You are on page 1of 15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Prestasi Belajar

Manusia merupakan mahluk sosial yang tumbuh dan berkembang dari waktu

ke waktu. Seiring dengan itu manusia terus mengalami perubahan dalam dirinya

mulai dari sikap, pola berfikir tingkah laku dan sebagainya. Belajar merupakan salah

satu cara yang dilakukan oleh setiap manusia untuk mencapai semua itu. sehubungan

dengan itu, Suryabrata (1983:5) mendefinisikan:

Belajar adalah aktivitas yang menghasilkan perubahan pada diri individu


yang belajar (dalam arti behavioral changes) baik aktual maupun potensial;
perubahan itu pada pokoknya adalah didapat kannya kemampuan baru, yang
belaku dalam waktu yang relatif lama dan perubahan itu terjadi karena usaha.

Berdasarkan kutipan di atas dapat diambil suatu pengertian. Bahwa belajar

merupakan aktivitas yang dilakukan oleh setiap manusia dari waktu kewaktu hingga

ia mencapai suatu perubahan dalam hidupnya sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Tujuan merupakan suatu faktor yang sangat penting untuk mencapai suatu prestasi

belajar.

Prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang dicapai siswa dalam

memperoleh perubahan, cara bersikap, bertingkah laku yang baru, bertindak cepat

secara optimal setelah dilaksanakan suatu proses belajar. Sehubungan dengan hal

tersebut, simanjuntak (1983:100) menyatakan bahwa: Prestasi belajar diartikan

sebagai tingkat keberhasilan murid dalam mempelajari pelajaran di sekolah dan

5
6

dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah

materi pelajaran tertentu.

Prestasi belajar juga dapat diartikan sebagai derajat keberhasilan siswa

setelah ia mempelajari suatu materi pelajaran dalam waktu tertentu. Untuk

mengetahui prestasi belajar biasanya setelah diberikan suartu materi dalam waktu

tertentu, kemudian ia diberikan tes atau evaluasi. Untuk mencapai prestasi belajar

dengan baik maka perlu ditanamkan prinsip-prinsip belajar yang baik. Prinsip-

prinsip belajar yang baik dijelaskan oleh Sardiman (1988:26) sebagai berikut:

a. Belajar pada hakikatnya menyangkut potensi manusiawi dan kelakuan.


b. Belajar memerlukan proses dan tahapan serta kematangan diri para siswa.
c. Belajar akan lebih mantap dan efektif, bila didorong dengan motivasi,
terutama motivasi dari dalam dasar kebutuhan, kesadaran,. Lain halnya
belajar karena rasa takut serta dibarengi rasa tekanan dan menderita.
d. Dalam hal banyak belajar itu mnerupakan proses percobaan (dengan
kemungkinan berbuat keliru) atau pembiasan.
e. Kemampuan belajar seseorang siswa harus diperhitungkan dalam rangka
menentukan isi pelajaran.
f. Belajar dapat ditentukan dengan tiga cara:
1. Secara langsung
2. Kontrol, kontak, penghayatan, pengalaman langsung, seperti anak
belajar berbicara, sopan santun, dan lain-lain.
3. Pengenalan dan peniruan.
g. Belajar melalui praktek atau mengalami secara langsung akan lebih
efektif mampu membina sikap keterampilan, secara kritis dan lain-lain
bila dibandingkan dengan hafalan.
h. Perkembangan pengamalan anak didik akan banyak mempengaruhi
kemampuan belajar yang bersangkutan.
i. Bahan pelajaran yang bermakna/berarti, lebih mudah dan menarik unutk
dipelajari, dari pada bahan yang bermakna.
j. Informasi tentang kelakuan baik, pengetahuan, kesalahan, serta
keberhasilan siswa yang banyak membantu kelancaran dan giliran belajar.
k. Belajar sedapat mungkin diubah kedalam bentuk dan aneka ragam tugas,
sehingga anak-anak melakukan dialog dalam dirinya atau mengalami
sendiri.

Berdasarkan kutipan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dalam belajar

memerlukan proses atau tahapan-tahapan yang harus dilalui. Dalam fisika prinsip-
7

prinsip tersebut di atas sangat diperlukan dalam rangka meningkatkan prestasi

belajar. Hal ini penting mengingat fisika tidak dapat dipelajari secara hafalan

melainkan harus ada pemahaman konsep latihan penyelesaian soal dan lain-lainnya

yang tercakup dalam prinsip-prinsip seperti tersebut di atas.

