Professional Documents
Culture Documents
ABSTRAK
Penelitian tentang isolasi senyawa terpenoid dari fraksi M 17 ekstrak metilen klorida telah
dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengisolasi dan karakterisasi struktur senyawa hasil
isolasi berdasarkan spekstroskopi UV, IR dan 1H- NMR. Pemisahan fraksi M 17 menggunakan
Kromatografi Vakum Cair (KVC) menghasilkan 16 vial yang digabung berdasarkan pola noda yang sama
menjadi enam fraksi, yaitu A, B, C, D, E, dan F. Fraksi E dipilih dan diuji kemurniannya dengan KLT tiga
sistem eluen dan KLT dua dimensi, diperoleh 20 mg senyawa murni berupa padatan berwarna putih. Data
spektrum inframerah menunjukkan adanya gugus OH, CH alifatik, C=O, C=C dan CO. Spektrum 1H-
NMR menunjukkan pola triterpenoid sikloartan yang positif dibuktikan dengan uji Liebermann-Burchard.
Hasil analisis diduga senyawa 1 adalah senyawa (23-E)-27-nor-3-hidroksisikloart-23-en-25-on.
390
P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop Pe rkemba ng an Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5 | Padang , 6 -7 No vembe r 2015
antioksidan seperti asam askorbat, -karoten (MeOH), dan etil asetat (EtOAc). Pelarut organik
dan senyawa fenolat (Ribeiro, 2007). Selain itu pro analitik (pa) yaitu kloroform (CHCl3) dan
M. indica juga mengandung polifenol, triterpen, metanol. Alumunium foil, kertas saring
flavonoida, fitosterol, serta elemen-elemen kecil Whatman 40, plat KLT silika gel Merck 60
lainnya, seperti glukosilsanton, yang berfungsi GF254 0,25 mm ukuran 20 x 20 cm dengan
sebagai antiviral, antitumor, antidiabetes dan alumunium sebagai penyangga fasa diam, silika
antioksidan (Rivera et al., 2008). gel Merck 60 GF254, silika gel G 60 (60-70
Kasturi (M. casturi) memiliki kekerabatan mesh), larutan penampak noda 1,5% serium
dengan M. indica, sehingga diharapkan kasturi sulfat, DPPH, dan vitamin C.
juga mengandung metabolit sekunder yang Pelaksanaan Penelitian
sama atau hampir sama. Penelitian sebelumnya a) Fraksinasi dan Pemurnian Senyawa
yang telah dilakukan, serbuk kasar batang Proses pemisahan senyawa dilakukan
kasturi dimaserasi dengan metilena klorida dengan menggunakan KVC yang berdiameter 2
(MTC). Ekstrak MTC tersebut, kemudian cm. Sebanyak 20 gram silika gel yang
dilakukan pemisahan dengan KVC menggunakan sebelumnya dioven selama 1,5 jam dimasukkan
eluen n-heksana: etilasetat (EtOAc) dalam kedalam KVC dan divakum, kemudian dilakukan
berbagai perbandingan, sehingga diperoleh 24 elusi dengan n-heksana sebanyak tujuh kali agar
fraksi yaitu fraksi M1-M24. Senyawa dari fraksi padat dan tidak retak. Fraksi M 17 dibuat
M6 dan M15 diduga sebagai senyawa impreg dengan cara dilarutkan dalam 2 ml
terpenoida, dan senyawa dari fraksi gabungan pelarut aseton, kemudian diteteskan ke dalam 1
M12 dan M13 diduga sebagai golongan fenolat gram silika gel 60 diaduk sampai homogen dan
(Rosyidah &Ariyani, 2009). Penelitian ini akan kering. Impreg dimasukkan di atas kolom KVC
melakukan isolasi senyawa aktif fraksi M 17 yang telah siap pakai, kemudian dielusi dengan
ekstrak MTC kulit batang kasturi dan pelarut yang sesuai. Elusi diawali dengan
mengkarakterisasinya. pelarut non polar sebanyak 30 ml kemudian
METODE PENELITIAN dihisap dengan pompa vakum. Elusi dilanjutkan
Alat dengan kombinasi pelarut dengan polaritas
Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini meningkat, sesuai hasil KLT.
adalah spektofotometer UV Varian Conc. 100, Semua fraksi yang diperoleh setelah
seperangkat alat gelas, alat destilasi, penguap proses elusi pada KVC diamati dengan KLT.
putar vakum merk Buchi, oven merk Mammert Setiap fraksi ditotolkan pada plat KLT sesuai
type U 40, neraca analitik Ohaus Item no. E 121 urutan, kemudian dielusi dengan eluen yang
40, chumber, tabung reaksi dan kolom KVC digunakan untuk KVC. Setelah kering dapat
(diameter kolom = 2 cm), erlenmenyer, lampu diamati di bawah lampu UV. Setelah itu
UV, IR, dan 1H-NMR. disemprot dengan larutan serium sulfat.
