You are on page 1of 23

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kelas Amphibia mencakup sekitar 4000 spesies. Kelompok hewan ini umumnya hidup di
dua tempat, yaitu air dan darats selama metamorfosisnya. Banyak jenis katak di air saat masih
berupa larva. Larva katak yang disebut kecebong atau berudu ini tidak memiliki kaki namun
memiliki insang dan berekor. Dalam metamorfosis selanjutnya, dua pasang kaki katak
berkembang, sedangkan insang dan ekornya menghilang. Setelah kainya berkembang, katak
hidup di darat dan bernafas dengan paru-paru.

Sebagian besar amphibian memilki ciri-ciri khusus lainnya, yaitu :


Berkulit licin tidak bersisik
Menggunakan energi lingkungannya untuk mengatur suhu tubuhnya sehingga tergolong
hewan eksoterm
Fertilisasi secar eksternal di air, genangan air, atau tempat yang lembap sperti di bawah
daun
Menghasilkan telur (bersifat ovipar) yang tidak bercangkang.

Tidak semua amphibia hidup di dua tempat kehidupan. Beberapa jenis katak, salamander,
dan ceacilia ada yang hanya hidup di air dan ada yang hidup di darat. Namun, sebagian besar
amphibian hidup di dekat air dan tempat yang lembap seperti rawa dan hutan hujan tropis.
Amphibian terdiri dari tiga ordo yaitu Anura, Urodela, dan Apoda.

Burung adalah anggota kelompok hewan bertulang belakang (vertebrata) yang memiliki bulu
dan sayap. Fosil tertua burung ditemukan di Jerman dan dikenal sebagaiArchaeopteryx.Jenis-
jenis burung begitu bervariasi, mulai dari burung kolibri yang kecil mungil hingga burung unta,
yang lebih tinggi dari orang. Diperkirakan terdapat sekitar 8.800 10.200 spesies burung di
seluruh dunia; sekitar 1.500 jenis di antaranya ditemukan di Indonesia. Berbagai jenis burung ini
secara ilmiah digolongkan ke dalam kelas Aves.
Nama kelas aves berasal dari bahasa latin, dan nama ilmu yang mempelajari burung ortinology
berasal dari bahasa yunani, yaitu ornis.

1
Meskipun burung berdarah panas, ia berkerabat dekat dengan reptil. Bersama kerabatnya
terdekat, suku Crocodylidae alias keluarga buaya, burung membentuk kelompok hewan yang
disebut Archosauria.
Diperkirakan burung berkembang dari sejenis reptil di masa lalu, yang memendek cakar
depannya dan tumbuh bulu-bulu yang khusus di badannya. Pada awalnya, sayap primitif yang
merupakan perkembangan dari cakar depan itu belum dapat digunakan untuk sungguh-sungguh
terbang, dan hanya membantunya untuk bisa melayang dari suatu ketinggian ke tempat yang
lebih rendah.
Burung masa kini telah berkembang sedemikian rupa sehingga terspesialisasi untuk terbang jauh,
dengan perkecualian pada beberapa jenis yang primitif. Bulu-bulunya, terutama di sayap, telah
tumbuh semakin lebar, ringan, kuat dan bersusun rapat. Bulu-bulu ini juga bersusun demikian
rupa sehingga mampu menolak air, dan memelihara tubuh burung tetap hangat di tengah udara
dingin. Tulang belulangnya menjadi semakin ringan karena adanya rongga-rongga udara di
dalamnya, namun tetap kuat menopang tubuh. Tulang dadanya tumbuh membesar dan memipih,
sebagai tempat perlekatan otot-otot terbang yang kuat. Gigi-giginya menghilang, digantikan oleh
paruh ringan dari zat tanduk.
Kesemuanya itu menjadikan burung menjadi lebih mudah dan lebih pandai terbang, dan mampu
mengunjungi berbagai macam habitat di muka bumi. Ratusan jenis burung dapat ditemukan di
hutan-hutan tropis, mereka menghuni hutan-hutan ini dari tepi pantai hingga ke puncak-puncak
pegunungan. Burung juga ditemukan di rawa-rawa, padang rumput, pesisir pantai, tengah lautan,
gua-gua batu, perkotaan, dan wilayah kutub. Masing-masing jenis beradaptasi dengan
lingkungan hidup dan makanan utamanya.
Maka dikenal berbagai jenis burung yang berbeda-beda warna dan bentuknya. Ada yang
warnanya cerah cemerlang atau hitam legam, yang hijau daun, coklat gelap atau burik untuk
menyamar, dan lain-lain. Ada yang memiliki paruh kuat untuk menyobek daging, mengerkah biji
buah yang keras, runcing untuk menombak ikan, pipih untuk menyaring lumpur, lebar untuk
menangkap serangga terbang, atau kecil panjang untuk mengisap nektar.
Ada yang memiliki cakar tajam untuk mencengkeram mangsa, cakar pemanjat pohon, cakar
penggali tanah dan serasah, cakar berselaput untuk berenang, cakar kuat untuk berlari dan
merobek perut musuhnya.