2.2 Lembaran Kerja Siswa

Lembaran kerja siswa atau yang sering dikenal dengan sebutan LKS

merupakan suatu bentuk lembaran yang tersusun atas ringkasan materi, tentang

langkah-langkah penyelesaian soal yang memadu siswa kearah memperoleh jawaban

atas soal-soal dalam suatu materi pelajaran. Penggunaan Lembaran Kerja Siswa juga

akan membuat belajar siswa tetap terpelihara sampai mereka terampil dalam

menguasai konsep pelajaran.

Belajar dengan menggunakan Lembaran Kerja Siswa akan memberikan

kesempatan pada siswa untuk belajar menurut kemampuan berfikirnya. Karena setiap

siswa mempunyai kemampuan berfikir yang berbeda-beda antara satu dengan yang

lainnya, hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Sriono, dkk (1992:27)

bahwa :

Kondisi belajar menyangkut proses berfikir yang memerlukan waktu. Waktu


yang dipergunakan untuk berfikir itu bervariasi diantara para siswa. Oleh
karena itu didalam diskusi anak harus diberi keleluasaan dalam berfikir
untuk menjawab berbagai pertanyaaan dalam lembaran kerja siswa. Sehingga
seorang anak tidak cenderung berputus asa.

Berdasarkan kutipan tersebut media Lembaran Kerja Siswa akan membawa

siswa belajar menurut kempuannya masing-masing namun diharapkan siswa mampu

menyerap ide-ide dalam konsep yang diajarkan, serta mampu menyelesaikan


8

permasalahan dalam konsep tersebut. Dalam proses belajar mengajar dengan

menggunakan Lembaran Kerja Siswa, siswa dituntut aktif secara individual pada

saat proses belajar mengajar berlangsung.

Dalam penggunaan media Lembaran Kerja Siswa, sebagian besar waktu

dalam kegiatan belajar mengajar dipergunakan oleh siswa, sehingga siswa aktif

secara individual. Dalam pelaksanaan penggunaan Lembaran Kerja Siswa seorang

guru hendaknya benar-benar memberikan keterangan dengan baik dan

menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa. Hal ini berguna pada saat

siswa belajar sendiri untuk memecahkan masalah yang disajikan tidak terlalu banyak

permasalahan yang timbul terutama yang berhubungan dengan kesalahan

menafsirkan arti soal.

Disamping itu penyusunan Lembaran Kerja Siswa harus memenuhi kriteria-

kriteria seperti yang dikatakan oleh Sriono, dkk (1992:25) sebagai berikut :

1. LKS ke-1 (LKS fakta)


LKS ini merupakan tugas yang sifatnya hanya menhgarahkan siswa untuk
mencari fakta atau hal-hal yang berhubungan dengan bahan yang akan
diajarkan (fakta atau informasi)
2. LKS ke-2 (LKS pengkajian)
LKS ini merupakan penggalian pengertian tentang bahan kearah
pemahaman. Pertnyaan yang diajukan dalam LKS ini harus pertanyaan
yang bersifat pemahaman, penggali pengertian, hipotesa dan latar
belakang.
3. LKS ke-3 (LKS pemantapan / kesimpulan)
LKS ini sifatnya untuk memantapkan materi pelajaran yang telah dikaji
dalam diskusi kelqas dimana kebenaran/ kesimpulannya telah ditemukan
dan diterima oleh semua oleh semua peserta diskusi (seluruh kelas).

Dalam menyajikan materi soal-soal yang terdapat dalam Lembaran Kerja

Siswa guru harus mengupayakan penyajian konsep dari yang mudah menuju ke

konsep yang lebih sulit atau abstrak, sehingga diharapkan dengan bekal pemahaman
9

tersebut siswa mempunyai kemampuan untuk mengembangkan konsep dan

menggeneralisasikan konsep tersebut dalam penyelesaian soal-soal. Baik soal yang

tertera dalam Lembar Kerja Siswa maupun persoalan persoalan fisika yang ada

kaitannya dalam kehidupan sehari-hari.

