Professional Documents
Culture Documents
DEFINISI
A. Pengertian
Perbekalan farmasi adalah sediaan farmasi yang terdiri dari obat, bahan obat, alat kesehatan,
reagensia, radiofarmasi, dan gas medis.
Penyimpanan perbekalan farmasi adalah suatu kegiatan menyimpan dan memelihara dengan cara
menempatkan perbekalan farmasi yang diterima pada tempat yang dinilai aman dari pencurian serta
gangguan fisik yang dapat merusak mutu obat.
Bahan beracun berbahaya adalah zat, bahan kimia dan biologi, baik dalam bentuk tunggal maupun
campuran yang dapat membahayakan kesehatan dan lingkungan secara langsung maupun tidak
langsung yang mempunyai sifat racun, memancarkan radiasi (radioaktif), mudah terbakar, mudah
meledak, karsinogenik, mutagenik, teratogenik, korosif, dan iritasi.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Sebagai panduan penyimpanan perbekalan farmasi yang ada di RSUD Arjawinangun
Kabupaten Cirebon
2. Tujuan Khusus
a. Menjamin stabilitas mutu perbekalan Farmasi selama proses penyimpanan di Rumah Sakit.
b. Menghindarkan terjadinya kehilangan barang dan pencurian.
c. Menghindarkan terjadinya kecelakaan kerja bagi petugas akibat penyimpanan perbekalan
Farmasi yang tidak tepat.
C. Manfaat
Adapun manfaat dari penyimpanan perbekalan farmasi yang benar, antara lain :
1. Memelihara dan menjaga mutu perbekalan farmasi,
2. Menjaga kelangsungan persediaan dan
3. Memudahkan pencarian dan pengawasan perbekalan farmasi
1
BAB II
RUANG LINGKUP
Panduan Penyimpanan perbekalan farmasi meliputi semua tempat penyimpanan sediaan farmasi, baik
di dalam instalasi farmasi maupun diluar instalasi farmasi, sebagai berikut :
1. Gudang Farmasi
2. Seluruh depo Farmasi
3. Ruang Rawat Inap
4. Unit Rawat Jalan
5. Instalasi Rawat Intensif
6. Instalasi Rawat Darurat
7. Instalasi Laboratorium
8. Instalasi Radiologi
9. Instalasi Bedah Sentral
Panduan penyimpanan perbekalan farmasi ini berisi panduan dalam pengaturan tempat penyimpanan
perbekalan farmasi, Sistem yang digunakan dalam menyimpan perbekalan farmasi, administrasi
penyimpanan perbekalan farmasi dan pengawasan penyimpanan perbekalan farmasi
2
3. Rak dan Pallet
Penempatan rak yang tepat dan penggunaan pallet akan dapat meningkatkan sirkulasi udara
dan perputaran stok perbekalan farmasi.
Keuntungan penggunaan pallet:
Sirkulasi udara dari bawah dan perlingungan terhadap banjir
Peningkatan efisiensi penanganan stok
Dapat menampung perbekalan farmasi lebih banyak
Pallet lebih murah dari pada rak
4. Kondisi penyimpanan khusus :
Vaksin memerlukanCold Chain khusus dan harus dilindungi dari kemungkinan terputusnya
arus listrik.
Narkotika dan bahan berbahaya harus disimpan dalam lemari khusus dan selalu terkunci.
Bahan-bahan mudah terbakar seperti alkohol harus disimpan dalam ruangan khusus,
sebaiknya disimpan di bangunan khusus terpisah dari gudang induk.
5. Pencegahan kebakaran
Perlu dihindari adanya penumpukan bahan-bahan yang mudah terbakar seperti dus, karton, dan
lain-lain. Alat pemadam kebakaran harus dipasang pada tempat yang mudah dijangkau dan
dalam jumlah yang cukup. Tabung pemadam kebakaran agar diperiksa secara berkala, untuk
memastikan masih berfungsi atau tidak.
3
memudahkan dalam mengingat setiap item. Untuk barang yang slow moving perlu dilakukan
pemilihan lokasi dan penataan ulang. Sistem ini tidak menghemat tempat seperti sistem fluid
location. Adapun keistimewaan sistem ini adalah ketika mengambil stok selalu diperhatikan tempat
yang sama. Tidak seperti sistem fixed location, dimana resiko tertukar barang yang relatif lebih
kecil.
Beberapa sistem penataan obat yang digunakan juga memiliki peran penting terhadap efisiensi
pengelolaan dan penyimpanan obat. Sistem penataan obat yang dapat digunakan antara lain adalah
1. First In First Out (FIFO)
Sistem penataan obat atau perbekalan farmasi dengan meletakkan barang baru (datang terakhir)
di belakang barang yang datang sebelumnya.
2. Last in First Out (LIFO)
Sistem penataan obat atau perbekalan farmasi dengan meletakkan barang baru (datang terakhir)
di depan yang datang sebelumnya.
3. First Expired First Out (FEFO)
Sistem penataan obat atau perbekalan farmasi dengan meletakkan obat yang mempunyai
tanggal kadaluarsa lebih dahulu di depan obat yang mempunyai tanggal kadaluarsa lebih akhir.
