You are on page 1of 7

Analisa Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Kosentrasi Jurusan Teknik Mesin UNP Padang

ANALISA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN KOSENTRASI


JURUSAN TEKNIK MESIN UNP PADANG

Harison
Dosen Jurusan Teknik Informatika
Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Padang

Abstrak
Keputusan merupakan suatu hal yang akan sangat berpengaruh dalam proses menghadapi alternatif yang
dipilih, begitu juga dalam memilih konsentrsi jurusan, sebab setiap konsentrasi mempunyai syarat - syarat
tertentu untuk bisa menyelesaikan dengan baik, tetapi hal ini terabaikan. Sehingga mengakibatkan mahasiswa
kesulitan dalam penyelesaian studynya. Untuk itu penulis mencoba menganalisa penentuan konsentrasi jurusan
D3 Teknik Mesin UNP dengan metode fuzzy inference system model mamdani dengan memberships function
tipe trapesium dan segitiga, langkah - langkah logika Fuzzy yaitunya dengan cara memetakan suatu ruangan
input ke dalam suatu ruangan output. Dimana pada penentuan konsentrsi jurusan ini dibuat berdasarkan
syarat- syarat dari jurusan 3 varaibel input yaitu, matematika teknik, fisika teknik, gambar teknik dan 1
variabel output yaitu, konsentrasi jurusan. fuzzyfikasi data dilakukan dengan 27 rule aturan fuzzy dan proses
defuzzyfikasi weaght avarege, pengujian dari implementasi sistem dilakukan dengan menggunakan perangkat
lunak matlab 7.1. serta dilakukan perhitungan manual pakar dan perhitungan FIS sebagai pembanding
keakuratan hasil dari pengujian sistem. Hasil yang didapat bahwa Metode FIS dapat diterapkan sebagai sistem
pendukung keputusan penentuan konsentrasi jurusan dengan rata rata perhitungan data sampel (10 data
sampel) antara proses pakar dengan pengujian FIS sebesar 6.77, angka ini masih dalam parameter masing
masing variabel output yang telah ditetapkan

Kata kunci : Sistem Pendukung Keputusan, Sistem Inferensi Fuzzy, Metode Mamdani, Matlab

1. Pendahuluan semakin banyak kondisi yang menuntut adanya


Logika fuzzy adalah sistem yang dapat keputusan yang hanya bisa dijawab dengan ya
melakukan penalaran dengan prinsip serupa atau tidak. Hal ini muncul sebagai akibat dari
manusia melakukan penalaran dengan nalurinya. adanya ketidakpastian yang menyertai data yang
Menurut Agus Naba, (2009:1) Logika fuzzy diterima atau informasi sebagai hasil pengolahan
adalah sebuah metodologi berhitung dengan data.Sistem fuzzy diawali oleh Lotfi A. Zadeh
variabel kata- kata, sebagai pengganti berhitung pada tahun 1960 dalam Irfan Subakti
dengan bilangan. Dengan penerapan logika fuzzy (2006:110). Pada dasarnya berhubungan dengan
dalam mendukung keputusan ini akan bagaimana manusia menangani ketidaktepatan
memberikan saran sebagai bahan pertimbangan (imprecise) dan informasi yang tidak pasti
bagi mahasiswa dan Dosen penasehat akademik (uncertain). Ia menirukan bagaimana manusia
dalam melakukan penentuan konsentrasi menggunakan perkiraan pertimbangan
program study mahasiswa D3 teknik mesin yang (approximate reasoning) dalam hal berhubungan
akan diambil, akan tetapi keputusan akhirnya dengan ketidaktepatan (impresion),
tetap di tangan mahasiswa itu sendiri. ketidakpastian (uncertainty), ketidakakurasian
Memberikan kemudahan kepada administarsi (inaccuracy), ketidakpersisan (inexactness),
jurusan dalam mengolah pemilihan kosentrasi D3 kerancuan (ambiguity), ketidakjelasan
(vagueness), kekualitatifan (qualitativeness),
2. Sistem Fuzzy subjektifitas (subjectivity) dan persepsi
Logika fuzzy sebagai salah satu (perception) yang dialami setiap hari dalam
komponen dari perangkat lunak, telah banyak pengambilan keputusan.
diaplikasikan diberbagai bidang kehidupan. Logika fuzzy adalah superset (bagian yang
Salah satu aplikasi terpentingnya adalah melingkupi) logika boolean konvensional yang
membantu manusia dalam melakukan pengambil dikembangkan untuk menangani konsep
keputusan. Aplikasi logika fuzzy untuk kebenaran sebagian - nilai kebenaran diantara
pendukung keputusan sangat diperlukan tatkala kebenaran lengkap dan kesalahan lengkap.

