergantung oleh
Peta cekungan air tanah (CAT), dan keadaan geologi pegungunan diatasnya.
Peta hidrogeologi Umumnya potensi air tanah daerah ini cukup baik,
Peta topografi dapat diketahui dari kondisi namun ada pula yang berpotensi kecil. Eksploitasi
morfologi suatu daerah. Diketahui bahwa aliran pada daerah ini perlu diwaspadai untuk mencegah
air mengalir dari dataran tinggi ke dataran yang terjadi intrusi air laut.
rendah, maka dapat ditentukan pula morfologi Setelah melakukan pengamatan peta
suatu daerah dengan arah aliran air tanahnya. topografi dan geologi, langkah kemudian melihat
Daerah dataran tinggi dimana susunan batuannya pada pata hidrogeologi dan peta cekungan air
dipengaruhi oleh proses vulkanik perlu perhatian tanah. Umumnya peta hidrogeologi merupakan
lebih dalam menentukan titik rencana sumur. pengembangan dari peta geologi. Peta
Puncak bukit merupakan daerah yang memiliki hodrogeologi dapat memberikan informasi litologi
kedalaman akuifer yang dalam, dibandingkan dan informasi keterdapatan serta produktifitas
dengan lereng dan kaki bukit. Dengan demikian akuifer air tanah. Sedangkan pada peta cekungan
perlu dihindari titik titik rencana sumur air tanah dapat memberikan informasi berupa
pengeboran pada puncak gunung. Karena semakin nama CAT, wilayah administrasi, litologi
dalam akuifer, akan menimbulkan kelebihan biaya penyusun, jumlah debit air tanah bebas dan
desain konstruksi sumur dan kualitas air juga akan tertekan masing masing dalam satuan juta
menurun. m3/tahun. Secara hidrogeologi, produktivitas
Selain itu, perlu dilihat pula kondisi geologi akuifer akan semakin meninggi ke arah bagian
berdasarkan peta geologi. Dari informasi daat kaki gunung api.
diketahui usia dan batuan penyusunnya.
Pembentukan dan penyebaran air tanah di b. Survei Geofisika
Indonesia dapat dipetakan menjadi 5 wilayah Apabila telah melakukan survey
diantaranya : geohidrologi dan telah menentukan beberapa titik
Pegunungan pra-tersier rencana pengeboran sumur, maka dilaksanakan
survey geofisika. Survey ini bertujuan untuk
Pegunungan lipatan
mengetahui gambaran umum kondisi bawah
Daerah batu gamping

