You are on page 1of 24

Sambutan

Upaya peningkatan kompetensi profesional dosen perguruan tinggi selalu


menjadi pokok perhatian Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen DIKTI).
Hal ini didasarkan pada konsepsi bahwa dosen merupakan salah satu komponen
yang sangat berperan dalam proses pembelajaran, dan secara langsung
mempengaruhi peningkatan kualitas belajar mahasiswa. Menurut KPPTJP DIKTI
1996-2005, agar dapat berfungsi secara profesional, seorang dosen hendaknya
memiliki tiga kompetensi, yaitu penguasaan bidang ilmu, keterampilan kurikulum,
dan keterampilan pedagogis (pembelajaran dan pengembangan cara mensikapi
pemahaman materi ajar).
Program Peningkatan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional
(PEKERTI) untuk dosen muda dan program Applied Approach (AA) untuk dosen
senior merupakan dua buah program pelatihan yang dapat dimanfaatkan dalam
rangka peningkatan kompetensi profesional dosen dalam memangku jabatan
fungsiorial, terutama dalam peningkatan keterampilan pedagogis. Program
PEKERTI yang dikembangkan sejak tahun 1993 dan program AA sejak tahun 1987
telah menjadi program yang memperoleh banyak tanggapan positif dari berbagai
kalangan pendidikan tinggi.
Dalam perjalanannya, banyak perubahan dan adaptasi yang dilakukan
terhadap program PEKERTI dan AA, dehgan maksud agar program tersebut lebih
efektif, dan.lebih dapatmensakomodasikan tebuiuhan rriasirig-masing perguruan
tinggir-Hasil. penelitian terhadap program PEKERTI dan AA (1996-1999), serta
masukan yang iisampaikari oleh peseria Temu Wicara Evaluasi PEKERTI & AA
pada tehun 1997 menunjukkan kebutulian penyempumaan program 'EKERfl &
AA, baik dari segi substansi maupun penyelenggaraannya. indak lanjut
penyempumaan kedua program tersebut telah ilaksanakan dengah melibatkan Tim
Inti PEKERTI & AA di berbagai
1. Penggabungan program PEKERT1 &AA menjadi satu program utuh yang
menerapkan sistem moduler (materi lama dan tambahan materi baru dikemas
menjadi 28 buku)
2. Penyelenggaraan program PEKERTI & AA yang bersifat luwes terstandar -
luwes karena penyelenggara dapat memilih sendiri materi pelatihan sesuai
dengan kebutuhan masing-masing perguruan tinggi, terstandar karena. ada
standar minimum yang perlu dipenuhi untuk proses sertifikasi. .
Diharapkan, dengan penyempumaan tersebut, program PEKERTI ,& AA
menjadi liebih bermanfaat dan rriampu memberikan alternatif jalan keluar dalam
pemecahan masalah yang dialami dosen perguruan tinggi berkenaan dengan
peningkatan kualitas pembelajaran. Pada akhimya, dari semua upaya tersebut
diharapkah, secara bertahap, akan dapat diperoleh peningkatan kualitas mutu
lulusart perguruan tinggi yang berdampak langsung terhadap pembangunan
rriasyarakat Indonesia.
Semoga segalaupaya yang telah dilakukan PAU-PPAI-UT dan Tim Inti
PEKERTI-AA di berbagai perguruan tinggi. dapat bermanfaat dan mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
Jakarta, Februari 2001
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Direktorat Pernbinaan Akademik dan
Kemahasiswaah

