Professional Documents
Culture Documents
Zulkifli Lubis1
Agus Zuliyanto2
1)
Dosen dpk, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan
2)
Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan
ABSTRAK
Campuran beraspal merupakan campuran yang digunakan untuk membentuk lapis perkerasan lentur
jalan raya. Campuran beraspal umumnya terdiri dari agregat, filler dan aspal sebagai bahan pengikat.
Material yang umum digunakan sebagai filler adalah semen, pasir kapur dan abu sekam padi, yang
persediaannya terbatas serta relatif mahal. Alternatf lain yaitu penggunaan abu sekam padi yang
merupakan limbah industri dari bahan bakar pabrik kertas. Salah satu jenis campuran beraspal adalah
Lapis Aspal Beton (Laston). Campuran Laston yang baik adalah yang memiliki stabilitas, fleksibilitas,
skid resistance, kedap air dan durabilitas yang cukup. Untuk mengetahui keandalan dari Laston
dengan abu sekam padi dari segi durabilitasnya, maka dilakukan pengujian durabilitas dengan tes
perendaman modifikasi Marshall. Indek keawetan dinyatakan dalam nilai IRS dan Indeks Keawetan
Craus dkk. Dari pengujian laboratorium pada campuran Laston dengan filler abu sekam padi
memberikan nilai IRS sebesar 87,64% pada perendaman selama 28 hari dan nilai Indeks Keawetan
Pertama Craus dkk (r) sebesar 7.02% serta Indeks Keawetan Kedua Craus dkk (a) sebesar 25 %. Jika
dibandingkan syarat nilai IRS minimal dari Bina Marga untuk Laston, yaitu 70%, nilai IRS Laston
dengan filler abu sekam padi memenuhi syarat.
Kata Kunci : Filler; Abu sekam padi, Bahan bisa diperbaharui, Laston, Durabilitas.
PENDAHULUAN semen, pasir, kapur dan abu sekam padi yang mana
Konstruksi jalan raya sistem perkerasan persediaannya terbatas serta relatif mahal. Bila
lentur biasanya menggunakan campuran aspal dan dilihat dari sumber materialnya, filler dan semen,
agregat sebagai lapis pennukaan. Campuran aspal pasir, kapur dan abu sekam padi berasal dari sumber
berfungsi sebagai lapisan struktural dan non material yang tidak dapat diperbaharui Untuk itu
strukutural. Campuran aspal yang berfungsi sebagai perlu adanya inovasi-inovasi baru dengan
lapisan struktural adalah lapisan yang menahan dan menggunakan alternatif bahan yang lain sehingga
menyebarkan beban roda. Sebagai lapisan non program pembangunan dan pemeliharaan jalan di
struktural aspal beton berfungsi sebagai lapis kedap masa yang akan datang dapat berjalan dengan lancar
air dan lapis aus (wearing course) atau lapisan yang dan diusahakan lebih ekonomis. Salah satu bahan
langsung menderita gesekan akibat rem kendaraan. alternatif yang diteliti adalah abu sekam padi yang
Lapis perkerasan aspal beton harus memiliki digunakan sebagai filler. Dimana abu sekam padi ini
stabilitas yang cukup untuk memikul beban lalu merupakan limbah industri pembakaran batu bata
lintas, fleksibilitas yang baik sehingga bisa dan tembikar di daerah Baturono, Sukodadi
mengikuti deformasi lapisan dibawahnya, skid Lamongan yang diperoleh dari hasil pembakaran
resistance yang baik sehingga kendaraan tidak gambut di dalam dapur/tungku pembakaran.
mengalami slip, kedap air dan durabilitas yang baik
sehingga perkerasan jalan dapat menahan keausan Lapis Aspal Beton (Laston)
akibat pengaruh cuaca, air dan perubahan suhu.
Campuran Aspal terdiri dari berbagai jenis Aspal beton adalah suatu lapisan pada
agregat seperti agregat halus, agregat kasar, mineral konstruksi perkerasan jalan raya yang terdiri dari
filler dan aspal sebagai bahan pengikat. Material campuran aspal keras dan agregat yang mempunyai
yang umum digunakan sebagai filler pada gradasi menerus yang dicampur, lalu dihamparkan
penyusunan campuran perkerasan lentur adalah
35
Jurnal Teknika ISSN : 2085 - 0859
Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 1 No.2 Tahun 2009
dan dipadatkan dalam kondisi panas pada suhu Abu sekam padi
tertentu (Silvia Sukirman, 1993).
