You are on page 1of 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Dalam proses metabolisme di dalam tubuh terdapat berbagai macam reaksi kimia. Rekasi
kimia ini meupakan bagian dari sistem yang bekerja spesifik dan menghasilkan senyawa-
senyawa kimia.Dalam aktivitas metabolisme kita mengenal adanya katalisator.Katalisator dalam
reaksi ini disebut enzim.
Enzim adalah sekelompok protein yang berfungsi sebagai katalisator untuk berbagai
reaksi kimia dalam sistem biologik.Hampir tiap reaksi kimia dalam sistem biologis dikatalisis
oleh enzim.Sintesis enzim terjadi di dalam sel dan sebagian besar enzim dapat diekstraksi dari
sel tanpa merusak fungsinya.
Dengan peran enzim pada hampir tiap reaksi biologis, dapat dikatakan enzim memilki
peran sangat penting.Dalam mendukung perannya sebgai katalisator atau mempercepat reaksi
yang terjadi tentu saja ada faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut antara
lain kosentrasi enzim, konsentrasi ion hydrogen (pH), suhu dan konsentrasi substrat. Oleh karena
pentingnya enzim, maka praktikum tentang faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim perlu
dilakukan

1.2. Rumusan masalah


1. Bagaimana pengaruh pH terhadap reaksi enzimatik?
2. Berapakah suhu optimum dari enzim amylase?

1.3. Tujuan

1. Membuktikan bahwa keasaman ( pH ) mempengaruhi kecepatan reaksi enzimatik


2. Menentukan pH optimum dari enzim amilase.

2.

1
BAB II
METODE PRAKTIKUM

2.1. Dasar Teori


Hampir laju semua reaksi yang dikatalisis oleh enzi memperlihatkan ketergantungan
signifikan pada konsentrasi ion hydrogen (pH).Sebagian besar enzim intrasel memperlihatkan
aktivitas optimal pada nilai pH antara 5 dan 9.Hubungan aktivitas dengan konsentrasi ion
hydrogen dengan mencerminkan keseimbangan antara denaturasi enzim pada pH tinggi atau
rendah dan efek pada keadaan bermuatan dari enzim, substrat dan keduanya.Bagi enzim yang
mekanismenya melibatkan katalisis asam-basa, residu-residu yang terlibat harus berada dalam
keadaan terprotonasi yang tepat agar reaksi dapat berlangsung. Pengikatan dan pengenalan
molekul substrat dengan gugus-gugus disosiatif juga biasanya melibatkan pembentukan
jembatan garam dengan enzim. Gugus bermuatan tersering adalah gugus karboksilat negative
dan gugus amin berproton yang bermuatan positif. Oleh karena itu, penambahan atau
pengurangan gugus-gugus bermuatan akan mempengaruhi secara negative pengikatan substrat
sehingga katalisis akan melambat atau lenyap.

2.2. Reaksi enzimatik


Enzim pada umumnya memiliki pH optimum antara pH 5-9, ada beberapa pengecualian
misalnya pepsin (di lambung) pH optimumnya sangat asam. Pada pH optimum terjadi reaksi
maksimal antara E- dengan SH+
Reaksi :
E- + SH+ E-SH
Bila pH kita geser kea rah yang lebih asam secara bertahap, maka makin besar perbedaan
pH optimal enzim dengan pH yang kita buat, makin banyak E- menarik H+ membentuk EH,
sedangkan EH tidak dapat lagi mengikat SH+. Berarti, bertambah besar perbedaan pH,
bertambah banyak enzim yang tidak aktif. Sebaliknya, bila pH ditingkatkan lebih tinggi (lebih
basa) secara bertahap dari pH optimal enzim yang bersangkutan, maka semakin banyak substrat
SH+ S + H+, berarti semakin banyak substrat-substrat yang tidak dapat bereaksi dengan E-
rjalan parallel .dan kejadian ini berjalan parallel sehingga memberikan gambaran kurva yang
khas berupa bel (lonceng) dikenal sebagai bell shape curve

2
2.3 Alat :
Bejana Erlenmeyer
Pipet volumetric
Buret
Tabung reaksi (5 buah)
Stopwatch