Direktur,

Suprodjb Pusposutardjo
NIP. 130 257 144
KATA PENGANTAR

Dalam rangka meningkatkan kemampuan dosen perguruan tinggi dalam hal


pembelajaran, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI) melalui Pusat Antar
Universitas untuk Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Instruksional
(PAU-PPAI) Universitas Terbuka menyelenggarakan Program Pelatihan
Keterampilan Dasar Teknik Instruksional (PEKERTI) dan program Applied
Approach (AA).
Program PEKERTI, yang diselenggarakan sejak fahun 1993, ditujukan
untuk dosen pemula agar menguasai konsep-konsep dasar dalam pembelajaran dan
memiliki kemampuan mengajar yang memadai. Sementara itu, program AA yahg
diselenggarakan sejak tahun 1987, ditujukan untuk dosen senior agar memiliki
wawasan dan keterampilan untuk mengernbangkan profesinya sebagai dosen, yang
pada akhimya rhampu nieningkatkan kualitas proses beiajar dan hasil beiajar
mahasiswa. Program AA ini merupakan kelanjutan dari program PEKERTI.
Berdasarkan hasil evaluasi program PEKERTI-AA dan beberapa kali Temu
Wicara PEKERTI-AA disepakati bahwa kurikulum program PEKERTI-AA perlu
direvisi dan disempumakan sehfngga menjadi lebih luwes dan mampu
mengakompdasikan berbagai kebutuhan perguruan tinggi. Penyempumaan tersebut
mehjadikan program PEKERTI-AA berbentuk moduler.
Perubahan dan Penyempumaan yang dilakukan dituangkan secara jelas
dalam buku Pedoman Penyelenggaraan PEKERTI-AA yang baru dan 28 judul
buku yang digunakan untuk program PEKERTI-AA, yang meliputi:
1. Strategi Peninglratan Kualitas Pendidikan Tinggi I.
2. Prinsip Belajar dan Pembelajaran.
3. Desain Instruksional.
4. Metode Pembelajaran.
5. Media Pembelajaran.
6. Evaluasi Hasil dan Proses Belajar.
7. Konsep Dasar Pengembangan Kurikulum.
8. Praktik Mengajar.
Universitas Terbuka berterima kasih kepada Tim Inti PEKERTI-AA
Nasional yang telah bekerja keras untuk menyempurnakan program ini, semoga
program ini bermanfaat untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Kami sangat berterima kasih bila ada kritik dan saran untuk penyempumaan
program PEKERTI-AA selanjutnya.

Rektor Universitas Terbuka

Prof. Dr. Ir. Bambang Sutjiatmo


NIP. 130 364 289
DAFTAR ISI

Halaman
Sambutan ........................................................................................................ i
Kata Pengantar ..............................................................................................
Daftar Isi .......................................................................................................

Pendahuluan .................................................................................................

Filosofi MMT Pendidikan Tinggi ................................................................. 2

Konsep Pembelajaran Menurut MMT ....................................................... 7


Perencanaan Perkuliahan Bermutu ......................................................... 9
Pelaksanaan Perkuliahan Bermutu ......................................................... 10
Evaluasi Perkuliahan Bermutu ................................................................. 13

Prinsip-Prinsip MMT .................................................................................... 13

Ciri-ciri Jasa Pendidikan Tinggi .................................................................. 15

Proses Perbaikan Mutu Pembelajaran ....................................................... 15

Prinsip Pembelajaran dalam MMT ............................................................ 17


1: Manajemen Kelas ....................................................................................... 17
2. Administrasi Kelas ..................................................................................... 18

Gugus Kendali Mutu Pembelajaran ........................................................... 19

Rangkuman ...................................................................................................
Daftar Pustaka................................................................................................ 21
Pendahuluan

Paradigma baru manajemen pendidikan tinggi, terdiri dari akreditasi,


akuntabilitas, evaluasi, otonomi dan mutu. kelima paradigma baru pendidikan
tersebut saling terkait satu sama lain dan seyogyanya ini dijadikan acuan dalam
proses pembelajaran agar tujuan pendidikan tinggi tercapai. Pendidikan yang
bermutu dapat tercapai apabila proses pembelajaran dapat memenuhi atau
sesuai dengan kebutuhan mahasiswa. Mutu sebagai salah satu paradigma yang
harus ditata secara terus menerus dan berkelanjutan. Degan adanya persaingan
yang semakin ketat antar perguruan tinggi dalam menghasilkan output.
Maka untuk kondisi yang akan datang harus diantisipasi agar lulusan yang
dihasilkan oleh Perguruan Tinggi bermutu.
Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang individu untuk
mengubah perilaku. dalam rangka memenuhi kebutuhan,. Manajemen Mutu
Terpadu (MMT) adalah salah satu pola manajemen organisasi yang berisi
seperangkat prosedur yang dapat digunakan oleh setiap orang dalam upaya
memperbaiki kinerja secara terus menerus. Tujuan dari MMT adalah untuk
meningkatkan kinerja dalam proses pembelajaran melalui peningkatan
produktivitas, _ efektifitas dan efisiensi. Dengan demikian setelah membaca bahan
ajar ini diharapkan. Anda dapat:
1. Menjelaskan prinsip-prinsip manajemen mutu terpadu dalam proses
pembelajaran.
2. Meningkatkan mutu proses pembelajaran yang mengacu pada manajemen mutu
terpadu pendidikan tinggi.
3. Menjalin hubungan kerja yang lebih baik dan saling memberi pelayanan
antara dosen, mahasiswa, pegawai administrasi maupun teknisi di lingkungan
Perguruan Tinggi.