Russ Bona Frazila, (2000) menyatakan Abu sekam padi adalah sejenis abu terbang
bahwa Laston atau campuran aspal beton adalah yang merupakan sisa pembakaran batu bata atau
campuran dengan agregat bergradasi menerus dan tembikar. Pemanfaatan sekam padi kering serinmg
rapat yang dicampur pada suhu minimum 1150C, digunakan sebagai bahan bakar dalam proses
dihamparkan dan dipadatkan pada suhu minimum pembakaran batu bata atau tembikar, dikarenakan
1100C. Campuran ini berfungsi sebagai pendukung harganya yang relatif murah dan mudah didapatkan
lalu lintas, pelindung lapisan dibawahnya dari cuaca di pedesaan.
dan air, sebagai lapis aus, menyediakan lapisan Secara visual abu sekam padi adalah
permukaan jalan yang rata dan tidak licin. material berwarna abu abu dengan bentuk butiran
Aspal beton merupakan salah satu jenis lapis yang halus, padat dan bulat. Dari hasil pra
permukaan yang umum dipakai di Indonesia yang penelitian, abu sekam padi tersebut 57% - 62% lolos
berfungsi sebagai lapisan bersifat struktural yang saringan no.200 (0,075mm) dan bersifat non plastis.
menahan dan menyebarkan beban roda, lapis kedap
air serta sebagai lapis aus. Pemilihan campuran aspal Indeks Keawetan (Durability Index) Campuran
beton sebagai lapisan perkerasan jalan karena Beraspal
campuran aspal beton tersebut digunakan untuk
jalan-jalan dengan lalu lintas berat, tanjakan dan Metoda praktis yang sering digunakan untuk
jalan antar daerah. Bina Marga (1989) menyatakan mengevaluasi keawetan campuran beraspal adalah
bahwa agregat campuran untuk aspal beton harus dengan melakukan perendaman benda uji di air pada
mempunyai gradasi yang menerus dari butiran yang suhu tertentu dan waktu tertentu. Bina Marga (1989)
kasar sampai yang halus. menyaratkan untuk pengujian keawetan campuran
beraspal adalah dengan merendam benda uji dalam
Bahan Pengisi (Filler) air selama 24 jam dengan suhu 600 C, kemudian
Mineral filler adalah suatu mineral agregat dibandingkan stabilitasnya dengan benda uji yang
dari fraksi halus yang merupakan bahan non-plastis tidak direndam. Indeks keawetan dinyatakan dengan
dan non-organik. Dalam campuran Hot Rolled Indeks penurunan kuat tekan sisa (Index Retained
Asphalt (HRA) material filler bersama-sama dengan Strength) campuran beraspal akibat pengaruh
aspal membentuk mortar dan berperan sebagai perendaman dirumuskan sebagai berikut :
pengisi rongga sehingga meningkatkan kepadatan S2
dan ketahanan campuran serta meningkatkan (IRS) = 100%
S1
stabilitas campuran, sedangkan pada campuran
Laston filler berfungsi sebagai bahan pengisi rongga dengan :
dalam campuran. S1 = Rata-rata kuat tekan benda uji
Pada prakteknya fungsi dari filler adalah kelompok I
untuk meningkatkan viskositas dari aspal dan S2 = Rata-rata kuat tekan benda uji
mengurangi kepekaan terhadap temperatur. Menurut kelompok II
Hatherly, (1967) meningkatkan komposisi filler
dalam campuran dapat meningkatkan stabilitas Beberapa peneliti melakukan penelitian
campuran tetapi menurunkan kadar air void (rongga tingkat keawetan dengan pengujian masa
udara) dalam campuran. Meskipun demikian perendaman yang Iebih lama. Craus, dkk (1981)
komposisi filler dalam campuran tetap dibatasi, menyatakan bahwa kriteria perendaman satu hari
karena terlalu tinggi kadar filler dalam campuran tidak selalu mencerminkan sifat keawetan dari
akan mengakibatkan campuran menjadi getas campuran setelah beberapa waktu masa perendaman.
(brittle) dan akan retak (crack) ketika menerima Pernyataan ini dibuktikan oleh Siswosoebrotho, B.I,
beban lalu lintas. Akan tetapi terlalu rendah kadar dkk (1999), dengan melakukan perendaman selama
filler akan mengakibatkan campuran akan terlalu 30 hari pada jenis campuran HRS Kelas A. Hasil
lunak pada saat cuaca panas. Material yang sering penelitian tersebut menunjukan bahwa perendaman
digunakan sebagai filler adalah semen portland (PC), sampai 14 hari nilai nilai stabilitas campuran turun
batu kapur dan abu sekam padi dan stone crusher. secara bertahap sampai 90% setelah 14 hari stabilitas
36
Jurnal Teknika ISSN : 2085 - 0859
Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 1 No.2 Tahun 2009
campuran turun drastis hingga mencapai dibawah aspal penetrasi 60/70 dari Pertamina. Pengujian
70% pada perendaman 30 hari. dilakukan di Laboratorium Base Camp AMP Milik
Dalam penelitiannya Craus dkk, (1981) PT. BRD Babat Lamongan.