2.3 Teknik-Teknik Penggunaan Lembaran Kerja Siswa

Komponen-komponen yang terdapat dalam lembaran kerja siswa

menampilkan tingkah laku dan kemampuan intelektual siswa, dalam hal ini Sriono

(1992:33) menjelaskan; lembaran kerja siswa memberikan petunjuk kepada siswa

bagaimana mendapatkan pengalaman belajar. Pengalaman belajar dapat berupa

bacaan, mengerjakan soal-soal, melaksanakan tugas dan sebagainya.

Jika kita berbicara lebih lanjut mengenai pengalaman belajar siswa yang

diperoleh dari hasil membaca atau mengerjakan sosl-soal yang berkaitan dengan

penggunaan lembar kerja siswa, maka tidak terlepas dari membicarakan masalah

kemponen tentang pelaksanaan Lembaran Kerja Siswa. Komponen-komponen

tersebut terdiri dari beberapa hal, yaitu :

a. Tujuan dari kegiatan

Tujuan dari kegiatan berisikan tentang perumusan tingkah laku siswa yang

diinginkan yang berhubungan dengan pokok bahasan yang akan disajikan,

pokok bahasan ini harus mendukung tercapainya kegiatan.


10

b. Pokok bahasan

Di dalam pokok bahasan juga perlu diperhatikan tingkat intelektual siswa dan

pengalaman belajar siswa dimasa yang silam sehingga bahan selanjutnya yang

disajikan menjadi bermakna.

c. Bahan pelajaran

Bahan-bahan yang dapat dipergunakan oleh siswa dalam belajar dengan

menggunakan Lembar Kerja ini dapat berasal dari berbagai sumber, tidak

dibatasi hanya dari buku teks, misalnya dapat berasal dari makalah, artikel,

mendengar informasi, menonton televisi, dan sebagainya. Namun pada intinya

berkaitan dengan bahan yang sedang dipelajari oleh siswa.

d. Kegiatan siswa

Kegiatan siswa berisikan tentang jenis-jenis kegiatan apa saja yang harus

dilakukan oleh siswa ketika proses belajar pada suatu materi yang sedang

berlangsung, yang pada dasarnya kegiatan siswa ini tidak boleh terlepas dari

tujuan yang diinginkan dalam pokok bahasan materi yang sedang diajarkan.

e. Waktu yang diperlukan

Waktu ini dihitung dari banyaknya jenis kegiatan yang dilakukan oleh siswa dan

banyaknya pokok bahasan yang dibahas, dalam hal ini waktu tidak bersifat

mutlak tetapi bersifat fleksibel.

f. Prosedur kegiatan

Prosedur kegiatan berisikan tentang langkah-langkah pelaksanaan kegiatan yang

harus diikuti oleh siswa ketika mereka belajar dengan menggunakan Lembaran

Kerja Siswa.
11

Berdasarkan uraian di atas maka semua komponen yang terdapat dalam

Lembaran Kerja Siswa merupakan pedoman bagi guru dalam menyusun langkah-

langkah yang akan dikerjakan di depan kelas. Disamping itu juga membutuhkan alat

bantu dalam melaksanakan langkah-langkah sajian yang akan disampaikan kepada

siswa. Dengan kata lain guru memerlukan skenario mengajar dimana skenario ini

memuat langkah-langkah yang akan dikerjakan oleh seorang guru pada saat proses

belajar mengajar berlangsung, menurut Sriono (1992:58) Skenario sajian

merupakan alat bantu guru di dalam melaksanakan langkah-langkah yang akan

dikerjakan oleh seorang guru di depan kelas, termasuk di dalamnya: pembagian

waktu aktivitas guru, aktivitas siswa, pokok bahasan dan fasilitas.

Dari kutipan di atas dapat dikatakan sebagai seorang guru hendaknya kita

benar - benar dapat bersikap profesional dalam menyampaikan materi pelajaran

kepada siswa karena hal ini akan memaksimalkan proses belajar mengajar

khususnya dengan menggunakan Lembaran Kerja Siswa.