2
1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penulisan berikut ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaiman sistem peredaran darah pada katak?
2. Bagimana sistem pencernaan pada katak?
3. Bagaimana sistem pernapasan pada katak?
4. Bagaiman sistem ekskresi pada katak?
5. Bagaimana sistem saraf pada katak?
6. Bagaimana sistem indera pada katak?
7. Bagaimana reproduksi pada katak?
8. Bagaimana ciri-ciri Aves?
9. Bagaimana bentuk morfologi pada Aves?
10. Bagaimana sistem pernafasan pada Aves?
11. Bagaimana sistem pencernaan pada Aves?
12. Bagaimana sistem peredaran darah pada Aves?
13. Bagaimana sistem reproduksi pada Aves?
14. Sebutkan contoh Aves?
15. Bagaimana peranan Aves dalam kehidupan manusia?

1.3 Tujuan Penulisan


Penulisan ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui sistem peredaran darah pada katak
2. Mengetahui sistem pencernaan pada katak
3. Mengetahui sistem pernapasan pada katak
4. Mengetahui sistem ekskresi pada katak
5. Mengetahui sistem saraf pada katak
6. Mengetahui sistem indera pada katak
7. Mengetahui reproduksi pada katak
8. Untuk mengetahui cirri-ciri Aves
9. Untuk mengetahui bentuk morfologi pada Aves

3
10. Untuk mengetahui sistem pernafasan pada Aves
11. Untuk mengetahui sistem pencernaan pada Aves
12. Untuk mengetahui sistem peredaran darah pada Aves
13. Untuk mengetahui sistem reproduksi pada Aves
14. Untuk mengetahui macam-macam Aves
15. Untuk mengetahui peranan Aves pada manusia

1.4 Manfaat Penulisan


Hasil penulisan ini diharapakan mampu memberikan manfaat antara lain:
1. Bagi penulis, dapat menyelesaikan tugas mata pelajaran Biologi
2. Bagi pembaca, dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang Amfibi dan Aves

4
BAB II
ISI

A. AMFIBI
2.1 Sistem Peredaran Darah Katak

Sistem peredaran darah katak berupa system peredaran darah tertutup dan peredaran darah
ganda. Pada system peredaran darah ganda, darah melalui jantung dua kali dalam satu kali
peredaran. Pertama, darah dari jantung menuju ke paru-paru kemudian kembali ke jantung.
Kedua, darah dari seluruh tubuh menuju ke jantung dan diedarkan kembali ke seluruh tubuh.
Jantung katak terdiri dari tiga ruang, yaitu dua atrium (atrium kanan dan atrium kiri) dan
sebuah ventrikel. Di antara atrium dan ventrikel terdapat klep yang mencegah agar darah di
ventrikel tidak mengalir kembali ke atrium.

Darah yang miskin oksigen dari berbagai jaringan dan organ-organ tubuh mengalir ke sinus
venosus menuju atrium kanan. Darah dari atrium kanan mengalir ke ventrikel, kemudian menuju
ke arteri pulmonalis dan masuk ke paru-paru. Di paru-paru, karbon dioksida dilepaskan dan
oksigen diikat. Dari paru-paru darah mengalir ke vena pulmonalis, kemudian menuju atrium kiri.
Peredaran darah yang terjadi ini merupakan peredaran darah kecil. selanjuntnya, dari atrium kiri
darah mengalir ke ventrikel. Di dalam ventrikel terjadi pencampuran darah yang mengandung
oksigen dengan darah yang mengandung karbon dioksida, meskipun dalam jumlah yang sedikit.
Dari ventrikel, darah keluar melalui traktus arteriosus (batang nadi) ke aorta yang bercabang ke
kiri dan ke kanan. Masing-masing aorta ini bercabang-cabang menjadi tiga arteri pokok, yaitu

5
arterior (karotis) mengalirkan darah ke kepala dank e otak, lengkung aorta mengalirkan darah ke
jaringan internal dan alat dalam tubuh, dan arteri posterior mengalirkan darah ke kulit dan paru-
paru.
Darah katak terdiri dari plasma darah dan sel-sel darah. Plasma darah mengandung air,
protein, darah, dan garam-garam mineral. Sel-sel darah terdiri dari eritrosit (sel darah merah) dan
leukosit (sel darah putih). Eritrosit pada katakmemiliki inti dan mengandung hemoglobin untuk
mengikat oksigen. Leukosit pada katak juga memiliki inti. Selain memiliki sitem peredaran
darah, katak juga memilki sistem peredaran limfe. System peredaran limfe berperdan penting
dalam pengambilan cairan tubuh ke dalam peredaran darah.

2.2 Sistem Pencernaan Katak

Saluran pencernaan amphibia, contohnya katak, terdiri dari mulut, kerongkongan,


lambung usus, dan kloaka. Lidah pada katak digunakan untuk menangkap mangsa. Makanan dari
mulut masuk ke dalam lambung melalui kerongkongan. Di dalam lambung makanan di cerna,
kemudian masuk ke dalam usus. Di usus, zat makanan diserap. Sisa makanan dikeluarkan
melalui kloaka. Kloaka merupakan muara tiga saluran, yaitu saluran pencernaan, saluran
ekskresi, dan saluran alat kelamin.