C. Administrasi Penyimpanan
Keluar masuknya perbekalan farmasi dicatat dalam kartu stok barang dan Sistem Informasi
Managemen Rumah Sakit (SIM RS).
Kartu stok berfungsi:
- Kartu stok digunakan untuk mencatat mutasi obat (penerimaan, pengeluaran, hilang, rusak atau
kadaluwarsa)
- Tiap lembar kartu stok hanya diperuntukkan mencatat data mutasi 1 (satu) jenis obat
- Tiap baris data hanya diperuntukkan mencatat 1 (satu) kejadian mutasi obat
- Data pada kartu stok digunakan untuk menyusun laporan, perencanaan pengadaan, distribusi
dan sebagai pembanding terhadap keadaan fisik obat dalam tempat penyimpanannya.
Kolom-kolom pada Kartu Stok diisi sebagai berikut:
Tanggal penerimaan atau pengeluaran.
Nomor dokumen penerimaan atau pengeluaran.
Sumber asal obat atau kepada siapa obat dikirim.
No. Batch/No. Lot.
Tanggal kadaluwarsa
Jumlah penerimaan
Jumlah pengeluaran
Sisa stok
Paraf petugas yang mengerjakan
Adapun Kegiatan yang harus dilakukan :
1. Kartu stok diletakkan bersamaan/berdekatan dengan obat bersangkutan
2. Pencatatan dilakukan secara rutin dari hari ke hari
3. Setiap terjadi mutasi obat ( penerimaan, pengeluaran, hilang, rusak/ daluwarsa ) langsung
dicatat di dalam kartu stok
4. Penerimaan dan pengeluaran dijumlahkan pada setiap akhir bulan
D. Pengawasan Penyimpanan
Seluruh tempat penyimpanan obat diinspeksi secara berkala sesuai kebijakan rumah sakit untuk
memastikan obat disimpan secara benar oleh apoteker supervisi
Kriteria Penilaian :
1. Penataan penyimpanan perbekalan farmasi di ruangan adalah :
a. Bentuk sediaan obat
b. Alfabetis
4
2. Stabilitas penyimpanan obat dengan ketentuan :
a. Suhu :
1). Ruangan : 22 25 C
2). Lemari pendingin : 2 8 C
b. Kelembaban : 60 mmHg
c. Terlindung dari cahaya langsung
d. Kondisi fisik obat : warna, kejernihan, terjadi endapan
3. Ketersediaan perbekalan farmasi di ruangan : persediaan obat sesuai dengan kebutuhan
ruangan
4. Penggolongan obat LASA dan Hight Alert :
a. Labelisasi ada atau tidak
b. Lokalisir sediaan High Alert dilakukan atau tidak
c. Peringatan Obat High Alert
5. Pencatatan pengobatan pasien : formulir terisi dengan lengkap tentang obat yang diterima oleh
pasien meliputi nama obat, bentuk sediaan, rute pemberian, aturan pakai, efek samping dan
interaksi obat yang diterima oleh pasien
6. Pengisian kartu stok obat : kesesuaian jumlah obat yang ada dan yang tercatat di stok setiap
hari
7. Pemantauan obat Emergency Kit , meliputi :
a. Kesesuaian jenis dan jumlah antara fisik dan label kotak emergensi
b. Kondisi fisik : warna, kejernihan, terjadi endapan
c. Tanggal kadaluarsa
8. KIE : Pemberian KIE tercatat / tidak di lembar edukasi
9. Spill Kit (bila ada) : Lengkap / tidak (sesuai dengan label)
10. Obat Kadaluarsa : Ada / tidak
5
BAB III
TATA LAKSANA
6
2. Periksa obat yang akan disimpan sesuai dengan spesifikasi penyimpanan obat pada
suhu dingin (2o 8oC)
3. Buka lemari pendingin
4. Simpan obat pada tempat yang telah disediakan di dalam lemari pendingin
5. Susun mengikuti prinsip FIFO (First In First Out = pertama masuk- pertama keluar) dan
FEFO (First Expired First Out = pertama kadaluwarsa-pertama keluar);
6. Tutup pintu lemari pendingin dengan rapat
7. Isi kartu stok
8. Suhu pada lemari pendingin dipantau dan dicatat pada form pemantauan suhu setiap
pergantian shift jaga
9. Laporkan jika suhu lemari pendingin diatas 8o C pada Instalasi Pemeliharaan Sarana
Rumah Sakit
Setiap lemari pendingin terinstalasi dengan generator listrik. Jika lemari pendingin rusak,
maka dilaporkan ke Instalasi Pemeliharaan Sarana dan isi lemari pendingin dipindah ke
lemari pendingin lain yang masih baik.
b. Penyimpanan Sediaan Narkotika dan psikotropika
Narkotika dan Psikotropik yang berada dalam penguasaan Rumah Sakit wajib disimpan
secara khusus dengan ketentuan sebagai berikut (Permenkes No 28 Tahun 1978) :
- Harus dibuat seluruhnya dari kayu atau bahan lain yang kuat.