Filosofi MMT Pendidikan Tinggi

Manajemen Mutu Terpadu atau Total Quality Management merupakan


prinsip dan cara-cara mengelola mutu organisasi yang bersifat terpadu. MMT pada
dasarya merupakan seperangkat prosedur dan proses dalam upaya memperbaiki
dan meningkatkan mutu kinerja. Dalam penerapannya, MMT ditujukan untuk
memberikan kepuasan pada pengguna jasa organisasi.
Perguruan Tinggi merupakan salah satu organisasi terstruktur yang dikelola
secara formal dan berkesinambungan. Dalam prosesnya, Perguruan Tinggi
mempunyai masukan dan keluaran (input & output). Perguruan Tinggi dapat pula
dikatakan sebagai satu institusi industri yang menghasilkan berbagai jasa
pendidikan. Jasa yang dihasilkan oleh Perguruan Tinggi dapat berupa kurikulum,
kegiatan pembelajaran atau perkuliahan, kegiatan ekstra kurikuler, bimbingan
penyuluhan, kegiatan tutorial, paket belajar atau bahan ajar, proyek penelitian,
kegiatan pengabdian pada masyarakat dan administrasi yang dapat diterima dan
dimanfaatkan oleh pengguna jasa pendidikan.
Pengguna jasa pendidikan tinggi (berdasarkan hubungan kepentingan
dan partisipasinya) dapat diklasifikasikan menjadi pengguna jasa pendidikan
primer, sekunder dan tertier.
1. Pengguna jasa pendidikan primer adalah penerima dan pengguna langsung jasa
pendidikan tinggi, yang terdiri dan mahasiswa yang secara langsung menerima
dan menggunakan jasa pendidikan tinggi tersebut.
2. Pengguna jasa pendidikan sekunder adalah pihak-pihak yang berkepentingan
atas jasa pengguna jasa pendidikan primer seperti orang . tua, mahasiswa,
pemerintah, masyarakat, lerribaga, dan lain-lain.
3. Pengguna jasa pendidikan tertier adalah pihak-pihak yang menerima dan
mempergunakan lulusah (keluaran) pendidikan tinggi (dunia kerja).
Selain Klasifikasi pengguna Jasa pendidikan tinggi agaimana telah
disebutkan, berdasarkan lokasi dan ludukannya, pengguna jasa pendidikan tinggi
pun dapat ategorikan sebagai pendidikan internal yaitu pengelola pendidikan
tinggi yang terdiri dari fungsionaris, tenaga pendidik, tenaga administrasi dan
tenaga teknisi.
1. Pengguna jasa pendidikan internal yaitu pengelola pendidikan tinggi yang
terdiri dan fungsionaris, dosen, tenaga administrasi dan tenaga teknisi.
2. Pengguna jasa pendidikan ekstemal terdiri dari pengguna jasa pendidikan
primer, yaitu mahasiswa, pengguna jasa pendidikan sekunder, yang terdiri dari
orang tua, pemerihtah dan lembaga sponsor dan pengguna jasa pendidikan
terrier yakni dunia kerja atau pengguna - lulusan pendidikan tinggi.
Pendidikan sebagai industri jasa dapat dipandang sebagai suatu proses
linear atau proses sirkuler. Proses linier adalah model proses manufaktur yang
diterapkan dalam pendidikan. Pada proses ini sebagai masukan adalah calon
mahasiswa, diproses dalam kegiatan pembelajaran di pendidikan tinggi dan
hasilnya adalah lulusan (alumni) dan lulusan ini akan terjun ke masyarakat untuk
bekerja. Proses linier tersebut sebagaimana digambarkan pada gambar 1.