2.3 Sistem Pernapasan Katak


Alat pernapasan pada amphibia, misalnya katak, berupa paru-paru, kulit, dan insang. Pada
stadium larva (berudu), hewan ini bernapas dengan insang luar. Insang luar berupa tiga pasang
lipatan kulit yang banyak mengandung pembuluh kapiler darah. Oksigen yang larut dalam air di

6
sekeliling insang berdifusi ke dalam kapiler-kapiler darah dan berdar ke seluruh jaringan tubuh.
Karbondioksida dibawa kembali oleh darah ke alat pernapasan untuk dikeluarkan dari tubuh.
Paru-paru katak berjumlah sepasang. Struktur paru-paru katak berupa kantong tipis yang
elastis, dilengkapi dengan lipatan-lipatan pada permukaan dinding dalamnya yang berguna untuk
memperluas permukaan. Pada permukaan dinding dalam terdapat kapiler-kapiler darah yang
berfungsi mengangkut oksigen dari paru-paruke jaringan-jaringan lain dan melepas karbon
dioksida ke paru-paru.

Mekanisme pernapasan katak :


Pada saat katak berinspirasi atau menghirup oksigen dan berekspirasi mengeluarkan karbom
dioksida, mulut katak selalu dalam keadaan tertutup. Pernapasan pada katak diatur oleh kontraksi
dan relaksasi otot perut dan otot rahang bawah.
a. Inspirasi
Mula-mula tenggorokan bergerak ke bawah sehingga rongga mulut membesar. Hal ini
menyebabkan udara masuk melalui lubang hidung ke rongga mulut. Kemudian lubang hidung
tertutup oleh diikuti dengan berkontraksinya otot rahang bawah yang menyebabkan rongga
mulut mengecil.
Dengan mengecilnya rongga mulut, udara terdorong masuk ke paru-paru. Di paru-paru, oksigen
diikat oleh kapiler darah lalu diedarkan ke seluruh tubuh.

b. Ekspirasi
Fase ini diawali dengan mengendurnya otot rahang bawah dan berkontraksinya otot perut,
sehingga paru-paru menegcil dan udara terdorong ke rongga mulut. Sementara itu, celah tekak
menutup sehingga terjadi kontraksi rahang bawah. Akibatnya, rongga mulut mengecil sehingga
mendorong udara kaya oksigen.
Pernapsan dengan kulit berlangsung pada ampbibia sewaktu di darat dan di air. Kulit katak selalu
basah agar dapat berfungsi sebagai alat pernapasan. Kulit katak sangat tipis, mengandung kapiler
darah dan dilengkapi dengan kelenjar-kelenjar penghasil lendir di bagian dermis dan di bawah
kulit.

7
2.4 Sistem Ekskresi Katak
Alat ekskresi utama pada katak adalah sepasang ginjal (opistonefros) yang terletak di kanan
dan kiri tulang belakang. Ginjal berwarna merah kecoklat-coklatan. Ginjal sebagai alat penyaring
akan mengeluarkan zat sisa, yaitu garam-garam mineral dan cairan dari darah. Saluran ekskresi
katak merupakan sepasang saluran yang akan bermuara di kloaka. Pada katak jantan, saluran
ginjal dan saluran kelaminnnya menyatu, sedangkan pada katak betina tidak.

2.5 Sistem Saraf Katak


System sarafamfibi terdiri dari otak. Pada amphibi, otak tengah sebagai pusat penglihatan
berkembang lebih baik sehingga amphibian memiliki penglihatan yang baik.

2.6 Sistem Indera Katak


Mata amphibia, misalnya katak memiliki kelopak mata. Mata katak memiliki selaput tidur
(membran niktitans) yang berfungsi melindungi mata dari gesekan ketika berda di air serta
menjaga mata agar tetap lembap ketika berada di darat.

2.7 Sistem Reproduksi Katak


Kelompok amphibia, misalnya katak, merupak jenis hewan ovipar. Katak betina dan katak
jantan tidak memiliki alat kelamin luar. Pembuahan katak juga terjadi di luar tubuh. Pada saat
kawin, katak betina dan katak jantan akan melakukan ampleksus, yaitu katak jantan akan
menempel pada punggung katak betina dan menekan perut katak betina. Kemuidan katak betina
akan mengeluarkan ovum ke dalam air. Setiap ovum yang dikeluarkan katak betina diselaputi
oleh selaput telur atau membran vitelin. Sebelumnya, ovum katak yang telah matang dan
berjumlah sepasang ditampung oleh suatu corong. Perjalanan ovum dilanjutkan melalui saluran
telur atau oviduk. Dekat opangkal oviduk pada katak betina dewasa, terdapat saluran yang
menggembung yang disebut kantung telur atau uterus. Oviduk katak betina terpisah dengan
ureter (saluran kemih). Oviduk berkelok-kelok dan bermuara di kloaka.
Segera setelah katak betina mengeluarkan ovum, katak jantan juga akan menyusul
mengeluarkan sperma. Soperma yang dihasilkan oleh testis yang berjumlah sepasang dan
disalurkan ke dalam saluran sperma (vas deferens). Vas deferens katak jantan bersatu dengan