Jurnal TEKNOIF, Vol.1, No.1, Edisi April 2013 41


Analisa Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Kosentrasi Jurusan Teknik Mesin UNP Padang

Transisi dari nilai kebenaran dari kebenaran Dari diagram pohon sistem analisa penentuan
lengkap ke kesalahan lengkap ditampilkan konsentrasi jurusan D3 Teknik Mesin di atas
dalam fuzzy sets dan tidak dalam crisp sets. dapat diketahui bahwa dalam penentuan
konsentrasi jurusan D3 Teknik Mesin yang
3. Metodologi penelitian menjadi perancangan sistem ini dipengaruhi oleh
3 mata kuliah yaitu Matematika Teknik, Fisika
Metodologi penelitian dan kerangka Teknik, dan Gambar Teknik yang selanjutnya
kerja penelitian. Kerangka kerja ini merupakan dijadikan sebagai variabel input. keempat faktor
langkah-langkah yang akan dilakukan dalam ini masing- masing memiliki tiga himpunan yang
penyelesaian masalah yang akan dibahas. dijadikan sebagai membership fuction pada
Kerangka kerja penelitian ini dapat dilihat pada system inferensi fuzzy.
gambar 1 berikut:
Tabel 1. Kebutuhan Input dan Output

Dari variabel nilai Matematika Teknik dapat


Gambar 1. Kerangka Kerja Penelitian dikelompokan menjadi 3 kriteria yaitu: CUKUP,
BAIK dan AMAT BAIK direpresentasikan pada
table 2 pembentukan fungsi keanggotaan fuzzy
4. Perancangan Sistem dari variabel Matematika Teknik
Dalam penentuan konsentrasi jurusan D3 direpresentasikan pada gambar 3 berikut:
Teknik Mesin dipengaruhi 3 faktor. Faktor
tersebut antara lain; nilai Matematika Teknik, Tabel 2. Himpunan Fuzzy Nilai Matematika
Fisika Teknik, dan Gambar Teknik. Yang Teknik
selanjutnya digambarkan pada diagram pohon
system analisa penentuan konsentrasi jurusan D3 Domain Parameter
Semesta Himpunan Model
Teknik Mesin seperti yang ditunjukan pada pembicaraan fuzzy MF
gambar 2. 55 70 [55 65 70]
C Trapmf
65 90 [65 80 90]
B Trimf
55 100
[80 95
80 100
A Trapmf 100]

Gambar 2. Diagram Pohon Sistem Analisa


Penentuan Konsentrasi Jurusan

Gambar 3. Fungsi keanggotaan Variabel


Matematika Teknik

Jurnal TEKNOIF, Vol.1, No.1, Edisi April 2013 42


Analisa Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Kosentrasi Jurusan Teknik Mesin UNP Padang

Dari variabel nilai penentuan Konsentrasi derajat keanggotaan PERMESINAN semakin


Jurusan dapat dikelompokan menjadi 3 kriteria berkurang dari angka 80 maka derajat
yaitu: KONTRUKSI, PERMESINAN dan keanggotaan PERMESINAN mendekati derajat
FABRIKASI, direpresentasikan pada tabel 3 keanggotaan FABRIKASI. Sehingga derajat
pembentukan fungsi keanggotaan fuzzy dari keanggotaan pada himpunan derajat keanggotaan
variabel Konsentrasi Jurusan direpresentasikan PERMESINAN akan semakin berkurang.
pada gambar 4 berikut Sedangkan derejat keanggotaan pada himpunan
FABRIKASI akan semakin bertambah. Namun
Tabel 3. Himpunan Fuzzy Pemilihan Konsentrasi apabila derajat keanggotaan PERMESINAN
Jurusan melebihi nilai 80, maka derajat keanggotaan
PERMESINAN mendekati derajat keanggotaan
Semesta Himpunan Model Domain Parameter KONTRUKSI. Fungsi keanggotaan himpunan
pembicaraan fuzzy MF fuzzy PERMESINAN dapat dilihat pada
55 70 [55 65 70]
Pabrikasi Trapmf persamaan 2.
65 90 [65 80 90]
Permesinan Trimf
55 100
[80 95
80 100
Konstruksi Trapmf 100]