Proses
Masukan
(mengikuti Keluaran
(Calon Masyarakat
Kegiatan (Lulusan)
Mahasiswa)
Pembelajaran)

Gambar 1 : Proses Linier dalam Industri


Jasa Pendidikan Tinggi

Pada proses linier hubungan antara masyarakat dan pendidikan tinggi tidak
nampak jelas, boleh dikatakan hampir tidak ada bahkan terpisah. Ini merupakan
kelemahan proses Linier tersebut. Karena berdasarkan gambar tersebut .dapat
dikatakan bahwa kebutuhan masyarakat (sebagai pengguna jasa pendidikan tersier)
belum nampak jelas apakah sudah terpenuhi. Sejauh ini, pengelola pendidikan
tinggi tidak dapat 5ula mengetahui dengan jelas apakah jasa yang dihasilkan sudah
memenuhi mutu atau belum.
Pada proses sirkuler, pendidikan tinggi sebagai penghasil jasa pendidikan.
Para pengelola pendidikan tinggi adalah pengguna jasa internal yang dapat
menerima masukan dari pengguna jasa tertier, dalam arti kebutuhan dari pengguna
jasa pendidikan. Masukan tersebut diproses fen hasilnya adalah jasa berupa
kegiatan pembelajaran yang diberikan terhadap mahasiswa secara efisien dan
efektif. Mahasiswa yang sudah memperoleh jasa dari proses (pembelajaran
kemudian menjadi lulusan atau Perguruan Tinggi, selanjutnya adalah menjadi
kebutuhan masyarakat di torn dunia- kerja. Dalam hal ini masyarakat dapat
memberikan masukan berupa saran-saran . kepada pendidikan tinggi tentang mutu
jasa pendidikan yang diterimanya. Dalam hal ini pengguna jasa pendidikan
sekunder (orang tua, pemerintah) juga memberikan dukungan berupa biaya untuk
pendidikan pengguna jasa timer (mahasiswa). Sedangkan mahasiswa dapat pula
memberikan masukan selama proses pembelajaran berlangsung. Gambaran
mengenai proses sirkuler dari industri jasa pendidikan tinggi dapat Anda lihat
sebagaimana gambar 2.
Seperti yang te|ah dikemukakan terdahulu bahwa pendidikan merupakan
industri jasa pelayanan yang ditujukah untuk memenuhi kebutuhari para pelanggan.
Jadi dengan demikian pendidikan seharusnya direncanakan untuk dapat memenuhi
kebutuhan dan harapan pelanggan, sehingga pelanggan memperoleh kepuasan
terhadap jasa yang dihasilkan pendidikan tinggi.