2.4 Reagensia :
Larutan enzim E (saliva)
Larutan NaCl 0,9%
Larutan dapar (buffer) dengan pH 5,9, 7, 8
Larutan substrat
Larutan KI-KIO3
Larutan HCl 0,05 N

2.5 Pelaksanaan :

1) Masing-masing kelompok anggota kelompok depan melakukan percobaan pada satu pH tertentu
sesuai dengan yang ditentukan oleh pemimpin praktikum
2) Siapkan 5 tabung reaksi bersih, beri masing-masing tanda 0, 5, 10, 15, dan 20
3) Siapkan bejana Erlenmeyer dan pipet volumetric
4) Ambil berturut-turut 15 ml larutan dapar dengan pH 7 yang telah ditentukan bagi masing-masing
kelompok, 3 ml larutan S dan 6 ml larutan NaCl 0,9% dan masukkan ke dalam Erlenmeyer.
Goyangkan Erlenmeyer beberapa detik dengan gerakan memutar agar isinya trcampur rata
5) Isilah masing-masing tabung reaksi yang tersedia dengan 10 ml larutan HCl 0,05N
6) Ambil dengan pipet 1 ml campuran larutan dan labu Erlenmeyer dan masukkan ke dalam tabung
yang reaksi yang bertanda 0, campurlah isinya dengan beberapa kali membalikkan tabung reaksi
yang disumbat dengan ibu jari tangan
3
7) Siapkan stopwatch
8) Ambil dengan pipet 2 ml enzim dan tambahkan kedalam campuran larutan yang berada di dalam
Erlenmeyer. Jalankan stopwatch tepat saat enzim dimasukkan ke dalam Erlenmeyer. Goyangkan
Erlenmeyer beberapa detik dengan gerakan memutar agar enzim tercampur merata di dalam
larutan. Setelah itu Erlenmeyer jangan digoyangkan lagi (diamkan di atas meja)
9) Kira-kira setengah menit menjelang menit ke 5 ambillah dengan pipet 1 ml larutan dari labu
Erlenmeyer, dan tepat pada menit ke 5 masukkan cairan dan dalam pipet tersebut ke dalam
tabung reaksi bertanda 5, campurlah dengan beberapa kali membalikkan tabung yang disumbat
ibu jari tangan
10) Lakukan kembali prosedur seperti tahap 9 sekitar menit ke 10, 15, 20 memasukkan cairan dan
dalam pipet ke dalam tabung reaksi bertanda 10, 15 dan mencampurkannya dengan membalik-
balikkan tabung dengan atau 20
11) Setelah semua sellesai, tambahkan 1 ml larutan KI-KI03 dan buret ke dalam masing-masing
tabung reaksi. Campur merata dengan membalikkan beberapa kali tabung reaksi yang disumbat
dengan ibu jari tangan
12) Kira-kira lima memnit setelah penambahan KI-KIO 3, bacalah absorban larutan yang ada dalam
masing-masing tabung reaksi
13) Dari nilai absorban yang terbaca, hitunglah persen substrat yang tercerna pada menit ke- 0 ,5 ,
10 ,15 , dan 20 dengan rumus :
Persentase substrat yang dicerna pada menit t = Presentase substrat semula-presentase substrat
yang tersisa pada menit t
Jadi : presentase substrat yang dicerna pada menit t = 100% - ATtx 100%
ATo
Keterangan : ATt : absorbancelarutan pada menit ke t
ATo : absorbancelarutan pada menit ke 0
14) Runutlah nilai presentase substrat substrat yang dicerna pada ordinat grafik menghubungkannya
dengan lama berlangsungnya reaksi (T) pada absisnya. Kurva yangterbentuk disebut progressive
curve
15) Bandingkan kinerja enzim pada berbagai pH di atas dan buatlah analisis mengapa demikian