Bahan Selanjutnya dipanaskan dalam oven.
Bahan-bahan yang digunakan dalam Penggabungan fraksi dilakukan berdasarkan
penelitian ini adalah Fraksi M 17 dari penelitian pola kromatogram KLT.
sebelumya, pelarut organik teknis n-heksana, Uji kemurnian dilakukan dengan KLT
metilena klorida (MTC), aseton, metanol sampai tampak satu noda pada minimal tiga
391
P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop Pe rkemba ng an Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5 | Padang , 6 -7 No vembe r 2015
sistem eluen. Selain itu, uji kemurnian juga adalah pelarut dengan perbandingan tersebut.
dilakukan dengan KLT dua dimensi yang apabila Proses elusi dilakukan dengan sistem elusi
murni akan menampakkan satu noda. bergradien, sehingga mula-mula yang digunakan
b) Penentuan Struktur Senyawa Murni untuk elusi adalah n-heksana hingga etil asetat.
Analisis struktur senyawa murni Elusi dilanjutkan dengan kepolaran meningkat
dilakukan dengan analisis hasil spektoskopi UV, mulai dari campuran n-heksana:etil asetat,
IR dan 1H-NMR. Hasil analisis akan didapatkan kemudian etil asetat. Perbandingan campuran
bebarapa spektra sehingga dapat dilakukan yang digunakan untuk elusi, yaitu 9,5:0,5; 9:1;
pengolahan data untuk menentukan struktur 8,5:1,5; 8:2; 7,5: 2,5; 7:3 dan 6:4.
dugaan senyawa murni. Fraksi hasil KVC kemudian dianalisis dengan
menggunakan KLT dengan eluen n-heksana:etil
HASIL DAN DISKUSI asetat (8:2). Fraksi yang sama digabungkan
a. Fraksinasi, Isolasi dan Pemurnian Senyawa berdasarkan pola kromatogram.
Penelitian sebelumnya oleh Rosyidah dan Berdasarkan pola kromatogram maka
Ariyani (2009), sebanyak 2,5 kg serbuk kasar fraksi yang digabungkan, yaitu fraksi A yang
batang kasturi dimaserasi langsung dengan terdiri atas vial 1 sampai 5 dengan Rf 0,7, fraksi
MTC. Hasil maserasi disaring dan dievaporasi B yang berasal dari vial 6 dengan Rf 0,6, fraksi C
sehingga diperoleh ekstrak MTC sebanyak 37 terdiri atas vial 7 dan 8 dengan Rf 0,5, fraksi D
gram. Ekstrak MTC dilakukan pemisahan terdiri atas vial 9 dan 10 dengan dua noda,
dengan KVC menggunakan eluen n-heksana: etil masing-masing memiliki Rf 0,3 dan Rf 0,2, fraksi
asetat (EtOAc) sehingga diperoleh 24 fraksi E terdiri atas vial 11 dan 12 dengan Rf 0,2 dan
yaitu fraksi M1-M24. Pada penelitian ini akan fraksi F terdiri atas vial 13, 14, 15, dan 16
dilakukan isolasi senyawa aktif dari fraksi M 17. dengan Rf 0,07. Fraksi A, B dan C memiliki
Fraksinasi dilakukan dengan massa yang sedikit yaitu 5 mg, fraksi D
menggunakan kromatografi kolom cair (KVC). memiliki massa 152,7 mg, fraksi E bermassa
Hal pertama kali yang dilakukan adalah mencari 100 mg dan fraksi F sebesar 604,8 mg. Fraksi
eluen yang sesuai untuk KVC. Pencarian eluen yang dianalisis selanjutnya adalah fraksi E, hal
yang sesuai diawali dengan menggunakan ini karena fraksi E memiliki pola noda yang
metanol, kloroform, etil asetat, n-heksana, lebih sederhana dan massa yang cukup untuk
aseton, dan MTC , kemudian dilakukan variasi pemisahan selanjutnya. Fraksi E menghasilkan
perbandingan berbagai pelarut tersebut untuk endapan putih pada wadah vialnya.
