Professional Documents
Culture Documents
1. Pengertian
Hak-hak penguasaan atas tanah berisikan serangkaian wewenang, kewajiban, dan
atau larangan bagi pemegang haknya untuk berbuat sesuatu dengan tanah yang di
haki.
2. Sifat hak atas tanah
Hak atas tanah yang tidak sementara
Hak- hak atas tanah yang dimaksud dalam pasal 16 ayat 1:
A. Hak milik
B. Hak guna usaha
C. Hak guna bangunan
D. Hak pakai
Selain hak-hak diatas yang disebut dalma pasal 16 ada juga lembaga-lembaga hak
atas tanah yang keberadaannya dalam hukum tanah nasional diberi sifat sementara,
artinya pada suatu waktu hak-hak tersebut sebagai lembaga hukum tidak akan ada
lagi. Hak yang dimaksudkan adalah:
l Hak gadai
l Hak usaha bagi hasil
l Menumpang dan hak sewa bagi pertanian
hak-hak tersebut bersifat sementara karena dianggap tidak sesuai dengan asas
hukum tanah nasional.
3. Kewenangan
Hak atas tanah memberi kewenangan kepada pemegang haknya untuk
mempergunakan tanah yang dihaki. Ini yang merupakan kewenangan umum,
artinya merupakan isi tiap hak atas tanah. Kewenangan ini pun ada pembatasannya.
Hak milik adalah hak yang turun temurun, terkuat dan terpenuh yang memberi
kewenangan pemiliknya untuk menggunakannya bagi segala macam keperluan.
Hak guna usaha adalah hak untuk mengusahakan tanah negara selama jangka
waktu yang terbatas. Hak guna bangunan adalah hak untuk mendirikan dan
mempunyai bangunan di atas tanah negara atau tanah milik orang lain selama
jangka waktu yang terbatas.
Hak sewa adalah untuk mempergunakan tanah milik orang lain dengan membayar
kepada pemiliknya sebagai sewa.
Hak pakai adalah nama kumpulan dari hak-hak untuk menggunakan dan atau
memungut hasil dari tanah negara atau tanah milik orang lain yang memberi
wewenang dan kewajiban yang ditentukan dalam surat keputusan pemberiannya
oleh pejabat yang berwenang.
Hak gadai adalah hak dari yang disebut pemegang gadai untuk menggunakan tanah
milik orang lain yang mempunyai hutang padanya.
4. Kewajibannya
Pasal 6, yang menyatakan bahwa semua hak atas tanah mempunyai fungsi
sosial.
Pasal 15, dihubungkan dengan pasal 52 ayat 1 tentang kewajiban
memelihara tanah yang dihaki.
Pasal 10 khusus mengenai tanah pertanian, yaitu kewajiban bagi pihak yang
mempunyainya untuk mengerjakan dan mengusahakannya sendiri secara
aktif.
Selain pasal-pasal diatas perlu diperhatikan juga kewajiban yang secara
khusus dicantumkan dalam surat keputusan pemberian haknya.