8
ureter (saluran kemih). Dari vas deferens sperma bermuara di kloaka. Setelah terjadi fertilisasi
eksternal, ovum akan diselimuti oleh cairan kental, sehingga kelompok telur tersebut berbentuk
gumpalan telur.
Gumpalan telur yang telah dibuahi kemudian berkembang menjadi berudu. Berudu awal
yang keluar dari gumpalan telur bernafas dengan insang dan melekat pada tumbuhan air dengan
alat isap. Makanannya berupa pitoplankton sehingga berudu tahap awal merupakan herbivor.
Berudu awal berkembang lebih lanjut dari herbivor menjadi karnivor atau insektivor (pemakan
serangga). Bersamaan dengan itu mulai terbentuk lubang hidung dan paru-paru, serta celah-celah
insang mulai tertutup. Selanjutnya, celah insang digantikan dengan anggota gerak depan.
Setelah tiga bulan sejak terjadi fertilisasi, mulailah terjadi metamorfosis. Anggota gerak
depan menjadi sempurna. Anak katak mulai berani muncul ke permukaan air, sehingga paru-
parunya mulai berfungsi. Pada saat itu, anak katak bernafas dengan dua organ, yaitu insang dan
paru-paru. Kelak fungsi insang berkurang dan menghilang, sedangkan ekor makin memendek
hingga akhirnya lenyap. Pada saat itulah metamorfosis katak selesai.

B. AVES
1. Ciri-ciri Aves
Burung berdarah panas dan berkembang biak melalui telur. Tubuhnya tertutup bulu dan
memiliki bermacam-macam adaptasi untuk terbang. Kedua tungkai depannya telah berubah
menjadi sayap.
Ciri-ciri khusus aves antara lain :
a) Tubuh terbungkus oleh bulu
b) . Mempunyai dua pasang anggota (extremitas), anggota anterior (sepasang) mengalami
modifikasi sebagai sayap, sedangkan sepasang anggota posterior disesuaikan untuk hinggap dan
berenang. Pada kaki terdapat 4 jari, 3 di depan dan 1 dibelakang. Cakar terbungkus oleh kulit
yang menanduk dan bersisik.
c) Skeleton kecil, kuat, baik, dan penulangannya sempurna. Pada mulut terdapat bagian yang
terproyeksi sebagai paruh yang terbungkus lapisan zat tanduk. Tempurung kepala memiliki
sebuah occipitale condyle, lehernya sangat fleksibel, tulang pembentuk pelvicus bersenyawa
dengan sejumlah vertebrae tapi sebelah ventral terbuka.

9
d) Respirasi dilakukan dengan paru-paru yang menempel pada costae dan berhubungan
dengan kantung udara yang meluas pada alat-alat dalam, memiliki kotak suara atau siring pada
dasar trakea.
e) Tidak memiliki vesica urinaria, zat-zat ekskresi setengah padat, pda hewan betina biasanya
memiliki ovarium kiri dan oviduct kiri.
f) Suhu tubuh tetap (homoiothermis).
g) Memiliki 12 nervi cranialis.
h) Fertilisasi terjadi di dalam tubuh, memiliki membran embryonica (amnion, chorion, yolk
sac dan allantois) semua perkembangan dalam telur. Anak-anaknya yang masih muda dierami,
disuapi makanan dan dijaga oleh induknya (kecuali pada Megapodes).
Burung memiliki sejumlah cirri-ciri khusus yang berhubungan dengan kemampuan terbangnya,
yaitu:.
a) Kebanyakan tulang yang besar berongga untuk mengurangi bobot badan. Berat rangkanya
hanya 10% dari seluruh berat badan.
b) Pada tulang dada yang berlunas dalam, melekat otot-otot terbang yang kokoh untuk
menggerakkan sayap.
c) Sistem pernafasan diperluas dengan alat pembantu pernafasan, yaitu pundi-pundi udara yang
berupa kantung selaput yang ringan.
d) Posisi tubuhnya efisien pada waktu terbang sehingga dapat bergerak tanpa halangan sewaktu
melawan angin.

2. Morfologi Aves
Tubuh dibedakan atas caput (kepala), cervix (leher) yang biasanya panjang,truncus (badan)
dan cauda (ekor). Sepasang extrimitas anterior merupakan Ala (sayap) yang terlipat seperti huruf
Z pada tubuh waktu tidak terbang. Extremitas posterior berupa kaki, otot daging paha kuat,
sedang bagian bawahnya bersisik dan bercakar. Mulut mempunyai rostum (paruh) yang
terbentuk oleh maxilla pada ruang atas dan mandibula pada ruang bawah. Bagian dalam rostum
dilapisi oleh lapisan yang disebut cera, sedang sebelah luar dilapisi oleh pembungkus selaput zat
tanduk.
Pada atap paruh atas terdapat lubang hidung (nares interna pada sebelah dalam dan nares externa
sebelah luar). Organon visus relatif besar dan terletak sebelah lateral pada kepala dengan kelopak

10
mata yang berbulu. Pada sudut medial terdapat membrana nicitan yang dapat ditarik menutup
mata. Di belakang dan di bawah tiap-tiap mata terdapat lubang telinga yang tersembunyi di
bawah bulu khusus. di bawah ekor.

