Professional Documents
Culture Documents
METODOLOGI RTRW
Sesuai dengan Tujuan Pekerjaan yang telah disebutkan di Kerangka Acuan Kerja (TOR),
maupun di bab pendahuluan, adalah memberikan Bantuan Teknis kepada Pemerintah
Daerah dalam:
1. Penyempurnaan/Peninjauan Kembali RTRW Propinsi Bengkulu (Selanjutnya
langsung ke Penyusunan).
2. Penyempurnaan/Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten Agam (Selanjutnya langsung
ke Penyusunan).
3. Penyempurnaan/Peninjauan Kembali RTRW Kabupaten Inderagiri Hilir
(Selanjutnya langsung ke Penyusunan).
4. Penyusunan RTRW Kota Pariaman.
5. Penyusunan RDTR Kota Inderalaya.
6. Penyusunan RDTR Kawasan Rempang-Galang.
Untuk selanjutnya dalam pengerjaan bantuan teknis ini uraian metodologi pelaksanaan
pekerjaan ini akan diuraikan dalam 4 pokok bahasan, sesuai dengan sifat masing-
masing perencanaan yaitu:
1. Metodologi Peninjauan Kembali/Penyusunan RTRW Propinsi Bengkulu.
2. Metodologi Peninjauan Kembali/Penyusunan RTRW Kabupaten Agam dan Kabupaten
Inderagiri Hilir.
3. Metodologi Penyusunan RTRW Kota Pariaman.
4. Metodologi Penyusunan RDTR Kota Inderalaya dan Kawasan Rempang Galang.
1. Berdasarkan
kelengkapan dan
keabsahan data
2. Berdasarkan metoda
dan hasil analisis
3. Berdasarkan TIPE A
perumusan konsep dan 4
strategi
4. Berdasarkan produk TIPE B
rencana tata ruang
3 PERUMUSAN PENINJAUAN
5. Berdasarkan prosedur KEMBALI
penyusunan PENENTUAN TIPOLOGI TIPE C
PENINJAUAN KEMBALI 1. Penambahan komponen
rencana
TIPE D 2. Perbaikan sebagian
komponen rencana
TIPE E 3. Perumusan kembali
kebijakan dan strategi
2 4. Peninjauan kembali total
KAJIAN TIPE F
KEPENTINGAN
PENINJAUAN
TIPE G
1. Identifikasi faktor
eksternal TIPE H
2. Identifikasi 5
penyimpangan
pengumpulan - analisis kebijakan & - konsep pengembangan - arahan struktur dan pola
informasi/data & peta strategi pengembangan pengelolaan kawasan pemanfaatan ruang
- data & peta kebijakan prop lindung & kawasan - arahan pengelolan
pengembangan - analisis aregional budidaya kawasan lindung dan
- data & peta kondisi - analsisi ekonomi & - konsep & strategi kawasan budidaya
sosek sektor unggulan pengembangan kawasan - arahan konsep & strategi
- data & peta SDA - analisis SDM pedesaan, kawasan pengembangan kawasan
- data & peta penggunaan - analisis SDA perkotaan dan kawasan pedesaan, kawasan
lahan - analsisi sistem tertentu perkotaan dan kawasan
- data kelembagaan permukiman - konsep & strategi tertentu
- data fisik dasar - analisis penggunaan pengembangan kawasan - konsep & strategi
- data regional lahan permukiman, kehutanan, pengembangan kawasan
- analisis kelembagaan pertanian, pertambangan, permukiman,
- analisis fisik dasar perindustrian, pariwisata kehutanan, pertanian,
- analisis peran serta dan kawasan lainnya pertambangan,
masyarakat - konsep & strategi perindustrian,
pengembangan sistem pariwisata dan kawasan
prasarana wilayah lainnya
- konsep & strategi - konsep & strategi
pengembangan kawasan pengembangan sistem
yang diprioritaskan prasarana wilayah
- konsep & strategi kebijakan - konsep & strategi
tata guna tanah pengembangan kawasan
di i i k
Sumber: Pedoman Peninjauan Kembali RTRW Propinsi (Departemen Kimpraswil, 2002), Kepmen Kimpraswil No. 327/KPTS/M/2002
Keterangan : Penggunaan ketentuan ini akan disesuaikan dengan ketersediaan data dan informasi
Pengendalian - Telah memiliki sistem informasi pemantauan dan pelaporan yang handal, cepat, dan informatif.
pemanfaatan - Telah dilakukan mekanisme perijinan yang sesuai berdasarkan RTRWP dalam menentukan lokasi
ruang kegiatan.
