You are on page 1of 24

LOMBA PRODUK MAHASISWA FARMASI INDONESIA (LPMFI)

PEKAN ILMIAH MAHASISWA FARMASI INDONESIA (PIMFI) 2017


FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

(JUDUL KARYA TULIS)

Disusun Oleh:

Ketua : Isma Oktadiana (A 153 005)


Anggota : Gina Tazkya Rahmaniah (
Aysa Gratia Febriana (A 153 014)
Ari Balamakin (A 163 043)
Harun Alifiyanto (A 163 035)

SEKOLAH TINGGI FRMASI INDONESIA


BANDUNG
2017
PENGESAHAN KARYA TULIS ILMIAH
Judul KTI :
Ketua
a. Nama : Isma Oktadiana
b. NIM : A 153 005
c. Angkatan : Konversi 2015
Anggota : 1. Gina Tazkya Rahmaniah / Reguler 2014
2. Aysa Gratia Febriana / Konversi 2015
3. Ari Balamakin / Konversi 2016
4. Harun Alifyanto / Konversi 2016
Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar :
b. NIDN :
c. Alamat Rumah dan No. Hp :

Bandung, 2017

Dosen Pendamping, Ketua,

() (Isma Oktadiana)
NIDN. NIM. A 153 005
Menyetujui,
Ketua Program Studi

( )
NIP/NIK.
(Kop Institusi)

SURAT PERNYATAAN KETUA PENULIS


Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Isma Oktadiana
NIM : A 153 005
Nama Perguruan Tinggi : Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia Bandung
Dengan ini menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah saya dengan judul: (judul
LPMFI), bersifat original dan belum pernah dibuat dan dipublikasikan oleh orang
lain.
Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini,
maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dan menerima konsekuensi atas perbuatan yang saya lakukan.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya.

Bandung,................ 2017
Yang menyatakan,

Penulis
Materai 6000

(Isma Oktadiana)
NIM. A 153 005
KATA PENGANTAR
ABSTRAK
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Tentang Teripang (Holothuroidea)


Teripang atau Holothuroidea berasal dari bahasa yunani,Holothurion
yang berarti hewan air dan eidos yang berarti wujud. Holothuroidea
biasannya hidup di dasar laut dengan cara bersembunyi di batu karang
atau di pasir. Tubuhnya lunak, berbentuk seperti kantung memanjang,
kulitnnya tersusun dari zat kapur. Di bawah kulit terdapat dermis yang
mengandung osikula, selapis otot melingkar, dan lima otot ganda yang
memanjang. Dengan adanya lengan berotot ini, teripang atau mentimun laut
dapat bergerak memanjang memendek seperti cacing (Jasin 1992).

2.1.1 Klasifikasi
Teripang atau Holothuroidea merupakan salah satu dari kelas
Echinodermata. Klasifikasi Menurut Wibowo et al. (1997) dan
Martoyo et.al. (2007) adalah sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Filum : Echinodermata
Sub filum : Echinozoa
Class : Holothuridea
Ordo : Aspidochirotida

Family : Holothuriidae
Genus : Holothuria
Spesies : Holothuria scabra.