Konsep Pembelajaran Menurut MMT

Pembelajaran adalah upaya mengubah. perilaku orang yang belajar


{mahasiswa) dalam rangka memenuhi kebutuhan. -'Salah. satu upaya untuk
memperoleh pembelajaran bermutu adalah melalui perkuliahan yang bennutu.
Perkuliahan bermutu merupakan jasa kurikuler pendidikan tinggi. Proses
Perkuliahan secara .langsung melibatkan mahasiswa untuk berpartisipasi aktif.
Dalam perkuliahan bermutu, dosen harus menciptakan situasi M-M
(menang-menang), artinya semua yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran
merasa senang, diperlakukan adil, diperhatikan dan dilayani dengan baik. Situasi
"menang-menang" antara dosen dan mahasiswa di dalam perkuliahan, antara lain
dilakukan dengan menciptakan situasi keberadaan dan fungsi masing-masing
mempunyai perbedaan dan persamaan yang mengacu pada tugas dan tanggung
jawab masing-masing. Selain itu juga motivasi instrinsik perlu ditumbuh
kembangkan agar kemandirian dalam melakukan pekerjaan secara bermutu tetap
tumbuh.
Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam ^jerkuliahan bermutu
antara lain:
1. Sumberdaya manusia (dosen). Dosen, selain menguasai materi dan ahli dalam
bidang ilmu yang diajarkan, dituntut agar mampu dan terampil dalam
melaksanakan tugasnya sebagai dosen dengan membina mata kuliah dan
melaksanakan kegiatan perkuliahan.
2. Hubungan antara dosen dengan mahasiswa yang bersifat demokratis
(kemitraan). Seyogyanya Dosen menyampaikan dan mendiskusikan
aturan-aturan yang harus ditaati oleh kedua pihak (dosen-mahasiswa) selama
melaksanakan perkuliahan,
3. Pengelolaan kelas yang baik. Dalam hal ini, dosen perlu mengetahuj latar
belakang mahasiswa, paling tidak dosen dapat menginformasikan mata kuliah
yang harus diambil oleh mahasiswa. Di samping itu perlu pula dosen
rnenginformasikan kepada mahasiswa mengenai referensi yang digunakan
sebagai acuan selama perkuliahan berlangsung.
Perkuliahan bermutu memiliki lima ciri pokok yaitu:
1. Memiliki perencanaan yang baik dan sistematis (tersusun dalam rancangan
perkuliahan, mulai dari Analisis Instruksional, GBPP, SAP dan kontrak
perkuliahan).
2. Sesuai dengan kebutuhan para, pengguna jasa pendidikan.
3. Menumbuhkan motivasi belajar mahasiswa.
4. Mengembangkan kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional
5. Mendorong berkembangnya daya aplikasi.
Perkuliahan bermutu terdiri .dari tiga komponen pokok yakni: perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi. Ketiga komponen ini merupakan proses sirkuler yang
berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pengguna jasa pendidikan.

Perencanaan Perkuliahan Bermutu

Perencanaan perkuliahan bermutu ialah proses pengendalian dalam


menyusun rancangan program pembelajaran atau perkuliahan yang dimulal dari
merumuskan tujuan pembelajaran, menentukan strategi pembelajaran yang
meliputi pengalokasian waktu, penyajian materi perkuliahan, dan memilih sarana,
serta hal-hal lain yang diperlukan untuk program perkuliahan; sehingga dapat
rhemenuhi kebutuhan mahasiswa. Penyusunan rancangan perkuliahan perlu
dilandasi hasil analisis permasalahan yang berkenaan .dengan kebutuhan
mahasiswa terhadap program perkuliahan.
Analisis masalah ini sangat diperlukan sebagai bahan pertimbangan atau
masukan untuk menyusun rancangan perkuliahan bermutu, khususnya dalam
penyusunan silabus (kurikulum) program studi. Salah satu alat yang dapat
digunakan dalam menganalisis masalah untuk meningkatkan mutu ialah dengan
Diagram Tulang Ikan (Fishbone Diagram) yang sering disebut diagram Ishikawa.
Bentuk diagram tulang ikan yang standar adalah :