(2)

Himpunan fuzzy KONTRUKSI direpresentasikan


dengan fungsi keanggotaan trapesium (Trapmf)
yang memiliki domain [ 80 85 100 100] dengan
derajat keanggotaan tertinggi (=1) terletak pada
nilai X 90. Apabila derajat keanggotaan
KONTRUKSI kurang 90 maka derejat
Gambar 4. Fungsi Keanggotaan Konsentrasi keanggotaan KONTRUKSI mendekati derejat
Jurusan keanggotaan PERMESINAN. Sehingga derejat
keanggotaan Himpunan KONTRUKSI akan
Pada variabel Konsentrasi Jurusan dibagi berkurang dapat dilihat pada persamaan 3.
menjadi tiga himpunan fuzzy, yaitu
KONTRUKSI, PERMESINAN dan
FABRIKASI. Himpunan fuzzy FABRIKASI
direpresentasikan dengan fungsi keanggotaan
trapesium (Trapmf) yang memiliki domain [ 0 55
70 75] dengan derajat keanggotaan tertinggi (=1)
terletak pada nilai 55 X 70. Apabila derajat (4)
keanggotaan FABRIKASI melebihi 70 maka
nilai FABRIKASI mendekati derajat Rule Editor bekerja sebagai pendefenisi IF-
keanggotaan PERMESINAN. Himpunan fuzzy THEN rule, berdasarkan deskripsi variable -
FABRIKASI dapat dilihat pada persamaan 1. variabel masukan dan keluaran yang
didefenisikan dalam FIS editor. Pada analisa
penentuan konsentrasi jurusan D3 Teknik Mesin
UNP dinilai dari 3 faktor, dari hasil wawancara
dengan sekretaris Jurusan Teknik Mesin UNP.
Fungsi keanggotaan untuk masing-masing
(1) parameter ini meliputi 3 himpunan fuzzy.
Sehingga rule FIS diperoleh dengan
Himpunan fuzzy PERMESINAN, mengkombinasikan input antara variabel dengan
direpresentasikan dengan fungsi keanggotaan mengkombinasikan input antara variabel dangan
segitiga (trimf) memiliki domain [65 80 90 ] himpunan fuzzy yang diperoleh dengan cara,
dengan derajat keanggotaan PERMESINAN jumlah himpunan fuzzy tiap variabel
tertinggi (=1) terletak pada nilai 80. Apabila dipangkatkan dengan jumlah variabel input.

Jurnal TEKNOIF, Vol.1, No.1, Edisi April 2013 43


Analisa Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Kosentrasi Jurusan Teknik Mesin UNP Padang