2.1.2 Morfologi dan Anatomi


Teripang adalah salah satu anggota hewan berkulit duri atau
berbintil (Echinodermata). Permukaan kulit teripang biasanya kasar,
karena ada duri-duri lunak (papilla) yang kecil tidak teratur, atau
dengan tonjolan-tonjolan besar yang merupakan modifikasi dari
papilla (Martoyo et al., 2007). Duri teripang ini merupakan kerangka
kapur yang letaknya tersebar pada daging (Yasin, 1972 dalam Andari
et al., 1988).
Tubuh teripang umumnya berbentuk bulat panjang atau silindris
sekitar 10-30 cm, dengan mulut pada salah satu ujungnya dan dubur
pada ujung lainnya. Mulut teripang dikelilingi oleh tentakel-tentakel
atau lengan peraba yang kadang bercabang-cabang. Tubuhnya berotot
(dapat tipis atau tebal, lembek, atau licin), sedangkan kulitnya dapat
halus dan berbintil-bintil. Warnanya bermacam-macam, ada yang
hitam pekat, cokelat, abu-abu, mempunyai bercak- bercak atau garis-
garis pada punggung dan sisinya. Untuk Melindungi diri dari
musuhnya, teripang mengeluarkan lendir yang beracun dari tubuhnya.
Adapula jenis yang dapat menyemprotkan getah seperti benang yang
sangat lengket dari tubuhnya apabila diganggu, misalnya teripang
getah (Holothuiria vacabunda) (Ghufran, 2010).
Organ kelamin betina berwama kekuning-kuningan dan berubah
menjadi kecokelat-cokelatan bila sudah matang kelaminnya.
Sedangkan organ kelamin jantan berwama bening keputihan.
Holothuria scabra warna hitam keabu-abuan di bagian atas dengan
warna gelap keriput tapi lebih pucat di bawah. Tumbuh hingga
memiliki kulit lentur (Martoyo et al., 2007).
Pada umumnya teripang hidup sebagai bentik di tempat berpasir
atau tempat yang agak lunak (pasir berlumpur). Teripang dapat
ditemukan hampir di seluruh perairan pantai, mulai daerah pasang
surut yang dangkal sampai perairan yang lebih dalam. Untuk
hidupnya, teripang lebih menyukai perairan yang jernih dan airnya
relatif tenang (Andari et al., 1988). Hewan ini bergerak lamban di
dasar perairan yang gelap, di bawah batu, di sela-sela lamun dan
karang atau menguburkan diri di dalam pasir (Martoyo et al., 2007).
Teripang umumnya menempati ekosistem terumbu karang dengan
perairan yang jernih, bebas dari polusi, air relatif tenang dengan mutu
air yang cukup baik. Habitat yang ideal bagi teripang adalah air laut
dengan salinitas 29-33 % yang memiliki kisaran pH 6,5-8,5,
kecerahan air laut 50-150 cm, kandungan oksigen terlarut 4-8 ppm,
dan suhu air laut berkisar antara 20-25C (Wibowo et al. (1997) dalam
Meydia, 2006). Menurut Martoyo et al. (2007), teripang yang terdapat
di peraitan Indonesia adalah dari genus Holothuria, Muelleria, dan
Stichopus. Menurut Andari et al., (1988) Famili Stichopopidae pada
terbatas pada perairan litoral dan sublitoral.

2.1.3 Potensi Bioaktif Teripang Holothuria scabra


Teripang memiliki kandungan senyawa bioaktif yang potensial.
Selain menjadi bahan makanan, teripang juga mempunyai manfaat
sebagai anti biotik, anti bakteri, anti-tumor, anti koagulan, anestesi
(Berry, 1972 dalam Tampubolon dan Zahiruddin, 1998), untuk
mempercepat penyembuhan luka, memperkuat tulang dan sendi, anti-
tumor dan anti bakteri (Cahturqlho, 2008).
Zat gizi yang terkandung dalam teripang antara lain air
(88.99%bb), protein (38.96%bk), abu (31.43%bk), lemak (4.18%bk),
dan karbohidrat (25.43%bk) (Nurjanah 2008). Selain itu teripang juga
mengandung fosfor, besi, iodium, natrium, vitamin A dan B (thiamin,
riboflavin dan niasin) (Wibowo et al. 1997). Sedangkan Martoyo et
al. (2007) menyatakan bahwa kandungan gizi teripang kering adalah
protein 82%, lemak 1.7%, air 8.9%, abu 8.6% dan karbohidrat 4.8%.
Karnila R. (2012) melaporkan bahwa teripang pasir (Holothuria
scabra) memiliki kandungan kelompok asam amino penstimulasi
insulin yang terdiri dari leusin, arginin, lisin, alanin, fenilalanin,
isoleusin, dan metionin yang memiliki kemampuannya menstimulasi
sekresi insulin (asam amino penstimulasi insulin) yang dapat
meningkatkan kecepatan stimulasi sekresi insulin oleh sel beta
pankreas, sehingga mempercepat peningkatan plasma insulin yang
berdampak pada peningkatan kecepatan penurunan glukosa darah.
Li et al. (2004) melaporkan bahwa beberapa asam amino penyusun
protein maupun peptida seperti triptopan, fenilalanin, tirosin atau
prolin pada C-terminal, dan asam amino alifatik bercabang seperti
alanin, valin, isoleusin dan leusin pada N-terminal memiliki
kemampuan sebagai inhibitor suatu enzim. Sedangkan Moritoh et al.
(2009) melaporkan bahwa peningkatan jumlah peptida glukagon-like
peptide-1 (GLP-1) dapat menghambat aktivitas enzim -glukosidase.
Selanjutnya Koch et al. (1988) melaporkan bahwa telah ditemukan
suatu peptida yaitu peptida YY yang terdapat pada bagian ileum dan
usus besar yang memiliki kemampuan menghambat aktivitas enzim
glukosidase usus.