2.6 Diagram Alir

Masing-masing kelompok anggota kelompok depan melakukan percobaan pada satu


pH tertentu sesuai dengan yang ditentukan oleh pemimpin praktikum

Siapkan 5 tabung reaksi bersih, beri masing-masing tanda 0, 5, 10, 15, dan 20

Ambil berturut-turut
Siapkan15bejana
ml larutan dapar dan
Erlenmeyer dengan
pipetpH 7 yang telah ditentukan bagi
volumetric
masing-masing
Ambil kelompok,
dengan pipet 3 ml larutan
1 ml campuran larutanS
dandanlabu6 Erlenmeyer
ml larutan dan
NaCl 0,9% dan
masukkan ke 4
masukkan
dalam ke yang
tabung dalamreaksi
Erlenmeyer. Goyangkan
yang bertanda Erlenmeyer
0, campurlah isinya beberapa detik dengan
dengan beberapa kali
gerakan
Isilah memutar
membalikkan agarreaksi
masing-masing
tabung isinyayang
tabung trcampur
reaksi rata
yang
disumbat
Siapkan tersedia
dengandengan
stopwatch ibu jari10tangan
ml larutan HCl 0,05N
Ambil dengan pipet 2 ml enzim dan tambahkan ked lam campuran larutan yang
berada di dalam Erlenmeyer. Jalankan stopwatch tepat saat enzim dimasukkan ke
dalam Erlenmeyer.Goyangkan Erlenmeyer beberapa detik dengan gerakan memutar
agar enzim tercampur merata di dalam larutan. Setelah itu Erlenmeyer jangan
digoyangkan lagi (diamkan di atas meja)

Kira-kira setengah menit menjelang menit ke 5 ambillah dengan pipet 1 ml larutan


dari labu Erlenmeyer, dan tepat pada menit ke 5 masukkan cairan dan dalam pipet
tersebut ke dalam tabung reaksi bertanda 5, campurlah dengan beberapa kali
membalikkan tabung yang disumbat ibu jari tangan

Lakukan kembali prosedur seperti tahap 9 sekitar menit ke 10, 15, 20 memasukkan
cairan dan dalam pipet ke dalam tabung reaksi bertanda 10, 15 dan
mencampurkannya dengan membalik-balikkan tabung dengan atau 20

Setelah semua sellesai, tambahkan 1 ml larutan KI-KI03 dan buret ke dalam masing-
masing tabung reaksi. Campur merata dengan membalikkan beberapa kali tabung
reaksi yang disumbat dengan ibu jari tangan

Kira-kira lima memnit setelah penambahan KI-KIO3, bacalah absorban larutan yang
ada dalam masing-masing tabung reaksi

Dari nilai absorban yang terbaca, hitunglah persen substrat yang tercerna pada menit
ke- 0 ,5 ,10 ,15 , dan 20 dengan rumus : Persentase substrat yang dicerna pada menit t
= Presentase substrat semula-presentase substrat yang tersisa pada menit t

Jadi : presentase substrat yang dicerna pada menit t t = 100% - ATt / ATox 100%

Runutlah nilai presentase substrat substrat yang dicerna pada ordinat grafik
menghubungkannya dengan lama berlangsungnya reaksi (T) pada absisnya. Kurva
yangterbentuk disebut progressive curve
5
Bandingkan kinerja enzim pada berbagai pH di atas dan buatlah analisis mengapa
demikian
BAB III
HASIL dan PEMBAHASAN

3.1. Tabel Pengamatan pada pH 7

Waktu Absorban % substrat yang dicerna


0 0,0399 0%
5 0,0120 69,92%
10 0,0280 29,82%
15 0,0308 22,81%
20 0,0337 15,54%

3.2 Perhitungan

% susbstrat yang dicerna = 100% - ATtx 100%


ATo

0,0399
Pada waktu 0 = 100% - x 100% = 0 %
0,0399

0,0120
Pada waktu 5 = 100% - x 100% = 0 %
0,0399

0,0280
Pada waktu 10 = 100% - x 100% = 69,92%
0,0399

0,0308
Pada waktu 15 = 100% - x 100% = 29,82%
0,0399

0,0308
Pada waktu 20 = 100% - x 100% = 29,82%
0,0399

3.3 Grafik Pengamatan


6
Pengaruh pH 7 Terhadap Reaksi Enzimatik
80%

Presentase Substrat YangTtercerna


70% 69.92%
60%
50%
40% Substrat yang tercerna
30% 29.82%
22.81%
20%
15.54%
10%
0% 0.00%
0 5 10 15 20 25
Waktu (Menit)