2.4 Format Lembaran Kerja Siswa

Bentuk atau format dari sebuah Lembaran kerja siswa adalah sebagai

berikut :

2.41 Judul

Judul merupakan pokok bahasan yang akan dibelajarkan kepada siswa

2.42 Tujuan

Tujuan merupakan suatu pengharapan atau pencapaian yang diinginkan sesuai

dengan pkok bahasan yang disajikan.

2.43 Materi pelajaran


12

Materi pelajaran berisikan penjelasan-penjelasan menyangkut pokok bahasan

yang akan diajarkan.

2.44 Percobaan (Jika ada)

Percobaan merupakan salah satu langkah dalam menggunakan Lembaran kerja

siswa sebagai media pembelajaran. Tujuan dari percobaan ini diharapkan dapat

membangkitkan gagasan-gagasan dalam belajar, sehingga siswa dapat mudah

memahami konsep-konsep yang diajarkan.

2.45 Tugas

Tugas berisikan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan materi

pelajaran yang diajarkan.

2.5 Manfaat Lembaran Kerja Siswa

Proses belajar yang telah digunakan selama puluhan tahun di sekolah-sekolah

adalah proses belajar yang selalu terfokus pada guru. Guru memegang kunci

keberhasilan belajar siswa serta dapat mengontrol efektifitas dan efisiensi proses

belajar siswa. Pelaksanaan sistem belajar yang terfokus pada guru ini sering

menyimpang dari tujuan pengajaran semula yaitu membuat proses belajar

siswa menjadi efektif dan efisiensi. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor

diantaranya adalah ketidak mampuan siswa dalam mengikuti pelajaran. Kurangnya

minat dan kegairahan siswa-siswa, pasifnya situasi belajar, dan faktor lainnya.

Pengajaran dengan menggunakan Lembaran Kerja Siswa dapat menghindari

terjadinya hal-hal yang tersebut di atas. Dimana siswa berperan aktif dalam proses

belajar mengajar dan ikut bertanggung jawab selama proses belajar berlangsung.
13

Dalam palajaran fisika peranan Lembaran Kerja Siswa lebih dominan

terutama bagi siswa yang sudah terlanjur mempunyai sikap benci atau kurang senang

terhadap pelajaran fisika. Dengan tidak terasa siswa tersebut akan kembali

menyenangi fisika, melalui Lembaran kerja siswa yang mempunyai daya tarik

tersendiri, karena dengan Lembaran kerja siswa dituntut untuk bisa menemukan

sendiri konsep-konsep yang berlaku dalam fisika, khususnya dalam pokok bahasan

listrik dinamis.

Dengan demikian siswa bisa menemukan sendiri konsep-konsep di dalam

fisika tersebut, timbul rasa puas dalam diri siswa, juga timbul keinginan untuk

mencari konsep-konsep lainnya, dan ini semua diperoleh dengan menggunakan

Lembaran Kerja Siswa. Lambat laun semua siswa akan terbawa menjadi senang

terhadap pelajaran fisika, bahkan tidak mustahil anak tersebut akan menjadi sangat

senang terhadap pelajaran fisika, sehingga sangat besar kemungkinan dapat

diharapkan prestasinya dalam pelajaran fisika akan lebih meningkat.

Selain itu pengalaman menunjukkan bahwa orang akan lebih mudah

mengingat sesuatu yang dapat dicapai dengan indera yaitu dengan meraba, mencium,

mendengar serta dapat melihat wujud yang sebenarnya dari benda-benda itu dari

pada mengingat-ingat sesuatu yang pernah dibaca atau dengan mendengarnya

melalui orang lain. Hal ini sesuai seperti yang dikemukakan oleh Ruffendi (1980:18)

sebagai berikut :

Anak harus belajar berbuat sendiri dan merasakan sendiri, makin banyak
indera yang dipakai, makin efisien anak belajar dan bila anak-anal hanya
mendengar tetapi tidak melihat sendiri, ia tidak akan memperoleh
pengalaman belajar seperti bila ia mendengar dan melihat sekaligus bila
selain mendengar, melihat, juga diberikan kesempatan untuk meraba, maka ia
14

akan memperoleh pengalaman mengenai apa yang diminatinya lebih banyak


lagi.