- Harus mempunyai kunci ganda yang berlainan.
- Dibagi 2 masing-masing dengan kunci yang berlainan. Bagian 1 digunakan untuk
menyimpan morfin, petidin, dan garam-garamnya serta persediaan narkotika. Bagian 2
digunakan untuk menyimpan narkotika yang digunakan sehari-hari.
- Lemari khusus tersebut berupa lemari dengan ukuran lebih kurang 40x80x100 cm3, lemari
tersebut harus dibuat pada tembok atau lantai.
- Lemari khusus tidak dipergunakan untuk menyimpan bahan lain selain narkotika, kecuali
ditentukan oleh MenKes.
- Anak kunci lemari khusus harus dipegang oleh pegawai yang diberi kuasa.
- Lemari khusus harus diletakkan di tempat yang aman dan yang tidak diketahui oleh umum.
Prosedur penyimpanan obat Sediaan Narkotika dan psikotropika :
1) Terima dan pisahkan sediaan farmasi yang termasuk dalam obat Narkotika dan
Psikotropika
2) ijin pada petugas yang diberi tanggung jawab pemegang kunci Lemari Narkotika dan
Psikotropika
3) Buka pintu Lemari Narkotik dan Psikotropik
4) Simpan Obat pada rak yang sudah disediakan
5) Susun obat mengikuti prinsip FIFO (First In First Out = pertama masuk- pertama keluar)
dan FEFO (First Expired First Out = pertama kadaluwarsa-pertama keluar);
6) Catat jumlah, nomor batch dan tanggal kadaluwarsa obat di dalam kartu stok
7) Jumlahkan setiap penerimaan obat pada kartu stok.
8) Catat nama/paraf petugas pada kartu stok
7
kedaruratan.Di tempat penyimpanan B3 harus dilengkapi dengan Alat pelindung Diri (APD)
bagi petugas.
Prosedur penyimpanan B3
1) Sediakan tempat penyimpanan khusus untuk masing-masing bahan kimia dan
kembalikan bahan kimia ketempat semula setelah digunakan
2) Simpan bahan dan peralatan di lemari dan rak khusus penyimpanan B3.
3) Pastikan rak memiliki bibir pembatas di bagian depan agar wadah tidak jatuh. Idealnya,
tempatkan wadah cairan pada baki logam atau plastik yang bisa menampung cairan jika
wadah rusak. Tindakan pencegahan ini utamanya penting di kawasan yang rawan
gempa bumi atau kondisi cuaca ekstrem lainnya.
4) Hindari menyimpan bahan kimia di atas bangku, kecuali bahan kimia yang sedang
digunakan. Hindari juga menyimpan bahan dan peralatan di atas lemari. Jika
terdapatsprinkler, jaga jarak bebas minimal 18 inci dari kepala sprinkler.
5) Jangan menyimpan bahan pada rak yang tingginya lebih dari 5 kaki (~1,5 m).
6) Hindari menyimpan bahan berat di bagian atas.
7) Jaga agar pintu keluar, koridor, area di bawah meja atau bangku, serta area
peralatankeadaan darurat tidak dijadikan tempat penyimpanan peralatan dan bahan.
8) Labeli semua wadah bahan kimia dengan tepat. Letakkan nama.
9) pengguna dan tanggal penerimaan pada semua bahan yang dibeli untuk membantu
kontrol inventaris
10) Simpan racun asiri (mudah menguap) atau bahan kimia pewangi pada
lemari berventilasi. Jika bahan kimia tidak memerlukan lemari berventilasi, simpan di
dalam lemariyang bisa ditutup atau rak yang memiliki bibir pembatas di bagian depan.
11) Simpan cairan yang mudah terbakar di lemari penyimpanan cairan yang mudah
terbakar yang disetujui.
12) memaparkan bahan kimia yang disimpan ke panas atau sinar matahari langsung.
13) Simpan bahan kimia dalam kelompok-kelompok bahan yang sesuai secara terpisah
yangdisortir berdasarkan abjad.
14) Ikuti semua tindakan pencegahan terkait penyimpanan bahan kimia yang tidak sesuai.
15) Berikan tanggung jawab untuk fasilitas penyimpanan dan tanggung jawab lainnya di
ataskepada satu penanggung jawab utama dan satu orang cadangan. Kaji tanggung
jawab iniminimal setiap tahun.
8
10) Catat nama/paraf petugas pada kartu stok
9
1) Terima dan periksa keadaan tabung gas yang diterima
2) Catat jumlah dan nomor tabung gas medis di dalam buku mutasi gas medis.
3) Simpan gas medis di tempat yang sudah disediakan dengan posisi tabung berdiri tegak
dan dipasang penutup kran
4) Pasang tali/rantai pengaman untuk menghindari jatuh pada saat terjadi goncangan.
5) Pisahkan tabung gas medis isi dan tabung gas kosong, untuk memudahkan pemeriksaan
dan penggantian.
6) Jumlahkan setiap penerimaan dan pengeluaran gas medis pada buku
7) Catat nama/paraf petugas.
10
BAB IV
DOKUMENTASI
11