3.4 Pembahasan

Pada percobaan ini, digunakan larutan dapar (buffer) dengan pH 7 yang ditambahkan larutan
substrat (amilum), larutan NaCl 0,9% . Penambahan NaCl bertujuan sebagai activator enzim dan
amilum merupakan substrat yang akan bereasksi dengan iodium membentuk kompleks biru.
Kemudian ditambhankan enzim amylase yang akan menghidrolisis amilum menjadi dekstrim
kemudian maltosa . Ditambahkan larutan KI-KIO3sebagai indicator yang akan bereaksi dengan
amilum membentuk kompleks biru keunguan yang ditandai dengan perubahan warna dari bening
menjadi biru. Namun dari hasil praktikum yang diperoleh, dalam semua tabung reaksi tidak
terjadi perubahan warna.
Dari nilai absorbansi yang telah diketahui, maka dapat diketahui hasil perhitungan kadar
substrat yang dicerna. Pada menit ke 0 kadar amilumnya 0%, pada menit ke 5 sebanyak
69,92%, pada menit ke 10 sebanyak 29,82%, pada menit 15 sebanyak 22,81% dan menit ke 20
sebanyak 15,54%.
Menurut teorinya, seharusya semakin lama substrat beada dalam saliva, semakin banyak
substrat yang terurai, namun pada hasil praktikum diperoleh substrat yang terurai semakin
sedikit, hal ini terlihat dari presentase substrat yang terenzimasi.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan kesalahan tersebut, yakni :
1. Pemberian larutan KI-KIO3 setelah pemberian larutan KI-KIO3 seharusnya larutan
langsung diamati dispektro, tidak dibiarkan lama karena apabila dibiarkan terlalu lama,
maka indicator warna dari iodium untuk mendeteksi adanya amilum akan hilang.

7
2. Terdapat koloid dari saliva yang terlalu pekat pada larutan yang akan diamati dalam
spektro, sehingga akan mengganggu pembacaan absorban. Seharusnya dilakukan
pengenceran saliva.
3. Pada pengambilan bahan kurang kuantitatif, sehingga data yang dihasilkan juga tidak
valid.

3.5 Tabel pengaruh pH terhadap reaksi enzimatik pada tiap kelompok

Kelompok Menit Absorbansi Kadar pH Kelompok Menit Absorbansi Kadar pH


0 0.0219 0% 0 0.0422 0%
5 0.0425 -94,06% 5 0.0212 49,76%
1 10 0.0398 -81,74% 5.9 6 10 0.0215 49,05% 7.0
15 0.0350 -59,82% 15 0.0387 8,29%
20 0.0325 -48,40% 20 0.0192 54,50%

0 0.0432 0% 0 0.042 0%
5 0.0101 76,62% 5 0.058 -38,10%
2 10 0.0137 68,29% 5.9 7 10 0.045 -7,14% 8.0
15 0.0096 77,78% 15 0.044 -4,76%
20 0.0192 55,56% 20 0.038 9,52%

0 0,054 0% 0 0.0420 0%
5 0,081 -50% 5 0.0186 55,71%
3 10 0,077 -42,59% 5.9 8 10 0.0098 76,67% 8.0
15 0,077 -42,59% 15 0.0187 55,48%
20 0,072 -33,33% 20 0.0153 63,57%

0 0 0.041 0%
5 5 0.057 -39,02%
4 10 7.0 9 10 0.053 -29,27% 8.0
15 15 0.037 9,76%
20 20 0.045 -9,76%

0 0.0399 0% 0 0.003 0%
5 0.0120 69,92% 5 0.005 -66,67%
5 10 0.0280 29,82% 7.0 10 10 0.003 0% 8.0
15 0.0308 22,81% 15 0.013 -333,33%
20 0.0337 15,54% 20 0.013 -333,33%