Penutup tubuh berupa bulu mempunyai 3 tipe, yaitu :


1) Bulu kontur (plumae), untuk terbang dan mengandung sebuah baling-baling (vane) yang
tersebar dengan pola tertentu yang disebut pteril.
2) Bulu kapas (plumulae), tidak ada vane, mengandung serabut-serabut yang tidak terikat satu
dengan lainnya, dan tersebar diseluruh tubuh.
3) Filoplumae, kecil-kecil dengan batang bentuk benang berakhir dengan beberapa serabut,
tumbuh di sekitar pangkal bulu kontur. Bulu-bulu itu diganti tiap tahun, sehabis musim
perkawinan. Hanya ada sebuah kelenjar yang terdapat pada kulit, yaitu kelenjar uropigeal.

Menurut letaknya bulu digolongkan menjadi :


a. Tetrices, yang menutupi tubuh
b. Retrices, yang berpangkal pada ekor
c. Remiges, yang terdapat pada sayap
d. Paraptirum, yang menutupi daerah bahu
e. Ala spuria, sebagai bulu kecil yang menempel pada poluk (ibu jari)
Perubahan dan Peluruhan Bulu (Moult)
Kerusakan bulu ternyata bukan merupakan satu-satunya faktor yang mendorong terjadinya
perubahan dan peluruhan bulu. Pada waktu tertentu yang berbeda dalam satu tahun (pada satu
musim yang berbeda), setiap burung mengalami perubahan bulunya atau bagian dari bulunya,
bergantung pada keperluannya. Selama musim berbiak, bulu bewarna-warni yang biasanya
sangat diperlukan untuk keperluan menarik lawan jenis, tidak lagi diperlukan, sedangkan
penyamaran masih diperlukan dalam bentuk yang lain. Untuk keperluan yang berbeda-beda
itulah kemudian burung meluruhkan bulunya pada waktu-waktu tertentu sesual dengan
keperluan. Pengetahuan mengenai waktu burung meluruhkan bulunya dan bagaimana bentuk
bulu pada periode antara peluruhan tersebut akan sangat bermanfaat apabula kita ingin
memperkirakan umur individu burung .
Fungsi bulu pada aves:

11
a. Dapat mencegah hilangnya panas tubuh dengan menggoyang-goyangkan bulu mereka
dalam cuaca dingin.
b. Sementara, saat cuaca panas, burung mempertahankan kesejukan tubuh dengan
melicinkan bulu-bulu mereka.
c. Sebagai penutup tubuh
d. Bulu-bulu ekor yang besar digunakan untuk mengemudi dan mengerem.
e. Untuk memperindah tubuh.
f. Plumae agar dapat terbang
g. Filoplumae sebagai sensor
h. Plamulae berfungsi sebagai isolator
i. Untuk menghangatkan telur saat mengerami
j. Melindungi kulit dari serangga

3. Sistem pernapasan pada Aves


Lubang hidung yang terdapat pada paruh menghubungkan rongga hidung di atas rongga mulut.
Glottis pada bagian bawah faring menghubungkan saluran trakea yang di perkuat denga
kartilago. Trakea berlanjut ke bawah arah leher yaitu syring (kotak suara), tempat terdapatnya
otot vocal, dari syring dilanjutkan ke bronkhos paru-paru berukuran kecil melekat pada rusuk
dan vertebrata di bagian dorsal dari trax dengan jaringan ikat, paru-paru dimasuki sejumlah
broncheolus yang saling berhubungan dan sejumlah dara dari pulmonary. Pada broncheolus
melekat kantung udara yang terdapat di sela-sela organ dalam pada rongga badan dan menjulur
ke ruang disekitar vertebrta leher.
Paru-paru dapat digerakan sedikit oleh otot yang terdapat disekitar tulang rusuk . jika sternum
bergerak turun, dan rusuk menggembung ke samping udara ke rongga paru-paru , jika kontraksi
terjadi sbaliknya. Maka dara keluar dari rongga paru-paru. Gerakan tersebut dimungkinkan
karena struktur torak yang kaku. Pada sat inspirasi, udara masuk melalui bronchioles ke kantung
udara membantu penyebaran panas tubuh yang dihasilkan oleh kontraksi otot dan aktivitas
metabolic lainya. Suara yang terdengar pada burung dihasilkan karena udara yang bergetar
ketika melewati otot syring.

12
4. Sistem pencernaan Aves
Lidah pada burung berbentuk runcing dan panjang dengan lapisan zat tanduk. Pada rongga mulut
bagian atas terdapat lipatan palatal. Dilanjutkan dengan faring, kemudian saluran esophagus
yang dilapisi otot memanjang ke bagian bawah leher tempat terdapatnya tembolok yang
berfungsi sebagai tempat penyimpan makanan.