- Telah dilakukan evaluasi pelaksanaan program-program pembangunan, implementasi ruang,
serta perijinan pemanfaatan ruang.
- Telah dilakukan evaluasi terhadap kenyataan di lapangan akibat terjadinya terjadinya faktor
eksternal (perubahan kebijakan dan rujukan)
- Diterapkan instrumen baru, seperti perangkat insentfi, agar selalu sesuai dengan arahan RTRWP
- Diterapkan denda/sangsi bagi yang melanggar arahan dalam RTRW
1). Tipologi A
Bila RTRWP BENGKULU ini sah, juga dengan
simpangan kecil, serta tidak terjadi perubahan
faktor eksternal.
Tidak perlu dilakukan tindakan tertentu karena
RTRWP BENGKULU masih ada, tidak perlu
dilakukan peninjauan kembali, dapat tetap
digunakan sebagai acuan dalam pembangunan
propinsi.
2) Tipologi B
Bila RTRWP BENGKULU sah, juga simpangan kecil,
sedangkan terjadi perubahan faktor eksternal.
Perlu dilakukan peninjauan kembali yang
disebabkan oleh adanya faktor-faktor eksternal
seperti perubahan kebijaksanaan, adanya
peraturan atau rujukan baru, dinamika
pertumbuhan ekonomi, perkembangan teknologi
atau paradigma atau nilai-nilai lainnya sehingga
ketentuan dalam RTRWP BENGKULU sudah tidak
berlaku lagi.
Maka aspek utama yang perlu diperhatikan dalam
proses peninjauan kembali adalah melakukan
pemutakhiran tujuan, sasaran, strategi dan
kebijaksanaan-kebijaksanaan agar sesuai dengan
dan mengakomodasikan perubahan-perubahan
eksternal.
3) Tipologi C.
Bila RTRWP BENGKULU sah, terjadi simpangan
besar dan perubahan faktor eksternal secara
signifikan.
Perlu dilakukan peninjauan kembali yang
disebabkan oleh adanya perubahan faktor-faktor
eksternal selain perlu pemantapan dalam
pemanfaatan dan pengendalian RTRWP BENGKULU
sehubungan adanya simpangan-simpangan yang
besar.
Tatacara peninjauan kembali sama dengan yang
dilakukan pada tipologi B namun perlu dilakuakn
upaya-upaya pemantapan, pemanfaatan dan
pengendalian. Peninjauan kembali tehadap
tipologi C ini dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
4) Tipologi D
Bila RTRWP BENGKULU sah, simpangan besar,
tidak terjadi perubahan faktor eksternal.
Pada dasarnya pada tipologi ini tidak perlu
dilakukan pemutakhiran RTRWP BENGKULU karena
rencana masih sahih dan tidak terjadi perubahan
eksternal seperti halnya pada tipologi A, namun
karena permasalahannya adalah terjadinya
simpangan pada pemanfaatan dan pengendalian
maka aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam
peninjauan kembali adalah sebagaimana yang
dilakukan pada tipologi C.
5) Tipologi E
Bila RTRWP BENGKULU tida sahih, simpangan
kecil, faktor eksternal berubah.
Untuk tipologi ini hal-hal yang perlu dilakukan
dalam peninjauan kembali yang disebabkan oleh
ketidak shihan rencana ditinjau aspek substansi
yang tidak memenuhi ketentuan prosedure dan
proses penyusunan rencana dan adanya perubahan
faktor-faktor eksternal yang perlu terakomodasi
seperti perubahan kebijaksanaan, adanya
peraturan atau rujukan baru, dinamika
pertumbuhan ekonomi atau paradigma baru
penataan ruang. Dengan demikian dalam
peninjauan kembali diperlukan langkah-langkah
menyeluruh terhadap perbaikan substansi rencana
dan penyesuauaian terhadap aspek eksternal.
