You are on page 1of 2

BAB 1

PENDAHULUAN

Insiden deman tifoid di Indonesia termasuk tinggi yaitu berkisar 352-810

kasus per 100.000 penduduk per tahun atau 600.000-1.500.000 kasus per

tahun (Depkes RI, 2008). Angka kematian diperkirakan 2,5-6% atau 50.000

orang per tahun. Penyakit ini menyerang semua umur teteapi kebanyakan pada

anak-anak umur 5-9 tahun (Eddy, 2002). Data World Health Organization

(WHO) tahun 2003 memperkirakan terdapat sekitar 17 juta kasus demam

typoid di seluruh dunia dengan insidensi 600.000 kasus kematian tiap tahun

(Pujiadi et. al, 2009). Demam typoid merupakan masalah kesehatan

masyarakat yang penting karena penyebarannya berkaitan erat dengan

urbanisasi, kepadatan penduduk, kesehatan lingkungan, sumber air dan

sanitasi yang buruk serta standar kebersihan industri pengolahan makanan

yang masih rendah. Demam tifoid masih sering dijumpai secara luas di

berbagai negara berkembang yang terutama terletak di daerah tropis dan

subtropics (Pujiadi et. al, 2009 dan Eddy, 2002).

Demam tifoid adalah suatu penyakit sistemik yang bersifat akut dimana

96% disebabkan oleh kuman Salmonella typhi dan sisanya oleh Salmonella

paratyphi. Salmonella typhi dapat hidup didalam tubuh manusia, manusia

yang terinfeksi Salmonella typhi dapat mengekskresikannya melalui sekret

saluran nafas, urin, dan tinja dalam jangka waktu yang sangat bervariasi.

Bakteri ini masuk kedalam mulut bersama makanan dan minuman yang

terkontaminasi oleh bakteri tersebut dan hanyut kedalam saluran pencernaan,

apabila bakteri berhasil mencapai usus halus dan masuk kedalam tubuh
1
mengakibatkan terjadinya demam typoid. Penyakit ini ditandai oleh demam

berkepanjangan, Pada minggu pertama sakit demam sangat sulit dibedakan

dengan penyakit demam lainnya sehingga untuk memastikan diagnosis

diperlukan pemeriksaan biakan kuman untuk memastikan (Pujiadi et. al, 2009,

Soedarmo et. al, 2008 dan Yuniasti et. Al, 2009).

You might also like