4
permukaan suatu daerah. Informasi yang dapat 3.2 Eksplorasi dan Eksploitasi Air Tanah
diperoleh diantaranya adalah water table, lokasi,
ketebalan akuifer, penyebaran akuifer dan jenis a. Eksplorasi
litologi. Tentunya keterdapatan akuifer pada Setelah dilaksanakan kegiatan survey awal,
lapisan batuan yang porous atau memiliki rongga kemudian dilaksanakan beberapa pekerjaan
yang relatif dapat menyimpan dan mengalirkan air ekplorasi, ditujukan untuk mengetahui potensi dan
tanah. kapasitas air tanah yang hendak dieksploitasi.
Ada beberapa metode survey geofisika Kegiatan tersebut diantaranya :
(Santoso dkk, 2004 : 35), yaitu : Pengeboran air tanah
Metode gravity dan magnetik Logging geofisika
Metode seismik Konstruksi sumur (well construction)
Metode resistivity / geolistrik Pengembangan sumur (well development)
Metode gravity dan magnetik digunakan Pemompaan uji (pumping test)
untuk menentukan struktur geologi. Namun Pengeboran air tanah dapat dibedakan
prakteknya metode ini jarang digunakan, karena sesuai dengan tujuannya, yaitu untuk eksplorasi
biaya yang mahal dan sulit mendetaksi untuk mengetahui potensi dan karakteristik
keberadaan air tanah akuifer, yang kedua adalah untuk eksploitasi
Metode seismik, prinsipnya menciptakan setelah diketahui dan diobservasi.
pukulan atau ledakan pada titik sumber dan Kedalaman pengeboran ditentukan dari
mendeteksi respon baliknya berupa selang waktu hasil survey geofisika, dalam hal ini survey
dan kekuatannya. Metode ini efektif untuk geolistrik dengan mengetahui kedalaman
kedalaman ratusan hingga ribuan meter dibawah akuifernya.
permukaan tanah, sedangkan studi air tanah hanya Beberapa perlengkapan utama pemboran
berkisar 100 300 meter. (Santoso dkk, 2004 : 41), seperti mesin bor putar
Metoda resistivity/geolistrik, prinsipnya (rotary drilling) dengan metode sirkulasi lumpur
adalah tahanan jenis (resistivity) batuan akan langsung (direct circulation mud flush) dan berupa
menghambat arus listrik yang melewatinya. Dari skid mounted, truck mounted, dan tractor
tahanan jenis tersebut, akan dapat diduga jenisi mounted, menara (rig), landasan kerja (draw
lapisan batuan yang berfungsi sebagai akuifer. work), pompa lumpur (mud pump), dan
Hanya saja kekurangan dalam metode ini adalah kompressor untuk pengembangan sumur.
keterdapatan genangan air (pudle) pada lintasan Sedangkan untuk peralatan pelengkap diantaranya
geolistrik, sungai permukaan, rel kereta api dan stang bor, mata bor (drlling bit), marsh funnel dan
saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET). mud balance untuk pengecekan kekentalan
Namun hal tersebut dapat diantisipasi dengan lumpur, pipa tiup (air pipe) berukuran diameter 1
memindah lintasan survey menghindari daerah untuk pengembangan sumur. Perlu dipersiapkan
derah tersebut. Metode ini sering digunakan peralatan untuk perlengkapan pemompaan uji
dalam studi air tanah. Disamping biaya yang seperti pompa submersible atau pompa turbin,
tidak terlalu mahal, metode ini efektif untuk water level sounding atau dengan muti tester
kedalaman 30 500 meter. untuk pengecekan muka air tanah, alat ukur debit
(orifice weir atau v-notch), termometer, pH meter,
c. Survei Sosial Ekonomi dan EC meter.
Survei sosial ekonomi dilakukan untuk Pemboran air tanah diawali dengan
menentukan lokasi yang sesuai untuk dilakukan pemboran lobang konduktor 24 dengan
pemboran, berdasarkan kebutuhan dari memasang conductor casing untuk menjaga
masyarakat dan lahan yang tersedia, agar dalam lubang agar aman dan tidak runtuh. Kemudian
pembangunan nanti tidak ada sengketa terhadap dilakukan pengeboran lubang pandu (pilot hole)
lahan yang telah dipakai. sesuai dengan kedalaman rencana. Kekentalan
lumpur perlu diperhatikan nilainya antara 36-45
detik. Hal ini dikarenakan agar matabor tidak
panas, dapat membuat mud cake pada dinding
formasi lubang bor, dan dapat mengangkat cutting