Tata cara yang perlu dilakukan adalah:
a) Masukan.
Identifikasi faktor-faktor eksternal yang
berpengaruh terhadap kinerja RTRWP
BENGKULU
Identifikasi Kinerja RTRWP BENGKULU
(data analisis dan produk rencana)
6) Tipologi F
Bila RTRWP BENGKULU tidak sahih, simpangan
kecil, faktor eksternal tetap.
Hal-hal yang perlu dilakukan pada tipologi ini
adalah revisi atau peninjauan kembali secara
menyeluruh dengan melakukan pemutakhiran
data, analisa rencana.
Tatacara pemutakhiran rencana yang perlu
dilakukan adalah:
a) Masukan.
Identifikasi Kinerja RTRWP BENGKULU
(data analisis dan produk rencana)
7) Tipologi G
Bila RTRWP BENGKULU tidak sahih, simpangan
besar, faktor eksternal berubah
Pada topologi G, hal-hal yang perlu dilakukan
adalah melakukan revisi secara menyeluruh
kinerja produk RTRWP BENGKULU yang berupa
pemutakhiran data, analisa dan rencana dengan
menyesuaikannya pada faktor-faktor eksternal
yang mengalami perubahan, dengan disertai
penekanan terhadap tindakan-tindakan untuk
peninjauan kembali pelaksanaan pemanfaatan
rencana, pengawasan dan penertiban dalam
proses pengendalian. Tata Cara yang perlu
dilakukan adalah:
a) Perumusan Rencana dan Penyesuaian
terhadap faktor-faktor eksternal.
Identifikasi Kinerja RTRWP BENGKULU
(data, analisa dan produk rencana)
Identifikasi pemanfaatan ruang yang
sedang berjalan
8) Tipologi H
Bila RTRWP BENGKULU tidak sah, simpangan
besar, faktor eksternal tetap.
b. Tahap analisis
1) Analisis Sosial Ekonomi
Di bawah ini merupakan langkah-langkah
menganalisis sosial ekonomi , adalah sebagai
berikut :
Pelaksanaan/Pengorganisasian
Pengorganisasian bisa sederhana atau bisa lebih
canggih dan mendasar sampai mengarah kepada
pengembangan kelembagaan kawasan perkotaan,
tergantung kepada kebutuhan dan tingkat
perkembangan perkotaan.
3) Analisis Regimal
4) Anallisis Rrgional
5) Analisis SDM
Analisis Sumber daya Manusia ditujukan untuk
mengatahui seberapa besar jumlah tenaga dan
kualitas tenaga kerja di propinsi tersebut untuk
dapat menunjang pembangunan di Provinsi
tersebut.
6) Analisis SDA
7) Annalisis SDB
Analisis Sumber daya Buatan ini sangat penting
dilakukan untuk mengetahui ketersediaam
Masalah
Kebijaksanaan
Peramalan
Perumusan
Masalah Penyimpulan
Praktis
Tindakan
Kebijaksanaan
S W A S T A /B IS N IS K E L . K O M U N IT A S
Te ro g ra n isir un tu k
U n tu k k ep erlu a n s en d iri, m e m b an g u n b e rsa m a,
u n tu k kep erlu a n n o n p ro fit, k e u n tu ng a n
m e na m ba h p e n d ap ata n. un tu k m e nin gk a tk a n
P E R O RA NG A N k ese jah tera a n = da sa r
pe re k o no m ia n In d o n e sia
4) Analisis Kelembagaan
Pendekatan mekanisme kelembagaan dalam
pengembangan perekonomian masyarakat
memiliki pendekatan-pendekatan sebagai
berikut :
a) Perencanaan dan penyusunan program yang
lebih terpadu antar sektoral seperti sektor
perumahan, penyediaan sarana dan prasarana
dengan secara terpadu dan terkait dengan
rencana tata ruang/ kawasan
b) Penggalangan sumber pendanaan
pembangunan, baik dana sektoral maupun
daerah
c) Keseimbangan perencanaan dari atas ke
bawah dan dari bawah ke atas (disesuaikan
dengan kebijakan-kebijakan pembangunan
yang baru)
d) Penyusunan rencana dan program
dilaksanakan dengan memberikan perhatian
pada aspek ekonomi rakyat yang dapat
menunjang perekonomian wilayah.