Dan beberapa diantaranya alat dan fungsi pada burung adalah sebagai berikut:
Paruh : Mengambil makanan.
Kerongkongan : Saluran makanan menuju tembolok.
Tembolok : Menyimpan makanan sementara.
Lambung kelenjar : Mencerna makanan secara kimiawi.
Lambung pengunyah : Menghancurkan makanan.
Hati : Membantu mancerna makanan secara mekanis.
Pankreas : Menghasilkan enzim.
Usus halus : Tempat pencernaan sari makanan yang diserap
oleh kapiler darah pada dinding usus halus.
Usus besar : Saluran sisa makan ke rectum.
Usus buntu : Memperluas daerah penyerapan sari makanan.
Poros usus : Tempat penyimpan sisa makanan sementara.
Koloaka : Muara 3 (tiga) saluran,yaitu :
Pencernaan usus.
Saluran uretra dari ginjal
Saluran kelamin

Pada mulut terdapat paruh yang sangat kuat dan berfungsi untuk
mengambil makanan.Makanan yang diambil oleh paruh kemudian masuk
kedalam rongga mulut lalu menuju kerongkongan.Bagian bawah kerongkongan membesar
berupa kantong yang disebut tembolok. Kemudian masuk ke lambung kelenjar. Disebut lambung
kelenjar karena dindingnya mengandung kelenjar yang menghasilkan getah lambung yang
berfungsi untuk mencerna makan secara kimiawi. Kemudian makan masuk menuju lambung
pengunyah. Disebut lambung

13
pengunyah karena dindingnya mengandung otot-otot kuat yang berguna untuk menghancurkan
makanan. Didalam hati,empedal sering terdapat batu kecil atau pasir untuk membantu mencerna
makanan secara mekanis.
Kemudian makanan masuk menuju usus halus.Enzim yang dihasilkan oleh pankreas dan empedu
dialirkan kedalam usus halus.Hasil pencernaan berupa sari-sari makanan diserap oleh kapiler
darah pada dinding usus halus. Burung mempunyai dua usus buntu yang terletak antara lambung
dan usus.

Usus buntu berguna untuk memperluas daerah penyerapan sari makanan. Sisa makanan didorong
ke usus besar kemudian kedalam poros usus (rektum) dan akhirnya dikeluarkan melalui kloaka.
Sistematis pencernaan makanan pada burung :
Mulut / paruh Kerongkongan Tembolok Lambung kelenjar Lambung pengunyah
Hati Pankreas Usus halus Usus besar Usus buntu Poros usus (rectum) Kloaka.
5. Sistem peredaran darah
Peredaran darah burung adalah dari paru-paru mengangkut oksigen masuk ke serambi
kiri,kemudian ke bilik kiri. Dari bilik kiri darah di pompa keseluruh tubuh melalui aorta. Dise-sel
tubuh darah melepaskan O2 dan mengikat CO2. Darah yang mengandung banyak CO2 ini
masuk serambi kanan melalui pembuluh balik.Selanjutnya darah masuk bilik kanan,kemudian
dipompa masuk ke paru-paru. Didalam paru-paru darah melepaskan CO2 dan mengikat O2.

Bagan sirkulasi pada burung


Paru-paru Serambi kiri Bilik kiri Seluruh tubuh Serambi kanan Bilik kanan
Paru-paru

6. Sistem reproduksi pada Aves


Kelompok burung merupakan hewan ovipar. Walaupun kelompok buruk tidak memiliki alat
kelamin luar, fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh. Hal ini dilakukan dengan cara saling
menempelkan kloaka.
Pada burung betina hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium kanan tidak tumbuh
sempurna dan tetap kecil yang disebut rudimenter. Ovarium dilekati oleh suatu corong penerima
ovum yang dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk membesar menjadi uterus yang bermuara

14
pada kloaka. Pada burung jantan terdapat sepasang testis yang berhimpit dengan ureter dan
bermuara di kloaka.
Akan berlangsung di daerah ujung oviduk pada saat sperma masuk ke dalam oviduk. Ovum yang
telah dibuahi akan bergerak mendekati kloaka. Saat perjalanan menuju kloaka di daerah oviduk,
ovum yang telah dibuahi sperma akan dikelilingi oleh materi cangkang berupa zat kapur.
Telur dapat menetas apabila dierami oleh induknya. Suhu tubuh induk akan membantu
pertumbuhan embrio menjadi anak burung. Anak burung menetas dengan memecah kulit telur
dengan menggunakan paruhnya. Anak burung yang baru menetas masih tertutup matanya dan
belum dapat mencari makan sendiri, serta perlu dibesarkan dalam sarang.

7. Contoh Aves

1. Ayam

Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phyllum :Chordata
Class : Aves
Ordo : Galliformes
Family : Phasianidae
Genus : Gallus
Spesies :Gallus gallus (Ayam)

2. Burung Unta
Burung unta adalah hewan berdarah panas, mempunyai sayap dan tubuh yang diselubungi bulu.
Bulu mereka tidak berfungsi sebagai kerajang udara, tetapi pernah populer sebagai hiasan topi
wanita dan sebagainya. Paruhnya tidak bergigi dan lancip. Burung unta mempunyai leher yang
panjang dan mampu beralri sehingga 65 km/jam.
Burung unta terkenal dengan sarang masyarakat, di mana beberapa ekor burung betina akan
bertelur dalam satu sarang, untuk dierami oleh betina pada waktu siang dan jantan pada waktu
malam. Telur burung unta adalah telur terbesar.