5
pemboran, sehingga dapat memepermudah Pertama adalah kedalaman sumur dangkal
geologist dalam mendeskripsiya. masyarakat sekitar sumur, agar muka air tanah
Selanjutnya dilaksanakan logging geofisika warga tidak turun saat sumur dipompa, dan yang
untuk mengetahui kondisi formasi bawah kedua adalah kedalaman muka air tanah.
permukaan dan kedalaman akuifer. Hasil dari Yang berperan penting adalah pipa screen,
interpretasi log kemudian dicocokan dari hasil dimana pipa screen ini yang berfungsi
deskripsi cutting pemboran. Setelah itu akan menangkap air pada akuifer. Area bukaan
dibuat desain konstruksi sumur atau well design (opening area) merupakan penentu utama untuk
untuk menentukan kedalaman pipa jambang menghasilkan debit sumur yang maksimal.
(pump chamber), pipa buta (blank pipe) dan pipa Material untuk pipa screen ini dapat menggunakan
saringan (screen pipe). pipa galvanis, pipa low carbon, pipa stainless
Desain konstruksi sumur sangat steel dan pipa PVC. Untuk pipa gavanis berlubang
menentukan keberhasilan suatu sumur produksi (slotted pipe) dengan area bukaan 6-8%, pipa low
yang mengacu pada dua parameter yaitu debit carbon 8-12%, pipa stainless steel 18-20% dan
pemompaan sumur dan usia sumur. Pada akuifer pipa PVC 12,5%.
yang baik, debit sumur juga harus baik, apabila Setelah semua direncanakan, dilaksanakan
tidak sesuai dengan harapan, ada kemungkinan konstruksi sumur bertahap dari dasar konstruksi
desain sumur kurang baik dengan catatan (cone bottom) hingga pipa jambang. Untuk
pelaksanaan konstruksi sudah dilaksanakan material besi, dapat dilakukan pengelasan
dengan baik. Sumur produksi apabila dapat sambungannya, bila menggunakan pipa PVC bisa
bertahan lama akan lebih baik. Prinsip utama dengan pengeleman dan dibaut. Setelah semua
dalam penentuan desain adalah litologi atau pipa masuk, dilakukan pengisian kerikil (gravel
batuan formasi yang berkaitan dengan posisi packing) dikeliling pipa yang terpasang. Gravel
akuifer, nilai dari hasil logging geofisika, panjang pack ini memiliki beebrapa fungsi diantaranya
desain konstruksi sumur agar sesuai antara jumlah adalah enghindari pasir agar tidak masuk langsung
panjang pipa jambang, pipa buta dan pipa ke lubang pipa saringan, menahan konstruksi pipa
saringan. lurus dan terlindungi dari dinding formasinya.
Berikutnya dilaksanakan kegiatan Tahap selanjutnya adalah oengembangan sumur
konstruksi. Bagian dari konstruksi sumur ini atau well development. Well development sendiri
adalah kaitannya dengan posisi Pipa Jambang, bertujuan untuk mencuci sumur untuk membuang
Pipa Blank dan Pipa Screen. Material pipa yang sisa sisa pengeboran, mud cake, pembersihan
dapat digunakan diantaranya PVC, pipa Galvanis, gravel packing sehingga kotoran kotoran pada
pipa fiber glass, dan pipa besi hitam (black steel lubang ikut terangkat. Proses ini merupakan
pipe). Material ini memeiliki kelebihan dan penentu baik tidaknya sumur. Apabila proses ini
keurangan masing masing. Pipa galvanis tidak sempurna, akan menyebabkan kecilnya nilai
berdiameter besar sulit ditemukan dipasaran dan efisiensi sumur sehingga memperkecil debit
harus melalui pemesanan terlebih dahulu, maksimal sumur.
walaupun Pipa Galvanis ini juga tahan akan Metode yang dilakukan adalah dengan
korosi. Pipa fiber glass merupakan material yang water jetting dengan menggunakan air bertekanan
cocok untuk pipa produksi, namun harganya yang tinggi dan air jetting dengan menggunakan udara
mahal dan langka merupakan kekurangan bertekanan tinggi untuk mencuci sumur. Apabila
tersendiri. Maka selama ini digunakan pipa besi sudah dikira bersih, perlu dilakukan air lift test
hitam (black steel pipe) yang tahan korosi dan untuk mengetahui gambaran debit kemampuan
mudah diperoleh. Selain itu juga dikembangkan sumur tersebut untuk menjadi acuan
penggunaan pipa PVC yang memeiliki kelemahan melaksanakan uji pemompaan.
cenderung mudah bengkok namun kuat terhadap Uji pemompaan, adalah rangkaian akhir
korosi dan mudah diperoleh dipasaran. dalam pelaksanaan pengeboran eksplorasi. Uji
Pipa jambang atau dapat disebut dengan pemompaan dilakukan beberapa tahap diantaranya
pump chamber memiliki diameter pipa yang lebih adalah :
besar dari pipa blank dan pipa screennya. Pipa Uji Pemompaan Pendahuluan (Trial
jambang ini digunakan untuk menempatkan Pumping Test)
pompa sumur dalam (deep well pump). Faktor
penentuan kedalaman pipa jambang ada dua.