Dengan demikian penggunaan Lembaran Kerja Siswa menjadikan siswa

untuk belajar dengan segenap inderanya dan dengan pengalaman belajar lebih nyata

dan tak mudah terlupakan. Disamping itu siswa juga diberi kesempatan untuk

mengerjakan soal-soal yang terdapat dalam Lembaran Kerja Siawa sesuai dengan

kemampuannya mesing-masing, jika ada soal yang tidak mereka pahami mereka

diberi kesempatan untuk mendiskusikannya dengan teman atau bertanya pada guru

pembimbingnya, sehingga hasil belajar mereka benar-benar dapat dipahami. Hal ini

juga mempermudah dalam memahami materi pelajaran, sehingga guru mudah untuk

memberikan bantuan kepada siswa yang belum mengerti. Kesemua upaya tersebut

bermuara pada satu tujuan yaitu usaha guru untuk meningkatkan prestasi belajar

siswa.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa manfaat dari

penggunaan lembaran Kerja siswa antara lai:

1. Siswa akan gemar menyelesaikan masalah-masalah yang didasarkan pada

pengalamannya sendiri, karena ia dituntut mengerjakan sesuatu menururt

kemampuannya.

2. Pengertian akan dicapai oleh siswa, karena siswa menemukan konsep atau

generalisasi atas hasil belajarnya.

3. Dengan metode ini akan memungkinkan siswa dalam belajar, bebas sesuai

dengan kemampuannya dan tidak tergantung pada orang lain sehingga akan

membantu pertumbuhan pribadi siswa.


15

4. Metode ini memungkinkan siswa saling beKerja sama dalam hal pertukaran

gagasan-gagasan dalam belajar.

2.6 Suhu

2.6.1 Pengertian Suhu

Sehubungan dengan pengertian suhu menurut Marthen Kanginan (2004:2)

dalam bukunya menuliskan Suhu merupakan suatu besaran yang menyatakan

ukuran derajat panas atau dinginya suatu benda. Sepeti diuraikan di atas bahwa

konsep suhu berasal dari perasaan kita yang secara alamiah suatu benda itu terasa

panas atau dingin ketika kita sentuh atau kita rasa.

Sebagai contoh jika ada dua buah wadah yang satu diisi dengan air panas

dan wadah yang lain disi dengan air dingin, kemudian kita celupkan tangan kita

pada wadah, maka pada wadah yang satu akan terasa panas dan pada wadah yang

satunya lagi akan terasa dingin. Jika kita ukur suhu air pada kedua wadah tersebut,

maka air yang panas memiliki suhu yang tinggi, sementara untuk air yang dingin

suhunya lebih rendah. Untuk mengukur suhu, kita dapat menggunakan alat yang

disebut dengan Termometer

2.6.2 Termometer

Termometer merupakan suatu alat yang

digunakan untuk mengukur suhu dengan

tepat yang dinyatakan dalam suatu angka

atau skala. Agar dapat digunakan untuk

mengukur suhu termometer harus memiliki


Gambar 1. Termometer
16

sifat fisik yang dapat berubah terhadap suhu.

Beberapa sifat fisik yang mutlak dibutuhkan

oleh sebuah termometer adalah;

- Skala mudah dibaca;

- Aman untuk digunakan;

- Kepekaan pengukurannya;

- Lebar permukaan suhu yang mampu diukur.

2.6.3 Perbandingan Skala Termometer

A. Perbandingan Skala Termometer Celcius Dengan Kelvin

Ilmuan yang pertama kali mengusulkan pengukuran suhu berdasarkan suhu

nol mutlak adalah Lord Kelvin (1824-1907), seorang ahli Fisika berkebangsaan

Inggris. Skala suhu yang ditetapkan dinamakan skala Kelvin diukur dalam derajat

yang dinamakan Kelvin, diberi lambang K. Suhu terendah pada skala ini adalah 0 K,

yang sama dengan 2730 C. pada skala Kelvin tidak dikenal angka negatif.

Skala suhu yang digunakan dalam satuan SI (Sistem Internasional) adalah

skala Kelvin. Pada skala Kelvin titik lebur es diberi angka 273 dan titik didh air

diberi angka 373.