15
Klasifikasi

Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Aves
Ordo: Struthioniformes
Famili: Struthionidae
Genus: Struthio
Spesies: S. Camelus
3. Burung kasuari
Casuarius casuarius adalah salah satu burung dari tiga spesies Kasuari. Burung dewasa
berukuran besar, dengan ketinggian mencapai 170cm, dan memiliki bulu berwarna hitam yang
keras dan kaku. Kulit lehernya berwarna biru dan terdapat dua buah gelambir berwarna merah
pada lehernya. Di atas kepalanya terdapat tanduk yang tinggi berwarna kecoklatan. Burung
betina serupa dengan burung jantan, dan biasanya berukuran lebih besar dan lebih dominan.
Burung Kasuari mempunyai kaki yang besar dan kuat dengan tiga buah jari pada masing-masing
kakinya. Jari-jari kaki burung ini sangat berbahaya karena diperlengkapi dengan cakar yang
sangat tajam. Seperti umumnya spesies burung-burung yang berukuran besar, burung Kasuari
Gelambir-ganda tidak dapat terbang. Pakan burung Kasuari Gelambir-ganda terdiri dari aneka
buah-buahan yang terjatuh di dasar hutan.

Burung Kasuari biasanya hidup sendiri, berpasangan hanya pada waktu musim berbiak. Anak
burung dierami dan dibesarkan oleh burung jantan
Casuarius adalah salah satu dari dua genus burung di dalam suku Casuariidae. Genus ini terdiri
dari tiga spesies kasuaKasuari diperlengkapi tanduk di atas kepalanya, yang membantu burung
ini sewaktu berjalan di habitatnya di hutan yang lebat. Selain tanduk dikepalanya, kasuari
mempunyai kaki yang sangat kuat dan berkuku tajam. Burung kasuari betina biasanya berukuran
lebih besar dan berwarna lebih terang daripada jantan.ri yang berukuran sangat besar dan tidak
dapat terbang
.

16
Klasifikasi

Kerajaan: Animalia
Filum: Chordatsa
Kelas: Aves
Ordo: Struthioniformes
Famili: Casuariidae
Genus: Casuarius
Spesies: C. casuarius
4. Burung Merak biru
Merak Biru adalah salah satu burung dari tiga spesies burung merak. Merak Biru mempunyai
bulu berwarna biru gelap mengilap. Burung jantan dewasa berukuran besar, panjangnya dapat
mencapai 230cm, dengan penutup ekor yang sangat panjang berwarna hijau metalik. Di atas
kepalanya terdapat jambul tegak biru membentuk kipas. Burung betina berukuran lebih kecil dari
burung jantan. Bulu-bulunya tidak mengilap, berwarna coklat kehijauan dengan garis-garis hitam
dan tanpa dihiasi bulu penutup ekor. burung muda seperti betina.
Merak jantan adalah poligami spesies, mempunyai pasangan lebih dari satu. Pada musim
berbiak, burung jantan memamerkan bulu ekornya di depan burung betina. Bulu-bulu penutup
ekor dibuka membentuk kipas dengan bintik berbentuk mata berwarna biru. Burung betina
biasanya menetaskan tiga sampai enam butir telur. Pakan burung Merak Biru terdiri dari aneka
biji-bijian, pucuk rumput dan dedaunan, aneka serangga, serta berbagai jenis hewan kecil seperti
cacing, laba-laba dan kadal kecil.
Klasifikasi

Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Aves
Ordo: Galliformes
Famili: Phasianidae
Genus: Pavo
Spesies: P. Cristatus

17
5. Burung Bangau
Bangau adalah sebutan untuk burung dari keluarga Ciconiidae. Badan berukuran besar, berkaki
panjang, berleher panjang namun lebih pendek dari burung Kuntul, dan mempunyai paruh yang
besar, kuat dan tebal. Bangau bisa dijumpai di daerah beriklim hangat. Habitat di daerah yang
lebih kering dibandingkan burung Kuntul dan Ibis. Makanan berupa Katak, ikan, serangga,
cacing, burung kecil dan mamalia kecil dari lahan basah dan pantai.
Bangau tidak memiliki organ suara syrinx sehingga tidak bersuara. Paruh yang diadu dengan
pasangannya merupakan cara berkomunikasi menggantikan suara panggilan.

Klasifikasi
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Aves
Ordo: Ciconiiformes
Familia: Ciconiidae
Genus : Mycteria
Spesies : Mycteria leucocephala
6. Bebek
Secara keseluruhan tubuh bebek berlekuk dan lebar, dan memiliki leher yang relatif panjang,
meski tidak sepanjang angsa dan angsa berleher pendek. Bentuk tubuh bebek bervariasi dan
umumnya membulat. Paruhnya berbentuk lebar dan mengandung lamellae yang berguna sebagai
penyaring makanan. Pada spesies penangkap ikan, paruhnya berbentuk lebih panjang dan lebih
kuat. Kakinya yang bersisik kuat dan terbentuk dengan baik, dan umumnya berada jauh di
belakang tubuh, yang umum terdapat pada burung akuatik. Sayapnya sangat kuat dan umumnya
pendek. Penerbangan bebek membutuhkan kepakan berkelanjutan sehingga membutuhkan otot
sayap yang kuat.