mendapatkan pola pemisahan yang paling baik. Fraksi E terbagi dua yaitu yang berasal dari vial
Pola pemisahan senyawa dari fraksi M 17 dilihat 11 dan vial 12 yang selanjutnya vial 11 disebut E
dari pola pemisahan noda pada KLT. 1 dan vial 12 sebagai E 2. Endapan tersebut
Pola kromatogram KLT fraksi M 17, berupa bubuk putih yang dapat terbentuk
menunjukkan pola pemisahan yang terbaik kembali jika dilarutkan dalam n-heksana:etil
adalah n-heksana:etil asetat (7:3) karena asetat (7:3), atau yang lebih polar. Endapan
menunjukkan pola pemisahan senyawa yang tersebut dicuci dengan aseton untuk
lebih banyak. Oleh karena itu, eluen yang meminimalisasi senyawa yang ikut terikat pada
digunakan untuk elusi senyawa pada KVC
392
P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop Pe rkemba ng an Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5 | Padang , 6 -7 No vembe r 2015
a O
b
C C C C
C
b R
393
P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop Pe rkemba ng an Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5 | Padang , 6 -7 No vembe r 2015
b) Analisis spektroskopi inframerah 1;1031 cm-1; dan 668 cm-1. Pola spektrum IR
Spektrum IR Senyawa 1 menunjukkan Senyawa 1 dapat dilihat pada Gambar 4 di
adanya pita serapan pada bilangan gelombang bawah ini.
3382 cm-1; 2939 cm-1; 2872cm-1; 1688 cm-1;
1642 cm-1; 1457 cm-1; 1373 cm-1; 1258 cm-
Pita serapan pada bilangan gelombang 3382 cm- (C=C), karbonil (C=O), gugus metilena (CH2),
1 menunjukkan adanya vibrasi ulur gugus gugus metil (CH3) dan tidak memiliki bilangan
hidroksi (OH). Kedua serapan tersebut gelombang untuk (=C-H) aromatik pada 3000-
mengindikasikan adanya gugus hidroksi (OH) 3100 cm-1.
yang terikat pada atom karbon. Munculnya
vibrasi ulur C-H alifatik pada 2939 cm-1 dan c. Analisis spektroskopi 1H-NMR
2872 cm-1 memberi petunjuk kemungkinan
Spektroskopi 1H-NMR berguna untuk
adanya gugus metil (CH3) dan metilena (CH2).
menunjukkan posisi proton (H) pada struktur
Data ini diperkuat dengan adanya vibrasi tekuk
Senyawa 1. Spektrum 1H-NMR ini menunjukkan
C-H pada bilangan gelombang 1457 cm-1 dan
adanya enam metil muncul pada H 1,84 (3H, s),
1373 cm-1 yang mengindikasikan adanya gugus
0,96 (6H, s), 0,80 (3H, s) dan 0,90 (3H, t, J= 6.45)
gem dimetil sebagai ciri khas senyawa
ppm, terdapat proton yang ciri khas untuk
triterpenoid. Adanya karbon ikatan rangkap
metilen siklopropana, yaitu pada H 0,33 dan
(C=C) seperti ditunjukkan oleh spektrum UV
0,55 (2H,d, J=3,9) ppm. Puncak dengan geseran
diperkuat oleh data spektrum IR dengan adanya
kimia H 3,33 (1H, m) ppm menunjukkan
vibrasi ulur (C=C) pada bilangan gelombang
adanya proton metin karbinol. Spektrum ini
1642 cm-1 dan vibrasi ulur karbonil (C=O) pada
memiliki kesamaan dengan beberapa contoh
1688 cm-1. Spektrum IR adanya vibrasi ulur
senyawa triterpenoid, seperti 27-nor-3-
(C=C) dan vibrasi ulur karbonil (C=O) ini mirip
hidroksi-25-oksosikloartan, (22-E)-25,26,27-
seperti senyawa (22-E)-25,26,27-trinor-3-
trinor-3-hidroksisikloart-22-en-24-al (Chiang,
hidroksisikloart-22-en-24-al yang memiliki
et al., 2001) dan (23-E)-27-nor-3-
vibrasi ulur (C=C) pada bilangan gelombang
hidroksisiklo-23-en-25-on (Zhang, et al., 2002).