6
Uji Pemompaan Bertingkat (Step pompa sehingga tidak memerlukan line shaft.
Pumping Test) Pada motor listrik tiga phase perlu diperhatingan
Uji Pemompaan Tetap (Continous keseimbangan arus pada masing masing phase.
Pumping Test / Long Test) Karenanya pompa submersible memerlukan alat
Uji Pemulihan (Recovery Test) kontrol untuk memantau dan memutus arus listrik
Pemompaan uji dilakukan untuk ke motor bila terjadi hal hal yang dapat merusak
mengetahui kemampuan sumur menghasilkan air, pompa.
disamping untuk mengetahui karakteristik sumur. Sumber tenaga pompa dapat berasal dari
Data yang dapat diperoleh dari pemompaan uji ini mesin diesel, generator set atau PLN. Pompa
adalah data Static Water Level (SWL) adalah turbin menggunakan mesin diesel. Sedangkan
muka air tanah awal sebelum dilakukan pompa submersible menggunakan generator set
pemompaan, Pumping Water Level (PWL) adalah atau PLN.
muka air tanah saat dilakukan pemompaan, Q atau Generator set digunakan untuk
debit dalam lt/detik, nilai penurunan muka air mengaktifkan pompa submersible yang
tanah (drawdown) yakni selisih antrara PWL dan dihubungkan pada panel elektrik. Arus listrik yang
SWL. Dari besarnya debit pemompaan dan mengalir ke pompa submersible harus stabil,
penurunan muka air akan diperoleh nilai Spesific maka perlu dilakukan pengamatan RPM dan KVA
capacity atau debit jenis sumur yang merupakan pada generator set agar arus listrik yang masuk
indikator potensi sumur tersebut. Total pada motor listrik pompa stabil sehingga dapat
pelaksanaan adalah 72 jam dimana kondisi muka membuat usia pompa lebih lama.
air tanah saat pemompaan sudah stabil dan Listrik dari PLN juga sudah lazim
diamati secara cermat muka air tanah saat digunakan pada sumur produksi dengan
sebelum, pelaksanaan dan setelah pemompaan. menggunakan pompa submersible.
Keuntungannya terletak pada biaya
b. Eksploitasi operasionalnya yang terjangkau namun
Setelah diketahui karakteristik sumur kekurangannya memerlukan biaya investasi yang
dengan nilai debit jenis sumur, maka selanjutnya tinggi.
dilakukan pengambilan atau eksploitasi air tanah. Dalam pendistribusian air tanah kepada
Diperlukan pompa dan penggeraknya untuk masyarakat, dilakukan dengan beberapa bangunan
mengambil air daridalam sumur. Perlu pendukung yaitu :
diperhatikan dalam penentuan jenis pompa, dan 1. Rumah Pompa berfungsi sebagai tempat untuk
kedalaman peletakan pompa. menyimpan panel listrik, genset, solar cell
Pompa yang digunakan (Santoso dkk, sebagai sumber tenaga listrik untuk pekerjaan
2004 : 53 dengan perubahan), adalah pompa pemompaan air dari sumur.
turbin dan pompa selam (submersible). Pompa 2. Jaringan Pipa berfungsi sebagai jaringan air
turbin atau vertical turbine pump dapat yang disalurkan dari sumur ke box bagi/ buis
diaplikasikan untuk sumur dalam (deep well). beton atau dari sumur ke tower hingga ke bak
Pompa ini dibuat bertingkat (multistage). Jumlah tandon. Pipa yang digunakan adalah pipa PVC
tingkat disesuaikan dengan kedalaman air yang standard SNI dan pipa GI (jika dibutuhkan).
akan dipompa dengan kemampuan tekan (head) 3. Box bagi/ buis beton berfungsi sebagai
tiap tingkat pompa. Pompa ini bekerja dengan pembagi air dalam kegiatan irigasi untuk
cara memutar baling baling (impeller) dipasang luasan sekian hektar.
dalam pipa kolom melalui poros vertikal (line 4. Tower berfungsi sebagai tampungan air dari
shaft) yang memiliki potongan antara 1,5 3 m. sumur (melalui proses pemompaan) yang
Antara pipa kolom satu dengan yang lain nantinya akan disalurkan ke bak tandon.
dipasang bearing retrainer dengan rubber 5. Bak Tandon berfungsi sebagai tampungan
bearing untuk menjaga poros pompa berada akhir dari air sumur, yang nantinya akan
tengah tengah. Biasanya letak sumur beserta disalurkan ke masyarakat.
pompa dan penggeraknya berada didalam rumah Bangunan sipil ini dibangun sesuai dengan
pompa. kebutuhan pemanfaatan. Rumah pompa dan
Pompa submersible memiliki penggerak jaringan perpipaan merupakan elemen penting
berupa motor listrik yang dipasang dibawah untuk pendistribusian air tanah. Pemanfaatannya
untuk air baku memerlukan bangunan tambahan