Pelaksanaan Kuliah Bermutu

Pelaksanaan perkuliahan bermutu ialah proses pengendalian yang terjadi


sebagai pembelajaran sehingga mutu perkuliahan tetap terjamin. Dalam
pelaksanaan perkuliahan bermutu, khususnya .pada saat menyajikan materi
perkuliahan fase-fase berikut ini sebaiknya hams menjadi perhatian dasar.
a. Fase Menimbulkan Motivasi
Langkah pertama sebelum penyajian materi. Perkuliahan ialah- memotivasi
mahasiswa, aniara lain dengan menjelaskan manfaat dan tujuan mata kuliah
bagi mahasiswa, menciptakan situasi menang-menang (M-M) di kelas.
b. Fase Mengarahkan Perhatian
Setelah ada motivasi dalam diri mahasiswa, dosen dapat mulai mengarahkan
perhatian mereka pada materi perkuliahan, dengan menyajikan secara jelas dan
sistematis sehingga mudah diikuti dan dipahami.
c. Fase Membentuk Pemerolehan
Dalam proses ini, dosen mempergunakan teknik-teknik penyajian yang
efektif agar pemahaman mahasiswa mantap dan cepat masuk ke dalam
ingatan jangka pendek. Teknik yang efektif antara lain menggaris bawahi
konsep - konsep penting atau memberikan penekanan dengan suara atau
kata-kata khusus, dengan mempergunakan alat peraga.
d. Fase Membentuk Penyimpanan
Pada fase ini dosen membantu mahasiswa. memperoleh dan mempercepat
proses penyimpanan pemahaman materi perkuliahan ke dalam ingatan jangka
panjang. Teknik yang efektif antara lain ialah membuat rangkuman atau
kesimpulan. untuk membantu mahasiswa agar mudah mengingat materi
perkuliahan yang telah dibahas, member! latihan, dan juga diskusi.
e. Fase Memperkuat Pengingatan.
Mahasiswa harus dibuat mampu mengingat apa yang telah dipelajarinya setepat
mungkin. Dosen perlu mempergunakan teknik yang efekfif untuk memperkuat
strategi berpikir mahasiswa, antara lain dengan menyajikan materi secara jelas,
mengajukan pertanyaan yang tepat, memberi latihan-latihan yang sistematis
dan pengulangan pelajaran
f. Fase Memperkuat Generalisasi
Fase ini sangat penting, karena. inilah indikator untuk mengukur mutu
perkuliahan .dan mutu kemampuan mahasiswa. Teknik yang efektif harus
dipergunakan oleh dosen dalam mewujudkan mutu perkuliahan. Mutu
kemampuan mahasiswa dapat diukur dengan menggunakan alat ukur yang
sesuai, seperti tes esei atau objektif, menulis makalah, menguraikan pertanyaan
atas suatu pertanyaan secara lisan.
g. Fase Memantapkan Kinerja
Mahasiswa harus mampu mempergunakan pengetahuan . untuk mengatasi -'
masalah atau tantangan kehidupan. Dosen perlu berusaha menanamkan
kemampuan ini. Teknik yang efektif untuk memantapkan kinerja antara lain
dengan pemberian pekerjaan rumah (PR), tanya jawab di kelas, diskusi,
melakukan berbagai tes/kuis, dan tugas menulis makalah. Dalarn hal ini dosen
harus memeriksa PR atau tugas tersebut dan memberikan penilaian serta
penghargaan.
h. Fase Memantapkan Umpan Balik
Mahasiswa harus mampu meningkatkan mutu pengetahuan secara mandiri
dengan memperbaiki t. kesalahan-kesalahan yang dilakukan mahasiswa. Dosen
juga harus membantu meningkatkan kemampuan mahasiswanya, antara lain
dengan cara memeriksa PR dan ujian mahasiswa serta membicarakannya
dikelas sehingga mahasiswa tahu mana yang benar dan mana yang salah. Hasil
pemeriksaan itu adalah umpan balik bagi mahasiswa.

Evaluasi Perkuliahan Bermutu

Ada beberapa prinsip untuk melakukan evaluasi perkuliahan bermutu yaitu:


1. Evaluasi perkuliahan merupakan bagian yang terpenting dalam usaha
meningkatkan mutu perkuliahan.
2. Evaluasi dilakukan terhadap masukan, proses dan produk perkuliahan.
3. Evaluasi ditujukan untuk mengendalikan mutu perkuliahan.
4. Standar mutu perkuliahan hendaknya disusun.
5. Tentukan alat dan teknik evaluasi yang sesuai Untuk setiap jenis proses dan
produk yang akan dievaluasi.

Prinsip-Prinsip MMT

Berikut ini adalah beberapa prinsip MMT menurut W. Edwards Deming ialah:
1. Tumbuhkan terus tekad .yang kuat untuk meraih mutu
2. Adopsi filosofi yang baru
3. Hentikan ketergantungan pada pengawasan jika ingin meraih mutu
4. Hentikan hubungan kerja yang hanya berdasar harga
5. Selamanya lakukan terus perbaikan-perbaikan
6. Lembagakan pelatihan sambil kerja
7. Lembagakan kepemimpinan yang membantu
8. Singkirkan sumber ketakutan
9. Hilangkan penghalang komunikasi antar bagian
10. Hilangkan slogan-slogan dan keharusan-keharusan
11. Hilangkan kuota dan target-target kuantitatif
12. Hilangkan penghalang-penghalang yang merampas kebanggan orang dalam
kerjanya
13. Lembagakan program pendidikan dan pengembangan diri secara singguh-
sungguh.
14. Libatkan semua orang dalam mencapai transformasi.