Jadi : 00 C = 273 K

1000 C = 373 K

t0 C = (t + 273) K

atau
t K = (t -273) 0 C
17

B Perbandingan Skala Termometer Celcius Dengan Fahrenheit

Sakala Fahrenheit diberi nama sesuai dengan nama ilmuan yang

menemukannya yaitu Gabriel Fahrenheit (1686-1736), seorang ahli fisika

berkebangsaan Jerman. Pada skala termometer Fahrenheit titik tetap bawah yaitu 32

dan titik tetap atas adalah 212. Antara kedua titik tetap ini dibagi atas 180 skala yang

sama panjangnya. Dengan demikian rumus perbandingan skala Fahrenheit dan skala

Celcius adalah:

(F 32 ) : C = 180 :100

(F 32 ) : C = 9 :5

Jadi 5
( F32 )
C= 9

Atau :
9
(C +32)
F= 5

2.6.4 Jenis Jenis Termometer

Selain jenis termometer di atas ada beberapa jenis termometer lainnya. Jenis-

jenis termometer tersebut diantaranya adalah:

1. Termometer Raksa

Temometer ini merupakan jenis termometer yang paling sering kita jumpai dalam

kehidupan sehari-hari. Disebut termometer raksa karena terbuat dari sebuah pipa

kaca yang diisi dengan air raksa. Termometer ini biasa sering digunakan di

laboratorium. Ada beberpa keuntungan dan kerugian termometer raksa. Menurut

Marthen Kanginan (2004:12):


18

Keuntungan menggunakan raksa sebagai zat cair pengisi tabung termometer


dibandingkan dengan zat cair lainnya adalah:
1. Raksa mudah dilihat karena mengkilap
2. Volume raksa berubah secara teratur ketika terjadi perubahan suhu,
3. Raksa tidak membasahi kaca ketika memuai atau menyusut,
4. Jangkauan suhu raksa cukup lebar dan sesuai untuk pekerjaan pekerjaan
laboratorium (-400 C sampai dengan 3500 C),
5. Raksa dapat terpanasi secara merata sehingga menunjukkan suhu dengan
cepat dan tepat.

2. Termometer Alkohol

Termometer alkohol merupakan suatu termometer yang menggunakan alkohol

sebagai zat cair pengisi pipa kaca. Keuntungan menggunakan termometer alkohol

sebagai cairan pengisi pipa adalah

- Alkohol lebih mudah diperoleh dipasaran.

- Alkohol teliti, karena untuk menaikan suhu yang kecil, alkohol mengalami

perubahan volume yang besar.

- Alkohol dapat mengukur suhu yang sangat rendah (misalnya suhu di daerah

kutup) katena titik beku alkohol sangat rendah, yaitu 1120C.

Selain keuntungan di atas ada beberapa kerugian mengunakan alkohol

sebagai zat cair pengisi pipa termometer.

- Alkohol memiliki titik didih yang rendah, yaitu 780C, sehingga

pemakaiannya terbatas untuk mengukur suhu yang tinggi.

- Alkohol tidak berwarna sehingga harus diberi warna terlebih dahulu agar

mudah dilihat,

- Alkohol membasahi atau melekat pada dinding kaca


19

3. Termometer gas

Termometer gas merupakan salah satu termometer yang mempunyai jangkauan

suhu besar. sehingga termometer dapat mengukur suhu yang lebih rendah dan

suhu yang lebih tinggi. jangkauan suhu yang dapat diukur dengan termometer

gas adalah 2500C sampai dengan suhu 15000C.

4. Termometer platina

prinsip termometer ini adalah ketika logam platina diberikan suhu yang lebih

tinggi maka akan menyebabkan hambatan listrik pada platina naik. keuntungan

termometer platina adalah memiliki jangkauan suhu sekitar 2500C hingga

15000C, termometer ini sangat teliti dan peka terhadap suhu. Kerugian

termometer platina adalah suhu tidak dibaca secara langsung, sehingga untuk

mengukur suhu yang berubah-ubah termometer ini tidak efektif.

5. Pirometer

Piro meter adalah sebuah termometer yang dapat mengukur suhu yang sangat

tinggi (di atas 10000 C) seperi suhu peleburan logam atau suhu permukaan

matahari. prinsip kerja termometer ini adalah dengan cara mengukur radiasi yang

dipancarkan oleh sebuah benda. Ada dua macam pirometer yaitu pirometer optik

dan pirometer radiasi total.

You might also like