18
Klasifikasi

Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Aves
Ordo: Anseriformes
Famili: Anatidae
Genus : Anas
Spesies : Anas Platyrhyncos
7. Angsa
Angsa adalah anggota terbesar dari famili Anatidae, dan merupakan salah satu burung air
terbesar yang dapat terbang. Spesies terbesar dari angsa, yaitu Angsa Putih, Angsa Trompet, dan
Angsa Whooper dapat mencapai panjang 60 inci dan berat 50 pound. Bentangan sayap mereka
dapat mencapai panjang tiga meter. Dibandingkan dengan saudaranya, angsa berleher pendek,
angsa berukuran lebih besar dalam ukuran dan secara proporsional memiliki kaki dan leher yang
lebih besar. Pada angsa dewasa, mereka mempunyai tanda berupa kulit yang tidak ditutupi bulu
di antara mata dan paruh. Angsa jantan dan betina mirip, tidak menunjukkan sifat dimorfisme
seksual. Namun ukuran angsa jantan umumnya lebih besar dan lebih berat.

Klasifikasi

Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Aves
Ordo: Anseriformes
Famili: Anatidae
Genus : Cygnus
Species : Cygnus sp

8. Peranan aves pada manusia

19
Burung berperan dalam proses penyerbukan beberapa jenis tumbuhan. Dan sejak jaman dulu
burung telah digunakan manusia untuk berbagai kebutuhan. Burung-buring kecil membantu
dalam membasmi hama serangga pada tanaman dan ada juga sburung yang berukuran besar
seperti elang dan burung hantu menjadi predator bagi tikus sawah telur burung merupakan
sumber lemak dan protein yang di butuhkan manusia. Keindahan kicau dan warna jenis burung
tertentu menyebabkan manusia tertarik untuk memeliharanya. Dahulu, bulu burung cendrawasih
dijadikan sebagai hiasan oleh kepala suku-suku masyarakat di papua. Begitu juga, kemampuan
terbang beberapa jenis burung misalnya merpati dimanfaatka sebagai bentuk hiburan atau
kegiatan yang di perlombakan.
Selain memberi manfaat pada manusia tapi juga ada yang merugikan . dan beberapa jenis burung
memakan biji-bijian , tumbuhan muda , dan buah-buahan yang sengaja ditanam oleh manusia.
Selain itu burung juga bias menjadi vector penyakit seperti penyakit flu burung.

20
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan.
Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan :
1. Katak termasuk dalam kelas amphibia
2. Sistem peredaran darah katak berupa sistem peredaran darah tertutup dan peredaran darah
ganda.
3. Saluran pencernaan katak terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung usus, dan kloaka.
4. Alat pernapasan pada katak berupa paru-paru, kulit, dan insang.
5. Alat ekskresi utama pada katak adalah sepasang ginjal (opistonefros) yang terletak di
kanan dan kiri tulang belakang.
6. Sistem saraf pada katak terdiri dari otak. Otak tengah lebih berkembang sehingga memiliki
penglihatan yang baik.
7. Reptil memiliki indera pembau yang tajam
8. Reproduksi pada katak terjadi secara eksternal dan cara ovipar dengan perilaku ampleksus.
Ovum yang telah dibuahi oleh sperma akan berkembang menjadi berudu dan mengalami
metamorfosis sehingga menjadi katak dewasa.

Nama kelas aves berasal dari bahasa latin, dan nama ilmu yang mempelajari burung ortinology
berasal dari bahasa yunani, yaitu ornis
Meskipun burung berdarah panas, ia berkerabat dekat dengan reptil. Bersama kerabatnya
terdekat, suku Crocodylidae alias keluarga buaya, burung membentuk kelompok hewan yang
disebut Archosauria.
Diperkirakan burung berkembang dari sejenis reptil di masa lalu, yang memendek cakar
depannya dan tumbuh bulu-bulu yang khusus di badannya. Pada awalnya, sayap primitif yang
merupakan perkembangan dari cakar depan itu belum dapat digunakan untuk sungguh-sungguh
terbang, dan hanya membantunya untuk bisa melayang dari suatu ketinggian ke tempat yang
lebih rendah.
Burung masa kini telah berkembang sedemikian rupa sehingga terspesialisasi untuk terbang jauh,
dengan perkecualian pada beberapa jenis yang primitif. Bulu-bulunya, terutama di sayap, telah

21
tumbuh semakin lebar, ringan, kuat dan bersusun rapat. Bulu-bulu ini juga bersusun demikian
rupa sehingga mampu menolak air, dan memelihara tubuh burung tetap hangat di tengah udara
dingin. Tulang belulangnya menjadi semakin ringan karena adanya rongga-rongga udara di
dalamnya, namun tetap kuat menopang tubuh. Tulang dadanya tumbuh membesar dan memipih,
sebagai tempat perlekatan otot-otot terbang yang kuat. Gigi-giginya menghilang, digantikan oleh
paruh ringan dari zat tanduk. Burung berperan dalam proses penyerbukan beberapa jenis
tumbuhan.

SARAN
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah
ini.

22
DAFTAR PUSTAKA

http://jendela-ilmu2.blogspot.com
http://id.wikipedia.org/wiki/Amfibia
http://www.gudangmateri.com/2010/03/amphibi.html
http://biologionline.blogspot.com/2011/04/kelas-amphibia.html
http://blog.uad.ac.id/uminatifatulchusnah/2011/12/06/kelas-amphibia/
http://zonabawah.blogspot.com/2011/07/morfologi-amfibiamphibia.html

23

You might also like