2.2 Kerang Pisau (Solen spp)


2.2.1 Klasifikasi, Morfologi dan Anatomi
Kerang pisau atau lorjuk (Solen spp) merupakan anggota dari
famili Solenidae. Kerang pisau memiliki cangkang yang panjang
dengan dua sisi paralel, tubuhnya kecil memanjang, salah satu ujung
tubuhnya berbentuk runcing seperti mata pisau, menempel dan berdiri
tegak di pantai berpasir. Kadang kala lorjuk menarik badannya ke
dalam pasir untuk berlindung dari musuh. Lorjuk di beberapa negara
dikenal juga dengan sejumlah nama seperti razor clam atau jacknife
karena karakteristiknya yang identik dengan pisau (Ditjen PPHP
2010).
Spesies kerang pisau (Solen spp) disebut juga short razor,
mempunyai panjang hanya 2 atau 3 inchi (5-7,5 cm) pada
pertumbuhan maksimal. Kerang jenis ini berbentuk tipis, memanjang,
dan tutupnya terbuka satu sama lain. Permukaannya halus dan agak
mengkilap dengan kerutan konsentris sangat redup. Morfologi kerang
pisau dapat dilihat pada Gambar 1. Klasifikasi kerang pisau (Solen
spp) menurut Tuaycharoen dan Matsukuma (2001) adalah sebagai
berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Sub filum : Conchifera
Kelas : Bivalva
Ordo : Heterodonta
Sub ordo : Veneroida
Famili : Solenidae
Genus : Solen
Spesies : Solen spp.

Gambar 1 Morfologi kerang pisau (Solen spp)

Habitat kerang pisau berupa pasir berlumpur dengan arus air laut
yang lemah. Kerang pisau bersembunyi atau menggali secara vertikal
pada substrat berpasir dan sedikit keluar pada saat pasang surut.
Kerang pisau banyak ditemukan di sepanjang perairan pantai selatan
Pamekasan, Madura dengan ciri pantai yang landai dan datar sehingga
jika air laut surut jarak air dengan garis pantai dapat mencapai 200-
300 m (Nurjanah et al. 2008).
2.2.2 Komposisi Kimia Kerang Pisau (Solen spp)
Komposisi kimia kerang sangat beraneka ragam. Hal ini dapat
tergantung pada spesies, jenis kelamin, umur, musim, dan habitat.
Kerang pisau memiliki kandungan air sebesar 18,66% (bb), abu
sebesar 16,31% (bk), lemak sebesar 8,38% (bk), protein sebesar
67,07% (bk), abu tidak larut asam sebesar 2,23% (bk), dan karbohidrat
6,01% (bk). Ekstrak kasar kerang pisau mengandung lima komponen
bioaktif berupa komponen alkaloid, steroid, flavonoid, karbohidrat,
dan asam amino. Ekstrak kasar kloroform, etil asetat, dan metanol
kerang pisau memiliki aktivitas antioksidan. Ekstrak kasar metanol
kerang pisau memiliki aktivitas antioksidan paling tinggi dengan nilai
IC50 sebesar 1391,08% ppm sehingga kerang pisau dapat dinyatakan
sebagai salah satu jenis kerang-kerangan penghasil senyawa
antioksidan dan dapat dikembangkan, baik dalam bidang pangan
maupun farmasi (Laili, 2010).
2.3 Cookies
Cookies atau kue keringmerupakan salah satu jenis biskuit yang dibuat dari
adonan lunak, berkadar lemak tinggi, relatif renyah bila dipatahkan dan
penampang potongannya bertekstur padat (BSN, 1992). Syarat mutu cookies di
Indonesia tercantum menurut SNI 01-2973-1992 dan 2011 sebagai berikut:
Tabel 2.3 Syarat Mutu Cookies