c. Tahap Rencana
2 Berdasarkan metoda Dinyatakan lengkap jika sekurang-kurangnya mencakup analisis sebagai berikut:
dan analisis 1. Analisis kedudukan kabupaten dalam perwilayahan nasional dan pulau serta propinsi, serta hubungannya dengan kabupaten lain, meliputi:
sistem jaringan transportasi nasional, pulau, propinsi
arahan kebijakan RTRWN, RTRW pulau, RTRW propinsi, rencana strategi pengembangan wilayah regional, dll
sistem perkotaan nasional, pulau, propinsi, dan regional
fungsi dan peran kabupaten dalam lingkup nasional, pulau, dan propinsi berdasarkan aspek ekonomi, transportasi, dan pencapaian pembangunan
nasional secara umum.
sektor-sektor unggulan di kabupaten
2. Analisis demografi, untuk melihat profil dan perkembangan penduduk, meliputi analisis tingkat perkembangan, pergerakan penduduk antar dan dalam
kabupaten, distribusi/kepadatan penduduk berdasarkan kecamatan, struktur pekerjaan penduduk dirinci berdasarkan kecamatan, dan tingkat partisipasi
angkatan kerja.
3. Analisis ekonomi wilayah, untuk melihat profil dan perkembangan ekonomi kabupaten, seperti struktur ekonomi kabupaten, terutama menyangkut
keterkaitan antarsektor dan sektor unggulan, pertumbuhan ekonomi, pergerakan barang dan jasa, pola persebaran ekonomi dalam kabupaten dan
keterkaitannya, serta potensi investasi.
4. Analisis fisik dan daya dukung lingkungan, meliputi analisis kendala fisik pengembangan kawasan budidaya (rawan gempa, banjir, longsor), lokasi dan
kapasitas sumberdaya alam (air, tanah, hutan, dan mineral), serta kesesuaian lahan bagi pertanian pangan, perkebunan, dan kehutanan.
5. Analisis sarana dan prasarana, meliputi analisis kondisi, jenis, dan jumlah sarana sosial, ekonomi, transportasi, pengairan, listrik, dan telekomunikasi.
6. Analisis struktur dan pola ruang, untuk melihat kecenderungan perkembangan struktur dan pola, yang meliputi pola sebaran penduduk, kawasan
budidaya, dan jaringan infrastruktur.
7. Analisis potensi dan kondisi SDA, SD buatan, dan SDM, yang dinyatakan lengkap apabila terdapat kesimpulan potensi sumberdaya alam yang ada,
kemungkinan perkembangannya, dan keterbatasan pengembangannya.
8. Analisis keuangan dan kemampuan pembangunan daerah, mencakup analisis jumlah dan proporsi biaya pembangunan kabupaten, PAD dan subsidi dari
pemerintah pusat/propinsi, dan sumber-sumber pembiayaan lainnya (swasta, BLN, dll).
Sumber: Pedoman Peninjauan Kembali RTRW Propinsi (Departemen Kimpraswil, 2002), Kepmen Kimpraswil No. 327/KPTS/M/2002
Keterangan : Penggunaan ketentuan ini akan disesuaikan dengan ketersediaan data dan informasi
- Box 1 -
Tidak menyimpang jika:
Pemanfaatan - Benar-benar menjadi acuan pelaksanaan pembangunan, artinya menjadi dokumen resmi dalam
ruang Rakorbang Daerah dan didudukkan sejajar dengan Peraturan Daerah lainnya.
- Struktur dan pola pemanfaatan ruang benar-benar sesuai dengan arahan dalam RTRW
- Telah ditetapkan dan disahkan menjadi PERDA dan didiseminasikan ke setiap sektor.