memperkenaIkan 2 macam indeks keawetan yaitu :
a. Indeks keawetan pertama yang didefenisikan
sebagai jumlah dari kelandaian-kelandaian HASIL DAN PEMBAHASAN
secara berurutan dari kurva keawetan. Indeks (r)
dihitung berdasarkan rumus; Hasil Pengujian Berat Jenis Filler
n 1 Pengujian yang dilakukan terhadap filler
r ( Si Si 1 ) /(ti 1 t ) yang digunakan adalah pengujian berat jenis, hasil
i 0
pengujian seperti pada Tabel 1
b. Indeks keawetan kedua, yang didefenisikan
sebagai daerah kehilangan kekuatan rata-rata Tabel 1 Hasil Pengujian Berat Jenis Filler
meliputi antara kurva keawetan dan garis S0 = No Jenis Pengujian Metoda Pengujian Hasil Pengujian
100%. Indeks (a) ini dinyatakan sebagai berikut
: 1 Berat Jenis Semen SNI 15-2531-1991 3.04
37
Jurnal Teknika ISSN : 2085 - 0859
Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 1 No.2 Tahun 2009
38
Jurnal Teknika ISSN : 2085 - 0859
Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 1 No.2 Tahun 2009
lebih dari 7 hari. Pengujian perendaman sampai 28 stabilitas campuran, artinya durabilitasnya makin
hari menunjukkan nilai IRS masih diatas batas kecil.
minimal yang ditetapkan Bina Marga, (1989)
sebesar 75%, atau dengan kata lain secara
laboratorium keawetan Laston dengan filler abu
sekam padi masih memenuhi syarat.
Indek Indek
Keawetan Keawetan
Variasi Campuran
Pertama Kedua
(r,%) (a,%)
Gambar 4. Skema Kurva Keawetan Campuran
100% Abu sekam padi 1,52 3,96
Laston
50% Abu sekam padi 50% Semen 3,21 5.98 dengan Filler 50% Abu sekam padi 50% Semen
100% Semen 7,54 12.78
39
Jurnal Teknika ISSN : 2085 - 0859
Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 1 No.2 Tahun 2009
Jika dilihat nilai indeks keawetan yang Simposium Nasional FSTPT ke-4,
dikemukakan di atas, seperti pada Gambar 2, sampai Denpasar, Bali, 8 November 2001.
dengan Gambar 5 dan Tabel 3, filler abu sekam padi Leo Sentosa, (2004) Abu sekam padi sebagai
memberikan nilai yang paling baik. Dengan kata lain Bahan Filler Alternatif pada Campuran
akan menghasilkan nilai keawetan yang lebih baik. Beraspal Prosiding Seminar Hasil
Penelitian Dosen Jurusan Teknik Sipil,
Fakultas Teknik UNRI, tanggal 29 Mei dan
KESIMPULAN 11 Desember 2004.
Leo Sentosa, Agus Ika Putra, dan Mufriadi, (2004),
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan : Durabilitas Laston Menggunakan Filler Abu
1. Durabilitas campuran beraspal yang dinyatakan Sawit dengan Tes Perendaman Modifikasi
dengan indeks keawetan nilai IRS, Laston Marshall, Jurnal Penelitian, Vol XIII, No. 2
dengan filler abu sekam padi lebih tinggi Lembaga Penelitian Universitas Riau,
daripada filler semen. Pekanbaru.
2. Durabilitas yang dinyatakan dengan indeks Russ Bona Frazila, (2000), Pemanfaatan Limbah
keawetan Craus dkk. (1981), menunjukkan nilai sebagai Komponen dan Material Aditif
indeks keawetan Laston dengan filler abu sekam Campuran Beraspal, dalam makalah
padi lebih tinggi daripada filler semen. Simposium Nasional FSTPT ke-3,
3. Berdasarkan indeks keawetan nilai IRS dapat Yogyakarta.
dinyatakan bahwa durabilitas Laston dengan Bambang Imanto Siswosoebrotho, (1994), Peran
filler abu sekam padi memenuhi persyaratan Filler pada Sifat-sifat Teknik Campuran Hot
minimal yang ditetapkan Bina Marga, (1989). Rolled Asphalt, Makalah yang disampaikan
pada Konfrensi Tahunan Teknik Jalan ke-5,
pada tanggal 9 11 Mei 1994 di Bandung.
Bambang Ismanto Siswosoebrotho, Buyung
DAFTAR PUSTAKA Oktarizal, Syukri, (1999), Pengaruh Air
Asin terhadap Durabilitas Campuran Aspal
Bina Marga. (1989). Petunjuk Pelaksanaan Lapis Beton, Prosiding Simposium Nasional
Aspal Beton (Laston) Untuk Jalan Raya, FSTPT ke-2, Surabaya, 2 Desember 1999
SNI No. 1737 1989 F, 1989, Departemen
PU, Jakarta.
British Standard Institution, BS 812, (1975), Method
for Sampling and Testing of Mineral
Aggregates, Sands and Fillers, London.
British Standard Institution, BS 594, (1985),
Specifications for Constituent Material and
Asphalt Mixture, Hot Rolled Asphalt for
roads and Other Paved Areas, London.
Craus, J., Ishai, I., and Sides, A., (1981), Durability
of Bituminous Paving Mixtures as Related to
Filler Type and Properties Proceedings
Association of Asphalt Paving
Technologists, Technical sessions, February
16,17 and 18, Volume 50, San diego,
California.
Hathetlay, L.W. and Leaver, P.C., (1967), Asphaltic
Road Materials, Edward Arnold (Publisher)
LTD, London.
Leo Sentosa, (2001) Kinerja Laboratorium
Campuran Hot Rolled Asphalt dengan Abu
sekam padi sebagai Filler Prosiding
40