7
seperti tower dan bak tandon untuk menampung D = Iuran dukungan untuk induk organisasi (0.1
air tanah yang akan dimanfaatkan masyarakat. x B)
Sedangkan pemanfaatannya untuk irigasi, hanya H = Honor Kepegawaian P3A Sumber Agung
memerlukan jaringan perpipaan dan box bagi. (0.15 x B)
Namun tidak menutup kemungkinan dipakai
untuk irigasi sekaligus air baku. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN (RESULT
AND DISCUSSION)
3.3 Manajemen OP 3A Sumber Agung
Di wilayah Cekungan Air Tanah (CAT
Dalam kegiatan Operasional dan Randublatung, terdapat 142 titik yang dilakukan
Pemeliharaan (OP) dari P3A Sumber Agung, pemboran sumur dalam. Dari 142 sumur, yang
maka digunakan rumus sekali musim panen, yaitu masuk ke dalam wilayah P3A Sumber Agung
uang hasil panen dari para petani, seperenam (1/6) berjumlah 32 sumur. Dari 32 sumur tersebut, 23
masuk ke dalam kas P3A Sumber Agung. Uang sumur merupakan sumur aktif dan sembilan
tersebut masih bersifat kotor, maka pendapatan sumur yang lain dalam keadaan rusak dan masa
bersih bagi P3A Sumber agung adalah : perbaikan.
B = I (O + P + U) Tiap sumur memiliki luas area yang
Keterangan : berbeda, yang paling sempit areanya adalah PWJ
B = Pendapatan bersih setelah dikurangi biaya 76 dengan luas area 19,10 ha dan yang paling luas
operasional pasca panen adalah PWJ 361 (TW 82) dengan luas area 46,60
I = Iuran dari para petani (1/6 dari hasil panen) ha.
O = Biaya operasional (listrik dan pembibitan) Semua sumur yang menjadi wilayah
P = Biaya untuk kepanitiaan kegiatan panen operasional dari P3A Sumber Agung kemudian
(0.1 x I) diatur jam operasional sumur, dipelihara dan
U = Honor bagi para operator dan Ulu-ulu (0.15 diperbaiki semua kerusakan fasilitas. Kegiatan
x I) operasional dan pemeliharaan sumur tersebut,
dengan pengelolaan yang baik memperoleh
K = B (D + H) masukan atau kas dari hasil panen sebesar Rp
Keterangan : 848.221.377,- (delapan ratus empat puluh delapan
K = Kas yang masuk setelah dikurangi biaya juta dua ratus dua puluh satu ribu tiga ratus tujuh
operasional P3A Sumber Agung puluh tujuh rupiah) hingga bulan Juli 2016,
B = Pendapatan bersih setalah dikurangi biaya setelah dipotong biaya operasional dan honor para
operasional pasca panen pegawai. Hasil kegiatan tersebut dapat dilihat
pada tebel-tabel berikut.