Sehingga Rule FIS yang diperoleh sebanyak 5. Implementasi

Tahap ini merupakan aturan dari logika


fuzzy, aturan dapat dibentuk untuk menyatakan
relasi antara input dan output. Tiap aturan
merupakan implikasi. Operator yang digunakan
untuk menghubungkan aturan-aturan input
adalah operator AND, yang menyatakan antara
input- ouput adalah IF- THEN. Pada tabel 4
ditunjukan rule dalam logika fuzzy.
Gambar 5. Rule Editor SPK Penentuan
Tabel 4. Rule dalam Logika Fuzzy Konsentrasi Jurusan D3 Teknik Mesin
Rule ke Rule
If (MT is A) and (FT is A) and (GT is A) then (KJ is Berdasarkan jumlah input 3 dipangkatkan dengan
1
K) jumlah variable input 3.maka jumlah rule adalah
If (MT is A) and (FT is B) and (GT is C) then (KJ is
2
K)
rule. Dengan langkah langkah sbagai
3
If (MT is A) and (FT is B) and (GT is B) then (KJ is berikut.
K)
If (MT is A) and (FT is C) and (GT is B) then (KJ is
Klik kanan pada pada ikon variable
4 input 1, 2 dan 3 sesuai dengan
K)
5
If (MT is A) and (FT is B) and (GT is A) then (KJ is kombinasi rancangan.
K)
If (MT is A) and (FT is C) and (GT is C) then (KJ is
Pilih connetion and untuk mehubungkan
6 antara ketiga variable.
K)
7
If (MT is A) and (FT is A) and (GT is B) then (KJ is Klik add rule untuk melanjutkan rule
K)
If (MT is A) and (FT is A) and (GT is C) then (KJ is hingga 27 setiap satu rule selesai.
8
K) Jika ada kesalahan penulisan rule gunakan delete
If (MT is A) and (FT is C) and (GT is C) then (KJ is rule atau change rule, tetapi klik dulu rule yang
9
K)
If (MT is B) and (FT is B) and (GT is B) then (KJ is mau diganti.
10
P) Selanjutnya menampilkan rule viewer adalah
If (MT is B) and (FT is B) and (GT is A) then (KJ is proses defuzzyfikasi merupakan Proses untuk
11
P)
If (MT is B) and (FT is C) and (GT is A) then (KJ is merubah hasil penalaran yang berupa derajat
12
P) keanggotaan keluaran menjadi variabel numerik
If (MT is B) and (FT is C) and (GT is C) then (KJ is kembali dengan mengacu pada nilai fuzzy yang
13
P)
If (MT is B) and (FT is C) and (GT is B) then (KJ is mendekati 1. Masukan nilai variable input
14
P) kedalam kotak input maka rule viewer akan
If (MT is B) and (FT is B) and (GT is C) then (KJ is merespon angka yang kita masukan dan
15
P)
If (MT is B) and (FT is B) and (GT is A) then (KJ is direpresentasikan oleh fungsi keanggotaannya,
16
P) klik kanan edit pilih Rules yang ditunjukan pada
If (MT is B) and (FT is A) and (GT is A) then (KJ is gambar 6.
17
P)
If (MT is B) and (FT is A) and (GT is B) then (KJ is
18
P)
If (MT is C) and (FT is C) and (GT is C) then (KJ is
19
F)
If (MT is C) and (FT is A) and (GT is C) then (KJ is
20
F)
If (MT is C) and (FT is A) and (GT is B) then (KJ is
21
F)
If (MT is C) and (FT is B) and (GT is B) then (KJ is
22
F)
If (MT is C) and (FT is A) and (GT is A) then (KJ is
23
F)
If (MT is C) and (FT is B) and (GT is C) then (KJ is
24
F)
If (MT is C) and (FT is C) and (GT is B) then (KJ is
25
F)
If (MT is C) and (FT is C) and (GT is A) then (KJ is
26
F)
If (MT is C) and (FT is B) and (GT is A) then (KJ is
27 Gambar 6. Rule Viewer SPK Penentuan
F)
Rule ke Rule Konsentrasi Jurusan D3 Teknik Mesin

Jurnal TEKNOIF, Vol.1, No.1, Edisi April 2013 44


Analisa Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Kosentrasi Jurusan Teknik Mesin UNP Padang