- Menjadi acuan sektor dalam menyusun rencana, pembiayaan, dan tahapan program pembangunan
serta telah menjadi acuan dalam pelaksanaan penyusunan rencana tata ruang hirarki di
bawahnya.
- Tidak menimbulkan konflik antarsektor atau tumpangtindih alokasi kegiatan sektor.
- Pemanfaatan ruang atas dasar RTRW tidak menimbulkan dampak yang bermasalah di masyarakat.
- Tidak ada pengaduan masyarakat yang menginformasikan ketidaksesuaian RTRW dengan
kenyataan di lapangan.
Pengendalian - Telah memiliki sistem informasi pemantauan dan pelaporan yang handal, cepat, dan informatif.
pemanfaatan - Telah dilakukan mekanisme perijinan yang sesuai berdasarkan RTRWP dalam menentukan lokasi
ruang kegiatan.
- Telah dilakukan evaluasi pelaksanaan program-program pembangunan, implementasi ruang, serta
perijinan pemanfaatan ruang.
- Telah dilakukan evaluasi terhadap kenyataan di lapangan akibat terjadinya terjadinya faktor
eksternal (perubahan kebijakan dan rujukan)
- Diterapkan instrumen baru, seperti perangkat insentfi, agar selalu sesuai dengan arahan RTRWP
- Diterapkan denda/sangsi bagi yang melanggar arahan dalam RTRW
5. Penyusunan RTRW
TINJAUAN EKSTERNAL
KAB. AGAM/INHIL
VISI, MISI, TUJUAN
1. Kebijaksanaan PENGEMBANGAN
Pembangunan Kabupaten
2. Kondisi regional KEUNGGULAN KABUPATEN
Kabupaten Agam dan AGAM/INHIL
Kabupaten Inderagiri Fungsi dan Peran Kab.
Hilir(tingkat Propinsi Agam/INHIL
Sumatera Barat) Peluang dan Tantangan
9 Kondisi Ekonomi Pengembangan Kab.
9 Kondisi Sosial Budaya
9 Kondisi Sistem
Transportasi Regional
a TINJAUAN EKSTERNAL
KOTA PARIAMAN
PERKIRAAN KEBUTUHAN
1. Tinjauan RTRW Nasional d PENGEMBANGAN KOTA
2. Kebijakan
pembentukan Kota KEUNGGULAN KOTA PARIAMAN
Pariaman Fungsi dan Peran Kota 1. Perkiraan kebutuhan
3. Tinjauan RTRW Propinsi Peluang dan Tantangan pengembangan
Sumatera Barat Pengembangan Kota kependudukan
4. Perwilayahan di Propinsi 2. Perkiraan kebutuhan
Sumatera Barat pengembangan ekonomi
5. Dll kota
c 3. Perkiraan kebutuhan
pengembanganfasilitas
sosial ekonomi
4. Perkiraan kebutuhan lahan
VISI, MISI, TUJUAN perkotaan
PENGEMBANGAN KOTA 5. Perkiraan kebutuhan sarana
dan prasarana perkotaan
e PERUMUSAN RTRW
TINJAUAN INTERNAL
b KOTA PARIAMAN
KOTA PARIAMAN
2. Analisis Kependudukan
4. Analisis Ekonomi
Yt = Yo (1 + r) t
dimana :
Yt = income penduduk pada tahun t
Yo = income penduduk pada tahun o
r = laju pertumbuhan rata-rata per tahun
t = periode waktu
3.4.6 Analisis Struktur Ruang dan Pola Pemanfaatan Ruang Yang Ada
1. Perumusan Tujuan
c. Konservasi Lingkungan
Agar pembangunan dapat berlangsung berkelanjutan,
maka perlu dipertimbangkan keserasian ekosistem
alam lingkungan dan kelestarian sumberdaya alam
melalui upaya-upaya mengurangi dampak negative
pembangunan terhadap kelestarian sumberdaya alam
dan lingkungan
RTRWN
RTRWP
R T R W Kab