Kriteria UJi Syarat


Energi (kkal/100 gram) Min. 400
Lemak % Maks. 5
Abu % Maks. 1,6
Serat Kasar % Maks. 0,5
Logam Berbahaya Negative
Baud an Rasa Normal dan tiak tengik
Warna Normal
Karbohidrat % Min. 70
Air % Maks. 5
Protein % Min. 5*
Sumber: SNI 01-2973-1992
* SNI -2973-2011
Menurut Matz (1972), bahan pembuat cookies dibagi menjadi dua menurut
fungsinya yaitu bahan pembentuk struktur dan bahan pendukung kerenyahan.
Bahan pembentuk struktur meliputi tepung, susu skim dan putih telur
sedangkan bahan pendukung kerenyahan meliputi gula, shortening, bahan
pengembang, dan kuning telur.
Telur berpengaruh terhadap tekstur produk patiseri. Telur digunakan untuk
menambah rasa dan warna. Telur juga membuat produk lebih mengembang
karena menangkap udara selama pengocokan. Putih telur bersifat sebagai
pengikat/pengeras. Sedangkan, kuning telur bersifat sebagai pengempuk (Faridah
dkk, 2008).
Susu skim berbentuk padatan (serbuk) memiliki aroma khas kuat dan sering
digunakan pada pembuatan cookies. Skim merupakan bagian susu yang
mengandung protein paling tinggi yaitu sebesar 36,4%. Susu skim berfungsi
memberikan aroma, memperbaiki tesktur dan warna permukaan. Laktosa yang
terkandung di dalam susu skim merupakan disakarida pereduksi, yang jika
berkombinasi dengan protein melalui reaksi maillard dan adanya proses
pemanasan akan memberikan warna cokelat menarik pada permukaan cookies
setelah dipanggang (Faridah dkk, 2008).
Menurut Matz (1972), gula berfungsi untuk memberi rasa manis, menambah
rasa lembut, membantu proses penyebaran, juga sebagai pewarna kulit cookies.
Faridah dkk (2008) menyebutkan bahwajumlah gula yang ditambahkan akan
berpengaruh terhadap tesktur dan penampilan cookies. Cookies sebaiknya
menggunakan gula halus atau tepung gula. Jenis gula ini akan menghasilkan kue
berpori-pori kecil dan halus.
Shortening yang ditambahkan berperan memberi nilai gizi, kelembutan, rasa
enak, flavor yang spesifik juga berpengaruh pada tekstur yangdihasilkan. Pada
saat lemak melapisi tepung, jaringan tersebut diputus sehingga karakteristik
cookies saat dimakan setelah pemanggangan menjadi tidak keras, lebih renyah
dan lebih cepat hancur di dalam mulut (Sultan, 1969).
Salah satu leavening agents yang sering digunakan dalam pengolahan cookies
adalah baking powder. Baking powder memiliki sifat cepat larut pada suhu kamar
dan tahan selama pengolahan. Fungsi bahan pengembang adalah untuk
mengaerasi adonan, sehingga menjadi ringan dan berpori, menghasilkan cookies
yang renyah dan halus teksturnya (Faridah dkk, 2008).
Prinsip pembuatan cookies dan pembentukkan kerangka cookies dibagi
menjadi 3 tahap yaitu pembuatan adonan, pencetakan dan pemanggangan.
Pembentukkan kerangka cookies diawali sejak pembuatan adonan. Selama
pencampuran terjadi penyerapan air oleh protein terigu sehingga terbentuk
gluten yang akan membentuk struktur cookies sampai terbentuk adonan yang
homogen, tahapan yang kedua pencetakan dan terakhir adalah pemanggangan
(Pertiwi dkk, 2006).
Pada tahap awal pemanggangan terjadi kenaikan suhu yang menyebabkan
melelehnya lemak sehingga konsistensi adonan menurun dan adonan cookies
mengalami penyebaran ditandai dengan perubahan diameter dan ketebalan
cookies. Ketika suhu mendekati titik didih air, protein dalam susu dan putih telur
terkoagulasi dan diikuti gelatinisasi pati sebagian karena kandungan airnya yang
rendah. Pada saat suhu didih air tercapai pembentukkan uap air meningkat
diikuti kenaikan volume cookies. Pemantapan struktur cookies diakhiri dengan
gelatinisasi pati, koagulasi protein dan penurunan kadar air (Indiyah, 1992).
BAB III
METODE PENELITIAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Biodata Ketua
a. Nama : Isma Oktadiana, Amd., Farm
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. NPM : A 153 005
d. Tempat dan Tanggal Lahir : Bima, 18 Oktober 1994
e. Karya-Karya Ilmiah yang Pernah Dibuat
- Paper competition (Pacom) Fakultas
Kedokteran Unair
- Karya Tulis Ilmiah Avicena
Competition Fakultas Farmasi
Universitas Udayana
- PKM (Program Kreativitas Mahasiswa)
Universitas Muhammadiyah Mataram
Tahun 2014 Pengaruh Pemberian
Pektin Kulit Jeruk Bali (Citrus
Maxima) Terhadap Penurunan Kadar
Kolesterol Pada Hewan Uji Mencit
(Mus Musculus)
- Yang dijakarta blm diisi
- PKM (Program Kreativitas Mahasiswa)
Sekolah Tinggi Frmasi Indonesia 2015
Pemanfaatan Ekstrak Biji Alpukat
(Persea Americana Mil) dan Lidah
Buaya (Aloe Vera)Terhadap Nilai SPF
(Sun Protection Factor) Pada Sediaan
Krim Tabir Surya yang
Dikombinasikan dengan Avobenzon
dan Oktil Metoksisinamat Untuk
Perawatan Kulit
- PKM (Program Kreativitas Mahasiswa)
Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia 2016
Analisis Fragmen DNA Dari Bakteri
Pseudomonas Fluorescens Sebelum
Dan Sesudah Imobilisasi Dalam
Kappa Karagenan
- PKM (Program Kreativitas Mahasiswa)
Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia 2016
Analisis Fragmen DNA Dari Bakteri
Bacillus Subtilis Sebelum Dan Sesudah
Imobilisasi Dalam Kappa Karagenan
f. Penghargaan Ilmiah yang Pernah Diraih
- Lolos PKM Tahun 2014 Universitas
Muhammadiyah Mataram
- Juara harapan 2 lomba Karya Tulis
Ilmiah dalam rangka Dies Natalis ke-50th
Universitas Trisakti Tahun 2015
- Lolos PKM Tahun 2016 Sekolah Tinggi
Farmasi Indonesia Bandung