Untuk dapat sampai pada Pendidikan tinggi bermutu, prinsip-prinsip MMT


seperti berikut ini perlu menjadi perhatian dan diterapkan yaitu:
1. Beritikad menjadikan perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan tiriggi
yang bermutu
2. Adopsi filosofi mutu
3. Berorientasi pada pengguna jasa pendidikan
4. Pendekatan kerjasama kelompok (team work)
5. Kepemimpinan yang membantu
6. Komitmen pada mutu
7. Memperbaiki mutu perguruan tinggi secara berkelanjutan
8. Keputusan berdasarkan data dan fakta
9. Program belajar sambil bekerja
10. Alat dan teknik untuk perbaikan mutu
11. Perbaikan proses yang preventif
12. Pengakuan dan penghargaan
13. Perbaikan prosedur antar fungsional
14. Struktur yang mengundang partisipasi

Ciri-Ciri Jasa Pendidikan Tinggi

Pendidikan tinggi .dianggap sebagai lembaga yang menciptakan dan


member! pelayanan berupa jasa bagi para penggunanya. Jasa yang diberikan oleh
pendidikan tinggi adalah jasa kurikuler, jasa ekstra kulikuler, jasa administrasi, jasa
penelitian, jasa pengabdian pada masyarakat dan jasa kebijakan umum. Jasa-jasa
pendidikan tinggi yang bermutu memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Keterpercayaan (Reliability)
2. Keterjaminan (Assurance)
3. Penampilan (Tangibility)
4. Pemerhatian (Empathy)
5. Ketanggapan (Reponsiveness)

Proses Perbaikan Mutu Pembelajaran

Proses perbaikan mutu- pembelajaran meirupakah proses sirkuler. Proses


tersebut seperti yang digambarkan bsrikut ini:

Adapun rincian proses perbaikan tersebut ialah:

Plan : Menyusun Rencana

1. Identifikasi terlebih dahulu permasalahan yarig ada di dalam program


pembelajaran .atau perkuliahan, kemudian jelaskan langkah-langkah
pemecahan guna melakukan perbaikan, dalam hal ini dapat digunakan SWOT
analysis.
2. Uraian proses yang berlaku, berkenaan dengan hal tersebut diatas.
3. Uraikan serhua hal yang menjadi penyebab timbulnya masalah atau mutu
yang tak memuaskan sesuai dengan akar permasalahannya.
4. Kernbangkan cara pemecahan masalah atau perbaikan yang efektif dan dapat
dilaksanakan.
DO : Kerjqkan atau Laksanakan

Laksanakan pemecahan masalah atau laksanakan perubahan proses sesuai


yang direncanakan.

Chek. : Evaluasi

Tinjau dan evaluasi hasil .dari perubahan proses. Kalau masih kurang balk
mutunya, adakan perbaikan lagi sampai mutunya sesuai dengan yang kita harapkan.

Act : Tindak Lanjut

Tarik pelajaran dari perubahan dan hasilnya; gunakan proses yang sudah
baik hasilnya itu sebagai prosedur standar.

Prinsip Pembelajaran Dalam MMT

Sebagaimana telah dikemukakan dalam fisiologi MMT bahwa proses


pembelajaran harus dapat memenuhi kebutuhan dan harapan para pengguna jasa
pendidikan; Dalam proses pembelajaran seyogyanya. terjadi interaksi antara dosen
derigan mahasiswa, mahasiswa dengan mahasiswa, mahasiswa dengan materi
perkuliahan dan dosen dengan materi perkuliahan.
Ada beberapa prinsip pembelajaran yang perlu diperhatikan sesuai dengan
prinsip-prinsip MMT seperti;