1635 cm-1 dan vibrasi ulur karbonil (C=O) pada
Spektrum 1H-NMR Senyawa 1 dapat dilihat
1695 cm-1 yang berdekatan (Chiang, et al.,
pada Gambar 5 di bawah ini.
2001). Data UV dan IR menunjukkan Senyawa 1
memiliki gugus hidroksil, karbon ikatan rangkap
394
P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop Pe rkemba ng an Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5 | Padang , 6 -7 No vembe r 2015
Kemiripan spektrum 1H-NMR Senyawa 1 menit. Uji ini positif untuk triterpenoid jika
dengan beberapa struktur triterpenoid di atas terbentuk warna merah (Kristanti, et al., 2004).
perlu dilakukan uji untuk membuktikan apakah Uji kualitatif Senyawa 1 dengan pereaksi
Senyawa 1 juga termasuk senyawa triterpenoid. Liebermann-Burchard menunjukkan bahwa
d. Uji Liebermann-Burchard senyawa tersebut adalah triterpenoid dengan
Uji Liebermann-Burchard dilakukan dengan terbentuknya senyawa warna merah jingga
melarutkan sampel dalam kloroform hingga seperti pada Gambar 6.
larut sempurna. Larutan tersebut kemudian
ditambahkan asam asetat anhidrat dan asam
sulfat pekat, dikocok dan didiamkan selama 15
395
P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop Pe rkemba ng an Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5 | Padang , 6 -7 No vembe r 2015
H
O
OH
OH
HO
(c) (23-E)-27-nor-3-hidroksisikloart-23-en-25-on
Ketiga senyawa di atas memperlihatkan bahwa karbon yang membentuk cincin utama. Sistem
triterpenoid tersebut terdiri atas 30 atom penomorannya seperti Gambar 8.
21 22 24
27
18 20 25
12 23
17
19 11
13 26
1 16
14
2 9 15
10 8
H 5
3 4 7 30
6
HO
29 28
396
P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop Pe rkemba ng an Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5 | Padang , 6 -7 No vembe r 2015
3 3.26 (1H,dd, J= 10.8, 4.0) 3.27 dd (1H,m, 10.8, 44) 3.26 (dd, J=11, 4.2) 3.23 (1 H, m)
6 1.28a) 1.28a)
8 1.48a) 1.52a)
10
12 1.60a) 1.64a)
13
14
15 1.30a) 1.31a)
16
19 0.31 (1Ha,d, J=4) 0.33(1Ha,d,J=4, Ha) 0.32 (1Ha, d, J=4.2) 0.33 (1Ha,d, J=3.9)
0.51 (1Hb, d, J=4) 0.55 (1H,d,J=4, Hb) 0.54 (1Hb,d, J=4.2) 0,55 (1Hb ,d, J=3,9).
397
P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop Pe rkemba ng an Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5 | Padang , 6 -7 No vembe r 2015
21 0.85(3H, d, J=5.2) 1.07 (3H.d, J=6.4) 0.88 (3H, d, J=6.5) 0.90 (3H, t, J= 6.45)
23 1.58a) 6.04 (1H, dd, J=15.6, 7.6) 6.78 (1H, ddd, J=15.6, 6.90 (1H, t, J= 7.75, 6.9)
8.7, 6.2)
25
2.33 (3H,s)
26 2.11 (3H,s) 1.84 (3H, s)
27
0.95 (3H,s)
28 0.94 (3H,s) 0.95 (3H,s) 0.96 (3H, s)
0.79 (3H,s)
29 0.78 (3H,s) 0.79 (3H,s) 0.80 (3H, s)
0.87 (3H,s)
30 0.86 (3H,s) 0.89 (3H,s) 0.89 (3H, s)
a) =overlap, s=singlet, d=doblet, t=triplet dan m=multiplet. (1)Chiang, et al. (2001) dan (2) Zhang, et al. ( 2002)
Perbandingan antara 1H-NMR Senyawa 1 1642 cm-1 dan vibrasi ulur karbonil (C=O) pada
dan ketiga senyawa di atas menunjukkan bahwa 1688 cm-1 seperti pada senyawa (22-E)-
pola spektrum Senyawa 1 memiliki kemiripan 25,26,27-trinor-3-hidroksisikloart-22-en-24-al
dengan ketiganya. Hal ini menunjukkan bahwa mengandung gugus karbonil-,-tak jenuh,
senyawa satu termasuk golongan triterpenoid memiliki vibrasi ulur (C=C) pada bilangan
sikloartan. Ciri khas golongan ini adalah adanya gelombang 1635 cm-1 dan vibrasi ulur karbonil
geseran kimia H 0,33 dan 0,55 ppm, masing- (C=O) pada 1695 cm-1 (Chiang, et al., 2001).