2. Biodata Anggota 1
a. Nama : Gina Tazkya Rahmania
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. NPM : A 141 050
d. Tempat dan Tanggal Lahir : Bandung, 18 Januari 1996
e. Karya-Karya Ilmiah yang Pernah Dibuat
- PKM (Program Kreativitas Mahasiswa)
Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia 2016
Analisis Fragmen DNA Dari Bakteri
Pseudomonas Fluorescens Sebelum
Dan Sesudah Imobilisasi Dalam
Kappa Karagenan
- PKM (Program Kreativitas Mahasiswa)
Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia 2016
Analisis Fragmen DNA Dari Bakteri
Bacillus Subtilis Sebelum Dan Sesudah
Imobilisasi Dalam Kappa Karagenan
f. Penghargaan Ilmiah yang Pernah Diraih
- Lolos PKM Tahun 2016 Sekolah Tinggi
Farmasi Indonesia Bandung
3. Biodata Anggota 2
a. Nama : Aysa Gratia Febriana, Amd., Farm
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. NPM : A 153 014
d. Tempat dan Tanggal Lahir : Lais, 12 Februari 1994
e. Karya-Karya Ilmiah yang Pernah Dibuat
- PKM (Program Kreativitas Mahasiswa)
Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia 2016
????
4. Biodata Anggota 3
a. Nama : Marianus Balamakin, Amd., Farm
b. Jenis Kelamin : Laki-Laki
c. NPM : A 163 043
d. Tempat dan Tanggal Lahir : Lamahelan 17 Maret 1994
e. Karya-Karya Ilmiah yang Pernah Dibuat
- PKM (Program Kreativitas Mahasiswa)
Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia 2015
- PKM (Program Kreativitas Mahasiswa)
Akademi Farmasi dan Analis Makanan
Putra Indonesia Malang
EFEKTIVITAS ANTIDIABETES
EKSTRAK ETANOL DAUN MIMBA
(Azadirachta indica A. Juss)
TERHADAP TIKUS (Rattus
norvegicus) yang DIINDUKSI
STREPTOZOTOCIN

f. Penghargaan Ilmiah yang Pernah Diraih


-

5. Biodata Anggota 4
a. Nama : Harun Alifiyanto, Amd., Farm
b. Jenis Kelamin : Laki-laki
c. NPM : A 163 035
d. Tempat dan Tanggal Lahir : Blora, 07 Desember 1995
e. Karya-Karya Ilmiah yang Pernah Dibuat
- PHBD (Program Hibah Bina Desa)
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Madani
2015 Pembudidayaan Dan
Pengolahan Pohon Tin Dipekarangan
Dan Lahan Tidak Produktif Sebagai
Tanaman Obat Tradisional.
- PKM (Program Kreativitas Mahasiswa)
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Madani
2015 Pengaruh Ekstrak Etanol Daun
Tin (Ficus carica L) Terhadap
Penurunan Kadar Glukosa Darah
Tikus Putih Jantan (Rattus norvegicus
L.) Galur Wistar Dengan Uji Toleransi
Glukosa Oral.
- MAUBISA (Mahasiswa Wirausaha Bina
Desa) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Madani Yogyakarta 2015.
-
f. Penghargaan Ilmiah yang Pernah Diraih
-

You might also like