6. Hasil Pengujian Perlunya penambahan variabel input dari


Hasil pengujian dengan sistem dan hasil kemanpuan dasar tiap tiap Konsentrsi jurusan,
perhitungan manual ditampilkan pada tabel 5. sebagai pedoman pemahaman awal tentang
Dari hasil perhitungan yang dilaksanakan mulai konsentrasi jurusan. Penggunaan fuzzy inference
dari perhitungan manual menurut Jurusan system pada sistem pendukung keputusan bisa
Teknik Mesin UNP, sampai perhitungan manual diterapkan pada pengambilan keputusan yang
dengan FIS dan perhitungan yang dihasilkan dari terstruktur lain. Bagi para penganalisa baru
sistem yang dirancang direpresentasikan sebagai diharapkan untuk mempelajari metode yang
berikut. digunakan terlebih dahulu sebelum menentukan
judul dari tesis, karena, akan menghadapi
7. Kesimpulan dan Saran kendala yang sangat susah dalam penyelesaian
7.1 Kesimpulan tesis.
Berdasarkan data data yang diperoleh
dari Jurusan Teknik Mesin UNP, dan diolah
dengan perhitungan manual dari Jurusan, serta DAFTAR PUSTAKA
dianalisa dengan metode fuzzy inference system
dan diuji menggunakan software MATLAB 7.1 Daihani,D.Umar. 2001. komputerisasi
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Pengambilan Keputusan. PT Elekmedia
Dalam penentuan keputusan konsentrasi Jurusan Komputindo, Jakarta
mahasiswa yang ikut, adalah mahasiswa yang Turban Efraim. Dkk. (2005). Decision Support
telah lulus mata kuliah yang disyaratkan systems and Inteligent Systems.
yaitunya: Matematika Teknik, Fisika Teknik, Penerbit Andi. Yogyakarta Fakultas
Gambar Teknik dengan nilai minimal C dengan Teknik. (2004).
angka 55 . Julinaldi. (2011). Metode Fuzzy Inference System
Dari analisa data dengan perhitungan manual untuk optimasi Daerah Aliran Sungai.
dari Jurusan, serta dianalisa dengan metode fuzzy Program Pasca Sarjana Magister Ilmu
inference system data yang sama diuji. Hasilnya Komputer, UPI-YPTK, Padang.
sesuai dengan ketentuan range setiap output Naba Agus. (2009). Belajar Cepat Fuzzy logic
konsentrasi jurusan, perhitungan manual dari Menggunakan MALAB, Andi,
jurusan dengan metode fuzzy inference system. Yogyakarta
jadi analisa ini dapat diterima. Nugroho Adi (2002). Analisa dan Perancangan
Dari hasil pengujian menggunakan MATLAB Sistem Informasi. Informatika, Bandung
7.1 didapatkan selisih nilai dengan FIS yang Marimin. 2004. Teknik dan Aplikasi
terkecil 0 dan yang terbesar adalah 12.5. Hasil ini Pengambilan Keputusan Kriteria
masih dalam range yang dirancang pada bab 4. Majemuk. Penerbit PT Grasindo, Jakarta.
Dan hasil ini dapat diterima karena masih Purnomo Hari dan Kusuma Sri. (2010). Aplikasi
mengeluarkan output yang sama. Logika Fuzzy,Graha Ilmu, Yogyakarta
Metoda logika fuzzy dapat diterapkan pada Samsyrwan. (2009). Sistem Pakar Berbasis fuzzy
analisa sistem pendukung keputusan penentuan untuk Penentu Guru Berhak Sertifikasi
konsentrasi jurusan dan. sistem pendukung Program Pasca Sarjana Magister Ilmu
keputusan tersruktur lainnya. Komputer, UPI-YPTK, Padang.
1) Pengambilan keputusan lebih cepat, Subakti irfan. (2006). Sistem Berbasis
efisien dan akurat di dalam menentukan Pengetahuan. Jurusan Teknik
pengambilan keputusan pemilihan Informatika Fakultas Teknologi
konsentrasi D3 teknik mesin informatika, ITS
2) Memberikan jawaban dan perkiraan Suryadi Kadarsah dan Ramadhani Ali. (2002).
yang objektif kepada pihak-pihak yang Sistem Pendukung Keputusan. Remaja
berkepentingan. Rosdakarya offset Bandung

7.2 Saran

Hasil penelitian ini mungkin jauh dari


kesempurnaan untuk perbaikan pengembangan
yang lebih lanjut, hal- hal yang disaran penulis
adalah sebagi berikut:

Jurnal TEKNOIF, Vol.1, No.1, Edisi April 2013 45


Analisa Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Kosentrasi Jurusan Teknik Mesin UNP Padang

Tabel 5. Hasil Pengujian Dengan Sistem Dan Hasil Perhitungan Manual

Nilai Mata Kuliah Selisih


Nomor pengujian
Nomor Pakar FIS
Data
FIS & Rekomendasi
MT FT GT
Pengujian pengujian

1 1 85 75 90 83.32 47.4 44 3.4 Permesinan


2 2 90 87 95 90.65 64.02 75 10.88 Kontruksi
3 3 88 80 65 77.65 29.64 44 15 Permesinan
4 4 78 65 58 66.99 12.5 25 12.5 Fabrikasi
5 6 67 85 60 70.65 23.5 30.4 6.9 Permesinan
6 10 75 75 65 71.65 12.5 25 12.5 Fabrikasi
7 16 58 60 90 69.32 12.5 25 12 Fabrikasi
8 21 85 80 76 80.32 37.50 50 3.5 Permesinan
9 22 90 88 65 80.99 50 50 0 Permesinan
10 36 60 65 75 66.66 12.5 25 12.5 Fabrikasi

Jurnal TEKNOIF, Vol.1, No.1, Edisi April 2013 46


Analisa Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Kosentrasi Jurusan Teknik Mesin UNP Padang

Jurnal TEKNOIF, Vol.1, No.1, Edisi April 2013 47

You might also like