1. Manajemen Kelas
Kelas adalah tempat berlangsungnya proses pembelajaran. Dosen rnerupakan
pemegang kendali di dalam kelas. Dengan demikian dosen hendaknya dapat
menciptakan suasana di dalam kelas yang dapat memenuhi kebutuhan dan
harapan mahasiswa. Suasana kelas hams diciptakan oleh dosen sedemikian
rupa agar mahasiswa merasa terpanggil untuk tetap hadir dalam setiap
pertemuan kuliah.
2. Administrasi Kelas
Untuk menjadi dosen yang bermutu, selain menjalankan tugas secara
profesional dosen hendaknya menyadari bahwa .penataan administrasi kelas
ikut mendukung dalam pemberian jasa pembelajaran kepada mahasiswa.
Tujuan dari administrasi kelas agar dosen mengetahui apakah jasa pelayanan
yang telah diberikan memenuhi kebutuhan pelanggan. Dalam
pengadministrasian kelas sebaiknya disajikan data yang menyangkut proses
pembelajaran. Data yang hams ada dalam administrasi kelas minimal adalah:
a. Data mahasiswa yang meliputi identitas mahasiswa, daftar hadir
perkuliahan, daftar nilai mahasiswa.
b. Daftar buku teks (referensi) yang digunakan sebagai acuan perkuliahan
c. Daftar alat bantu yang diperlukan dalam menunjang perkuliahan.
d. Dokumentasi program yang meliputi silabus, Garis-garis Besar Program
Perkuliahan (GBPP), Satuan Acuan Perkuliahan (SAP), hand out dll. untuk
membuat dokumentasi program perkuliahan dini ada beberapa langkah
yang perlu dilakukan oleh dosen, yaitu:
1) Menentukan Tujuan Instruksional Umum (TIU) , dan Tujuan
Instruksional Khusus (TIK) yang jelas.
2) Menggunakan metode instruksional dan media instruksional yang
tepat untuk setiap pokok bahasan.
3) Memilih buku ajar yang relevan dengan materi perkuliahan.

Gugus Kendali Mutu Permbelajaran

Gugus kendali mutu adalah: suatu kelompok kecil yang secara sukarela
mengadakan kegiatan pengendalian mutu secara rutin untuk mengidenfifikasi,
menganalisis dan mencari afternatif/pemecahan masalah pembelajaran di
pendidikan tinggi. Maksud dan pada gugus kendali mutu ialah memberikan
jaminan mutu yang dapat memuaskan dan memenuhi kebutuhan pelanggan.
Tujuannya agar kendali mutu adalah:
1. Efektivitas proses pembelajaran dapat tercapai.
2. Meningkatkan hubungan kerjasama yang harmonis antara para pelaku proses
pembelajaran.
3. Memberikan saran-saran perbaikan mutu pembelajaran.
4. Mengimplementasikan MMT untuk pembelajaran, dengan sasaran menumbuh
kembangkan budaya mutu bagi setiap orang yang ada kaitannya dengan
pembelajaran.
Rangkuman

Mutu adalah suatu sifat dan benda dan atau jasa. Benda dan jasa adalah
suatu hasil kegiatan manusia. Jadi mutu berkaitan dengan kinerja manusia. Suatu
benda atau jasa dikatakan bermutu apabila dapat memenuhi kebutuhan dan harapan
pengguna jasa.
Pendidikun dikatakan bermutu apabila jasa pelayanan yang diberikan oleh
dosen, pengehh dan administrator pendidikan dapat memenuhi kebutuhan dan
harapan para pengguna jasa tersebut (mahasiswa, orang tua, lembaga dan dunia
kerja/pengguna lulusan). Perkuliahan merupakan bagian dari proses pembelajaran
adalah salah satu upaya untuk proses pembelajaran bermutu ialah melalui
perkuliahan bermutu.
Manajemen kelas, administrasi kelas, TIU dan TIK, metode pembelajaran
dan media pembelajaran merupakan komponen penting yang perlu dipikirkan oleh
dosen dalam menentukan strategi pembelajaran dalam MMT.
Daftar Pustaka

Arcaro, Janica. Creating Quality in the Classroom

Tampubolon, DP. (1999). Materi Lokakarya MMT IPB 1996,1999.

Adimihardjo, M. (1999). Materi Lokakarya MMT IPB.

Brodjonegoro, S.S. (1999). Seminar nasional, Impilkasi Penetapan, Perguruan


Tinggi Negeri Sebagai Badan Hukum Miiik Negara. LP UNPAD.

Matgono, S, (1999).Materi Lokakarya MMT IPB 1996, 1998,1999.

Wiyadi, S. (1999). Materi Lokakarya MMT IPB 1996,1999.

QC. Circle Headquarter JUSE (1987). Gugus Kendali Mutu, PT Pustaka Binaman
Pressindo.

You might also like