3.6 Grafik kelompok

8
KADAR SUBSTRAT TERCERNA
kelompok 1 kelompok 4 kelompok 5 kelompok 6
kelompok 7 kelompok 8 kelompok 9 kelompok 10

200%

100%

0%
0' 5' 10' 15' 20'
kadar substrat

-100%

-200%

-300%

-400%

waktu

Penyusun enzim adalah protein, yang mana cara kerjanya pun juga sama dengan protein.
Aktivitas enzim ini juga dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu : suhu, pH (kadar
keasaman), inhibitor, kadar enzim maupun kadar substrat. Untuk factor pH, dapat dilihat pada
data tersebut, terlihat kurva mengalami naik-turun dalam presentase substrat yang dicerna pada
menit ke 5, 10, 15,dan 20. Dari data ini menunjukkan perbedaan yang cukup signifikan antara
aktivitas enzim dengan berbagai percobaan pH. Kurva enzim dengan aktivitas normal
mempunyai bentuk seperti lonceng dan enzim bekerja optimum pada kisaran pH 7.
Pada pH 5,9 (asam) membuat banyak enzim yang tidak aktif, maka aktivitas enzim pun
juga semakin menurun sehingga produk yang dihasilkan juga menurun. Jika kita
melihat hasil grafik di atas, pH 5,9 bukan merupakan pH optimum dari enzim amylase, dengan
enzim dengan. ditandai dengan grafik yang bernilai minus.
Untuk pH 7 (netral) seharusnya aktivitas enzim amylase optimum pada pH ini, namun
berdasarkan hasil grafik di atas menunjukkan bahwa aktivitas enzim tidak sesuai teori.Hal ini

9
terjadi karena enzim tidak mengalami pengenceran (pekat) yang mengakibatkan absorbansinya
juga tidak sesuai.
Untuk pH 8 (basa), maka semakin banyak substrat yang tidak dapat bereaksi dengan
enzim. Jika substrat tidak berikatan dengan enzim, maka tidak akan ada aktivitas enzim dan
produk pun tidak akan terbentuk. Tetapi, pada hasil grafik di atas, juga tidak sesuai dengan teori.
Banyak faktor yang berperan dalam kesalahan diatas, tetapi perlu diketahui bahwa pH
optimum enzim tidak perlu sama dengan pH lingkungan normalnya, dengan pH yang
mungkin sedikit berada di atas atau di bawah pH optimum. Aktivitas katalitik enzim di dalam sel
mungkin diatur sebagian oleh perubahan pada pH medium lingkungan.

10
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Dari hasil data di atas, dapat diperoleh kesimpulan bahwa pH sangat mempengaruhi
akivitas reaksi enzimatik suatu enzim tergantung dari jenis enzim masing-masing, dimana pH
dapat bekerja maksimal pada pH optimumnya.
Enzim amylase dapat bekerja optimum pada pH 7, namun dari praktikum yang dilakukan
tidak dapat membuktikan bahwa aktivitas optimum dari enzim amylase adalah pada pH 7. Hal
ini dapat disebabkan dari kesalahan praktikan maupun kesalahan dari prosedur kerjanya.

4.2 SARAN

Data-data yang kurang valid dapat disebabkan karena :

1. Praktikan kurang telitian dalm pengambilan bahan secara kuantitatif


2. Praktikan tidak memahami proses kerja yang akan dipraktikkan
3. Pipet volume yang disediakan jumlahnya kurang memadai
4. Prosedur praktikum yang tidak sesuai

11
DAFTAR PUSTAKA

Murray, Robert K. Granner, Daryl. Rodwell, Victor W. 2009. Biokimia Harper, edisi 27. Jakarta: EGC

Lehninger, A.L., 1997, Dasar-dasar Biokimia Jilid 1, Erlangga, Jakarta

Fessenden, R. J. dan Fessenden, J. S., 1994, Kimia Organik Jilid II , Erlangga, Jakarta

Schumm, Dorothy E.,1993, Intisari Biokimia, Binarupa Aksara, Jakarta

Hardjasasmita, Pantjita.,2002, Ikhtisar Biokimia Dasar A, Balai Penerbit FKUI, Jakarta

12

You might also like