8
Tabel 1. Luasan Area masing-masing Sumur

9
Tabel 2. Jam Operasi Sumur PWJ DTSP Sumber Agung, Desa Sumber Kecamatan Kradenan,
Kabupaten Blora

Tabel 3. Hasil Keuangan Sumur PWJ DTSP Sumber Agung, Desa Sumber Kecamatan Kradenan,
Kabupaten Blora

10
Gambar 3. Lokasi Sumur Bor P3A Sumber Agung
Di CAT Randublatung
5. KESIMPULAN (CONCLUSION) berubah menjadi Padi Padi Palawija atau
Dari uraian yang diatas,dapat disimpulkan sebagai Padi Padi Padi.
berikut: 4. Sampai dengan Oktober 2014, sumur bor
1. Daerah di sekitar Randublatung merupakan dalam yang ada di CAT. Randublatung
daerah tadah hujan dan tidak terdapat sarana berjumlah 142 sumur bor, lengkap dengan
irigasi air permukaan. prasarana JIAT beserta genset dan pompa.
2. CAT Randublatung merupakan salah satu 5. Sumur bor yang berada dalam wilayah P3A
cekungan air tanah yang potensial untuk di Sumber Agung Desa Sumber, Kecamatan
eksploitasi untuk keperluan irigasi, dengan Kradenan, Kabupaten Blora berjumlah 32
cara membuat sumur bor dalam. Dengan sumur bor, yang aktif beroperasi sejumlah 23
memperhatikan masalah konservasi air tanah. sumur bor, selebihnya dalam kondisi rusak
3. Pola tanam sebelum adanya irigasi air tanah sedang dalam perbaikan dan pengusulan untuk
ini: Padi - Palawija Bero atau Padi Bero - diperbaiki.
Bero; setelah ada irigasi air tanah, pola tanam
6. Sumur bor yang termasuk dalam P3A Sumber
Agung berada dalam pusat CAT

11
Randublatung, dan secara manajemen dikelola
dengan baik, sehingga bisa dikatakan bahwa
P3A Sumber Agung merupakan salah satu
P3A yang berhasil/ sukses mendayagunakan
air tanah untuk keperluan irigasi. Sampai
dengan Juli 2016, kas bersih P3A Sumber
Agung disimpan di Bank berjumlah
Rp.842.221.377,-.

UCAPAN TERIMA KASIH


(ACKNOWLEDGEMENT)

1. BBWS Pemali Juana, SNVT Pelaksanaan


Jaringan Pemanfaatan Air
2. P3A Sumber Agung
3. Direksi dan Manajemen PT. Wahana Krida
Konsulindo

DAFTAR PUSTAKA (REFERENCES)

1. Limantara, Lily Montarcih, 2010. Hidrologi


Praktis, Lubuk Agung. Bandung.
2. Anonim, 2012. Sumber Daya Air,
https://poetrafic.wordpress.com/. Diunduh
pada tanggal 14 Februari 2016.
3. Setiadi, Hendri. 2004. Peta Cekungan Air
Tanah Provinsi Jawa Tengah dan Daerah
Istimewa Yogyakarta, Lembar 3, Skala
1:250000. Departemen Energi dan Sumber
Daya Mineral, Direktorat Jenderal Geologi dan
Sumber Daya Mineral, Direktorat Tata
Lingkungan Geologi dan Kawasan
Pertambangan.
4. Anonim, 1999. Hidrogeological Report.
Central Java Groundwater Irrigation
Development Project.
5. Santoso, Djoko dkk, 2004. Pemanfaatan Air
Tanah : Ikhtiar Peningkatan Kualitas Hidup
Rakyat. Departemen Permukiman dan
Prasarana Wilayah, Direktorat Jenderal
Sumber Daya Air.

12

You might also like