masing doblet dan terdiri satu proton, untuk Spektrum IR menunjukkan Senyawa 1 juga
proton-proton C-19. Kesamaan adanya lima memiliki gugus hidroksil dengan bilangan
gugus metil (CH3) yaitu proton-proton dari C- gelombang 3382 cm-1, karbon ikatan rangkap
18, C-21, C- 28, C-29 dan C-30, yaitu pada (C=C), karbonil (C=O), gugus metilena (CH2),
geseran kimia H 0,81; 0,89; 0,90; 0,96 (15H, gugus metil (CH3). Oleh karena itu, dari ketiga
5X3); 1,84 (3H, s) ppm. Senyawa 1 juga memiliki senyawa pembanding di atas, senyawa yang
kesamaan yaitu adanya gugus hidroksil yang memiliki gugus karbonil-,-tak jenuh adalah
terletak pada C-3 dengan ditandai oleh adanya (22-E)-25,26,27-trinor-3-hidroksisikloart-22-
geseran proton tunggal (proton metin karbinol) en-24-al dan (23-E)-27-nor-3-hidroksisikloart-
dan multiplet pada H 3,2 ppm. 23-en-25-on. Spektrum 1H-NMR Senyawa 1
Spektrum UV menunjukkan bahwa Senyawa tidak menunjukkan adanya geseran kimia untuk
1 mengandung gugus karbonil-,-tak jenuh. proton aldehida dari senyawa (22-E)-25,26,27-
Hal ini dibenarkan oleh spektrum IR adanya trinor-3-hidroksisikloart-22-en-24-al (H
vibrasi ulur (C=C) pada bilangan gelombang 9,46), selain itu juga senyawa (22-E)-25,26,27-
398
P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop Pe rkemba ng an Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5 | Padang , 6 -7 No vembe r 2015
DAFTAR PUSTAKA
Chiang, Y.M., J.K. Su, Y.H. Liu, & Y.H. Kuo. 2001. New flowers. African Journal of Biotechnology. Vol. 6,
Cyclopropyl-Triterpenoids from the Aerial Roots of No.14 : 1685-1689.
Ficus microcarpa. Journal Chem. Pharm. Bull. 49(5) Reynertson, K.A. 2007. Phitochemical Analysis of
581583 (2001). Bioactive Constituents from Edible Myrtaceae Fruit,
Fitrya, L. Anwar & E. Novitasari. 2010. Isolasi Senyawa Dessertation. The City University of New York. New
Fenolat dari Fraksi Etil Asetat Kulit Batang York.
Tumbuhan Gandaria. Jurnal Kimia. Vol. 13, No. 1. Rivera D.G., I.H. Balmaseda, A.A. Leon, B.C.
Gordon, M.H. 1990. The Mechanism of Antioxidants Hernandez, L.M. Montiel, G.G. Garrido, S.
Action in Vitro. Di dalam: B.J.F. Hudson, editor. Cuzzocrea, & R.D. Hernandez. 2006. Anti-allergic
Food Antioxidants. Elsivier Applied Science. London properties of Mangifera indica L. extract (Vimang)
Hanani, E., A. Munim., & R. Sekarini. 2005. Identifikasi and contribution of its glucosylxanthone mangiferin.
Senyawa Antioksidan dalam Spons Callyspongia sp Journal of Pharmacy and Pharmacology 58: 385-
dari Kepulauan Seribu. Majalah Ilmu Kefarmasian. 2 392.
(3) : 127-133. Ribeiro, S.M.R. 2007. Antioxidants in Mango (Mangifera
NGuessan, J.D.N., A.P.Bidi, B.N.Lenta, B. Weniger, P. indica L.) Pulp. Journal Plant Foods for Human
Andr, & F. Gud-Guina. 2007. In vitro Assays for Nutrition 62:13-17.
Bioactivity-guided Isolation of Antisalmonella and Rosyidah, K., & D. Ariyani. 2009. Karakterisasi
Antioxidant Compound in Thonningia sanguinea Senyawa-sennyawa fenolat Berkhasiat Sitotoksik
399
P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop Pe rkemba ng an Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5 | Padang , 6 -7 No vembe r 2015
400